Renata menatap ke arah dirinya saat mendengar teriakan Bima. Wajahnya merona, buru-buru perempuan itu naik ke atas ranjang kemudian menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Renata!" Suara Bima kembali terdengar.
Sial! Kenapa aku lupa mematikan ponselku?
"Aku belum selesai bicara, jangan matikan ponselnya!" peringat Bima.
"Memangnya apa lagi yang ingin Tuan bicarakan?" Renata kembali mengarahkan ponselnya.
Wajah tampan itu terlihat sangat kesal.
Bima sejenak terdiam menatap Renata. Sudut bibirnya sedikit tertarik ke atas meski samar saat melihat Renata yang kini menutup tubuhnya dengan selimut.
"Kenapa Tuan diam saja? Katanya tadi mau bicara." Renata menatap kesal pada pria itu.
"Aku hanya ingin mengingatkanmu, selama aku pergi bulan madu, kau tidak boleh kemanapun tanpa seizinku!" ucap Bima dengan begitu egois, membuat Renata mengepalkan sebelah tangannya.
"Apa maksud, Tuan?"
"Kamu sangat tahu apa maksud ucapanku, Renata.
"Tuan, apa Tuan pikir aku tidak punya perasaan? Tuan menyuruhku diam di rumah sementara Tuan bersenang-senang dengan istri baru, Tuan? Egois!" Renata tidak bisa lagi menahan kekesalannya.
"Tidak peduli egois atau tidak, yang jelas, aku tidak mengizinkanmu kemanapun selama aku pergi!" tegas Bima.
"Tuan, apa Tuan sadar dengan apa yang Tuan ucapkan?" Renata menatap tajam wajah tampan Bima pada layar ponselnya.
"Aku ini seorang pembantu di rumah ini. Banyak keperluan yang harus aku beli di luar rumah, termasuk belanja bulanan untuk keperluan rumah ini. Jangan bilang, kalau Tuan lupa apa tugasku di rumah ini?"
Bima terdiam mendengar ucapan Renata.
Apa yang dikatakan oleh Renata memang benar, tetapi bayangan saat Renata pergi dengan Aldrian di acara resepsi tadi membuatnya kembali merasa kesal.
"Kau jangan bodoh, Renata. Kau bisa pesan semua keperluan yang kau butuhkan secara online lewat ponselmu!" Bima menatap tajam ke arah wajah cantik Renata pada layar ponselnya.
"Aku tidak terbiasa belanja lewat online, Tuan. Aku-"
"Tidak usah banyak alasan, Renata!" potong Bima cepat, membuat Renata semakin kesal.
"Aku akan tetap pergi berbelanja keluar."
"Kau ...-"
"Tuan muda Bima, aku butuh udara segar, aku butuh hiburan buat menghilangkan rasa sakit hatiku karena suamiku menikah lagi dengan perempuan lain. Jadi, biarkan aku pergi untuk bersenang-senang seperti Tuan yang juga saat ini sedang bersenang-senang dengan istri baru Tuan."
"Renata kau-"
"Aku manusia, bukan robot. Bohong saja kalau saat ini aku bilang kalau aku sedang baik-baik saja. Kita memang belum saling mencintai, Tuan. Tapi tetap saja harga diriku terluka melihat pria yang baru dua minggu resmi menjadi suamiku menikah lagi dengan perempuan lain."
"Renata, kau-"
"Sial!" umpat Bima saat layar ponselnya tiba-tiba menghitam. Dia belum selesai bicara tetapi Renata sudah mematikan ponselnya.
"Awas saja kau, Renata!" Bima mengepalkan kedua tangannya saat beberapa kali dia mencoba menelepon, tetapi panggilannya diabaikan.
Renata memang dengan sengaja membiarkan ponselnya berdering tanpa ingin mengangkatnya.
Saat Bima kembali ingin menelepon Renata, ponselnya berdering. Shinta menelepon, menanyakan keberadaannya dan menyuruhnya segera kembali ke kamar hotel.
Dengan perasaan kesal, Bima melangkah meninggalkan tempat itu dan segera kembali ke hotel untuk menemui istri keduanya.
Sementara di rumah besar Abimanyu, saat ini Renata sedang menerima telepon dari Aldrian.
Pria itu mengatakan kalau saat ini ada lowongan pekerjaan yang dibutuhkan oleh Renata. Aldrian juga mengatakan kalau dia sudah menemukan rumah yang dibutuhkan oleh Renata.
"Kafe itu milik temanku. Dia baru buka cabang baru dan kebetulan sedang membutuhkan pegawai," jelas Aldrian.
"Apa kau yakin kalau mereka akan menerimaku?"
"Tentu saja. Aku sudah menceritakan pada mereka semua tentang kamu."
"Hah?"
Aldrian tertawa mendengar keterkejutan Renata.
"Tenang, Renata. Aku hanya menceritakan pekerjaan kamu di rumah Bima. Lagipula, itu hanya kafe bukan kantor. Pekerjaan kamu hanya melayani tamu yang datang ke sana."
Renata mengangguk meski Aldrian tidak melihatnya.
"Bagaimana? Apa kau mau?"
Bersambung ....
Minal Aidzin Wal Faizin ya teman-teman ... Mohon maaf lahir dan batin 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
semangat renata pergi dr rumah kyk neraka, tingglkan bima, menikah sm aldrian, aldrian juga tdk kalah keren & kaya
2022-12-17
0
Uty
lanjutttt.....
thoor lagi asikkkk....mantulll
2022-09-03
0
Zainab ddi
bener Renata kerja tempat lain aja
2022-07-15
0