Davina dengan kesal melempar paper bag yang di berikan nenek buyutnya, sementara Tian tersenyum lebar melihat apa yang di berikan Ernest pada mereka
"Sayang pakai dong"
"Bosan hidup" ucap Davina dengan wajah merona merah
"Kau pasti sangat ..."
Bughhhh
Sebuah bantal melayang ke arah Tian, Tian dengan sigap melompat ke arah kiri
"Istriku pasti sangat sexy memakai itu"
"Ooommm,"
"Iya sayang" jawab Tian membuat Davina makin kesal.
Ia merutuki diri bagaimana keluarganya begitu....
Davina tak pernah menyangka jika Ernest sebelas dua belas dengan kakek buyutnya, sangat mesum.
bayangkan saja neneknya mengirimkannya lingerie super sexy yang bermodel tali dan satu lagi pakaian yang sangat tipis berwarna merah menyala tipis menerawang, jika di pakai sama saja tak memakai baju.
Bisa di bayangkan Davina memakai itu...
Belakangan ia memakai itu Tian meninggalkan banyak kissMark, Davina bergidik.
Ia memang mencintai Tian, tapi ia belum yakin jika pria itu mencintainya, pasalnya davina belum teryakinkan.
Sebastian memang memperlakukan Davina berbeda setelah menikah, terlihat romantis dan seorang suami yang penyayang.
Namun Davina sadar, mereka menikah karena terpaksa keadaan yang memaksa.
"Sayang, jangan lupa kalau kita honeymoon bawa ya??" ucap Tian mengedipkan sebelah matanya dengan senyum nakal
"Mas, kau lelaki mesum" ucap Davina merubah panggilannya pada Tian.
Benar ucapan nenek buyutnya, mereka sudah menikah, Jadi sudah seharusnya ia merubah panggilannya pada Tian
Tian terdiam, kali ini Davina mengucapkannya berbeda saat ia memanggil mas di depan Cleo.
Panggilan ini terdengar merdu, membuat Tian ingin mendengarnya.
karena Davina mengucapkan dengan nada manja nya.
"Sayang, kita bulan madu sekarang" ucap Tian langsung mendekap Davina erat
Ia menghujani Davina dengan ciuman.
Yang awalnya Davina terkejut dan mendorong Tian, kini ia terdiam patuh dan malah melingkarkan tangannya di leher Tian.
Tian tersenyum, ia ******* dan menjelajahi mulut Davina, bertukar Saliva.
Kadang ia melilit membelai lidah Davina membuat Davina terengah-engah.
Tangan Sebastian mengelus meremas dua gunung kembar Davina, membuat Davina menggelinjang.
Sebastian membuka kaitan pengaman kedua benda kenyal tersebut, tak ada penolakan.
Tian menyingkapnya ke atas.
Ukuran yang pas di tangan Tian, ia jadi leluasa memainkan puncak kedua benda tersebut yang sudah menegang.
Terdengar ******* halus lolos dari bibir Davina membuat Tian makin bernafsu, dengan rakus Tian ******* kedua gunung kembar Davina dengan rakus, seperti bayi yang kehausan.
"Massss..." Desah Davina dengan nafas berat.
"Aku menginginkanmu...." ucap Tian parau
Davina hanya tersenyum menjawab ucapan suaminya.
Mereka sudah sah menjadi suami istri, walau masih ada keraguan di hati Davina, namun ia tak bisa mengabaikan tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri.
Davina siap meskipun Tian belum mencintainya sebagai wanita, setidaknya ia sudah menunjukan jika Tian tidak akan mengecewakannya.
Satu persatu pakaian mereka tanggal tanpa melepas pangutan bibir merek, hingga keduanya kini tak memakai pakaian menyisakan pakaian dalam saja.
Tian memandang wajah cantik Davina yang terlihat malu-malu, ia mencintai wnaita ini.
Dan sebentar lagi wanita ini akan menjadi miliknya seutuhnya, Tian berjanji dalam hati akan mencintai dan melindungi Davina hingga nafas terakhirnya
"Sayang aku buka ya" ucap Tian, Davina hanya mengangguk pelan, namun begitu Davina bangun dari duduknya, alis Tian berkerut melihat noda di sprei.
"Sayang itu..." ucap Tian
"Astaghfirullah aku datang bulan, maaf mas" ucap Davina terlihat kecewa dan merasa bersalah pada Tian
"Enggak apa-apa sayang, itu kan hal yang wajar" ucap Tian lembut walau sejujurnya ia juga kecewa namun itu bukan kesalahan Davina.
Itu sudah kodrat wanita mendapatkan mestruasi.
Tian merasa tubuhnya tak enak, hasratnya masih tinggi
Tak mungkin ia meminta Davina membantunya dengan cara lain, Davina belum berpengalaman.
"Sayang, boleh mas cium kamu saja dan *****??" tanya Tian parau
Davina walau bingung hanya mengangguk.
