Alvin sudah siap dengan dandanannya yang seperti nerd. Dia berjalan menuruni tangga menuju ruang makan seperti biasa. Sampai pandangannya melihat para mahluk mahluk laknat yang sibuk mencomot makanan yang ada dimeja makan.
"Ngapain kalian kemari pagi pagi?" tanya Alvin menghampiri mereka.
"Widih ini dia big bos nerd kita hahahaha" hina Julian bukannya menjawab pertanyaan Alvin.
"Biasa numpang makan kita Al" jawab Satya santai.
Mereka ini orang orang yang aneh. Selalu bangun pagi hari, tapi entah kenapa mereka selalu telat.
"Lo kemaren kemana aja Al? Gue telponin gak lo angkat" tanya Geo saat Alvin duduk di kursi.
"Emang Alvin kemaren gak bareng kalian?" Bingung Mommy Mira karena kemarin malem Alvin pulang malam. Biasanya kalok pulang malam gini, dia bersama teman temannya itu.
"Nggak Tanmi" Jawab Geo.
Mommy Mira menatap Alvin minta penjelasan.
"Ada apa?" Suatu suara menginterupsi. Itu adalah suara tegas Daddy Exel.
"Ini si Alvin Dad, kemaren kan pulang malem. Mommy kira dia bareng mereka. Dia bilangnya nganter temen, mommy kira nganterin mereka" Mommy Mira menjelaskan.
"Ohw! Biarin aja Mom" ucap Daddy Exel cuek. Dia sudah tau bahwa kemarin Alvin mengantar seorang gadis pulang.
"Ih Daddy kok nyebelin sih" Menepuk lengan Daddy Exel gemas. "Yaudah deh, ayo kalian dimakan. Ntar telat loh" ujar Mommy Mira.
"Siap Tanmi" jawab teman teman ogeb Alvin serempak.
Ditengah tengah dentingan sendok dan piring yang beradu, Alvin yang baru selesai makan bersuara "Ge, cariin gua motor butut" Membuat Geo yang sedang minum lantas tersedak. Hal itu membuat yang lain menatap kearah Alvin.
"Ngapain lo cari motor butut Al? Lagian kan tantangannya cuma ngubah penampilan aja. Gak sampe lo harus pura pura jadi miskin juga kali" ucap Geo.
"Berisik, udah kalian cariin gue motor butut. Gak pakai lama" suruh Alvin ke teman temannya. Mommy dan daddy-nya yang melihat itu hanya menggeleng saja.
"Iya, Ntar deh gua tanyain sama anak Aodra yang ada dibasecamp" Kenan mengiyakan permintaan Alvin.
Kini mereka berangkat menuju sekolah. Alvin menyuruh Geo mengantarnya ke halte terdekat. Seperti kemarin dia akan menaiki angkot untuk pergi ke sekolah.
Alvin melihat Zea yang diantar abangnya yang dia kenal kemarin menggunakan motor. Alvin mendekat kearah Zea, tapi dia mengurung niatnya ketika melihat kumpulan temannya itu sedang menatapnya.
"Woy cupu kemari lo" panggil Julian meneriaki Alvin.
"Bang*sat ngapain sih mereka" umpat Alvin dengan suara kecil. Alvin tak memperdulikan mereka, lantas kembali berjalan. Sampai tangannya ditarik oleh Satya mendekati kumpulan orang itu.
"Ngapain kalian?" tanya Alvin cuek. Julian merangkul leher Alvin dengan lengannya mensejajarkan tinggi Alvin dengan dirinya. Dimata orang lain itu akan terlihat seperti Alvin sedang dibully. Zea yang ada didekat sana lantas menghampiri kumpulan anak Aodra itu.
"Ngapain kalian. Mau jadi pembully ha?!" bentak Zea tak ada takutnya.
"Eh baby Ze, bukan gitu kok beb. Kita cuma mau kenalan aja" Julian membela diri melepas rangkulan pada Alvin. Alvin yang melihat itu tersenyum kecil nyaris tak terlihat. Zea membelanya.
Lalu ide gila muncul dikepalanya. "Bohong Ze, mereka tadi mau bully aku" Melas Alvin mentautkan tangannya dengan Zea mencari kesempatan. Teman temannya yang melihat itu hanya melongo.
"Alvin sendiri yang bilang, kalok kalian mau bully dia. Dasar anak geng, gak ada yang baik" kesal Zea membuat mereka semakin tercengang. Mereka ingin bilang "Disebelah lo itu big bos geng Aodra, mana berani kita bully big bos" namun tertahan karena mendapat tatapan tajam dari Alvin dari balik kaca mata bulat nya itu.
"Udah yuk Al, kita ke kelas aja" ajak Zea menarik tangan Alvin.
Disepanjang koridor banyak yang menyapa Zea sekaligus risih akan kehadiran Alvin.
"Halo Zea cantik"
"Zea apa kabar?"
