Seminggu hampir berlalu. Alvin dan Zea saling tak bicara satu sama lain semenjak Alvin mengantar Zea pulang. Zea pikir itu adalah hal yang bagus, namun Zea juga heran kenapa selama ini Alvin mendiamkannya dan cuek kepadanya. Bahkan kini dia tidak lagi diantar jemput oleh Alvin. Karena Zea beralasan bahwa dia akan berangkat dan pulang bersama dengan teman temannya itu seperti sebelum dirinya mengenal Alvin.
Zea juga mensetujui ajakan Icha dan Keyla untuk ikut kepesta Aodra setelah berpikir lama. Kini mereka bertiga pergi ke mall untuk mencari pakaian yang cocok untuk mereka pakai. Seperti biasa suasana mall sangat ramai.
"Ze ini bagus deh di elo" ucap Icha sembari menyodorkan mini drees berwarna hitam.
"Eh bagus tuh Ze, lo coba sana!" ucap Keyla menyetujui baju yang dipilihkan Icha. Zea mengambil baju itu dan mencobanya diruang ganti.
Zea menujukan pakaian itu dengan memutar mutar tubuhnya. Kesenangan membuat mereka tidak sadar ada seseorang yang mengikuti mereka sedari tadi dan memfoto apa yang para gadis itu lakukan dari jarak jauh.
"Gimana?" tanya Zea meminta pendapat.
"Bagus Ze, cocok banget." ucap Keyla dan Icha sambil mengacungkan jempol.
"Oke deh gue ambil." ucap Zea.
Zea membayar pakaiannya dikasir sambil menemani para bestienya itu yang masih sibuk memilih milih pakaian yang akan mereka kenakan.
Mereka sudah selesai berbelanja, Icha dan Keyla juga sudah mendapatkan baju yang mereka mau. mereka mampir ke sebuah food court yang ada didalam mall itu.
"Girls gue ketoilet bentar ya, kebelet nih" Pamit Zea.
"Oke Ze"
"Gue pesenin ya Ze" Suara Keyla keras diacungi jempol oleh Zea yang melangkah meninggalkan keduanya.
Zea yang sudah lega keluar dari bilik toilet dan mencuci tangannya diwastafel. Dirinya keluar dari toilet tak ingin membuat kedua orang itu menunggu. Namun langkahnya tertahan ketika dari arah belakang seseorang menepuk pundaknya. Zea menoleh menatap orang yang menepuk pundaknya itu.
"Siapa?"
"Hai kenalin namaku Steven, gue ngelihatin lo sedari tadi. Boleh minta nomer lo gak?" Ucap pria itu memperkenalkan diri.
Daya tarik Zea emang bukan main. Bahkan sedari tadi banyak pria pria yang menatap kagum pada Zea saat berjalan jalan dengan para temannya itu. Namun Zea cuek saja. Sekarang ada orang yang mendekatinya secara langsung. Sungguh keberanian yang besar.
"Sorry gue gak bisa ngasih nomer gue sembarangan." tolak Zea menanggapi pria itu.
"Ohw gitu, tapi gue gak ada maksud aneh aneh kok cuma mau ngajak temenan aja. boleh ya gue minta nomer lo?" pintanya lagi.
nih cowok maksa banget sih, udah gue tolak juga. Batin Zea.
"Gue udah punya cowok, gue gak bisa temenan sama cowok lain. Cowok gue posesif" ucap Zea berbohong berharap cowok itu akan pergi.
"Cih, lo boong kan kalok punya cowok! lo ngomong gini karena gak mau ngasih nomer lo ke gue kan, jujur aja" sarkas Steven mendesak Zea.
"Emang apa urusannya sama lo kalok gue punya cowok atau gak? Terus suka suka gue lah gue mau kasih nomer gue ke lo apa gk, itu hak gue. Terus lo mau apa?" ucap Zea sewot, habis sudah kesabarannya.
"Udah!! Gak guna juga gue ngeladenin cowok kek lo. Bye!" ucap Zea melambaikan tangan.
Zea membalik badan meninggalkan pria itu namun tangannya Zea dicekal olehnya. Zea refleks menghempaskan tangan itu. Adegan itu mengingatkan dia akan kejadian ditaman bersama Zion waktu itu. Zea yang gelisah berusaha mengatur nafasnya kembali, dirinya harus tenang.
"Lo jadi cewek sok jual mahal banget sih, gue kan mau nomer lo. Masak lo gak mau kasih ke gue, gak usah muna jadi cewek" ungkap Steven masih berusaha memaksa Zea.
"Terus apa masalahnya. Gue kan udah bilang gue gak mau ngasih nomor gue, gue udah punya pacar dan pacar gue posesif. Lo paham gak sih omongan gue" geram Zea.
