Hiruk pikuk ramai suasana kantin saat ini. Zea dan kawan kawan duduk disalah satu tempat yang ada disana.
"Pesen kayak biasanya?" tanya Icha.
"Yoii, yang pedes ya Cha" jawab Zea. diacungi jempol oleh Icha.
Tak lama kemudian Icha datang membawa 3 mangkok bakso dengan 2 gelas es jeruk dan 1 gelas jus stroberi kesukaan Zea.
Suara riuh dari pintu masuk kantin terdengar. Siapa lagi yang bisa membuat kegaduhan seperti itu jika bukan para most wanted di sekolahnya itu. Mereka berjalan mendekat kearah meja yang tidak diduduki. Meja khusus yang dibuat untuk mereka. Meja khusus untuk anak Aodra. Itu lah yang tersimpan dibenak semua orang yang ada disekolah.
"Heol!" umpat Icha yang merupakan korban drama Korea.
"Kenapa Cha?" Zea menatap Icha heran.
"Gua lupa kalok kita duduk didekat meja mereka" jelas Icha menunjuk kearah kumpulan laki laki yang mendekat.
"Yaelah bukannya lo harusnya seneng ya, bisa deket sama A'a Kenan lo itu" ujar Keyla menatap Icha.
"Seneng sih, tapi gua gak mau deket deket sama si bang..bang sat itu. Lagian nih ya, gua punya info buat kalian berdua yang wajib kalian tau" ucap Icha serius.
"Info apaan Cha?" Zea bertanya sembari memakan baksonya. Jarang sekali sahabatnya ini serius.
"Gue sekarang udah oleng bukan ke A'a Kenan lagi. Gue udah oleng ke si anak baru itu. Aduh tampannya si doi, memikat hati" ungkap Icha sembari melihat kearah Geo mengagumi nya.
"Eh nih anak, gua kira informasi apaan" kesal Zea sembari melempar tisu yang digulung kearah Icha.
"Tau tuh ngeselin banget" Keyla mendengus. ikut melempari tisu kearah Icha.
Tanpa mereka sadari Satya dan Julian berjalan menghampiri mereka. Icha yang sedang makan dengan nikmat, kembali menyendok baksonya, ketika dia ingin memasukan kemulut. Tangannya ditarik dan seketika bakso itu kandas dimakan oleh Satya.
Icha berdiri dan berteriak, "Woy Satya ****** loh, bakso gue lo makan. Lagian itu bakso kesukaan gua, bakso isi keju lo rebut. Gak mau tau ganti pokoknya" Marahnya sambil memukul mukul Satya.
"Ganti pokoknya ganti" rengek Icha masih memukul mukul Satya.
"Ih Cha udah sakit tau gak. Kasar banget sih jadi cewek" Satya mengahalau tangan Icha berusaha menghentikannya.
"Salah lo, bakso gua lo comot. Udah miskin lo, sampe gak bisa beli sendiri" ucap Icha yang masih berada dalam mode singa menjambak rambut Satya. Ganas dan sadis.
"Aduh sorry sorry, udah Cha ampun" Satya mengaduh. Icha menghentikan ulahnya tak tega dan kembali duduk manis sembari menyeruput minumannya. Sembari menghentak hentakan kakikinya. Yang lainnya hanya diam sembari tertawa kecil melihat kejadian itu. Sudah terbiasa dengan sikap keduanya yang bagai kucing dan anjing kalok bertemu. Tidak mau akur.
Sementara itu Julian sibuk menghampiri dan menggoda Zea. "Halo Zea cantik, lagi makan bakso ya. makin hari makin cantik aja" godaan lebay keluar dari mulut Julian.
"Iya Jul. Lo juga..." balas Zea terhenti sambil tersenyum manis.
"Juga apa Ze? Makin ganteng ya?" sela Julian percaya diri dan tersenyum.
"Lo juga makin gila aja, makin kurang waras juga" hal itu sontak membuat semua yang ada disana tertawa. Wajah Julian berubah muram.
