Sebastian ingin menemui Davina, namun ia justru di ajak berganti pakaian oleh Daffa dan Daffi yang bertugas menemani Sebastian
" Apa-apaan sih kalian"
"Kak, kita panggil dia apa sekarang??
om, tapi dia adik ipar kita
Kalau kita panggil adik ipar kok kaya kita lagi main film kolosal cina" ucap Daffi cekikikan sendiri
"Panggil sana namanya" ucap Daffa santai sambil memakan cemilan diatas meja
"Panggil aku tetap om Tian" ucap Sebastian menyela dua saudara kembar itu
"Dengar adik manis, walau kau sudah uzur kau sekarang adik kami, jadi sopan sedikit ya" ucap Daffa ,sementra Daffi hanya tertawa
Kakaknya ini tak bisa mengubah kebiasaan mulutnya yang pedas.
Pletak
Sebuah jitakan keras bersarang di dua kepala remaja kembar tersebut
"Awwww, sial siapa yang berani jitak kepala gue" teriak Daffa dan Daffi serentak.
Namun kegarangannya menciut saat melihat sang pelaku yang tak lain adalah mama mereka sendiri
"Sekalipun om Tian sudah menjadi adik ipar kalian, kalian harus tetap hormat" ucap Ayudia melotot marah, sementara si kembar Dira dan Dina tertawa terkekeh melihat penderitaan kakak kembarnya
"Awas aja loe anak bau" ucap Daffa tanpa suara
"Mama kak Daffa mengancam kami" adu Dira pada mama nya
"Lihat ma kak Daffa melotot pada kami" ucap Dina menambahkan, kedua bocil ini sengaja menyudutkan Daffa, Daffi mencari aman daripada ia kena omelan Ayudia yang bisa seperti kereta ekonomi yang panjang dan lama.
"Adik-adik, bagaimana kalau kita ke ruangan Davina.
Kalian pasti mau lihat kan???" tanya Daffi mencoba memisahkan si perusuh dari Daffa dan mama nya
"Ayo," ucap Dira dan Dina tanpa berfikir dua kali.
Pasalnya mereka di dandani di kamar Ayudia sehingga mereka belum bertemu Davina setelah akad tadi.
Dibandingkan sebagai adik, mereka lebih mirip pemuja fanatik, entah apa yang terjadi, sejak balita mereka seperti anak buah Davina dalam versi kurcaci mini.
Daffa mengangguk pada adik kembarnya itu, Daffi menyelamatkan situasi
Ingin rasanya Daffa memites kedua adik kembarnya itu yang sangat nakal dan jail.
"Apa yang Daffa katakan benar kak" ucap Sebastian menggaruk kepalanya yang tak gatal
"Jangan belain anak nakal ini
Dia hanya tahu bicara pedas" protes Ayudia melirik putra sulungnya
"Oh ya, jangan panggil aku kakak lagi, kau sekarang menantuku, panggil kau mama" ucap Ayudia membuat Sebastian grogi, ia merasa tak nyaman memangil Ayudia mama, Ayudia yang tadinya kakak ipar menjadi mama, itu terdengar aneh
"Jangan panggil mama, itu seperti dia memanggil istrinya, aku tak mau orang mengira istriku adalah istrinya" ucap Arjuna posesif seperti biasa
Daffa menutup mulutnya menahan tawa, papanya sungguh lebay, siapa juga yang mau mengakui mamanya sebagi istri om Tian, bukankah Davina lebih cantik???
"Pa, tak akan ada yang berpikiran seperti papa,
papa hanya yang terlalu hiperbola.
Lagi pula mama lebih tua dari om Tian" ucap Daffa membuat Arjuna menatap istrinya lalu Tian
sebenarnya Ayudia kesal jika di singgung usia, semua wanita akan kesal jika di ingatkan usianya yang tak muda lagi, tak terkecuali Ayudia, namun untuk menghilangkan sifat tak masuk akal Arjuna terpaksa Ayudia setuju ucapan putranya.
"Kalau begitu panggil mommy aja" ucap Arjuna mengusulkan
"Kau pikir aku germo? panggil Mama ayu aja jangan hiraukan papa mertuamu yang otaknya sudah terkontaminasi" ucap Ayudia langsung meninggalkan ruangan tersebut.
Tujuan awal ia ke tempat Tian adalah untuk mengucapkan maaf, namun ia justru tak mengatakan itu karena kesal dengan tingkah anak dan suaminya.
"Tian ayo, Davina Masih di make up, tapi kamu harus duluan ke pelaminan karena tamu sudah banyak
"Iya kak, eh pa, aduh aku panggil apa?" tanya Tian bingung
"Panggil papa Arjun tampan saja" ucap Arjuna membuat Daffa berakting ingin muntah
"Bocah kualat kau memang aku tampan, lihat wajahmu menurun dari gen ku.
