Sebastian tak bisa tidur karena kedinginan, ia tak mungkin mematikan AC ruangan tersebut karena pasti ia akan kegerahan dan Tian tidak suka itu, akhirnya dengan terpaksa Tian berbaring dengan AC yang menyala.
Susah satu jam ia mencoba tidur, namun bayang-bayang wajah cantik Davina menganggu pikirannya.
Ia tak bisa memejamkan mata.
Akhirnya Sebastian memilih membawa laptopnya di dekat sofa lalu menghidupkannya, ia asik memandang foto Davina yang diam-diam Tian ambil.
Setelah beberapa menit akhirnya Tian mengantuk dan tertidur dengan posisi laptop Masi menyalah.
Sementara di kamar utama
Davina merasa haus, ia terbangun dari tidurnya dan terkejut melihat ia hanya tidur sendirian.
Beberapa saat kemudian ia baru ingat jika ia mengusir Tina keluar kamar,
"Kemana om Tian ya??? ish bukan masuk kamar malah milih di luar, apa ia gak punya kunci cadangan?? dasar payah" gumam Davina lalu berjalan keluar kamar menuju dapur.
Saat melewati ruang kerja, Davina melihat lampu ruang kerja masih menyala, Davina memperkirakan jika suaminya ada di sana.
Davina meneruskan langkahnya menuju ke dapur , namun saat kembali setelah mengambil minum, langkah Davina terhenti di ruang kerja, ia penasaran apa yang Tian lakukan di dalam sana
"Penasaran apa yang om Tian lakukan ya??? hehehe
ngintip ah" gumam Davina lalu mengendap-endap mendekati ruang kerja.
Dengan perlahan ia membuka pintu ruang kerja dan mengintip kedalam,
"Kemana dia??? kok laptop nya nyala???" gumam Davina mengendap-endap masuk dan akhirnya melihat wallpaper di laptop Tian
"Ini, foto gue waktu wisuda, om Tian diam-diam, apa dia sebenarnya suka gue ya??? Apa dia ...." Davina tak meneruskan ucapannya, ia melihat Tian yang menggeliat, hingga kimononya tersingkap dan erabitan Tian terpampang dengan sendirinya
"Aaaaa...... Astaghfirullah" teriak Davina histeris sambil menutup matanya, wajahnya terasa panas dan merah.
Sementara Tian yang sedang terbuai mimpi karena teriakan kencang Davina terbangun, ia langsung duduk dan belum menyadari situasi
"Sayang, ada apa malam-malam teriak???"
"Itu, anu....
jamur tiram ah bukan bukan
Tongkat satpam nya siaga darurat" ucap Davina mengintip dari celah jari tanganny
"Ah dia kalau malam suka bangun memang, eh Astaghfirullahaladzim" Tian baru menyadari DNA menutup bagian bawahnya
"Pantes dingin" gumam Tian lirih
"Om, ih gak tahu malu, ngapain tidur gak pake baju???" tanya Davina kesal
"Kan kamu yang usir pas aku selesai mandi" ucap Tian melas
"Eh iya juga sih" ucap Davina nyengir kuda, ia lupa kalau sudah mengusir Tian daur kamar.
"Lagian bukan ke kamar Cleo" protes Davina tak mau di salahkan.
"Kalau aku ke kamar Cleo nanti kalau Cleo nanya aku jawab apa??" ucap Tian menatap istrinya yang terlihat bingung.
"Lagian bukan ambil kunci cadangan terus masuk ke kamar. Om gak pintar"
"Kunci cadangan di kamar mbok par, masa aku gak pake baju kesana, nanti mbok par tahu dong kalau kamu usir aku, terus mbok par cerita sama ART lainya, terus ART lainya cerita sama ART sebelah rumah kamu jadi bahan omongan, belum lagi...."
"Udah,udah iya iy aku salah, bikin pusing aja.
Cepet balik ke kamar" ucap Davina kesal
Tian ingin bersorak senang, ia berhasil membuat Davina bungkam.
The power of ghibah membuat Davina takut.
Sebastian langsung menyusul istrinya, setelah mematikan laptopnya.
Sementra Davina sludha berjalan jauh menuju kamarnya
"Sayang tunggu mas" ucap Tian manja
"Najis, mas tukang bakso" cibir Davina.
ia teringat ucapan Cleo beberapa hari lalu
Tian langsung naik ke atas tempat tidur setelah mengunci pintu
"Eits mau ngapain???" tanya Davina yang melihat suaminya naik ke atas ranjang
"Tidur lah yank, masa mau ngapain, apa mau buat adik buat Cleo??" tanya sebastian menaik turunkan alisnya
Bugh, sebuah bantal melayang tepat mengenai kepala Tian
"Biar sadar, otak om agak geser dikit.
Cepat pakai baju, aku takut om masuk angin" ucap Davina lalu memunggungi suaminya
Tanpa Tia sadari Davina sedang sangat malu, wajahnya merona merah.
Untuk pertama kalinya ia melihat onderdil pria dewasa, yaitu suaminya sendiri.
