"Zea.. Zea..bangun kamu harus berangkat kesekolah" teriak seorang wanita paruh baya menyibak selimut yang menutupi tubuh perempuan yang kini masih terlelap dalam mimpi, sembari menepuk dan menggoyangkan tubuh sang anak perempuannya mencoba membangunkannya. Namun tak berhasil juga, karena kesal akhirnya wanita itu menuju kedalam toilet mengambil air dan mencipratkannya.
Zea gadis yang berada di kasur merasa terganggu dan mengejapkan matanya.
"Eh eh eh apa ini, WAAA BANJIR BANJIR..." teriaknya menyilang telapak tangannya mencoba menghalau.
"Mama, kenapa disiram siram sih dikira Zea tanaman apa disiram siram!!" gerutunya
"Kamu ini, lihat itu jam berapa?" tunjuk Mama Tia kearah jam.
Zea menengok ke arah jam dan memblalakan matanya.
"Waaa.. Mama kenapa baru bangunin Zea sih" ucapnya beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. Mama Tia yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Mama tunggu dibawah ya Zea"
Zeara yang terkadang disapa Zea itu bergegas cepat cepat dan hanya dalam waktu 15 menit dia sudah siap dengan seragam dan tasnya, berlari menuruni tangga menuju kebawah. Lebih tepatnya kearah dapur.
Zea melihat Mama Tia, Papa Hendra dan kakak laki-lakinya bernama Arka yang sepertinya baru bangun tidur sudah ada dimeja makan. Zea menghampiri mereka dan mencium pipi Mama papanya.
cup cup
"Pagi Pa, Ma, Bang" sapa Zea.
"Pagi" jawab mereka serempak
"Abang gak dicium juga Ze?!"
"Gak Bang Arka belum mandi, bau asem"
"Enak aja ngatain bau asem, eh tapi Abang emang belum mandi sih hehehe." cengirnya. Mama Tia dan Papa Hendra yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
Zea lalu duduk dikursi, memakan nasi goreng yang sudah disiapkan mamanya dengan cepat. Masa bodo mau telat, sarapan ia number one. Zea menegak susu yang ada hingga kandas.
"Pelan pelan sayang makannya, hari ini diantar abang ya? Abang siap siap sana, anterin adikmu" titah sang Mama.
"Gak usah ma. Zea bareng Keyla sama Icha, Kemaren udah janjian berangkat bareng. Lagian mereka udah nungguin didepan kok dari tadi. Sebenernya Zea juga udah ditelponin sih dari tadi hehehe... Lagian nih kalok nunggu abang pasti lama, abang kalok siap siap kek cewek" Lantas Zea mendapat pelototan dari sang kakak. Mama Tia hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Tin Tin
"Ihh itu mereka udah gak sabaran banget sih. nunggu bentar masa gak bisa. Yaudah deh, kalau gitu Zea berangkat dulu ya Ma, Pa, Bang" ucapnya sambil mencium tangan kedua orang tuanya dan abangnya. Lalu pergi kedepan rumah.
●
●
●
Zea menuju depan rumah, melihat sudah ada mobil sahabatnya. Zea pun bergegas masuk lalu duduk dikursi penumpang.
"Lama banget lo Ze!" ucap Neisha yang kerap dipanggil Icha.
"Tau tuh anak" gerutu Keyla sembari melajukan mobilnya menuju sekolah.
"Sorry sorry, gua bangunnya telat Hehehehe" senyumnya menampilkan deretan giginya.
"OH IYA Guys!! Kalian tau gak sih..." heboh Icha
"Enggak" jawab Zea dan Keyla serempak.
"Ck, gue belum ngomong juga, udah nyahut aja kek petasan mulut kalian berdua ini" decaknya dijawab dengan kekehan juga tawa.
"Lagian ada apa sih Cha? Pagi-pagi udah heboh aja" tanya Zea diangguki Keyla
"Gini loh guys, gue denger denger nih ya. Hari ini kita kedatangan murid baru cowok 2 orang lagi hihihi..." Icha tertawa kecil girang.
"Astaga lo Cha, pasal cowok aja lo cepet banget. Emang tau dari mana lo?" tanya Keyla.
"Ada lah info, katanya sih anak barunya itu temennya para the geng resek anak mami itu"
"Satya maksud lo? Anak mami anak mami ati ati kepincut lo nanti" ucap Keyla.
"Ihh apaan ogah banget gue, amit amit" ujar Icha spontan mengepalkan tangan, lalu mengetukkannya ke dahi, kemudian mengetuk kepalan tangannya ke drashbord mobil. Sahabatnya yang melihat itu tertawa. Emang bener si Icha, gak ada akhlak.
"Lagian lo kok sensi banget sih Cha ama tuh anak?!" tanya Zea
"Habis itu anak ngeselin banget tau gak, kalok bukan anak sahabat bunda gue udah gue bejek bejek aja tuh anak. Lalu gua buang deh tuh cowok kesamudra Antartika" kesal Icha disambut dengan tawa dan gelengan kepala sahabatnya
"Terus gimana ganteng gak cowok pindahannya?" tanya Kayla
"Kemarin sih gua lihat waktu ngintip kerumah si anak mami itu ganteng banget sumpah, tapi gak tau satunya keknya bukan temen gengnya anak mami deh" ucap Icha membuat mata kedua sahabatnya membelak.
"Lo ngintip Cha?" tanya Keyla dan Zea berbarengan, melihat kearah sahabatnya itu.
"Hehehe habis gua kepo, kemarin rame banget soalnya dirumahnya pas gua lewat. Siapa tau aja bisa ketemu A'a Kenan" ucap Icha melihat kedua sahabatnya, sambil mengerjapkan mata dibuat seimut mungkin.
Tanpa terasa mereka pun udah sampai disekolah. Mereka turun dari mobil dibarengan arah datangnya kumpulan pria pembawa motor yang melaju didepan mereka diselingi teriakan para siswi yang melihat.
"Para jodohku pagi pagi udah bikin meleleh aja"
"WAA mereka ganteng banget sumpah"
"Yaampun itu ada kenan ganteng banget astaga, mau dong bang disun pagi"
"Bang Julian, mau dong jadi pacarmu yang kesekian kalinya"
Sampai salah satu dari dua pengendara yang tertinggal dibelakang menuju kearah Icha, ketika hampir mendekatinya. Pria itu lalu melajukan kendaraannya dengan cepat membuat suara yang mememekakkan telinga. Hal itu sontak membuat tiga sekawan itu kaget.
Icha yang tadi diperlakukan seperti itu pun ikut berteriak. " WOY SATYA, GILA LO. BAWA MOTOR YANG BENER DONG" teriak Icha kepengendara motor, hafal siapa sang pengendara itu. Satya yang sudah turun dari motornya dan melepas helmnya menatap ke arah gadis itu dan mengacungkan jarinya membentuk love saranghae. Hal itu sontak membuat para gadis disekitar kembali berteriak.
"KYAA abang satya, I LOVE YOU TOO BANG" teriak seorang gadis
"Pacar gua tuh" jawab teman disebelanya.
"Sabar Cha sabar" Zea menepuk bahu sahabatnya itu.
"Udah hirauin aja, masuk kelas yuk keburu bel ntar" ajak Keyla menahan Icha lalu menarik tangan kedua sahabatnya, menuju kelas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di Parkiran
Para pria dengan wajah tampan itu saling mengadu tos tangan yang merupakan kebiasan mereka.
"Hay man, What's up?!" sapa Julian
"What's up...What's up... gaya lo Jul" jawab Satya dijawab tawa kecil.
"Lagian lo tadi kenapa? Kok suka banget bikin gara gara tuh cewek!" tanya dan seru Julian
"Gak apa, gak enak aja kalok gak gangguin dia"
"Ati ati demen lo..."
"Idih jangan sampe" sela Satya sensi.
"Oh ya! Kenapa kalian berdua kok lama tadi?" Tanya Julian ke Satya dan Geo yang notabenya adalah salah satu orang di grup mereka sekaligus anak baru disekolah itu.
"Ini nih gua nemenin si Geo, dia pakek acara nunggu bos besar dulu. Pada akhirnya disuruh duluan juga" jawab Satya hanya dijawab anggukan oleh temannya.