"Oke gue gak akan maksa lo, kalok lo udah punya cowok. Tapi gue mau bukti, buktiin kegue!!"
'Sialan, nih cowok kenapa ngotot banget sih. Gimana gue buktiinnya coba' ungkap Zea dalam hati sembari berpikir.
"Mana buktinya, lo gak bisa buktiin kan" ucapnya menyeringai menantang.
"Kata siapa gue gak bisa buktiin, gue telpon cowok gue sekarang kalok lo gak percaya" ucap Zea.
Zea mengambil hp ditasnya dan melihat deretan kontak dilayar. Entah apa yang dia pikirkan ketika dia melihat nama 'Alvin si culun' dia langsung mendial nomer itu. Panggil itu tersambung.
"Halo Ze kenapa?" lirih Alvin.
"Halo sayang kamu lagi apa?" tanya Zea memanggil Alvin sayang agar cowok didepannya itu percaya bahwa dia punya pacar.
Alvin diseberang telepon mengeryit, mendapat panggilan sayang dari Zea. Tak bisa dipungkiri dirinya suka dengan panggilan itu.
"Lo spiker, biar gue tau lo gak bohong" kata pria itu pelan namun dapat didengar oleh Zea.
Zea sedikit ragu untuk hal itu. Apalagi hampir seminggu ini dia dan Alvin saling mendiami tanpa alasan yang jelas. Walaupun mereka masih saling berkirim pesan dengan Alvin yang menanyai keberadaannya atau sesekali dia yang mengirim pesan duluan.
Pria itu masih tetap menatap Zea remeh. Zea yang dianggap remeh tak terima dan menspiker obrolan telponnya dengan Alvin.
"Ehm,,ehm.. Halo sayang, kamu lagi dimana?" tanya Zea lagi berdehem, semoga Alvin yang ada diseberang telpon paham.
"Halo, iya By. Lagi dirumah nih, kamu lagi dimana?"
Yes... batin Zea bersorak kegirangan saat Alvin merespon kodenya.
"Lagi di mall nih sayang" jawab Zea.
"Sama siapa? Ngapain ke mall? Kok gak ngajak aku kalok mau pergi?" tanya Alvin beruntun. Membuat cowok yang disamping Zea ini percaya akan perkataan gadis itu.
"Sama Keyla dan Icha, udah ya aku tutup telponnya bye" ucap Zea memutuskan panggil telponnya langsung. Dirinya tidak ingin terlalu berlarut dalam pembicaraan dengan Alvin karena dirinya harus menghadapi pria disebelahnya ini.
"Gimana? Lo udah percaya kan? Kalok gitu lo gak usah ganggu gue lagi. Bye!" pamit Zea dengan nada kesal dan tatapan sinis.
Zea meninggalkan pria itu. Sambil mendengus kesal dia menghampiri para temannya yang sedang asik makan tanpa menunggunya itu.
"Huft!" dengus Zea mendudukkan pantat indahnya dikursi.
"Kok lo lama banget Ze?" tanya Keyla menatap Zea. Icha masih sibuk dengan makanannya.
"Gue tadi dimintaiin nomer sama cowok, maksa banget pula" ucap Zea kesal, kedua temannya hanya mangut mangut 'udah biasa' pikir keduanya.
"Yee, punya dua temen kok gak pedulian banget, malah mangut mangut aja huft.." dengus Zea kesal, hal itu malah membuat keduanya tertawa.
"Udah gak usah marah marah nih makan makan" ucap Keyla menyodorkan makanan Zea.
"Nih juga minum jus stroberi lo, biar gak panas" Icha menyodorkan minuman berwarna pink itu ke Zea.
Zea hany menerima perlakuan dari kedua sahabatnya itu. Ketiganya kini makan dengan lahap. menikmati makanan yang masuk kedalam mulut mereka.
"Eh btw, lo udah izin ke ortu lo kan Ze?" tanya Keyla memastikan disela sela makannya.
"Udah" jawab Zea.
"Habis ini langsung cus kerumah gue ya, kalian jadi nginep kan?" tanya Icha memastikan.
"Jadi" jawab keduanya.
Ketiganya yang sudah kenyang kini, keluar dari mall dan berangkat menuju rumah Icha.
##
Dilain sisi..
Alvin yang mendiamkan Zea selama hampir seminggu ini sudah tidak tahan lagi. Sampai sebuah nomor dengan terpampang nama 'Zea is mine' disana masuk. Alvin yang menatap itu lantas mengangkatnya.
