"Sayang apa kau gak apa-apa??" tanya Agatha pada Cleo
Cleo tidak mengatakan apapun ia hanya menggeleng.
Cleo ketakutan juga melihat kemarahan Davina.
Dav, anak loe" ucap Agatha lirih
Davina melirik anaknya yang terlihat ketakutan, ia menyesal tadi lepas kendali di depan Cleo
"Wuaaaa badanku pegas semua, bagaimana kalau kita perawatan bersama" ucap Davina mengalihkan perhatian
"Ayooooo" ucap Agatha bersemangat
Ia sudah lama tak perawatan karena sibuk
"Aku gak mau" ucap Cleo
"Munir loe juga ikut, sekali-kali kita perawatan bersama" ucap Davina
"Ayo cyin, Eike juga mau" ucap Munir
"Davina kembali menggendong Cleo tanpa mendengarkan penolakan anak kecil itu
"Mama genit kau memaksaku, aku gak mau"
"Mama genit lepaskan atau aku tinju"
"Mama genit akan ku adukan papa", teriak Cleo di sepanjang koridor.
Para pegawai Davina hanya tertawa kecil.
Bos mereka membawa anaknya untuk pertama kali dan anak itu mirip dengannya, betapa menggemaskannya.
karena lelah berteriak akhirnya Cleo pasrah di bawa ke ruang spa lagi.
Davina memakaikan baju khusus berupa kemben, lalu ia memakai kemben juga setelah itu keluar menemui Munir dan Agatha yang sudah menunggu
"Mama genit, kenapa leher dan dada mama banyak merah-merahnya??" tanya Cleo melihat mama tirinya
"ini karena mama di gigit nyamuk sialan di hotel,"
"Apa itu sakit??" tanya Cleo perhatian
"Gak sakit hanya panas, sudah kamu biar di pijit oleh Tante itu" ucap Davina memanggil salah satu staf terbaiknya
"Tolong kamu layani anak saya ya" ucap Davina di balas anggukan hormat wanita itu
Sementara Davina mendekati Munir dan Agatha
"Cie cie yang habis belah duren" goda Agatha yang melihat dada Davina penuh kissMark
"Gue gak suka durian, gue sukanya duren, duda keren" ucap Davina yang di balas tawa Agatha dan Munir
"Maksud gue loe udah malam pertama ya sama duren loe itu"
"Sembarangan, belum lah, gue masih segel "
"Itu, dada loe banyak cupangan nya.
Ganas juga ya Tian" goda Agatha
"Sedotannya maut, siapa juga yang gak nepsong liat loe cyin.
Body padat merapat, membesar pada tempat yang pas. semok maksimal" ucap Munir menimpali
"Loe nafsu ya Munir sama.gue??" tanya Davina melotot
"Nepsong gak, tapi kalau dulu gue ketemu model gini mungkin gue gak akan jadi manusia dua alam" ucap Munir yang di balas tawa Agatha
"Gue ini di gigit nyamuk, kalian aja pikirnya yang ngeres"
"Nyamuk nakal awwww " ucap Munir membuat Agatha tertawa terpingkal-pingkal
"Loe tau Munir, bos kita ini sebenarnya masih bocil.
Cuma tongkrongannya aja yang gede"
"Sial loe, di bilang beneran di gigit nyamuk"
"Terus loe percaya?? gue tanya itu bekasnya sakit apa gatal??" tanya Agatha menahan tawa
"Panas dan sakit"
"Hahahaha, bener kata Yeay cyin, Davina masih lugu" ucap Munir lalu keduanya tertawa
"Berisik loe pada, ketawa lagi gue potong gaji kalian" ucap Davina membuat Agatha dan Munir membekap mulutnya masing-masih namun masih dengan wajah menggoda Davina dan alis mereka yang naik turun membuat Davina kesal
"Om Tian, awas aja kalau ketemu , bikin malu" gumam Davina menunduk menahan malu.
Ia batal di pijit, mood nya menguap karena terus di goda oleh Agatha dan Munir
Davina mendekati Cleo, rupanya anak itu tertidur karena keenakan di pijit.
Setelah selesai ia membawa Cleo ke bath tube dan memandikannya. Anak itu masih setengah mengantuk dan hanya menurut, menatap Davina penuh arti.
Setelah itu Davina memakaikan pakaian Cleo dan menggendongnya
"Kalian terusin aja, gue mau pulang anak gue ngantuk kayanya" ucap Davina
"Bukanya loe harus kerumah orangtua loe??
"Ah besok aja, kasian Cleo kecapean" ucap Davina.
Agatha tersenyum, rupanya jiwa keibuan Davina mulai muncul
"Ok mama muda" ucap Agatha
"Asik Davina mulai dewasa" timpal Munir
"Loe berdua lanjut aja, gue cabut" ucap Davina masih mengendong Cleo yang bersandar malas dalam pelukan Davina, mereka keluar dari tempat itu.
Di kejauhan Sebastian sudah menanti.
Melihat istrinya menggendong putri nya, Tian berlari kecil mendekat
"Aku bisa, bukakan saja pintunya, sepertinya ia kelelahan" ucap Davina datar.
Tian tersenyum bahagia melihat pemandangan itu, ia tak pernah melihat Cleo sedekat itu dengan siapapun, terlebih wanita yang berusaha dekat dengannya, namun kini Cleo malah dengan nyaman tidur di gendongan Davina sambil mengalungkan tangan di leher jenjang Davina
Dengan hati-hati Davina meletakkan Cleo di kursi belakang,, Sebastian sudah memang kasur tidur khusus mobil yang memang biasa di pakai Cleo jika ia mengantuk dan sedang dalam mobil.
"Makasih ya sayang" ucap Tian menatap istrinya
"Untuk???"
"Kau sudah menjadi mama yang baik untuk putriku" ucap Tian
Davina hanya melempar senyum tipis pada suaminya
"Wajahmu keren ada tanda tangan cap wanita" ucap Davina masuk ke dalam mobil
"Sayang ini...."
"Aku tak mau mendengar alasanmu om,
Aku takut kau berbohong atau kau jujur, apapun yang kau katakan aku gak mau dengar.
Lebih baik kau segera hilangkan bekas tamparan wanita itu, aku khawatir Cleo melihatnya" ucap Davina santai membuat Tian justru serba salah.
Ia lupa jika istrinya pasti memiliki sejuta mata tanpa ia harus susah payah mencari tahu
"Maafkan aku tidak jujur mengatakan kemana aku pergi"
"Aku gak keberatan" ucap Davina membuat Tian kembali terdiam
"Om, maafkan aku sudah memaksamu menikahi ku.
Aku tak tahu di luaran sana berapa banyak kekasihmu.
Tapi...
Kini kau sudah menikah denganku, aku hanya ingin kau menahan diri sebentar saja.
jika kau memilih menceraikan aku setidaknya beri waktu aku satu tahun, agar mama dan papa tidak sedih."
"Sayang aku...."
"Namun aku minta padamu selama kita menikah bisakah hanya ada aku saja????
ini terdengar egois, tapi aku bukan orang yang sabaran dan penuh toleran, aku tak suka milikku di sentuh orang lain" ucap Davina tersenyum tipis
Sebastian merasa berbunga-bunga, Davina mengatakan jika ia milik Davina.
Sebastian terdiam, ia tak tahu harus berkata apa.
Ia ingin mengatakan jika ia mencintai Davina, namun istrinya itu justru mengatakan perpisahan.
Ia sungguh tak merasa terpaksa menikahi Davina
"Maafkan aku ya sayang.
Hanya ada kamu satu wanita di dekatku selama kita menikah, dan jangan pernah memintaku melepaskan mu" ucap Tian menarik Davina dalam pelukannya
Mereka berpelukan lama tanpa Mengatakan apapun.
"Apa kau sudah makan??" tanya Tian merapihkan anak rambut Davina
"Belum"
"Bagaimana kalau kita dinner, bertiga kau tidak keberatan??" tanya Tian memandang istrinya penuh cinta.
Mendengar Davina meminta nya agar menjauh dari semua wanita, Tian merasa hatinya sedikit menghangat.
Ia hanya berharap Davina bisa menerimanya bukan sebagai om, tapi sebagai suami sesungguhnya.
"Kita makan di rumah, aku akan memasak untuk makan malam kita" ucap Davina tanpa menoleh
"Om, berhenti di sana aku mau ke apotik sebentar" ucap Davina. Sebastian hanya menurut dan berhenti di sebuah apotik, Davina turun lalu tak lama kemudian kembali membawa plastik kecil berisi obat
Davina mengeluarkan obat tersebut
"Dekatkan wajahmu" ucap Davina, Sebastian dengan patuh memajukan wajahnya, ia menatap lekat wajah cantik istrinya.
Sebastian mengira Davina akan menciumnya, nyatanya Davina hanya mengoleskan, obat ke wajah Tian dengan kelas
"Sayang sakit"
"Itu pelajaran buat om yang mesum
Bagaimana bisa om meninggalkan bekas ciuman di seluruh dadaku saat aku tidur.
Dasar tak bermoral" Dengus Davina kesal
"Sayang aku hanya...."
"Hanya apa?? nyamuk???
kau nyamuk yang gatal" ucap Davina membuat Tian tertawa
"Sayang kau istriku, kau yang menggodaku,
kau membuka pakaian bagian atas mu, aku lelaki normal. siapa yang bisa menolak pesona mu??"
"Lupakan aku tak dengar"
"Lagi pula kau istriku" ucap Tian menggoda
"Aku tak dengar" ucap Davina menutup telinganya dengan wajah memerah karena malu
Tian kembali menarik Davina memeluknya
"Maaf, aku khilaf.
Aku janji tak akan memaksamu lagi.
aku akan minta izin sebelumnya, bagaimana??
Jangan marah kau membuatku gemas" ucap Tian langsung ******* bibir istrinya dengan rakus.
Davina hanya diam menikmati ciuman Tian.
Jujur ia cemburu mengetahui suaminya menemui wanita lain yang menurut anak buahnya adalah wanita yang merupakan kekasih Tian, tapi Davina bisa berbuat apa??
ia orang ketiga diantara mereka.
Davina merebut Tian dari wanita itu.
Davina tak tahu apakah Tian menerimanya karena kasian atau karena melindunginya dari rasa malu.
Dosa kah ia berharap Tian mencintainya walau menikah dengan terpaksa???
Davina mengalungkan tangannya pada leher Tian, membuat Tian bahagia, Tian makin memperdalam ciuman mereka dan melepaskannya hanya untuk mengambil nafas, keduanya kembali berciuman kembali
"Papa..., mama...." suara Cleo yang lirih membuat keduanya menarik diri terkejut
"Mama genit apa kita sudah sampai?? kenapa wajahmu memerah dan bibirmu bengkak? tanya Cleo memperhatikan Davina
"Ah itu, mama di gigit nyamuk " ucap Davina.
Ia ingin memukul kepalanya sendiri.
Bagaimana ia bisa beralasan itu??? alasan bodoh!!!
Tian hanya menyeringai licik membuat Davina ingin sekali mencubit suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
KrisTie Lyiee
😆😆😆😆😆😆😆😆😆
2022-11-08
2
KrisTie Lyiee
😆😆😆😆😆😆😆😆😆
2022-11-08
2
Anisnikmah
nyamuk genit
2022-04-30
0