Keinginannya untuk bertemu Zea didalam mimpi tidak terkabul. Nyatanya Alvin malah tertidur lelap. Kini Alvin terbangun, dia menoleh kearah jam. Sial! umpat Alvin buru buru masuk ke kamar mandi. Padahal dia ingin bangun pagi dan berdandan sedikit lebih baik untuk menjemput Zea pagi pagi. Namun, dia malah bangun telat. Alvin yang sedang buru buru kini sudah berseragam lengkap, membawa tasnya serta memakai kaca mata bulatnya menuruni tangga. Terlihat Mommy Mira dibawah sana sepertinya akan naik untuk memanggil Alvin yang tidak turun untuk sarapan.
"Mom, Alvin berangkat dulu ya, cup.." cium Alvin ke pipi sang mommy.
"Gak sarapan dulu Al?" teriak Mommy Mira melihat anaknya itu menuju pintu luar.
"Gak Mom" jawabnya kencang.
Alvin kini mengendarai motor Scoopy yang disiapkan oleh Kenan. Motor butut yang Alvin maksud adalah motor yang seperti ini. Dia sampai didepan rumah Zea.
Zea sudah menunggu Alvin sedari tadi. Saat dia melihat kedatangan pria itu, dia menghampirinya. Alvin menyodorkan helm yang sudah Kenan siapkan didalam jok, Seakan pria itu tau alasannya meminta motor.
Zea menatap aneh kearah Alvin. Lantaran kini kulit Alvin putih bersih tidak seperti kemaren yang sedikit kecoklatan. Alvin lupa memakai foundation lantaran terburu buru.
"Lo kok putihan si Al?" tanya Zea.
'Sial gimana nih' batin Alvin dibuat gugup. Karna tak bisa memberi jawaban dirinya hanya bisa tersenyum menanggapi pertanyaan Zea.
"Oh itu...ehm, ada deh...Ayo Ze, naik...ntar keburu telat loh." ucap Alvin mencoba mengalihkan perhatian. Zea menurut menaiki motor tak mau memperpanjang.
"Pegangan Ze" ucap Alvin membuat Zea memegang pinggangnya.
"Gak bisa dieratin? Ntar kalok jatuh gimana?" ucap Alvin dari balik kaca helmnya.
"Modus kamu Al...pukk..." ucap Zea menepuk bahu Alvin, lalu memeluknya..mengeratkan pelukannya. ahh sepertinya bener kata Vara kalok dirinya murahan.
"Hehe, bilang modus tapi meluk" Alvin tertawa kecil senang.
"Gak boleh nih, yaudah." ucap Zea hendak melepas pelukannya, tetapi ditahan Alvin.
"Eh siapa yang bilang gak boleh? Boleh,, boleh,, aja kok...udah aku jalanan nih ya, jangan dilepas" ucap Alvin mulai melajukan motornya. Alvin sendiri tidak tahu dari mana sifatnya ini berasal, dia sendiri orang yang dingin dan tidak berperasaan. Tapi bersama dengan Zea membuatnya melembut.
...****************...
Mereka sampai di sekolah, banyak pasangan mata yang melihat mereka tak percaya. Seorang sepopuler Zea berboncengan dengan nerd seperti Alvin. Kabar itu lantas menyebar dengan cepat.
"Zea, lo beneran berangkat bareng si nerd?" heboh Icha saat melihat keduanya memasuki kelas. Alvin seperti biasa tak peduli. Berjalan menuju bangkunya.
"Emang kenapa Cha?" tanya Zea.
"Gue emang tau lo gak suka cowok yang ganteng, gara gara trauma. Tapi masa cowok kek Alvin sih Ze?" Icha kembali berbicara.
"Udahlah Cha! emangnya apa yang salah sama Alvin?" kini Zea sidikit kesal.
Icha menatap kebelakang, kini Alvin tak sedekil biasanya. Hal itu membuat Icha mengeryit.
"Kok Alvin gak dekil lagi ya Ze?" tanya Icha kepada Zea.
"Kalok dilihat lihat Alvin keknya ganteng juga sih Ze, coba penampilan dia gak cupu. Pasti ganteng" ucap Icha mendapatkan toyoran kepala oleh Keyla.
"Lo Cha, punya sahabat sendiri mau lo embat juga" ucap Keyla duduk disamping Icha setelah memindahkan kursinya ke samping meja Icha.
"Gue bukan temen makan temen ya, sorry aja. gue kan cuma bilang. Lagian kalo Zea emang suka gue dukung kok, walau gue agak nggak rela sahabat gue tercinta sama cowok nerd kek Alvin" ucap Icha memelas.
"Gue juga dukung lo jadian sama siapapun pilihan lo Ze" balas Keyla menatap Zea.
