"Jadi Zidan anak siapa??? kok kamu mamanya ga tahu??" suara bas pria yang sangat ia kenal terdengar dari arah belakangnya
"Sa... sayang, kamu tuh aneh, masa anak sendiri di tanya anak siapa??" ucap Agatha kikuk memakan baksonya tanpa menoleh
"Bukannya kamu tadi yang ngomong Zidan anak siapa??? apa kau main belakang denganku???" tanya Willy penuh selidik
"Kau...
Mana bisa aku main belakang, kau yang main belakang, dasar pria aneh.
Kau membuat selera makan ku menguap.
Kau memarahi ku seharian, apa..
Apa kau tidak cinta lagi padaku??" mata Agatha mulai memerah seperti orang ingin menangis.
Itu lah yang di pikirkan oleh Willy membuat Willy melunak.
padahal mata Agatha memerah karena bakso yang di makan pedesnya level gila, sepertinya Zidan memasukkan lebih dari enam sendok makan sambal dalam kuah baksonya.
"Sayang, bukan begitu, aku..."
Agatha bangkit dari duduknya ia perlu meminum segelas air dingin. Rasanya lidahnya seperti terbakar.
Namun tangannya di tarik oleh Willy hingga Agatha terjelembab dalam pelukan suaminya
" Kenapa sih nih orang aneh bener, gak tahu gue kepedasan apa??" gumam Agatha dalam hati dan hanya melirik malas pada suaminya
"Sayang maafkan aku ya, aku hanya ingin kamu menjadi mama yang hebat untuk anak kita.
Aku cinta kamu dan akan selalu cinta kamu.
Maaf aku sedikit keras padamu, jangan menangis ya??" ucap Willy lembut mengecup kening Agtha.
Agatha di buat melongo, sesaat kemudian ia justru menangis, membuat Willy berusaha menenangkan istrinya
"Huhuhu, ini namanya pedes membawa berkah" gumam Agatha dalam hati. Jadi dia pikir gue tuh sedih karena dia, gak tahu aja kalau gue tuh kepedesan, biarin lah terlanjut basah, sekalian ja gue kerjaain" gumam Agatha dalam hatinya tertawa senang
"Sayang, bagaimana dengan Davina, kenapa kau keluar dari kamar itu??? jadi kita harus bagaimana??" tanya Agatha yang teringat jika pengantin pria Davina kabur
" Aku tak tahu, setelah kau pergi, aku di minta pergi oleh Davina.
Bukan hanya aku, tapi semua orang dan hanya menyisakan Sebastian" ucap Willy lirih
"Apa????"
"Jangan biasakan imaginasinya melayang jauh.
kau sekarang seorang mama dengan putra berusia sepuluh tahun, dewasa ya sayang, demi anak kita" ucap Willy sambil menyentil pelan kening istrinya.
Agatha terenyuh, ternyata sikap keras Willy demi keluarganya. Ia mengangguk cepat.
Sebenarnya Willy hanya mendidik istrinya agar lebih baik, hanya saja Agatha sering membantah dan membuatnya kesal, sehingga ia harus sedikit keras padanya.
Sementara di kamar presiden suite hotel
Suasana masih hening, baik Davina maupun Sebastian masih terdiam, keduanya saling menunggu siapa yang membuka percakapan.
Pada akhirnya Sebastian benci keheningan ini dan ia memulai percakapan
"Jadi apa yang terjadi???" tanya Sebastian langsung ke inti permasalahan
"Dia pergi, lelaki b*jangan itu pergi" ucap Davina lirih menahan air matanya
"Apaaaaa???
Ini gak bisa di biarkan.
Aku akan menyeret pria itu walau mayatnya sekalipun" ucap Sebastian berapi-api
"Nikahi...
Nikahi aku om" ucap Davina lirih
"Kau bicara apa??" tanya Sebastian kaget tak percaya dengan pendengarannya sendiri
"Nikahi aku dong om..
please" ulang Davina kali ini dengan suara sedikit kencang.
"Davina... kau keponakanku" ucap sebastian kini yakin pendengarannya tidak salah
"Kita tak sedarah, lagi pula hanya om yang bisa menolongku.
Aku... aku telah mengecewakan papa, mama , seluruh keluargaku. Tolong jadikan aku istrimu,
please om" ucap Davina mulai sesenggukan
"Davina dengarkan om,
pernikahan bukan mainan, itu sesuatu yang sakral.
Aku tak mau bermain-main dalam hal sakral itu.
Kita bisa mencari solusi lain" ucap Sebastian walau tak yakin dengan ucapannya sendiri
"Aku gak lagi main-main om.
Maafkan aku menyeretnya dalam permasalahan ku" ucap Davina menghapus air matanya, ia bangkit dan berjalan ke arah balkon.
Sementara Sebastian membeku di tempatnya
wajah Sebastian terlihat sedang berfikir keras
"Aku tak bisa menikahi mu karena kau keponakanku.
walaupun kita tidak sedarah" ucap Sebastian lirih
"Aku sungguh malang, bahkan om saja gak mau menikahi aku" ucap Davina putus asa.
permintaan Davina sesuatu yang mustahil bagi Tian walau ia menyayangi Davina, tapi hanya sebatas om dan ponakannya, tidak lebih dan kurang
"Tolong sampaikan permintaan maaf ku untuk semua om" ucap Davina berdiri di pagar balkon dan menutup matanya
Sebastian dengan sigap menariknya dan memeluknya.
Davina hampir saja ingin mengakhiri hidupnya.
Sebastian merasa kepalanya mau pecah, apakah ia harus menikahi bocah ingusan ini???
perbedaan usia mereka yang terlalu jauh membuat Sebastian ragu.
Saat Davina kecil dulu, Sebastian terpesona dengan kecantikan Davina, dan kini gadis itu tumbuh lebih cantik dari waktu ia meminum obat untuk merubah dirinya, tanpa sadar tangan Sebastian membelai pipi Davina.
namun sekejap kemudian kesadaran kembali.
"Jangan berbuat nekad, banyak orang yang menyayangimu" ucap sebastian mengangkat kepala Davina yang menunduk, pada Dangan mata mereka bertemu.
"Tapi aku membuat mereka kecewa dan malu.
Aku menorehkan arang di wajah keluarga besar ku" ucap Davina menangis sesenggukan.
Untuk pertama kalinya Sebastian melihat Davina menangis dengan pilu, hatinya merasa tak karuan.
Dengan lembut Sebastian menghapus air mata Davina dengan jarinya
"Mengapa kau memilihku?" tanya Sebastian menatap lurus ke dua bola mata Davina
"Karena aku menyukaimu om"ucap Davina, namun sebastian hanya tersenyum
"Aku serius om" ucap Davina dengan mimik muka serius
"Anak ingusan dengar,
aku akan menikahi mu
Tapi ada syarat nya, kita tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing.
Aku tidak akan mengganggu privasi mu, begitu juga denganmu, tapi selama jadi istriku kau harus mendengarkan ucapan ku.
kau bisa mengajukan cerai kapanpun kau mau dan aku tidak akan melarangnya"ucap Sebastian membuat Davina berbinar senang
"Terima kasih om, cup" sebuah ciuman mendarat di pipi Sebastian membuat Sebastian terkejut
"Itu DP dari aku calon istrimu" ucap Davina kembali ceria sambil mengedipkan sebelah matanya.
Sebastian menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Sebenarnya ia tak ingin menikah dengan Davina, ia takut tak kuat mental dan berbuat jauh.
belum menikah aja Davina sudah membuat jantungnya dag Dig dug"
"come on Tian, dia keponakan loe, kenapa loe pake deg-degan gitu?? dasar duda labil dah lama gak tersentuh daun muda" gerutu Tian memaki dirinya sendiri dalam hati.
""Om sayang, ganti baju sana, ayo kita nikah" ucap Davina enteng seolah mengajak Tian jalan-jalan
"Tuhan, aku harus mengasuh dua anak kecil nantinya, satu istri kecilku, satu lagi putri kecilku, semoga jantung ini kuat" gumam Tian lirih lalu berjalan keluar kamar tersebut.
Di depan kamar sudah berdiri Arjuna, Adhi dan Ayudia yang tak sabar ingin tahu apa yang di bicarakan Tian dan Davina
"Kak, kita teruskan acaranya, aku akan menikahi Davina" ucap Tian malu-malu
"Apa?? apa kau sudah gila?? dia keponakanmu" ucap Arjun ayang langsung di bekap Ayudia
"Aku setuju"
"Sayang????" protes Arjuna tak senang
"Apa kau punya pilihan lain??" tanya Ayudia balik
"Papa setuju" ucap Baskoro yang tiba-tiba nimbrung obrolan mereka
"Paaa...
Tian..." Arjuna tak meneruskan ucapannya
"Tian anak yang baik, perhatian, penyayang, apa lagi yang kau harapkan???
Apa kau menunggu menantu brengsek mu datang???
walaupun dia diseret orangtuanya, papa tak akan pernah menyetujui dia menikahi cucu kesayangan papa" ucap Baskoro tegas
"Aku setuju dengan mu Baskoro" timpal Adhi untuk pertama kalinya ia setuju dengan Baskoro
"Kakek juga setuju, Tian segera ganti pakaianmu, kakek buyut sudah menyiapkan bulan madu terbaik untuk kalian berdua.
Kakek harap bisa melihat Davina hamil, sehingga jika nyawa kakek di ambil, kakek bahagia" ucap Angelo yang tahu-tahu sudah berada disana.
Arjuna pasrah, satu lawan empat orang, dia kalah telak
Akhirnya acara ijab qobul dilaksankan,
"Bagaimana saksi??"
"Saaaaaahhhhhh" teriak semua orang antusias.
walau para tamu undangan bertanya-tanya mengapa pengantin prianya berubah, namun mereka hanya memendam itu dalam hati, pasalnya pria pengganti pengantin pria di kenal sebagai CEO muda yang berbakat dan masuk dalam jejeran pengusaha muda sukses .
untuk pertama kalinya Sebastian mempublikasikan namanya sebagai Sebastian Chou.
Davina dan sebastian saling menyematkan cincin di jari mereka masing-masing
Davina tak memakai cincin yang dipersiapkan untuknya sebelumnya, tapi memakai cincin yang Sebastian beli dan diantar ke acara tersebut.
"Apa-apaan ini??" teriak seorang pria
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
MakBarudakh
Thor... man daffa, daffi sama adik kembar mereka...
2023-12-07
0
👍👍👍
2022-12-03
0
KrisTie Lyiee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-11-08
2