Kau harus berterima kasih pada papamu ini" ucap Arjuna tak tahu malu
"Ya, ya, aku rasa kakek buyut lebih tampan darimu, aku rasa gen ku dari sana" ucap Daffa langsung kabur sebelum mendengar ocehan papanya
"Anak itu, kapan dia dewasa??" gerutu Arjuna kesal
"Tapi yang di katakan Daffa benar, kakek Angelo lebih tampan" ucap Sebastian yang langsung dapat jitakan mertuanya
"Kau adik tengik, ah menantu dadakan kaya tahu bulat.
Mau ku hajar kau??" ucap Arjuna memiting kepala Sebastian
"Papa, lepasin suami aku.
papa mau buat Davina jadi janda kembang apa??" teriak Davina dari arah belakang mereka dengan muka kesal
Arjuna langsung buru-buru melepaskan pitingan pada leher Sebastian sehingga Sebastian bisa bernafas lega.
Kakaknya ini sejak dulu kalau becanda keterlaluan.
"Papa mau aku adukan mama karena menganiaya menantu sendiri???" ancam Davina kesal, sementara Sebastian yang sudah bisa menguasai keadaan di buat terbengong melihat Davina, kecantikan Davina membuat Sebastian terpesona hingga tak berkedip.
"Lihat mata suamimu, seperti kucing lihat ikan saja, memalukan" ucap Arjuna memilih pergi dari tempat itu, sementara Sebastian yang di ejek menundukkan kepala malu.
"Ye, ikan halal ini, papa syirik aja, iya kan om sayang??" tanya Davina manja sambil berjalan mendekati Tian.
Sebastian merasa nafasnya sesak dan jantungnya berdebar kencang
"Kenapa nih jantung gue maraton gini??
gak lucu kan gue serangan jantung sebelum malam pertama. Astaga Tian, sadar woi, loe cuma pemain cadangan" ucap batin Tian mengingatkannya
"Om, ayo kita kedepan, tamu sudah menunggu" ucap Davina Menggenggam tangan Tian
"Om, kok tangannya dingin?? om sakit???" tanya Davina memegang tangan Tian dengan kedua tangannya lalu meletakkannya di dadanya
Wajah Tian seketika memerah karena terkejut, keponakanya ini bukan sedang memancingnya kan??? atau pikirnya saja yang terlalu berimajinasi tinggi
"Om pasti demam, wajah om memerah.
Maafin aku ya maksa nikah sama om.
Om pasti tertekan sampai stress.
Om mau kan maafin aku???"
"Tttentu saja" ucap Tian terbata-bata
"Om makasih ya, Davina sayang om"
"Muaach" sebuah kecupan mendarat singkat di bibir karatan Tian, ya bibir yang sudah lama tak merasakan ranumnya bibir lawan jenis, namun setelahnya Tian main terkejut, Davina memeluknya erat, sangat erat bahkan tubuhnya menempel dengan sempurna pada tubuhnya
Sebastian mulai sulit mengimbangi ritme nafas nya,
"Davina, lepaskan, jika kau seperti ini ada yang terbangun dari tidur panjangnya" ucap Sebastian lirih dengan wajah memerah
"Om kok Davina merasa ada yang bergerak disini" ucap Davina polos tak lama kemudian ia berteriak
"Om mesum, cumi-cumi om bangun tuh"
"Gubrak" Sebastian sangat malu hingga wajahnya Semerah tomat dan ucapan Davina sangat .....
bagaimana dia dengan polos mengatakan itu
"Kau tidak tahu saja bukan cumi-cumi yang terbangun tapi..... ( sensor) hahahhaa
Karena takut ada yang mendengar, Sebastian dengan panik memeluk Davina namun Davina mendorongnya , hingga tubuh Tian yang masih memegangi Davina terjelembab kebelakang, beruntung mereka jatuh di atas kasur namun posisi mereka terlihat intim.
Davina berada di atas tubuh Tian, wajah mereka sangat dekat hingga nafas mereka menerpa wajah
"Om, mata om coklat, Davina suka" ucap Davina alih-alih bangkit dari atas tubuh Tian.
"Om juga suka matamu, biru, sebiru laut" ucap Tian parau.
Wajah mereka semakin dekat, Tian terus memperhatikan bibir ranum Davina, ia merasa gatal dan ingin **********, namun.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
MakBarudakh
Woooww... dua putri ya thor... akhirnya muncul juga
2023-12-07
0
MakBarudakh
Thor...akhirnya daffa daffi muncul..m nunggu dua adik kembarnya muncul juga thor...😊
2023-12-07
0
mhymhy
ini mah Devina menjebak keluarga nya,awal mnt nikah am cowok nya padahal emang tujuannya nikah am Sebastian....Devina kan licik,hahaha
2023-02-10
1