Zea yang mendengar ucapan temannya hanya tersenyum, "Kalian apaann sih, bikin malu tau gak. Siapa juga yang jadian sama Alvin" Ucap Zea saat melirik Alvin yang kini sedang menatapnya. Guru kemudian masuk kekelas.
...****************...
Pembelajaran selesai, kini dirinya bersama Alvin berboncengan menuju ke klinik tempat adik Wily dirawat. Sampai disana Zea kaget karena tak mendapati mereka, sekaligus senang ketika mengetahui wily dan adiknya mendapat bantuan dari yayasan. Dengan bantuan itu Wily dan adik adiknya bisa menerima kehidupan yang layak.
Alvin mengantar Zea pulang kerumahnya. Zea melepaskan helmnya, "Mampir dulu Al, kemarin Mama nanyain lo"
"Ntar aja gue mampirnya Ze, gue harus pulang dulu. Ada yang harus gue kerjain dirumah soalnya" Ucap Alvin membuat Zea kecewa.
"Mampir bentar gak bisa?" tanya Zea. Alvin menggeleng. Mau bagaimana lagi, kini dia harus segera mengecek perusahaan yang dia telantarkan beberapa hari ini. Karena ke sibuknya bersama Zea dan teman temannya sampai dirinya melupakan pekerjaannya. Walau beberapa sudah dihendel oleh Geo yang merangkap sebagai tangan kanannya.
"Maaf ya Ze, nanti deh. Aku janji" ucapnya mengelus Surai hitam panjang milik Zea. Zea mengangguk tak bisa memaksa Alvin. Lalu Alvin menyuruhnya untuk masuk kedalam rumah. .
Alvin melajukan motornya kearah perusahaan. Perusahaan yang didirikan sendiri olehnya ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang game. Berkat ajaran dari sang kakek yang dulunya merupakan pecinta game, dia bisa menjadi seorang game developer. Game dan inovasi baru yang dia buat selalu laku keras dipasaran. Hal itu membuatnya mendirikan perusahaan game untuk mengkoordinasi berjalannya pengembangan game yang dia buat agar semakin maju. Dan akhirnya perusahaannya mencapai skala sukses.
Alvin memasuki perusahaannya itu, melepaskan kaca matanya. Perusahaannya dihias dengan beberapa figur karakter game yang dia ciptakan. Dirinya memasuki ruangan yang bertuliskan "CEO Room" Melihat Geo dan pengelolah perusahaan berada disana.
"Al udah datang" sapa Geo.
"Tuan Al, selamat datang di perusahaan" sapa hormat Jovan selaku pengelola perusahaan yang ditunjukkan Alvin. Jovan adalah orang yang menggantikannya pekerjaannya bersama Geo.
"Mana berkas yang harus saya cek dan tanda tangani? saya buru-buru" ucap Alvin tanpa basa-basi. Geo dan pak Jovan menyerahkan tumpukan berkas kepada Alvin. Alvin langsung mengerjakan semuanya. Tak terasa waktu berlalu, kini Alvin sudah selesai dengan tumpukan berkas. Dia melihat ke arah jarum jam yang menunjukkan pukul 17:45.
"Ge, berkas udah gue cek dan tanda tangani, Lo beresin sisanya" ucap Alvin membuat Geo tercengang, sedangkan tuan Jovan hanya tersenyum.
Alvin kini melajukan motornya menuju rumah. Alvin memasuki rumah besar itu. Diruang keluarga dia melihat sang Mommy Mira yang membelakanginya, Alvin menghampiri dan telinganya tak sengaja mendengar suara isak tangis.
Dia memeluk mommy dari belakang "Mom kenapa kok nangis?" Mommy Miranda menoleh ketika dirinya dipeluk. Lalu mengusap air matanya. Alvin duduk disamping Mommy Mira, menggenggam tangan wanita itu
"Al udah pulang?" tanya Mommy Mira.
Alvin mengangguk, "Mommy kok nangis? Daddy bikin ulah?" Alvin balik bertanya.
"Eh nggak kok Al, Mommy nangis gara gara ini. Mommy lagi nonton Drakor, sedih banget ceweknya meninggal Al" ucap Mommy Mira memperlihatkan layar handphonenya kemudian melepas Ipod yang menempel ditelinga yang tertutup rambut.
"Ck Alvin kira Mommy nangis beneran" kesal Alvin meninggalkan ruangan itu menuju kamarnya.
Alvin membuka pintu kamarnya yang bernuansa hitam. Dia meletakan tasnya dikasur dan menuju kamar mandi. Kemudian dia menuju walk in closet lalu memakai kemeja putih, celana warna gelap, dan outer sebagai pelengkap tak lupa kaca mata bulat yang menengger dihidung.
Alvin turun kebawah mencari keberadaan Mommy Mira. Sampailah dia diruang makan.
"Mom" panggil Alvin.
"Anak Mommy mau kemana, kok udah ganteng?" tanya Mommy Mira menghampirinya.
