Aldrian membawa Renata keluar dari hotel. Laki-laki itu mengajak Renata masuk ke dalam mobil kemudian meninggalkan hotel tempat resepsi pernikahan suaminya.
Aldrian sungguh tidak menyangka kalau Bima mengajak Renata ke resepsi pernikahannya dengan Shinta.
Entah apa yang ada di dalam otak Bima sampai-sampai dia tega mengajak istrinya menyaksikan pernikahan keduanya dengan perempuan lain.
Bodohnya, Renata mau saja diajak ke sana. Sebenarnya hati perempuan itu terbuat dari apa?
Aldrian tahu, pernikahan itu adalah atas kemauan Erika, tantenya.
Namun, dari sikap Renata yang menangis sedih tadi siang, membuat Aldrian menyadari kalau gadis itu menyukai Bima. Kalau perempuan itu tidak menyukainya, tidak mungkin dia sangat bersedih melihat kelakuan Bima.
Aldrian menghentikan mobilnya di depan taman. Pria itu tahu, kalau Renata sangat suka berada di taman.
Mereka berdua duduk di bangku taman, Renata menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Tangisnya terdengar saat perempuan itu mengingat kembali pernikahan Bima.
Pria itu terlihat sangat bahagia, bersanding, duduk di pelaminan. Sementara dirinya justru menangis dan terlihat begitu menyedihkan.
Bukan ini yang Renata inginkan. Bukan ini juga yang dia harapkan.
Nyonya, maafkan aku jika suatu saat aku menyerah dan tidak bisa lagi memenuhi janjiku pada nyonya ....
Aldrian meraih tubuh perempuan itu ke dalam pelukannya.
Renata mendongak, menatap pria itu dengan kedua mata berkaca-kaca.
"Kau mencintainya?"
"Salahkah kalau aku mencintai suamiku sendiri?"
"Tidak salah. Kamu berhak mencintai siapapun termasuk mencintai suamimu."
"Kesalahannya hanya terletak pada suamimu, karena dia tidak mencintaimu." Mendengar jawaban Aldrian, Renata semakin menangis.
"Bima dan Shinta sudah menjalani hubungan bertahun-tahun. Tidak mudah bagi Bima untuk melepaskan Shinta begitu saja."
"Mereka berdua saling mencintai. Kesalahanmu adalah, kau hadir di antara dua orang yang saling mencintai." Lagi, ucapan Aldrian membuat Renata semakin menangis.
"Berarti aku jahat? Karena aku berada di tengah-tengah mereka?"
"Tidak. Kau tidak jahat. Hanya saja, waktunya tidak tepat. Lagipula, bukankah kau tidak sengaja?"
Renata mengangguk.
"Aku tidak pernah bermimpi kalau aku akan masuk ke dalam hubungan mereka berdua."
"Aku-"
"Sejak kapan kau mencintainya?"
"Aku tidak tahu. Selama ini aku hanya mengaguminya. Aku tidak pernah bermimpi bisa bersamanya. Tapi, setelah aku menikah dengannya, harapan yang tadinya ingin aku simpan sendiri, sekarang justru ingin aku wujudkan."
"Mungkin aku memang tidak tahu diri. Padahal, dari awal aku tahu kalau Tuan Bima hanya mencintai Nona Shinta."
Aldrian mengusap rambut Renata. Kembali merangkul perempuan itu dalam pelukannya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"
"Kenapa kau tadi begitu bodoh ikut Bima ke hotel? Memangnya kau tidak tahu kalau dia akan menikah?" Bukannya menjawab, Aldrian justru penasaran kenapa Renata mau diajak okeh Bima ke hotel.
"Aku sudah tahu kalau dia akan menikah hari ini dan juga bulan madu ke Jepang selama dua minggu."
"Apa?" Aldrian sangat terkejut mendengar ucapan Renata.
"Jadi Bima mengatakan padamu kalau dia akan menikah lagi?"
Renata mengangguk.
"Dan kau setuju dimadu?"
Renata menundukkan kepalanya.
"Apa kau pikir aku bisa menolak?"
"Tentu saja bisa. Kau istrinya. Kau punya hak untuk menolak dan tidak mengizinkan dia menikah lagi."
"Aku tidak bisa."
"Kenapa tidak bisa?"
"Tuan Bima tidak mencintaiku. Aku tidak bisa melarang dia karena aku sadar kalau aku hanya seseorang yang tiba-tiba datang mengacaukan hubungan mereka." Renata menatap Aldrian dengan kedua mata berkaca-kaca.
"Kalau begitu, kau harus bisa menghadapi konsekuensi dari keputusan yang kau ambil. Termasuk tinggal satu rumah dengan madumu. Apa kau sanggup?"
Mendengar ucapan Aldrian, Renata semakin menangis.
'Apa aku bisa hidup satu rumah dengan mereka? Saat tanpa sengaja aku melihat mereka bercinta saja hatiku sangat sakit, apalagi melihat kemesraan mereka setiap hari?'
'Apa aku sanggup?'
Renata kembali mendongak ke arah Aldrian.
"Apa menurutmu aku akan sanggup melihat mereka berdua bermesraan di hadapanku?" Tangis Renata kembali pecah.
Aldrian menghela napas panjang sebelum akhirnya kembali memeluk perempuan itu dengan erat.
Pria tampan itu benar-benar merasa iba dengan keadaan yang menimpa Renata, gadis cantik yang merawat tante Erika yang diam-diam diperhatikannya.
Namun, sepertinya saat ini dia harus membuang jauh-jauh harapannya karena biar bagaimanapun, Renata adalah istri dari Bima, sepupunya.
Tidak mungkin dia terus mengharapkan seseorang yang jelas-jelas sudah menjadi milik orang lain.
Aldrian tidak ingin kalau Bima kembali menuduh merebut miliknya, seperti beberapa tahun lalu saat kekasih Bima justru lebih memilihnya.
Saat itu Bima sangat marah karena wanita pujaannya justru jatuh ke pelukan Aldrian.
"Al, aku ingin mencari rumah dan bekerja. Aku tidak mau tinggal bersama mereka."
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
meE😊😊
yg bkin rena buat bertahan slain krn janji y sma majikan juga krn rena mncintai bima n bima mngancam rena dgn kslmatan kluarga y .
2023-12-12
2
S
Ahh..Renata bisamu nangis aja.itu konsekwensinya renn...
pernikahan paksa pasti akan sangat merugikanmu.ok kamu terima krn ortu Boma dlm kondido sekarat tp jadi berbeda saat tahu Shinya ternyata sdh hamil.mundur lebih baik tok Bima tak pernah mengganggapmu apalgi menyentuhmu.daripada nangiss...mlulu hadehh
2023-01-06
0
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
gugat cerai aja,susah amat sich
cewek juga bisa tegas tau
ngapain melihara penyakit dgn bertahan sama suami macam Bima
2022-12-07
0