Jantung Davina berdebar kencang,
Sebastian Turun dan langsung menanggalkan kimono nya, sehingga tubuh polosnya terekspos sempurna di depan Davina
"Ommmmm, buka di kamar mandi" ucap Davina kesal sementara Tian hanya terkekeh
Selepas memakai baju, Tian langsung tidur sambil memeluk Davina, Davina yang pura-pura tertidur merasa jengah. Tian sengaja melakukanya karena ia tahu jika Davina pura-pura tidur, Tian bisa mendengar bunyi jantung Davina yang berdebar kencang karena Tian menempelkan kepalanya di tengkuk lalu ia sengaja menurunkan tubuhnya sehingga posisi kepala Tian berada di punggung Davina
Keesokan paginya
Davina terbangun dan mendapati sebelah tempat tidurnya kosong, sepertinya Tian sudah bangun, ia ingin sekali menjitak Tian karena semalaman mendekapnya dengan posesif hingga tubuh Davina serasa di gebukin orang satu kampung, eh lebay ya?? kurang lebih begitulah sakit, pegel rasa rontok
"Mama, Cleo mau udang mentega" ucap Cleo dengan senyum manisnya saat Davina keluar dari kamarnya
"Astaghfirullah, sayang pagi-pagi kasih Salma dulu kek malah minta makanan" ucap Davina terkejut, pasalnya bocah rese itu sudah berdiri di depan pintu kamarnya membuat Davina terlonjak kaget
"Assalamu'alaikum mama genit, selamat pagi.
Mama genit masakan mama paling top se Jakarta.
Cleo mau merasakan lagi udang mentega yang membuat Cleo sulit move on" ucap Cleo mendramatisir.
Davina senang di puji, tapi pujian Cleo bak rayuan pulau kepala, ada maunya.
"Baiklah anak kecil, janji nurut sama mama, pasti amma akan masakin apapun yang kamu suka"
"Beneran ma??" tanya Cleo antusias
Davina mengangguk
"Asikkk, siap mama genit" ucap Cleo mengacungkan jari jempolnya
"Janji???"
"Iya ih cerewet, janji" ucap Cleo memanyunkan bibirnya.
Davina tersenyum licik, bocah rese itu bisa di suap dengan makanan, jadi mudah mendapatkan hati Cleo.
Davina berjalan menuju dapur, ia langsung memasak sarapan pagi, namun ia tak melihat Tian ada di lantai bawah
"Sayang, papa kemana??"
"Papa olah raga," ucap Cleo cuek memainkan bonekanya tanpa menoleh
"Pantes rajin olah raga, badannya om Tian...." Davina membayangkan tubuh Tian yang atletis, wajahnya langsung merona merah
"Sayang, lagi mikir jorok ya??"
"Om, bikin kaget aja, emangnya kamu, huh"
"Sial kapan om Tian di sana, dia pasti berpikir kalau aku lagi membayangkan dia, padahal iya tapi gengsi dong ngaku" ucap Davina dalam hati melirik suaminya
"Masa sih, tapi wajah kamu bilang lain.
merah kaya tomat matang" goda Tian membuat wortel melayang kearah Tian, beruntung kali ini Tian sigap, ia menangkap dan memakan wortel tersebut
"Dasar nyebelin" gerutu Davina
"Tapi ngangenin loh" ucpa Tian pede
Davina memilih tak menjawab, moodnya akan rusak jika terus meladeni Tian.
"Jangan lupa habis sarapan kita ke rumah papa"
"Siap bos, aku mandi dulu" ucap Tian, ia berikan beberapa kali.
Davina melihat wajah Tian pucat
"Kamu sakit???"
"Cuma flu aja gara-gara gak pakai baju lama" ucpa Tian membuat Davina langsung mendekati Tian dan membekapnya, sementara asisten rumah tangga yang mendengar tersenyum penuh arti, mereka salah paham gara-gara ucapan Tian
*Mbok Par buatkan wedang jahe ya mas, biar stamina fit kembali, pengantin baru harus jaga stamina" ucap mbok Par tersenyum penuh arti, begitu juga asisten rumah tangga lainnya.
Davina melotot ke arah Tian, ia ga mungkin juga menjelaskan, tapi mereka salah paham, Davina dilema dan akhirnya ia menyeret Tian meninggalkan dapur.
Mbok Par rekannya tertawa kecil melihat kepergian Davina dan Tian
"Om kau membuatku jadi malu!!!" gumam Davina lirih dengan mata melotot tajam kearah Tian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Mamahnya Anindira Azkia
kapan bulan madu nya nih davina masih perawan ajh
2022-05-01
1
⃝⃞🦋⃟ℛ★ᴊᴀɴᴇ★ᴬ∙ᴴ N⃟ʲᵃᵃ࿐
Jadi senyum-senyum sendiri kan. Untung sebelah gak ada orang🤭
lanjutt, semangat kak!!
2022-05-01
2
A R
art say: non cleo bentar lagi mau punya dedek 🤣
2022-05-01
0