"Ayo Jul buruan, udah ditunggu yang lain tu!" Satya menarik tangan Julian kekedai makanan.
Zea dan kawan kawan yang hampir selesai makan didatangi oleh Satya dan Julian kembali yang membawa beberapa mangkok dan piring makanan. Kok cepet banget? iya memang, karena mereka selalu diprioritaskan jadi gak perlu ada antri antri club.
"Nih bakso lo, gua ganti. Bakso isi keju kan" ungkap Satya meletakan mangkok bakso didepan Icha. Membuat Icha tersenyum. beginilah Satya. Kadang baik, kadang suka jahil. Kadang Icha harus siap hati gak meleleh karna perhatian dari Satya.
"Dan ini buat kalian berdua. Seporsi batagor campur somay" ungkapnya kembali sembari meletakan piring kehadapan Zea dan Keyla.
"Kok cuma seporsi Sat. Gua sama Zea kan dua orang" Keyla berbicara sembari memakan somay bersama Zea.
"Ye nih anak, udah di kasih gak bilang makasih. Malah ngelunjak" Satya berlalu pergi meninggalkan ketiga gadis itu menuju keteman temannya yang sudah menunggu disana.
"Baby Ze, Abang Julian duluan ya" pamit Julian sambil mengikuti Satya dari belakang.
Dilain meja....
"Lo lama banget si Sat Jul. Udah laper tau gak" keluh Geo menatap dua orang yang baru datang.
"Ye ni anak, pesen sendiri sono" Dengus Satya duduk di kursi yang biasa dia tempat bersama Julian mengikuti.
"Alvin mana Ge?" tanya Julian.
"Dikelas katanya" jawab Geo santay sembari memakan baksonya. Diangguki paham oleh Julian.
...****************...
Istirahat telah berakhir. Semua orang kembali ke kelasnya masing masing.
Zea, Keyla dan Icha sudah kembali kekelas. Tiba tiba Ketua kelas yang bernama Niko masuk ke kelas setelah dipanggil untuk berkumpul bersama ketua kelas lainnya tadi.
"Oke guys, mohon perhatiannya sebentar. Gua tadi dapet informasi bahwa guru guru sekarang sedang rapat. Jadi...." ucap Niko terhenti.
"Jadi apa Nik, buruan... lama banget" sahut Icha penasaran.
"Jadi kita boleh pulang sekarang.. Hore!!" sambung Niko membuat yang lain kegirangan.
”Hore!!" teriakan para murid dikelas segera berhambur keluar kelas.
...****************...
"Hey Ze, Ayo ikut nongkrong dicafe" ajak Keyla sembari mengemasi barang barangnya.
"Gak dulu deh gue hari ini. Next time aja" tolak Zea.
"Lah kenapa?" heran Icha.
"Biasalah, gue harus ngasih makan anak anak gue. Kalian duluan aja" jawab Zea.
'Ini cewek udah punya anak?' tanya Alvin dalam hati yang masih berada disana menatap kearah Zea heran.
Zea yang sudah bersiap pulang pandanganya tak sengaja bertemu dengan Alvin. Zea tersenyum manis kearah Alvin membuat cowok itu tertegun.
"Hey Al, gak pulang?" sapa Zea ke Alvin. Hal itu membuat Alvin tersadar lantas menggeleng.
"Ze, gua sama Icha duluan ya. Bye bye" pamit Keyla dan Icha melambaikan tangan.
"Hati-hati" timpal Zea membalas lambaian tangan mereka.
Sekarang kelas hanya ada Zea dan Alvin. Alvin segera mengambil tas dan membawanya dipunggung.
"Ayo Al keluar bareng" ajak Zea dibalas anggukan.
Mereka berdua berjalan menyelusuri lorong yang sepi. Hening. Tidak ada percakapan diantara keduanya. Sampai salah satu diantara mereka berbicara.
"Lo punya anak?" tanya Alvin. Alvin orang yang selalu enggan berbicara kini berbicara dulu. Entah apa yang merasukinya.
"Eh!" sentak Zea terkejut mendengar ucapan Alvin. Dia pikir Alvin akan bicara layaknya orang yang baru pertama kali akrab menggunakan aku–kamu. Ternyata dia gaul juga.
"Gue tadi denger obrolan lo sama temen lo. Lo bilang mau kasih makan anak anak lo" jelas Alvin. Zea mengangguk mulai mengerti arah pembicaraan Alvin.
"Lo mau ikut gak? gue kenalin sama anak anak gue" ajak Zea memandang kearah Alvin tersenyum.
"Emang lo gak masalah gitu kalok gue ikut?"
"Tentu gak masalah kok, Oh ya ngomong-ngomong. Lo tadi berangkat naik apa?" tanya Zea, kini mereka sudah berada di pintu gerbang sekolah.
"Gue naik angkot tadi" Jawab Alvin. Dia pikir Zea akan menjauh darinya karena merasa gak selevel. Namun kenyataannya lain.
"Bagus deh kalok gitu. Gue tadi mau ngajakin lo naik angkot buat kesana. takutnya lo ntar gak mau. Yaudah yuk, mereka pasti udah nungguin" Ajak Zea menggandeng dan menarik tangan Alvin antusias menuju kearah halte terdekat. Entah kenapa muncul dentuman kecil dijantungnya.
Alvin dan Zea naik kedalam angkot. lalu tak berapa lama mereka turun. Kini Zea mengajak Alvin kearah kedai makan terdekat. Sebuah warung kecil. Zea lalu memesan beberapa porsi makan yang dibungkus. Selepas itu Zea mampir kesebuah mini market terdekat untuk membeli beberapa camilan dan Snack.
"Kita mau kemana sih, ngapain lo bawa banyak makanan gitu?" Heran Alvin menatap makanan yang dibawa Zea.
"Udah ikut aja, nih kamu bawa" Zea memberikan kantong berisi camilan yang dia beli. Alvin meraih semua makanan yang dipegang Zea.
"Eh eh ngapain, itu berat lo"
"Udah gak papa ayo jalan" ucap Alvin sembari menenteng dua kantong besar.
"Yaudah deh, ayo!" pasrah Zea.
Zea dan Alvin masuk kedalam bangunan yang terlihat kumuh. Alvin menatap tempat itu tak percaya, 'serius nih, masak anak itu cewek tinggal disini' Disana nampak banyak anak kecil yang sedang duduk. Lantas mereka menoleh menatap Zea dan kemudian berhambur menghampiri Zea.
"Kak Ze, Yee kak Ze kesini" sorak seorang anak.
"Kak Zea bawa makanan gak buat kita?" tanya anak kecil lainnya.
Alvin melihat itu langsung paham, anak yang dimaksud oleh Zea ternyata bukan seperti yang dibayangkan. Namun anak anak jalanan yang kini sedang belajar di gedung kumuh itu.
"Kak itu siapa?" tanya seorang gadis kecil menunjuk Alvin.
"Eh gua sampai lupa sama lo Al" ucap Zea tersenyum memperlihatkan giginya.
"Hai kalian kenalin, ini temen kak Zea namanya kak Alvin. Kak Alvin sama kak Zea bawa makanan nih buat kalian. Kalian pasti lelah habis belajar" Zea menunjukkan kearah makanan yang dibawa Alvin.
"Ze, jangan dibagiin dulu makanannya. pelajarannya belum selesai, gara gara kamu datang tadi anak anak pada ngacir semua" kata bang Arka sambil melirik ke Alvin sekilas. Yap orang itu adalah kakak dari Zea. Zea dan kakaknya hampir seminggu sekali mengajar anak anak jalanan, walau terkadang digantikan oleh teman teman abangnya itu ketika dia dan bang Arka sibuk.
"Ayo anak anak selesaikan pelajarannya dulu, baru kalian boleh makan" ucap bang Arka kembali fokus ke papan.
Pembelajaran telah usai. Kini anak anak itu berbaris untuk mendapat makanan mereka. Alvin yang melihat interaksi Zea dan anak anak itu tertegun. Ada perasaan gak enak didadanya ketika melihat laki laki yang mengajar tadi mengusap kepala Zea dengan sayang ketika gadis itu membagikan makanan.
Entah dorongan dari mana. Alvin menghampiri keduanya dan menepis tangan Bang Arka yang sedang mengusap puncuk kepala Zea. Berdiri ditengah tengah mereka sambil sibuk membantu Zea membagikan makanan.
Bang Arka masih shock melihat kejadian itu dan menatap tajam ke arah Alvin. Alvin menoleh membalasnya dengan tatapan yang tak kalah tajam. 'Mine' Dia tidak tahu kenapa kata itu muncul dari benaknya.
"Siapa dia Ze? kamu belum kenalin ke Abang dari tadi" Bang Arka penasaran.
"Oh iya Bang, ini Alvin dia anak baru di sekolah Zea. Alvin kenalin Abang aku" Zea memperkenalkan satu sama lain.
'Abang? What? Dia abangnya Zea. Sial' celetuk Alvin dalam hati meratapi kebodohannya.
"Ehm, Alvin Bang" salam Alvin menyodorkan tangan.
"Arka, kakaknya Zea" Bang Arka membalas jabatan tangan Alvin. Seketika itu suasana canggung.
"Lo suka adik gua" bisik Arka pada Alvin. Mereka sedang duduk dibangku dekat papan memperhatikan Zea yang bermain bersama anak anak jalanan itu.
"Gak tau, gua baru kenal adik lo" jawab Alvin jujur.
"Gua kasih tau nih, lo itu selera adik gua" Bang Arka melihat penampilan Alvin.
"Gak salah? Adik lo suka cowok nerd?" tanyanya tak percaya. mana ada cewek suka sama cowok yang penampilannya kayak dia sekarang. Cupu dan dekil itulah penampilan Alvin.
"Ya bukan nerd juga sih. Zea itu gak suka sama cowok yang ganteng abis, tajir abis, yang perfeksionis gitu lah. Dulu Zea pernah deket hampir jadian sama cowok yang yah begitulah, sayangnya kelakuan itu anak bejat ke Zea, waktu Zea tolak. Gara gara tau itu anak, anak geng. Dia ngelakuin sesuatu sampai buat Zea trauma kalok deket cowok yang kek gitu" ungkap Bang Arka, dia merasa Alvin dapat dipercaya. Ucapan bang Arka membuat Alvin naik pitam dan menggeram tak terima.
"Siapa orang?" tanya Alvin, ingin sekali dia menghancurkan orang itu.
"Mau ngapain lo, kalok gua kasih tau orangnya" tukas bang Arka melihat semburan kemarahan dimata Alvin.
"Mau gua habisi" ungkap Alvin membuat bang Arka heran.
"Emang lo berani? Gaya lo aja kek nerd gini. Mau ngehabisin orang" sergah bang Arka.
"Gue serius"
"Udah deh, lagian emang lo siapanya adik gue? Cuma teman baru kan. Adik gue itu care kesemua orang. Jadi jangan terlalu berharap" ucap bang Arka lantas menepuk bahunya. Membuat Alvin tersadar. Bang Arka kini bergabung dengan Zea yang sedang bermain dengan anak anak itu.
Kelas sudah selesai. Banyak anak yang berjejer rapi mengambil Snack yang emang disiapkan Zea untuk dibawa pulang oleh mereka selepas bermain. Mereka berhamburan keluar ruangan dengan wajah sumringah.
Sampai sebuah tangan kecil menyentuh tangannya. Zea melihat anak dengan pakaian lusuh itu seketika berjongkok, mensejajarkan dirinya.
"Hey kenapa? nama kamu siapa?" tanya Zea baru pertamakali melihat anak kecil itu.
"Namaku Wily kak, aku baru masuk sini hari ini karna pengen belajar. Oh ya kak, boleh gak itu ada makanan sisa Wily minta satu lagi? Wily mau kasih ke adik Wily" ucap anak bernama Wily menunjuk kantong kresek yang masih sisa beberapa bungkus makanan.
"Oh tentu, nih kakak kasih!" Zea mengambil satu bungkus makanan dan Snack lalu memasukannya ke kantong kresek kecil kemudian menyerahkannya kebocah itu.
"Wah makasih kak, adik pasti seneng" Girang Wily.
"Oh ya Wil, adik Wily kok gak ikut datang kesini? Kalok adik Wily kesini kan, kita bisa belajar bareng bareng" kata Zea membuat Wily menunduk. Alvin dan Bang Arka masih menjadi penonton kedua orang itu.
"Adik Wily sedang sakit kak, kemarin uang yang Wily kumpulin dari hasil nabung Wily. Wily belikan obat untuk adik. Terus Wily udah gak punya uang buat beli makan buat adik. Makanya Wily kesini. Katanya kalok Wily kesini, Wily dapat makanan. Hehe ternyata bener Wily dapet makanan, dapet dua lagi. Ini bisa buat makan dua adik Wily" Jelas Wily dengan senyuman. Zea menatap nanar kearah Wily, bersimpati. Alvin yang melihat gadis itu murung menghampirinya dan ikut berjongkok, lalu mengelus puncak kepala gadis itu. Perlakukan Alvin tak luput dari tatapan Bang Arka.
"Kalok gitu kak Alvin sama kak Zea boleh gak mampir kerumah Wily. Kita mau ngecek keadaan adik Wily" ucap Alvin mengusap kepala bocah itu.
"Kakak mau main kerumah Wily? Boleh Kak, ayo Kak! Tapi apa kakak yakin? Rumah Wily sangat kecil" tanya bocah itu senang kemudian menjadi murung.
"Tentu Kakak yakin" jawab Zea. Bang Arka yang mendengar itu kemudian menghampiri keduanya..
"Ze, sorry nih. Abang gak bisa ikut. Abang ada janji sama temen temen Abang. Jadi Abang harus pergi dulu sekarang" ucap bang Arka menjelaskan.
"Iya Bang, Abang pergi aja. Zea sama Alvin, berdua aja gak papa kok" Sambil berjalan keluar pintu.
"Bagus deh, Al lo jagain adik gua ya. Jangan sampe lecet" titah bang Arka menaiki motornya, lalu memasang helm.
"Iya bang, gue jagain kok tenang aja"
Alvin dan Zea serta Wily berjalan kerumah Wily. Saat sampai mereka menatap nanar rumah ditunjuk Wily dari kejauhan. Sampai di depan rumah ada seorang bocah yang memanggil mereka.
"Kak, Kak, Kak Wily. Aku dari tadi cari kakak. Hiks Mia kak, hiks badan Mia panas sekali kak dirumah. Cika gak tau harus gimana" ucap gadis itu sembari menangis. Wily yang mendengar itu lantas berlari masuk kedalam rumahnya. Rumah mereka sangat sangat kecil dan bahkan banyak tak layak untuk dihuni. Wily hanya tinggal bersama kedua adiknya, rumah itu adalah rumah peninggalan kedua orang tuanya yang sudah meninggal.
Sesampainya mereka langsung memasuki rumah itu. Alvin dan Zea mengecek kondisi tubuh gadis yang terbaring. Sangat panas. Alvin lantas menggendong gadis itu keluar dari rumah. Mereka membawa gadis itu ke klinik terdekat.
"Kak gimana adik Wily, ini semua salah Wily. Gak bisa jagain adik huhuhuhu" bocah itu terisak sedih.
"Wily tenang ya, adik Wily sedang diperiksa. Kakak Zea yakin, adik Wily akan baik baik saja" ucap Zea berusaha menenangkan. Padahal dirinya sendiri sedang kalut. Alvin kemudian memegang tangan gadis itu berusaha menguatkan.
Kemudian dokter datang dan dia menyatakan bahwa adik Wily terkena tipes. Akhirnya harus dirawat terlebih dahulu.
Hari makin gelap. Wily dan Adiknya Cika sudah tertidur disebelah bangsal adiknya yang kosong sehabis makan tadi ditemani Zea dan Alvin tentunya.
Zea pun juga sudah ngantuk sebenernya. Alvin yang melihat itu menjadi tidak tega. "Ze, pulang yuk. Udah malem nih, kamu juga udah ngantuk gitu" ajak Alvin.
"Terus mereka gimana Al, gak ada yang jagain mereka?" tanya Zea menatap kedua bocah malang itu
"Kamu tenang aja, aku bakal nyuruh perawatan jagain mereka. Besok habis sekolah kita balik kesini lagi oke?" bujuk Alvin. Alvin sebenernya bukan orang yang lembut, tapi entah kenapa baru sehari dia mengenal Zea. Dia tidak bisa lepas dari gadis itu.
"Yaudah deh, yuk pulang"
Mereka berada didalam sebuah mobil selepas tadi Zea menyebutkan alamatnya kepada Alvin. lalu Alvin menyuruh orang suruhannya datang. Zea yang sudah mengantuk tak memperhatikan bahwa dia masuk kedalam sebuah mobil mewah. Dia kira Alvin memesan online. Tak lama kemudian Zea tertidur disamping Alvin. Alvin yang melihat itu menyenderkan kepala Zea ke bahunya dan sesekali mengusap kepala gadis itu.
"Jalan pak" titah Alvin.
Mereka sampai disebuah rumah sederhana menurut Alvin. Alvin yang melihat Zea masih tertidur, tak tega membangunkannya. Kini dia menggendong Zea ala bridal sampai didepan rumah. Dia menekan bel rumah dan keluarlah wanita paruh baya yang membukakan pintu. Dia menatap Alvin dan Zea yang ada didalam gendongan Alvin. Zea tadi sudah mengabari jika akan pulang telat. Juga sudah mendapat laporan dari Bang Arka.
Mama Tia menyuruh Alvin masuk dan menunjukkan arah kamar Zea. Alvin meletakan Zea dikasur lalu menyelimuti gadis itu. Alvin menatap sekeliling kamar gadis itu lalu melihat foto kecil Zea yang ada dimeja nakas sebelah tempat tidur Zea. Foto menggemaskan Zea membuatnya tersenyum.
Dia menatap kaarah pintu, melihat Mama Zea yang memperhatikannya dari tadi. lalu beranjak keluar kamar.
"Terima kasih ya sudah mengantar Zea, Nak??"
"Alvin Tante" tambah Alvin.
"Nak Alvin"
"Kalau begitu saya pamit dulu ya Tan" pamit Alvin mencium punggung tangan mama Tia.
"Hati hati ya nak Al" ucap Mama Tia mengantarkan Alvin kedepan pagar. Alvin mengangguk dan memasuki mobil menyuruh supir pulang kerumah.
Alvin masuk kedalam rumah. Terlihat Mommy Daddynya yang masih berada diruang keluarga menonton televisi. Mommynya tadi bersikukuh ingin menunggu Alvin pulang.
"Udah pulang Al?" tanya mommy Mira. Dijawab anggukan oleh Alvin.
"Habis dari mana kok baru pulang?" tanya kembali, padahal dia ingin menghabiskan waktunya bersama putranya itu.
"Nganter temen Mom. Alvin mau kekamar dulu Mom, capek!" ucap Alvin menaiki tangga, Padahal sudah ada lift dirumahnya.
Alvin merebahkan dirinya kekasur. mengingat gadis yang bersamanya sedari tadi.
"Zea" gumamnya sembari tersenyum.
TBC
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Happy Reading ♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Cinta pandang pertama deh kek nya Alvin ke Zea..
2023-08-22
0
Qaisaa Nazarudin
Jangan bilang tuh anak musuh geng nya Alvin..
2023-08-22
0
istrinya THV 🐻💜
semakin seru 💪💪💪
2022-06-12
2