Sesampainya di rumah Davina terus menunduk karena malu pada Cleo, karena bocah kecil ini terus mengekornya sambil menatapnya tak berkedip, di tambah ekspresi wajah Cleo yang mengerutkan alisnya seolah sedang memikirkan sesuatu, membuat Davina serba salah.
Baru kali ini ia mati gaya di depan seorang anak kecil.
Biasanya Davina adalah sosok yang memiliki kepedean super diatas rata-rata, namun di depan Cleo ia cupu, semua karena papa Cleo, Sebastian.
Davina bisa merasakan Tian yang menertawainya, ingin sekali Davina menendang Tian atau membungkam mulut Tian dengan bogem mentahnya, namun ia tak akan melakukan itu karena ia menyukai Tian.
Davina merasa otaknya konslet.
"Sial, ini semua karena pria mesin itu, bibirku rasanya tebal dan apa-apaan bocah ingusan ini seperti melihat hal yang aneh saja sampai menopang dagunya memandangku, apa ada sesuatu yang aneh pada wajahku???" gumam Davina salah tingkah
"Mama genit, aku perhatikan sejak tadi kau tidak nyaman, apa mama genit kebelet pup???"
"Gubrak,"
Davina kepleset karena mendengar ucapan Cleo, beruntung Tian yang berada di dekatnya menahannya.
Jadi sejak tadi Cleo menatap ia yang terlihat kikuk mengira jika dirinya sejak kebelet, sial.
Davina sudah berfikir yang tidak tidak, nyatanya pemikiran bocah tetaplah bocah.
Cleo bukan dirinya saat kecil yang memiliki otak super jenius, tapi anak ini tergolong cerdas, hanya saja ia butuh banyak bimbingan.
"Ah sayang mama cuma kebelet pipis, mama tinggal dulu.
Kamu mandi dan ganti pakaianmu, mama akan masak untuk makan malam kalian" ucap Davina merapihkan belanjaannya yang tadi ia beli .
Sebelum pulang Davina meminta Tian mampir ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan untuk ia masak.
"Pa, apa kau yakin dia bisa masak???" tanya Cleo santai sambil menatap papanya
"Papa juga gak tahu" ucap Tian mengangkat bahunya.
Sementara di kmr mandi Davina mencuci wajahnya dan terus memperhatikan apakah ada sesuatu yang aneh di wajahnya, nyatanya tak ada, itu hanya perasaanya saja.
Namun Davina memang melihat bibirnya yang sedikit bengkak, ia memegang bibirnya sendiri dan tersenyum.
Davina mengelus bibirnya, ia jadi teringat ciuman mereka di dalam mobil,
"Dasar mesum, loe jadi ngebayangi bibir om Tian, Davina, Davina loe udah gila" umpat Davina pada dirinya sendiri
Tok tok tok
"Sayang, apa kau baik-baik saja???" Suara Tian dari balik pintu toilet menyadarkan Davina dari lamunannya
Davina keluar dari toilet dan Tian tersenyum.
"Apa kau baik-baik saja??"
"Enggak" ucap Davina ketua lalu melewati Tian begitu saja
"Loh kenapa dia??? tadi mesra-mesra aja"gumam Tian lirih menatap bingung istrinya.
Tian segera menyusul Davina ke dapur, terlihat istrinya sudah memakai celemek, Tian tersenyum bahagia.
Ia sudah mendambakan melihat pemandangan ini, dimana istrinya memasak untuknya dan anak mereka.
Dan berkat Davina semua kini terwujud.
Tian berjanji dalam hati, jikapun masakan Davina tak enak, kurang garam atau asin sekalipun, ia akan tetap memakannya tanpa ragu.
Tian sudah membayangkan masakan Davina, ia senyum-senyum sendiri membuat Davina kesal
"Kau menggangu konsentrasi ku memasak, berhenti bersikap seperti orang hilang akal" ucap Davina sinis
"Sayang, apa ada yang salah??"
"Semua yang kamu lakukan salah jadi berhenti memasang wajah bodoh seperti itu" ucap Davina sebal
"Wajah seperti apa???"
"Papa kenapa sih berisik bener" ucap Cleo yang datang sudah rapih memakai baju baru
"Ah enggak kok, papa sedang bertanya pada mamamu sedang masak apa"
"Astaga papa, kau aneh sekali, buat apa bertanya.
yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan ambulan dan berdoa semoga nyawa kita selamat" ucap Cleo memutar bola matanya malas
"Apa maksudmu sayang??" tanya Davina bingung
"Sebab kami akan memakan masakan mu" ucap Cleo santai membuat Davina melotot.
"Anak ini....
Boleh gak di lakban mulutnya terus ikat???
apakah memakan masakannya begitu menyeramkan??"
"Hehe jangan dengar omongan Cleo ya sayang" ucap Tian yang tahu Davina tersinggung
"Cleo sana kamu ke ruang tengah, mending nonton televisi aja, nanti kalau sudah siap papa panggil"
Cleo tak menyahut, ia hanya mengangkat bahu lalu berjalan menuju ruang keluarga
"Jangan di ambil hati ya ucapan Cleo"
"Aku lagi berpikir mau di kasih racun apa ya???"
"Sayang....." protes Tian namun Davina buang muka
"Anak sama papanya sama-sama menyebalkan" guna. Davina lirih namun sebagian masih bisa mendengar
Sebastian memilih bungkam daripada Davina makin ngambek.
Dua jam kemudian Davina selesai masak, semua masakan Davina di meja makan sungguh menggugah selera.
Jik saja Tian tak berada di dapur ia tak kan percaya wnaita karir seperti Davina bisa memasak.
"Pa, apa kita makan besar??" tanya Cleo menelan Saliva karena melihat bermacam-macam lauk di meja makan
"Ini masakan mama mu, ayo makan" ucap Tian menarik kursi untuk putrinya
Tian lalu menarik sebuah kursi untuk istrinya
"Bukan pesan di restoran pa??"
"Anak nakal, diam dan makan tanpa protes" ucap Tian sebelum Davina makin kesal dengan Cleo.
Cleo hanya memanyunkan mulutnya lalu memakan makan malamnya
"Awas keracunan" sindir Davina kesal
"Mama Genit ini enak sekali, mama juara, empat jempol untuk mama genit" ucap Cleo membuat Davina yang kesal luluh.
Melihat Cleo makan dengan lahap capai dan kesal Davina hilang.
"Sayang kamu luar biasa, enak banget"
"Gak keracunan???" sindir Davina
"Enggak tapi ada candunya, aku bakal ketagihan masakan kamu" puji Tian membuat Davina berbunga-bunga, gak percuma ia di paksa belajar masak oleh mamanya sampai jarinya teriris pisau terus, kini jerih payahnya terbayar melihat wajah puas dan senang suami dan anak tirinya
"Aku bukan pembantu"
"Mama, Cleo mau di masakin ini lagi, enak, Cleo suka.
Makasih ya mama genit" ucapnya bersemangat sambil melahap udang mentega kesukaannya.
Setelah makan malam Davina mendapat telepon Ayudia yang memarahinya karena keluarganya sudah menunggu kedatangan mereka tadi siang, namun Davina dengan mudah membatalkan tanpa memberitahu kedua orangtuanya.
"Maaf ma, tadi Cleo habis spa tidur, terus aku bawa pulang aja, habis itu aku masak makan malam buat mereka"
"Ya udah gak apa-apa, kami tunggu kedatangan kamu besok ya sayang" ucap Ayudia
"Ma, makasih ya" ucap Davina lirih
"Makasih buat apa sayang???"
"Makasih udah maksa aku belajar masak hehehe" ucap Davina nyengir sendiri
"Owh, sekarang kamu baru mengerti kan??
kebahagiaan seorang istri saat melihat suami dan anak mereka makan masakan kita dengan suka cita"
"Iya ma, Cleo juga sampai muji masakan aku," ucap Davina bangga
"Alhamdulillah kamu sudah belajar menjadi mama yang baik untuk putri sambung mu.
lebih sabar menghadapinya ya sayang,
mama sebenarnya sedikit khawatir awalnya karena kamu dan Cleo memiliki sifat yang mirip, sama-sama kecil-kecil cabe rawit,. kalau ngomong nyelekit pedes"
"Ih mama apa sih???"
"Sayang apa sakit??" tanya Ayudia lirih
"Apa sih mah??
"Itu apa semalam kalian..." wajah Davina langsung merona merah.
Ia bisa menebak kemana arah pembicaraan Ayudia, apa Tian mengatakan sesuatu pada mamanya???
"Ma Davina sibuk, assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam"
Davina menatap ponselnya dan melirik kesal ke arah suaminya, padahal Ayudia menanyakan malam pertama mereka namun Davina mengira ini tentang kissMark Tian
"Om nyebeliiinnnn, keluaaaarrr" ucap Davina mendorong dengan sepenuh tenaga Tian dari kamarnya, padahal Tian masih memakai kimono sehabis mandi
"Sayang bukain pintu dong, emang aku salah apa????" tanya Tian bingung
"Bodo, pikir sendiri" ucpa Davina membuatkan suaminya terus mengetuk pintu kamar mereka.
"Rasakan kamu om, tidur situ sama.guling, nyebelin" ucap Davina langsung mematikan lampu dan tidur
Sementara Tian pasrah melihat lampu kamar yang padam.
Kini ia bingung kemana ia harus pergi, pasalnya pakaiannya hanya ada di kamar itu.
Tian gak mungkin juga pergi ke kamar Cleo, bisa-visa bocah cerewet itu terus bertanya.
Baru saja Tian memikirkan Cleo, gadis kecil itu sudah berada di belakangnya
"Astaghfirullah, Cleo ngapain ngagetin papa???" tanya sebastian mengelus dadanya karena terkejut
"Ih papa lebay banget deh, kaya lihat hantu aja.
Cleo cuma mau bilang sama mama besok Cleo mau di masakin udang mentega lagi"
"Mama udah tidur sayang, nanti papa sampaikan ya, kamu sekarang kembali ke kamarmu tidur sana"
"Ya udah jangan lupa ya pa, owh iya papa ngapain keluar kamar begitu??? kok gak tidur???
Apa papa di usir mama genit???" tanya Cleo jahil
"Hus, anak kecil gak baik tahu urusan orangtua.
cepat kembali ke kamar, nanti mama dengar kamu gak di masakin udang mentega lagi"
"Huh, baiklah, met bobo papa, Lope you" ucap Cleo mencium pipi Tian
"Lope you too my sweety" ucap Tian mencium kening putrinya.
Tian memilih menuju ruang kerjanya, beruntung ia memiliki banyak yang biasa ia gunakan untuk tiduran saat lelah mengerjakan pekerjaannya, namun ia tak memakai apapun di balik jubahnya, terpaksa Tian mengecilkan AC ruangan tersebut daripada ia masuk angin.
"Derita-derita, pengantin baru tidur di ruang kerja gak pake baju lagi" ucap Tian menghela nafas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Uuuh....kasian tian
2022-12-05
0
Ita rahmawati
apa sih si davina kok lakiny di usir dr kmar 🤦♀️🤦♀️
2022-10-19
0
Nita Handayani
masih banyak typo
2022-05-07
2