Alvin yang senang dengan panggilan sayang dari Zea juga merasa aneh, dirinya lantas merespon panggilan sayang dari Zea. Setelah panggilan berakhir, Alvin menelpon orang yang dia perintahkan untuk mengikuti Zea dan memberitahu apa yang Zea lakukan dengan mengirimi dirinya foto foto aktivitas gadis itu selama dirinya mencoba menahan diri.
Panggilan Alvin terangkat.
"Apa yang terjadi?" tanya Alvin tanpa basa basi.
"Maaf tuan saya tadi meninggalkan gadis anda sebentar karena ada panggil telpon dan setelah saya kembali. Saya melihat gadis anda berbicara pada seorang pria dan saat saya ingin mendekat gadis anda pergi meninggalkan pria itu" ucap Joe pria yang disuruh oleh Alvin itu menjelaskan.
Alvin yang mendengarkan menggertak giginya dan menggeram, dirinya marah, dirinya tak suka jika Zea didekati oleh pria lain selain dirinya. Semenjak Alvin membunuh orang dirinya tak bisa lagi menahan dirinya yang dulu. Padahal selama ini dia selalu bersikap manis dan baik didekat Zea. berprilaku seakan dia adalah seorang nerd. Alvin yang cupu dan culun.
Didekat Zea membuat dirinya terlena akan siapa dirinya yang sebenarnya. Alvin tak ingin sikap bruntal dan kejam yang mendominasinya melukai Zea, maka dari itu dirinya memilih menahan diri untuk tak bicara pada Zea. Namun mendengar Zea didekatki pria lain membuat dirinya meronta ronta. Pandangannya kini tajam. Alvin berusaha menahan diri.
Joe yang tau tuannya marah lantar berbicara "Saya akan terima hukuman anda Tuan."
"Kau memang harus dihukum akan ketidak becusanmu Joe, datangi gue malam hari setelah kau pastikan gadisku itu aman dan pastikan kau menghabisi pria yang mendekati gadisku itu" ucap Alvin dingin menutup telponnya. Joe hanya bisa menghela nafas bahwa dirinya akan menjadi pelampiasan amarah sang tuan.
••••••
Malam harinya, Joe mendatangi tempat rahasia antara dirinya dan tuannya itu bertemu. Dirinya memasuki ruangan itu, disana banyak sekali alat alat yang membuat orang bergidik ngeri. Ruangan itu bersih dan rapi, namun alat alat yang ada disana seperti pisau, cambuk, tongkat, palu, borgol dan masih banyak lagi membuat orang yang melihatnya bergidik ngeri.
Joe menatap punggung Alvin yang membelakanginya, dirinya berjarak beberapa langkah dari Alvin dan menundukkan hormat pada pria itu.
"Tuan" sapa Joe. Alvin menatap pria yang kini menunduk kepadanya itu marah. Alvin marah ketika mengetahui bahwa tangan gadisnya itu disentuh oleh pria lain, lewat CCTV yang dikirimkan oleh Joe. Alvin yang sekarang berbeda dengan Alvin yang dulu. hanya dalam satu malam, perubahan Alvin benar benar luar biasa.
Plakk Bughh Bughh
Alvin menampar pria itu membuat pria itu tersungkur lantar dia menendang Joe beberapa kali. Membuat Joe mengerang kesakitan, Joe berusaha menahan suaranya agar tidak berteriak. Alvin menghajar pria itu membuat tangannya memerah. Alvin menghentikan pukulannya dirasa emosinya sudah sedikit mereda.
Dirinya menduduki sofa yang ada diruangan itu mengatur nafasnya emosinya. Joe yang melihat tuannya itu berusaha bangun dan menahan rasa sakit. Mengambil kotak P3k yang ada diruangan itu. Dirinya mendekati Alvin.
"Tuan, ijinkan saya membalut tangan anda" pinta Joe melihat tangan Alvin memerah. Alvin menyodorkan tangannya dan membiarkan Joe melakukan apa yang dia inginkan.
"Ini kesalahan pertamamu dan kali ini akan kutoleransi. Tapi tidak lain kali" ucap Alvin beranjak meninggalkan tempat itu. Membiarkan Joe disana sendirian. Alvin tau bahwa pukulan tadi tak akan membuat Joe terluka parah sampai membahayakan nyawa, mungkin dia harus rehat dirumah sakit untuk beberapa hari. Dan dirinya juga tak membutuhkan Joe lagi untuk mengawasi Zea, karena kini dirinya sudah tak tahan lagi berjauhan dari gadisnya itu.
Alvin kini pergi menemui teman temannya yang sibuk mempersiapkan party yang mereka adakan besok harinya.
TBC
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Halo semua maaf gak up up, sebenernya aku sibuk beberapa hari ini..
Jadi mohon maklum ya...
Happy reading ♡♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments