Zea POV
Pagi ini Alvin datang menjemputku seperti yang dia bilang kemarin malam. Alvin bukanlah cowok yang tampan, bahkan penampilannya jauh dari kata tampan. Dia adalah orang yang cupu, culun dan dekil. Ah! sepertinya untuk kata dekil harus dihilangkan. Karna kini Alvin tak sedekil pertama kali masuk sekolah. Ntah apa yang dia pakai hingga kulitnya menjadi putih bersih seperti itu.
Bersama dengan Alvin membuatku nyaman. Aku merasa sangat terlindungi jika berada didekatnya. Dia menatapku berbeda dengan pria lainnya. Pria lain menatapku dengan tatapan kagum, mendambakan, yah! hanya sekedar ingin dekat bersamaku saja karna diriku cantik, aku juga orang yang populer, sifatku juga baik. Ah, sepertinya aku terlalu memuji diriku sendiri Xixixixi. Tapi itulah kenyataannya.
Aku kini berboncengan dengan Alvin menuju kesekolah. Saat kami memasuki gerbang sekolah banyak orang yang melihat kedekatan kami. Banyak orang yang menyapaku seperti biasa, dan seperti biasa pula aku menjawab mereka dengan senyuman. Tapi aku tidak enak dengan Alvin, berada di dekatku membuatnya dicomoh banyak orang.
Aku memasuki kelas dan Yap kedua sahabat baikku kini sudah berada disana. Aku lantas berlari mendekati mereka. Layaknya seorang anak kecil yang merindukan orang tuanya. Aku memeluk mereka menyalurkan rindu. Bagaimana nggak rindu, beberapa hari ini aku sibuk bersama dengan Alvin. Aku merasa bersalah pada mereka.
"Girls, hangout yuk nanti pulang sekolah" ajakku pada keduanya.
"Kyaa, akhirnya lo mau kita ajak hangout, mau kemana kita nih?" tanya Icha kegirangan.
"Kecafe baru yang waktu itu aja yuk, kan Zea belum kesana kemarin" jawab Keyla.
"Boleh tuh, ayo dah. Ngomong-ngomong kita bolos aja hari ini gimana?" tanya Icha berharap disetujui oleh keduanya.
"Yee si anaconda ngajak bolos, telat ogeb. Bentar lagi udah bel noh" Ucapku menunjuk kearah jam dinding dikelas.
"Cih gak asik banget sih" decak Icha membuat kami tertawa.
"Yaudah kita bikin alasan aja biar bisa bolos gimana? Lagian jujur males gue ikut pelajaran kimianya Bu Killer dijam pertama" usulku pada mereka. Dimata semua orang aku emang seperti murid yang rajin dan teladan, eits namun kalian salah besar. Aku tak seperti yang kalian bayangkan.
"Sepertinya ratu cabut dari kelas udah balik nih" seru Icha terdengar mengejekku.
"Tau tuh, heran banget gue sama lo Ze. Lo itu yang sering ngajak kita bolos, tapi kok lo masih pinter aja soal pelajaran" Aku hanya cengengesan mendengar kalimat itu.
"Terus nih alasan gimana kita?" tanya Keyla, Aku berpikir.
"Gini aja deh, ntar gue alasan sakit perut. Kalian anter gue ke uks, habis itu kita bolos deh simpel kan" ucapku, mereka mengajungi jempol.
"Eh terus, tas kita gimana?"
"Tinggalin aja, ntar gue minta Alvin jagain. Kita ambil barang yang penting aja" ucapku sambil melirik pria yang ada dibelakang. Dan seperti biasa Alvin tertidur, aku heran dia kalok malem ngapain sih. Kalok disekolah selalu tidur kalok gak baca buku. Emang dasar kutu buku, tapi ntah kenapa gue suka.
Kring..
Bel sekolah berbunyi seperti yang diharapkan dan guru killer yang selalu on time datang, masuk kedalam kelas. Aku kemudian bersiap siap untuk berakting.
"Pagi anak anak"
"Pagi Bu.."
"Ayo Ze, mulai" ucap Icha tepat disebelahku.
"Uhh sakit banget!" rintihku sambil memegang perut. Dari arah belakang Alvin mendengar rintihanku mendongak dan seperti dia khawatir padaku. Terbukti dari raut mukanya yang cemas.
Maaf Alvin hehehehe, batinku menyesal
"Ih loh si Ze, udah tau sakit. Pakek sekolah pula" ucap Icha disebelahku. Good job Icha wkwkwk.
"Lo sakit Ze? Kok gak bilang?" tanya Alvin menatapku. Aku menatapnya kembali, berharap dia tau kalok ini cuma pura pura.
"Zea kamu kenapa?" tanya Bu Killa yang dipanggil Bu Killer itu.
"Bu perut Zea sakit Bu" ucapku Memelas. Semua yang ada dikelas kini menatapku. Ada yang ikut cemas, ada yang masa bodoh, dan ada juga yang sepertinya mereka senang dengan penderitaanku ini.
"Kalian bawa Zea ke uks cepat" Bu Killa.
"Eh..eh.." ucapku saat tubuhku terangkat. Alvin menggendongku. Berlari keluar ruangan. Astaga jantungku berdebar kencang. Tapi aku juga malu karna dapat dilihat dari balik kaca bahwa banyak murid yang menatap kami. Dari arah belakang kedua sahabatku mengikuti.
Kami kini menuruni tangga dan sepertinya aman, "Al, Alvin.. tunggu, berhenti dulu" Ucapku menghentikan Alvin sembari menepuk dadanya. Dadanya keras sekali. Alvin menghentikan langkahnya.
"Kenapa Ze?" Dia menatapku dengan raut cemas seperti tadi.
"I am okay" jelasku padanya.
"Ha?"
"Aku gak apa apa, tadi cuma pura pura" jelasku lagi.
"Hosh.. hosh, sialan lo Al. Lo lari cepet banget" ucap Icha mengatur nafasnya.
"Bener tuh mengap mengap gue" ucap Keyla mengatur nafasnya.
"Turunin gue Al" pintaku, Alvin menuruti.
"Kamu beneran gak apa?" tanyanya, menatapku dari ujung kaki sampai kepala.
"Iya gue gak apa kok" Aku menjawab, dia mengusap wajahnya kasar dengan kedua tangan.
"Oh ****.." umpatnya.
What? Alvin yang berpenampilan layaknya seorang nerd mengumpat? Gak bisa kupercaya.
"Kamu beneran gak apa-apa kan?" tanyanya sekali lagi memastikan, Aku mengangguk memberi jawaban.
"Oyy kalian berdua jangan ngomong disini, ntar kalok ada yang lihat gimana" serka Keyla memperingati.
...****************...
Kami kini berada dibelakang sekolah. Keyla dan Icha sedikit ragu untuk pergi ke belakang sekolah. Karena mereka bilang, area belakang sekolah itu milik geng Aodra.
"Yakin nih gpp?" tanya Keyla memastikan.
"Iya nih kok gue ragu ya Ze" yimpal Icha.
"Udah tenang aja" ucapku menenangkan Keduanya yang sedari tadi cemas.
Kami duduk dibangku yang berada disana. Kami diam tak berbicara satu sama lain. Hening.
"Kalian ini mau bolos?" tanya Alvin yang sedari tadi diam.
"Iya Al" jawabku.
"Huft,, gue ikut kalok gitu" Ucapnya, dia bukan bertanya tapi lebih seperti memberi penegasan.
"Ih apaan sih Lo cupu, pakek ikut ikut segala" Tolak Icha tak suka.
"Iya Al, kami kan cewek cewek masa lo mau ikut " kini aku berucap. Aku bukan mempermasalahkan Alvin yang ingin ikut. Tapi sejujurnya aku ingin jalan bertiga saja dengan kedua temanku itu. This is girls time, you know.
"Gue ikut! Gue bisa kok bawa kalian keluar sekolah tanpa perlu susah susah kek gini dan tanpa perlu kalian dihukum besok karena bolos"
"Beneran bisa?" Dirinya mengangguk.
"Caranya?"
"Ada deh, tapi gue ikut"
"Ish, masa Lo ikut Al" decakku tidak suka.
"Kenapa? Malu sama penampilan gue?" Tanyanya.
"Bukan gitu, gue kan mau jalan sama mereka. Lagian kemarin gue sama lo mulu kan" Aku memperjelas.
"Hah,, oke deh, gue gak ikut. Tapi libur besok, lo jalan sama gue ya?" pintanya, aku mengiyakan menyetujui ajakannya.
"Terus cara keluar sekolah gimana?" tanya Keyla yang sedari tadi diam mendengar percakapan ku dan Alvin.
"Tunggu sini, tas kalian juga ada dikelas kan?" Kami bertiga mengangguk. Alvin berlalu pergi meninggalkan kami.
Kini kami sedang duduk bertiga sembari menunggu Alvin yang tak tahu kemana dan apa yang dia lakukan untuk membuat kami bisa bolos tanpa mendapat hukuman apapun besok.
###
Dimobil..
Kami sudah berhasil keluar dari sekolah dengan bantuan Alvin. Kami tidak tau apa yang Alvin lakukan sampai bisa membuat kami keluar tanpa masalah. Bahkan mobil kamipun dengan santainya melewati pintu gerbang, bahkan satpam tidak menanyakan alasan kami meninggalkan sekolah saat massanya jam pembelajaran pertama.
"Ze, lo gak curiga gitu sama Alvin?" tanya Keyla menatapku.
"Curiga kenapa?"
"Cih,, lo itu terlalu over thingking. Alvin itu kan murid baru, terus kok dia bisa sih ngeluarin kita dengan gampangnya" ucap Keyla menjelaskan. Aku bukannya tidak curiga sama sekali mengenai Alvin tapi aku hanya berpikir positif saja mengenai laki laki itu.
"Tahu tau, jangan jangan dia memiliki rahasia tersembunyi" imbuh Icha menambahi.
"Udah ah gak usah dipikirin, yuk kita senang senang aja. Let's go!!" seru ku.
"Let's go!" kawab mereka serentak, kami pun tertawa bersama.
TBC
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Happy Reading ♡♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments