Wajah mereka semakin dekat, Tian terus memperhatikan bibir ranum Davina, ia merasa gatal dan ingin **********, namun.......
"Astaghfirullah papa...papa liat kelakuan anak dan menantu mu" ucap Ayudia memanggil Arjuna yang berjalan agak jauh darinya.
"Astaghfirullah, Davinaaaaa, Tiaaaaanmnn
Apa kalian gak malu??? Acara resepsi baru akan di mulai, kalian malah mau main kuda-kudaan???
Bisa tahan dikit gak??? nanti malam juga bisa.
papa curiga kalian sebenarnya sudah pacaran lama ya tanpa sepengetahuan kami???"
Davina langsung bangkit dan duduk di tepi ranjang, sementara Tian dengan kikuk duduk di samping istrinya.
mereka seperti dua anak kecil yang tertangkap basah melakukan kesalahan, keduanya tertunduk dengan muka bersalah
"iya mama juga curiga pa, jangan-jangan Tian sama Davina diam-diam main nakal di belakang kita.
Apa ini rekayasa kalian berdua agar bisa bersama hah???
Mama heran kalian berdua gak kelihatan terpaksa menikah.
Apalagi kamu anak nakal, kamu seperti tidak sedih gak jadi menikah dengan siapa tuh parcel.
siapa pah namanya" tanya Ayudia lupa nama calon pengantin pria nya
"Parcel mah bingkisan ma, Marcel, Marcel ma namanya" ralat Arjuna pada istrinya yang hobby mengganti nama orang
"Ah pokoknya itu, gak penting juga mama hapalin namanya, dia kan gak jadi menantu mama juga" ucap Ayudia ngeles
Sebenarnya Davina ingin tertawa dengan ocehan mamanya, namun posisinya sekarang sedang tertuduh.
mama dan papanya terlihat menatap dirinya dan Tian dengan penuh selidik.
"Ayo ngaku sama kami, kalian sudah berapa lama pacaran????
Ku gadis kecil, mama akan jewer kamu sampai telingamu panjang kalau mama tahu kalian beneran berpacaran sebelum ini" ancam Ayudia pada putrinya
"Kamu juga Tian, kamu pantas saja menerima usulan gila Davina , apa beneran kalian pacaran???tanya Arjuna
"Papa, mama, hentikan!!!
Om Tian dan aku gak pernah berpacaran seperti yang kalian tuduhkan.
Aku heran mengapa kalian suami istri memiliki imaginasi liar seperti itu.
Lagi pula kami sudah sah, mau pelukan, ciuman bebas.Ya kan sayang???" ucap Davina malah sengaja bergelendot manja di bahu Tian, sementara Tian jadi gelagapan harus menjawab apa, ia memilih nyengir kuda sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal
"Lagian mama sama papa mau apa??? Kalian saja masuk kamar tanpa mengetuk, bukankah mama mengajariku kalau masuk kamar orang mengetuk pintu dulu????" balas Davina membuat Ayudia dan Arjuna tak berkutik. Mereka kalah telak.
Kok jadi mereka yang salah??? bukankah mereka sedang memarahi anak mereka, kok jadi kebalik Davina yang menasihati mama dan papanya.
Ayudia memutar bola matanya malas, mereka tak akan menang melawan Davina.
Entah saat hamil Ayudia makan apa sehingga ia melahirkan anak yang mulutnya lemes macam Davina.
"Sudah kalian cepat keluar.
mama tahu kalian sudah sah, tapi tahan sedikit hingga nanti malam" ucap Ayudia lalu menggandeng suaminya keluar dari kamar tersebut
"Jangan pakai acara tindih-tindihan lagi.
Cepat jangan buat kakek buyut dan nenek buyut mu menunggu" ucap Ayudia
"Iya, iya, bawel" ucap Davina cemberut
"Kak Davinaaaaa" teriak Dina dan Dira berhambur memeluk Ayudia
"Sayang-sayang aku cantik banget" ucap Davina memeluk kedua adiknya
"Kakak yang paling cantik" ucap si bungsu Dira
"Kakak yang terbaik" ucap Dina menimpali
"Kalian berdua penjilat kecil yang licik" ucap Daffi menggeleng pelan melihat tingkah kedua adik kembarnya
"Hahaha, mereka adalah dayang-dayangku" ucap Davina lalu menggandeng kedua adiknya, ia berjalan mendahului Tian.
Sebastian terabaikan.
"Hahaha baru beberapa menit yang lalu menikah udah di lupain ya bro" ucap Daffi merangkul Tian.
Daffi lebih nyaman tak memanggil nama atau panggilan om, karena demi kenyamanannya.
"Haha, iya" ucap Sebastian dengan wajah polosnya
Mereka berjalan menuju tempat resepsi.Tamu mulia berdatangan untuk memberikan ucapan selamat.
Saat mereka asik menerima tamu, tiba-tiba si kecil Cleo datang berlari ke arah pelaminan dan memeluk Sebastian
beruntung kini tamu sudah mulai sepi.
"Papa pulang yu, Cleo capai di ajak jalan-jalan sama kakek" adu Cleo dengan wajah lelah
"Sebentar ya sayang, kamu main sama om Daffa dan Daffi sana" ucap sebastian lembut
"Ah gak asik main sama mereka.
Pa kenapa papa duduknya di sini??? kan ini buat pengantin.
Terus baju papa kenapa kembaran sama Tante genit???" tanya Cleo yang masih berumur tujuh tahun
"Cleo sayang, sekarang kamu harus panggil mama Davina"
"Enggak mau, Cleo gak mau punya mama yang suka pakai rok pendek.
Nanti apa kata ibu-ibu teman Cleo??" ucap Cleo membungkam Davina yang tadinya mau bicara.
Davina kena mental oleh anak usia tujuh tahun, sakit tapi tak berdarah
"Sayang, itu karena mama Davina masih remaja.
Tapi sekarang udah enggak kok, ya kan sayang??" panggil Tian pada Davina membuat Davina berbunga-bunga.
"Iiiiya" ucap Davina tersenyum lebar
"Tante genit gak usah deh deket-deket sama papa aku.
Awas geser" ucap Cleo langsung mengambil tempat di tengah-tengah antara Davina dan Sebastian.
"Eh ada jamur tumbuh di tengah" ucap Daffa tertawa terkekeh melihat Davina cemberut
"Yang sabar ya bunda, anaknya aktif ya??" ucap Daffi menimpali
"Iy. aktif memisahkan hahaha" ucap Zidan menaburkan garam di luka Davina
"Hus kalian, sana pergi.
Bukan ajak main adiknya malah ngeledek Davina" ucap Ayudia melotot
"Adik kecil, om punya permen nih" rayu Daffa mengeluarkan permen karet dari saku bajunya
"Om sudah tua masih makan permen karet.
kata papa permen karet buat anak besar, bukan om-om" Ucap Cleo pedas
"Hahahaha, enak ya empuk ucapannya.
Mak jleb" ucap Daffi tertawa terbahak-bahak
Tian makin tak enak hati karena ucapan putrinya
"Cleo cantik, yuk kita ke stand makanan, disana ada ice cream" ajak Daffi sambil tersenyum
"Aku gak mau makan ice cream banyak-banyak, nanti aku gemuk.
Kata papa ice cream mengandung banyak lemak.
Aku gak mau gemuk kaya Tante genit ini.
Lihat depan gemuk, belakang bokongnya gemuk.
kaya..."
"Cleo...."Sebastian langsung membentak Cleo hingga anak itu terdiam dengan mata berkaca-kaca
"Om..." Davina memelototi Tian.
Ia tak masalah diKatai Cleo. ia tak minta Tian membantunya karena nantinya akan susah mendekati Cleo jika kesan pertama saja ia sudah buruk di mata Cleo.
"Sayang, Tante wanita dewasa. ini bukan karena ice cream, tapi karena Tante sudah dewasa.
Jika nanti kamu dewasa kamu juga akan seperti Tante. tapi ukuran tergantung gen yang di bawa.
Karena pria suka yang besar, papamu saja suka seperti Tante" ucap Davina mengatakan hal yang konyol.
Tian langsung menutup kuping putrinya.
Ia takut Davina mengatakan hal yang belum cukup umur Cleo dengar.
"Papa gak suka Tante genit, papa sudah punya pacar" jawab Cleo sewot
"Sayang, kau...
Cleo masih kecil" ucap Tian lirih, tapi justru wajahnya memerah malu
"Aku kan mengatakan apa yang sebenarnya.
Om suka kan???" tanya Davina polos
"Enggak, " ucap Tian tegas
"Mau aku buktikan om??" goda Davina membuat wajah suaminya kian merah seperti tomat matang
"Cleo ayo kita makan bakso, papa lapar" ucap Sebastian langsung menggendong putrinya menjauh dari Davina.
Davina hanya melongo bingung
"Anak nakal, kau memang sudah dewasa, tapi otakmu anak sekolah dasar" ucap Ayudia menggeleng sedih
"Aku rasa otaknya hanya di pakai untuk pengetahuan bukan tentang kehidupan" ucap Arjuna ikut mendesah sedih
"Ma, pa, kalian kenapa sih??? bukan kasih tahu"
"Cleo masih kecil, ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
MakBarudakh
kocak 😂😂😂
2023-12-07
0
kluarga somplak 😀😀😀👍👍👍
2022-12-04
1
SOO🍒
aduh.. sakit perut aku ketawa mulu 😂😂😂
2022-11-20
1