Tian mulai ******* bibir ranum istrinya sambil meremas dua gunung kembar Davina.
nafsunya sudah di ubun-ubun.
saat Davina sedang terbuai, Tian menghentikannya dan mengecup kening Davina
Tian melangkah ke kamar mandi, ia harus menuntaskan hasratnya.
terdengar suara gemericik air, Davina yang tidak mengerti apa yang di lakukan suaminya masih bingung di tempat
"Sial kenapa dia datang di saat yang gak tepat sih, Hufh" Hela nafas Davina kesal.
Davina mengambil handuknya dan handuk baru untuk Tian, lalu berjalan menyusul Tian ke dalam toilet, terdengar erangan tertahan Tian, alis Davina berkerut.
"Davina sayaaaang" suara parau nan lirih terdengar dari balik pintu toilet.
"Mas, mas Tian" panggil Davina
Tak ada sautan, Davina lalu meraih handle pintu kamar mandi dan membuatnya.
"Mas Tian kok tahu aku di depan pintu ya tapi ga nyahut di panggil" gumam Davina masuk ke dalam kamar mandi.
Terlihat Tian sedang membasuh tubuhnya di bawah guyuran shower, Davina membaringkan wajahnya.
Walau ia sudah melihat tubuh telanjang suaminya tetap saja saat itu mereka sedang terhanyut dalam hasrat menggebu, berbeda saat ini Davina sedang sadar.
Tubuh Tian berbalik dan memandang terkejut istrinya
"Sayang, sejak kapan kamu disana??" tanya Tian wajahnya memerah, Davina berfikir mungkin karena Tian di bawah air hangat, Davina tak tahu jika Tian kini sedang malu dan menduga Davina melihat dirinya menyalurkan hasratnya sendirian karena Davina berhalangan.
"Sayang, wajar jika lelaki melakukanya karena butuh pelampiasan, tapi aku janji gak akan melakukan lagi karena ada kamu" ucap Tian
"Mas ngomong apa sih??" tanya Davina bingung
"Itu sayang mas olah raga sendiri"
"Terus??" Davina makin bingung akan maksud Tian
"**** apa Davina gak liat gue tadi solo ya???
atau dia berlagak gak liat??
Tapi kalau di lihat wajahnya dia gak lagi sedang berbohong, dia gak liat gue penyaluran solo tadi.
Bodohnya gue, dia jadi bingung kan???" Tian memukul kepalanya sendiri karena merasa bodoh
"Mas kenapa?? kamu marah sama aku?? kita lakukan lagi ya setelah aku bersih nanti" ucap Davina lirih
"Iya sayang, mas siap menunggumu.
Makasih ya kamu sudah bersedia menerima mas dan menjadi istri mas" ucap Tian memeluk istri tercintanya dan menghujani kening Davina dengan ciuman.
"Aku yang terima kasih mas mau menjadi suami dadakan aku" ucap Davina mencium kening Tian sambil berjinjit.
"Aku sayang kamu istri imutku" bisik Tian ******* bibir istrinya yang semanis madu.
candu bagi Tian.
Keduanya berciuman peniluh kemesraan,
"Kamu mandi dulu ya, habis itu kita jalan ke mal" ucap Tian menyudahi ciuman mereka
"Mau apa??" tanya Davina bingung
"Kencan" ucap Tian mengedipkan sebelah matanya
"Kencan???"
"Iya, kita mulai semua dari awal.
Kita berpacaran setelah menikah, anggap saja pernikahan kita menikah karena ta'aruf" ucap Tian
"Iiiiya" ucap Davina tergagap.
alasan ini lebih membuatnya lega.
"Mas pakai baju dulu ya, masuk angin kelamaan" ucap Tian.
Davina menyodorkan handuk pada suaminya, sebelum pergi Tian mencium kembali kening Davina.
Setelah Tian keluar Davina masih senyum-senyum sendiri. ia merasa hatinya lapang dan berbunga-bunga.
Tian tak merasa terbebani menikah dengannya seperti dugaannya.
"Om Tian sayang, aku janji hanya akan ada satu pria yang aku cintai, hanya kamu!!!" ucap Davina tersenyum lebar.
Ia lalu mulai menyalahkan keran namun mematikannya lagi
"Om Tian flu berat sepertinya.
Ucap Davina melihat cairan bening di tembok kamar mandi, namun alisnya berkerut saat mengelap nya dengan tisu
"Kok bau bayclin???? seperti......" Davina menutup mulutnya sendiri, ia jadi ingat perkataan Tian.
"Jadi ini maksud ucapan om Tian tadi???
maaf ya sayang, tunggu aku bersih, aku akan menyerahkan diriku seutuhnya untukmu" ucap Davina tersenyum lebar.
Ia bahagia bukan Tian melakukan solo, tapi karena namanya di sebut saat Tian pelepasan.
Sebegitu berartinya dirinya di dalam hati Tian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Ita rahmawati
ad² aj y yg menggagalkn MP ny 🤦♀️🤦♀️
2022-10-19
0
Nova Herlinda
sabar om tian... bersolo karir dulu aja... yg penting hasrat sampai puncaknya tersalurkan ya om dg bantuan sabun
2022-05-21
0
Ona Renggil
upnya mana thor
2022-05-05
1