"Alvin kenapa gak bareng?" tanya Kenan menyela, ya tadinya mereka semua berkumpul dikafe untuk berangkat bersama. Ketika mereka mau berangkat, Geo masih tetap stay disana. Satya yang melihat hal itu menemani dan bertanya mengajak berangkat dan hanya dijawab "nunggu bos" dan akhirnya Satya ikut menunggu, walau teman temannya yang lain sudah berangkat dahulu. Sampai akhirnya ada pesan dari bos yang menyuruh berangkat duluan.
Mereka berjalan menuju kelas menyusuri lorong. Siswi yang melihat itu pun tak berhenti hentinya menatap dan memuji mereka. Sampai pandangan mereka tertuju kearah Geo.
"Siapa tuh, kok gua gak pernah lihat. Ganteng banget sumpah gak kalah sama abang Kenan" pekik seorang siswi
"Tuh cowok kok bisa bareng mereka sih, apa dia murid baru itu ya? Anak Aodra juga?"
"Iya tuh, kemaren gua lihat salah medsos mereka pas foto bareng, ada itu cowok. Aslinya lebih ganteng , padahal difoto aja udah ganteng"
dan masih banyak lagi
Ya, rumor tentang murid baru sudah menyebar. Sedangkan Icha tadi mengetahui adanya murid baru itu dari sang sahabat bundanya yang berkunjung kerumahnya, karena dirumahnya itu sedang rame karena Satya yang sedang membuat pesta penyambutan. Hal itu membuat jiwa keponya pun meronta sampai akhirnya ada kegiatan mengintip itu.
Kembali ke para cowok tampan tadi...
mereka sekarang sudah sampai dikelas sehabis mengantar Geo laporan ke ruang kepala sekolah.
"Oh ya Ge, emang si bos gak berangkat bareng, kenapa?" tanya Satya duduk di bangkunya.
"Katanya mau tampil totalitas, jadi agak lama. Makanya disuruh duluan" jawabnya.
"Emang dia jadi ngelaksanain taruhannya?" tanya Kenan.
"Jadi, Dia juga bilang gak bakal sekelas sama kita" jawab Geo kembali, bad mood itu yang dirasakan Geo sekarang.
"Serius loh, gak sekelas?" Satya memastikan hanya dijawab anggukan.
"Wah parah, gak enak dong gak ada bos" ucap Julian.
"Kan gara gara lo yang bikin taruhan nyet" Ucap Satya sambil melempar coklat yang ia ambil dari kolong meja Kenan. Yap, coklat pemberian para fans.
"Kan kalian juga ngedukung, jadi gak sepenuhnya salah gua dong. Lagian gue yang menang waktu itu, terserah gue mau minta apa" ujar Julian sembari membuka coklat yang tadi dilemparkan padanya dan memakannya.
"Ck, coklat siapa lo maen makan makan aja!!!" seru Satya. Geo tertawa dan moodnya kembali membaik, melihat kelakuan absurd temannya itu. Dia menjadi bad mood tadi karena tidak bisa bersama sang teman masa kecilnya itu. Mungkin karena faktor kebiasaan yang selalu ada di dekat pria yang mereka panggil bos tadi, makanya ketika menjauh jadi terasa aneh.
"Serah gue, lagian lo pakek lempar coklat ke gue..Ya gue makan lah..Kalok lo mau tuh masih banyak, lagian di kolong lo ada juga kan" cerocos Julian. Kenan yang melihat kelakuan temannya itu hanya menggelengkan kepala sembari tertawa kecil.
Ting
Sebuah notif masuk ke hp mereka. Mereka melihat adanya foto dan pesan masuk ke grup dari orang yang dipanggil bos, mereka langsung membuka. Setelah itu, mereka tergelak dan tertawa terbahak bahak bersama melihat foto yang dikirim. Termasuk Kenan yang orangnya agak dingin. Bayangkan foto apa yang sampai membuat seseorang sedingin kenan ikut tertawa. Para murid dikelas sontak melihat mereka dan berbisik tak berani berkata keras. ada juga yah tertegun melihat mereka tertawa. 'Tampan' batin para penganggum.
"HAHAHAHA ampun gak kuat. Ngakak banget gua sumpah, totalitas banget sih tuh anak" ucap Julian mengusap air disudut matanya sambil memegang perutnya.
"Iya sumpah apa apaan itu njirr, Kaca mata bulat sama gaya rambutnya" ujar Satya
"Hooh itu kulitnya diapain kok bisa kucel gitu. Gak kuat gua HAHAHAHA..." ucap Geo sembari tertawa mengingat ingat foto yang dikirim tadi.
"Yang paling bikin tertawa itu, dia naik apa tuh tadi?" tanya Kenan padahal dia sudah tau jawabannya.
"Angkot HAHAHAHA...." ujar berbarengan membuat mereka tertawa kembali, Satya yang tidak kuat tertawa sampai memukul mukul tangannya kemeja.
"Peach sumpah gak kuat gua" ucap Geo sembari memegang perutnya.
"Yaampun" ujar Kenan mengeleng gelengkan kepalanya.
"Gara gara taruhan waktu itu, seorang Alvin jadi gini" ucap Satya. Yap! Si dia, si bos, si empu yang mereka bicarakan tadi adalah Alvin, Alvin Exelino Immanuel. Sekaligus anak pemilik sekolah mereka tempati saat ini.
"Padahal Alvin juga kalok mau bisa langsung nolak. Dan soal hadiah mobil padahal dia bisa beli sendiri, gak perlu pakek terima taruhan itu. gak ngerti gua sama jalan pikirannya" Geo tak tahu apa yang dipikirkan teman masa kecilnya itu. Padahal Geo hampir selalu ada di samping Alvin. Mereka pun terdiam, teringat kejadian waktu itu mengenai taruhan atau lebih tepatnya tantangan untuk seorang Alvin.
Flashback
Pada siang hari, disebuah bandara. Seorang pria yang sangat tampan dengan rambut gondrong yang diikat sedikit dan kaca mata hitam yang menengger dibawah hidung yang bagai perosotan, sambil disebelahnya ditemani seorang pria yang tak kalah tampan, walau masih lebih tampan pria yang disebelahnya. Berjalan keluar bandara sambil menarik koper mereka masing masing. Hal itu tak luput dari mata pengunjung yang ada disana mengaggumi kedua pria tampan itu. Kedua pria itu keluar dari pintu bandara terlihat ada tiga sekawan disana yang membawa kertas karton dengan tulisan 'WELCOME MY BIG BOSS, ALVIN EXELINO IMMANUEL' yang diangkat diatas kepala dan satu lagi bertulis 'WE ARE HERE TO PICK-UP, MY BRO GEO ADIGUNA' dipegang didepan dadanya.
Pria berambut gondrong dengan kaca mata hitam tadi sontak melepaskan kaca matanya, menatap tajam tak percaya apa yang dilakukan oleh teman temannya itu. Pria itu bernama Alvin, lantas dia menoleh kesampingnya. Kearah pria yang selalu ada disampingnya, pria itu adalah Geo. Geo yang merasa ditatap menoleh kearah pria itu kembali dan mengangkat satu alisnya.
"Kenapa?" tanya Geo. Pria itu tak menjawab dan menunjuk menggunakan dagunya kearah tiga sekawan itu. Geo yang melihat itu sontak membelalakkan matanya. Sebenernya tak ada masalah dengan karton yang mereka bawa, walau agak sedikit memalukan bagi mereka berdua. Ingat hanya sedikit. Tapi yang membuat mereka sangat sangat malu tak habis pikir adalah style mereka. Gimana gak malu? mereka menggunakan topi yang bertuliskan 'Welcome my big bos & my bro' yang sepertinya sengaja dipesan khusus, juga ada dua rangkaian bunga yang berkalungkan dileher dua dari tiga orang itu serta peluit kejutan dibibir dua orang tadi, yang sekali kali dimainkan. Terlihat pria yang berdiri ditengah dua orang tadi wajahnya memerah karena malu karena penampilan mereka yang sangat KONYOL.
"Wah sial, apa apaan sih penampilan mereka itu. bikin malu aja, hirauin mereka aja Al. Pura pura gak kenal" ucap Geo. Alvin mengangguk memakai kaca matanya kembali. sedangkan Geo memakai tudung hodienya, agar tidak ketahuan. Mereka berdua berjalan menghiraukan ketiga orang itu.