"Mau kerumah Zea" ucap Alvin, Mommy Mira lantas menatap Alvin lekat.
"Zea? Cewek?" tanya Mommy Mira. Alvin mengangguk.
"Kamu mau kerumah cewek?" tanya Mommy Mira lagi, Alvin kembali mengangguk.
"Beneran kerumah cewek?" tanyanya lagi seakan tak menyangka.
"Huftt,, Iya Mom" keluh Alvin mendengar pertanyaan Mommy Mira.
"Syukur lah, anak Mommy ternyata masih normal. Mommy sama Daddy sempet khawatir kamu belok, karna keseringan sama Geo" ucapan Mommy Mira membuat Alvin mendelik.
"Mommy aneh aneh aja, gak mungkin Al belok" sarkas Alvin.
"Iya,, iya,, maaf,, terus kamu kerumah cewek gak bawa apa apa gitu?" tanya Mommy menatap Alvin.
"Biasanya kalok ke rumah cewek Alvin harus bawa apa mom?" tanya Alvin lekat.
"Ish kamu ini sama aja kayak Daddy kamu,, kamu tunggu disini sebentar" ucap Momy Mira meninggalkan Alvin.
Mommy Mira menuju ke dapur memasukan berbagai macam kue dan roti yang tadi dibuat kedalam tas. Mommy Mira selalu menyetok banyak kue dirumah. Mommy Mira memiliki bisnis bakery and pastry yang sangat terkenal. padahal bisnis itu dibuat hanya untuk menyalurkan hobby sang Mommy.
Mommy Mira sudah selesai memasukan berbagai macam kue tadi ke dalam tas.
"Nih Al bawa, bilang dari Mommy" ucap sang Mommy Mira memberikan 2 tas hampers yang berisi kue.
"Ini banyak banget mom, gimana bawanya?"
"Ya kamu taruhlah disamping mobil,, kan bisa!"
"Al bawa motor Mom"
"Udah gak usah ribet, kamu minta supir bawain" ucap Mommy Mira. Alvin hanya bisa pasrah.
Alvin berhenti dijarak sekitar setengah kilometer dari rumah Zea. Dia mengambil alih tas hampers yang disiapkan Mommy Mira yang dari tadi dibawakan supir yang menaiki mobil, mengikuti nya. Kini Alvin sampai didepan rumah Zea. Dirinya menekan bel rumah itu. Nampak Mama Tia yang membukakan pintu.
"Nak Alvin, akhirnya datang kesini. Lihat tuh anak tante uring uringan dikamar, nungguin kamu kayaknya" ucap Mama Tia membuatnya tertawa.
"Ayo masuk" ajak Mama Tia.
"Siapa ma?" suara Zea datang menghampiri dari arah tangga.
"Nih ada Alvin" ucap Mama Tia memperlihatkan Alvin yang mengikuti dibelakang.
"Alvin udah dateng" ucap Zea sembari tersenyum.
"Iya Ze..oh iya! Tan, Ze,, ini dari mom, suruh cobain katanya" ucap Alvin menyerahkan dua hempers ke Mama Tia dan satunya ke Zea.
"Wah apa nih banyak banget, padahal gak usah repot-repot segala.." ucap Mama Tia menerima pemberian Alvin.
"Sama sekali gak merepotkan kok Tan" jawab Alvin.
"Ntar kamu bilangin makasih ya ke Mama,, sama titip salam juga dari Tante" ucap Mama Tia.
"Bilangin juga makasih dari aku Al" lanjut Zea tersenyum manis. Senyum Zea membuat hati Alvin meleleh.
"Sama sama, nanti Alvin bilangin" ucap Alvin membalas senyuman Zea.
"Ze, kamu temani Alvin. Mama buatin minum buat Alvin dulu, kayaknya bentar lagi papa sama abang kamu pulang"
"Iya ma, Ayo Al duduk" ajak Zea, mereka berdua duduk di sofa. Alvin mengikuti duduk disebelah Zea.
"Gue kira lo gak bakal dateng" kata Zea menatap Alvin.
"Gue kan udah janji bakal dateng, lagian ini masih jam 7. Lo udah gak sabaran ya ketemu gue?" ucap Alvin manarik hidung Zea.
"Aww kok ditarik si Al" kata Zea mengusap hidungnya.
"Biar mancung Ze hehehehe" Ucap Alvin sembari terkekeh kecil.
"Hidung gue udah mancung kali...dari lahir.." ucap Zea mengerucut bibirnya cemberut.
"Mana sini gue lihat" ucap Alvin menangkup pipi Zea yang sedikit chubby. Alvin memajukan wajahnya dan..
Ehm ehm
TBC
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
happy reading 。◕‿◕。♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
istrinya THV 🐻💜
baper eyy 😂😂
2022-06-12
1