Disisi lain, ditempat tiga sekawan itu...
Pria yang membawa karton bertulis 'WELCOME MY BIG BOSS, ALVIN EXELINO IMMANUEL ' yang diangkat diatas kepala dengan rangkaian bunga di lehernya adalah Julian dan pria yang memegang karton yang bertulis 'WE ARE HERE TO PICK-UP, MY BRO GEO ADIGUNA' dipegang didepan dadanya juga dengan rangkaian bunga dilehernya adalah adalah Satya. Sedang seorang pria diantara ke dua laki-laki yang sedang menahan malu akan tingkah keduanya adalah Kenan.
"Mana sih Alvin sama Geo ini....pritt..pritt" Julian tak sabaran menengok kearah pintu bandara mencoba mencari cari dan memainkan peluit yang tadi dibawanya untuk penyambutan.
"Mungkin bentar lagi keluar" ucap satya. Kenan hanya diam, melihat tingkah laku kedua temannya itu yang dari tadi asik memaikan peluit dibibir mereka.
Pritt pritt pritt pritt
"Brisik" Kesal Kenan kepada kedua temannya itu.
"Kenapa lo? Lagi pms? Marah marah aja" tanya Satya diangguki Julian, sambil mereka berdua menoleh sekilas kearah Kenan yang kesal.
"Udah diem, lo mending lihatin itu Al sama Geo. siapa tau udah turun dari pesawat" ucap Kenan menahan emosi.
"Dari tadi ini juga dilihatin ogeb, tapi tuh anak belum nongol nongol juga" ujar Julian.
Mereka mencari cari, sampai mata Satya menemukan kedua orang yang mereka tunggu tadi.
"Itu bukan sih mereka?" tunjuk Satya kearah dua orang pria yang satu dengan kaca mata hitam, yang satu memakai tudung hodie sedang menggeret koper. Kenan dan Julian pun mengikuti arah yang ditunjuk Satya.
"Eh iya itu mereka, ALVIN..GEO OYY... SINI OY!!" teriak Julian menggoyang goyangkan karton yang dia angkat
"ALVIN...GEO..." Teriak Satya ikut memanggil. Kenan? hanya diam saja membiarkan kedua temannya itu.
Dilain sisi, orang yang namanya dipanggil mengumpat..
"****|Sial."Umpat Alvin dan Geo berbarengan ketika namanya dipanggil.
"Lanjut aja Ge" ucap Alvin, melangkahkan kakinya cepat menghindar.
"ALVIN GEO!" Julian dan Satya yang sudah berlari mendekat kearah Alvin dan Geo, dibelakangnya ada kenan yang mengikuti dengan santai.
Saat dua orang yang berlari tadi berjarak hampir 2 meter dari Alvin dan Geo. Alvin menghentikan langkah mereka.
"Stop!" ucap Alvin tegas, menunjukkan arah telapak tangan kedepan. Sontak membuat dua orang itu berhenti.
"Lo berdua tetap disitu, jangan dekat dekat gua. Bikin malu kalian" keduanya kembali berjalan. Malu karena banyak mata yang menatap mereka.
"Ih lo kok gitu sih Al Ge, kita kesini kan mau nyambut kepulangan lo lo pada. Iya kan Sat?" Julian minta pembenaran ke Satya dan Kenan sambil mengikuti langkah kaki Alvin.
"Nyambut sih nyambut, tapi ngapain juga lo bawa rangkaian bunga, topi, sama tulisan kek gitu. Gak malu apa kalian?" ucap Geo.
"Kita kan mau bikin surprise buat lo berdua, ini gua juga udah pesenin topi buat lo pada. Mana Ken topinya?" tanya Julian ke Kenan.
"Dimobil" jawab singkat Kenan, melepaskan topi yang sedari tadi dia pakai.
"Yah kok gak lo bawa sih ken" kesal Julian.
"Kalian berisik, udah mana mobilnya? gua capek pengen istirahat" timpal Alvin menggeret kopernya ke arah tempat parkir.
"Kalian tunggu sini aja gua keluarin mobil dulu" Satya berjalan kearah mobil yang akan mereka kendarai.
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil pajero berwarna hitam datang. Kenan dan Julian masuk kedalam mobil bangku tengah. Kemudian Satya menekan tombol panel saklar untuk membuka bagasi mobil untuk Alvin dan Geo meletakan koper mereka. Lalu mereka masuk kedalam mobil itu. Dengan Alvin dikursi sebelah Satya yang mengemudikan mobil dan Gio bersama dua orang lainnya dibangku tengah. Mobil melaju kejalanan.
"Kalian tadi ngapain pakek acara penyambutan kek gitu segala. Lebay tau gak" ucap Alvin.
"Kan gua bilang, kita pengen bikin surprise" jelas Julian.
"Kalian bikin malu tau gak. Lagian lo juga ken, tumben ikut ikut mereka. Kenapa lo gak cegah mereka?" Tanya Alvin.
"Eh gua dipaksa sama dua curut itu Al. Lagian gue gak tau kalok mereka bikin kek gitu" Kenan menjelaskan.
"Enak aja cowok seganteng gua lo panggil curut Ken" Satya tak terima.
"Tau lo, gua gini gini banyak yang mau ye. Hitung noh berapa banyak pacar dan mantan gua sekarang. Tak terhingga" bangga Julian.
"Pacar dan mantan loh emang banyak, tapi inget gak lo. Berapa banyak tamparan yang lo dapet gara gara lo sering ketahuan selingkuh? Bhuahahahaha..." tanya Geo membuat mereka semua tertawa, kecuali Julian yang sudah sebal kartunya dibuka.
"Lagian lo mending tobat aja deh Jul, gak capek apa lo ditampar mulu" ucap Kenan.
"Ya capek lah, pernah gua sehari ditambar 5 kali. Sampe bengkak pipi gua" Julian bergidik membayangkan tamparan yang dulu dia rasakan.
"Kalian mau ngapaian habis ini?" tanya Alvin yang sembari tadi mendengar ucapan teman temannya itu.
"Kerumah lo lah, pengen godain nyokap lo" jawab Julian.
"Mau lo gue bilangin daddy gua!" seru Alvin membuat yang lainnya tertawa.
"Mampus lo Jul dimutilasi lo ntar, tinggal nama doang lo pastinya" ucap Satya. Mendengar ledekan Satya membuat Julian kesal lantas melepas topinya yang sedari tadi dia pakai. mencondongkan tubuhnya ke arah bangku pengemudi. Lalu memukulkannya keras ke kepala Satya yang sedang mengemudi. Membuat Satya mengaduh.
"Aduh!! lo gila ya Jul, gue lagi nyetir nih" ucapnya sambil mengusap kepalanya dengan satu tangan sambil fokus mengemudi.
"Lo sih pakek manas manasin gue. Kena getok kan lo" diselingi kekehan puas setelah memukul Satya.
"Btw, thanks udah nyambut gua sama Gio. walau pakek cara yang norak kek gitu. Lain kali gua traktir kalian deh" Alvin tulus.
"Mantap big bos" acungan jempol dari Satya dan Julian.
"Kalian kalok ada traktiran gratis aja cepet" Geo mendengus.
"Tau tuh" Ujar Kenan
"Kayak lo gak mau aja Ken. Hari gini siapa juga yang gak mau kalok ditraktir" ucap Julian menoleh kearah Kenan yang ada disebelahnya.
"Serah lo" jawab Kenan cuek.
Mobil melaju sampai tak terasa mereka sampai dikediaman megah. Mansion kediaman keluarga Immanuel. Sampai digerbang yang tinggi dibuka, nampak halaman yang luas. Mobil itu melaju sampai didepan pintu, mereka turun dari mobil. Kemudian kepala pelayan disana datang menghampiri mereka. Alvin memerintahkan untuk membawa kopernya dan Gio kedalam. Satya memberikan kunci mobil ke pelayan itu.
"Lo nginep Ge?" tanya Alvin sembari berjalan memasuki rumah diikuti yang lain.
"Yoii"
Mereka masuk kedalam rumah. Sampailah disebuah ruang keluarga, disana terlihat seorang wanita cantik walau diumurnya yang sudah mempunyai anak sebesar Alvin datang menyambut. Wanita itu adalah Miranda ibu dari Alvin.
"Alvin anak mommy tersayang, mommy kangen banget sama kamu sayang" ucap Mommy Miranda sembari memeluk tubuh Alvin yang lebih tinggi darinya dan memberikan ciuman diwajah pria itu.
"Kamu sehat sehat kan sayang? Gak ada masalah kah selama di sana? Gimana kabar oma disana?" tanya Miranda beruntun menangkup wajah Alvin dengan kedua tanganya sambil ditelusuri apakah ada yang terluka dari tubuh anaknya itu.
"Al sehat Mom, oma juga baik disana" Jawab Alvin menggegam tangan sang Mommy sembari mengelusnya.
"Syukur deh kalok gitu, Al kamu udah makan sayang? Geo juga sehat aja kan? udah makan apa belum? kalau belum ayo makan dulu, biar Mommy siapin" tanya Mommy Mira khawatir beruntun.
"Kita kita gak ditanyain juga tanmy?" tanya Julian, diangguki Satya. (Tanmy/tanmi\=Tante Mommy)
"Ih kalian kan udah makan, kalian tadi kan makan disini sebelum berangkat kebandara jemput Alvin"
"Eh iya ya, siapa tau aja ditawarin buat makan lagi gitu Tan" ucap Julian sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Lo malu maluin aja Jul" Satya menyenggol bahu Julian.
"Tau tuh" ujar Kenan.
"Eh anjirr lo Sat, lo tadi nganggukin omongan gua juga" ucapnya tak terima.
"Udah kalian ini berisik.... oh ya Mom, Al masih belum lapar kok.... Al mau keatas dulu aja, mau istirahat. Ge kalok lo mau makan, makan aja dulu. Buat kalian nih, kalok mau main game keruangan biasa aja. Gua capek pengen tidur. Mom Alvin mau keatas dulu ya" ucap Alvin ke arah teman temannya kemudian menjawab sang mom dan berbicara ke arah Geo yang dijawab dengan acungan jempol. Kemudian pamit ke teman teman dan Mommy Mira. Pergi ke lantai atas ke kamar tidurnya yang terletak dilantai dua.
"Tanmy tinggal dulu ya, kalian kalok mau apa apa minta aja ke Bi Wati. Tanmy tadi ada bikin kue, nanti tanmy suruh Bi Wati kirim ke tempat kalian sama minumannya"
"Siap Tanmi" ucap mereka serempak.
Ketika sore menjelang malam....
Tok tok tok
"Woy Al bangun Al" ucap suara dari balik pintu
"Alvin Al, lo ngapaian sih didalam kamar. Pakek dikunci segala" ucap suara lain.
Alvin mengerjapkan matanya merasa terganggu, lalu dia berlalu ke arah pintu. Membuka kunci pintunya dan melihat siapa orang yang sudah mengganggu waktu istirahatnya.
"Kenapa?" tanya Alvin dengan suara khas orang bangun tidur.
"Baru bangun nih orang cielah" ucap Julian.
"Kenapa? buruan" ucapnya kembali.
"Gini nih, anak anak mau ngerayain datengnya lo sama Geo dirumah gue. Mau barbeque kita, lo wajib ikut. Lo mau ditunggu apa gimana?" Jelas Satya.
"huft.... kirain apaan, ntar deh gua susul. Kalian duluan aja" helaan nafas Alvin.
"Oke, kita duluan ya Al. Lo wajib dateng loh, awas kalok gak dateng" Satya Menunjuk kearah Alvin
"Hmm.. udah sana sana" usir Alvin mengibaskan tangannya.
"Dih kita diusir, udah ayo Sat" Julian berlalu pergi bersama satya.
Alvin yang melihat itu hanya menggelengkan kepalnya. Masuk kedalam kamar untuk bersiap. Tak lama suara deru motor keluar dari halaman megah itu. Yap, itu adalah suara motor teman temannya. Teman temannya tadi datang kerumah Alvin menggunakan motor. lalu meminjam salah satu mobil yang ada di garasi rumah Alvin untuk menjemputnya bersama ke bandara.
TBC
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Happy Reading ♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
CaH KangKung,
👣👣👣👣
2022-12-16
0
istrinya THV 🐻💜
masih nyimak smga sllu up tiap hari 😀
2022-06-12
2