"Ih Ze kok lo bareng itu cowok nerd itu sih"
"Ih Zea kok mau sih gandengan gitu sama cowok nerd, lagian tadi pagi gue lihat tuh cowok berangkat naik angkot coba. Euyy."
"Dasar nerd, cupu, dekil. Jijik banget"
Zea yang mendapat sapaan hanya tersenyum. Lalu menoleh kearah samping tak enak hati saat melihat cowok itu mendapat hinaan, namun ekspresinya nampak biasa saja.
"Btw Al, makasih ya. Kemaren udah bantuin gue. Udah nganterin pulang juga. Maaf juga karna udah ngerepotin lo" ucap Zea sembari tersipu malu, karena tadi pagi mamanya bilang kepadanya. Jika kemarin malem dia diantar oleh Alvin dan digendong sampai kamar.
"Sama sama, gue gak ngerasa direpotin Ze" ucap Alvin melihat kearah Zea masih dengan berpegangan tangan.
...****************...
Zea dan Alvin masuk kedalam kelas, disambut oleh kedua sahabatnya itu.
"Zea, gak enak banget sumpah kemaren lo gak ikut kita nongkrong di cafe. Tempatnya bagus banget tau gak lo, tapi percuma aja gak ada lo rasanya kek ada yang kurang gitu. Bener gak Cha?" heboh Keyla meminta pembenaran.
"Hooh bener banget, eh tapi kok kalian bisa bareng sih, ini kenapa juga kalian gandengan kek mau nyebrang gini" ucap Icha membuat Zea dan Alvin melepaskan tautan tangan mereka. Mereka berdua tak sadar, bergandengan tangan sedari tadi. Kemudian mereka duduk di bangkunya masing-masing.
Alvin kini kembali menjadi sosok nerd dipojokan, diam tanpa suara sambil membaca buku. Sesekali melirik ke arah Zea yang sedang bercanda tawa bersama temannya itu.
...****************...
Sekarang adalah jam pelajaran Fisika. pelajaran sudah dimulai kembali. Berkutat dengan rumus rumus fisika membuat Zea sangat pusing. Kini guru tidak masuk ke kelas tapi memberikan tugas untuk dikerjakan. Seketika suasana kelas kacau, karna sibuk mencari jawaban. Tugas fisika yang diberikan oleh gurunya ini benar benar sulit. Hal itu membuat kepala Zea terasa meledak padahal dirinya termasuk siswa yang pintar.
Zea menoleh ke arah Alvin yang terlihat santai. Alvin kini sedang tertiduri berbantal lengannya. Zea mencoba membangunkan Alvin menepupuk bahunya. Karena tugas ini harus diselesaikan secepat mungkin. Jika tidak selesai, mereka tidak boleh istirahat. Hampa rasanya jika tidak boleh istirahat.
"Al hey, bangun" ucap Zea mengguncang bahu Alvin. Membuat kedua kelopak mata itu terbuka memperlihatkan bola mata hitam legam bak elang miliknya. Zea terpanah melihat mata itu.
"Kenapa Ze?" Tanya Alvin.
"Ini tugas pak Budi harus dikerjakan sekarang Al. Sorry kalok gue ganggu tidur lo" Zea mengingatkan.
"Gue udah selesai kok" Ucap Alvin membuat Zea memutar balik badannya menghadap ke Alvin langsung. Icha dan Keyla yang dari tadi disebelahnya lantas sama sama melihat Alvin .
"Serius?!" tanya Zea. Alvin kemudian menyerahkan bukunya kepada Zea. Zea yang mau menerimanya lantas buku itu direbut oleh Icha. Membuat Zea berdecak. Zea, Icha, dan Keyla menatap buku itu tak terpacaya.
"Heol, Daebak. Beneran udah selesai. Eh Nerd.." panggil Icha.
"Alvin Cha" ralat Zea.
"Eh iya maaf, maksud gue Alvin. Gua contek ya hehehehe" ucap Icha sembari tertawa kecil. Membuat Zea dan Keyla berdecak melihat kelakukan temannya itu.
"Al boleh, ajarin gue?" dari pada Zea menyontek mending minta diajarin saja.
"Boleh" ucap Alvin membuat Zea girang.
Mereka sudah selesai dengan tugasnya. Mereka sekarang berada di kantin. Zea membeli roti sandwich dan susu.
"Guys gue mau balik ke kelas dulu ya. Tiba tiba gue lupa ada ya belum gua kerjain. Kalian makan aja" pamit Zea.
"Ih lo kok malah balik ke kelas sih Ze" kesal Icha melihat sahabatnya itu pergi.
"Udah biarin aja, mungkin dia ada keperluan" ucap Keyla.
Sebelum sampai dikelas Zea berpapasan dengan Vara cs. Cewek yang selalu iri bahwa Zea lebih populer dari dirinya. Vara menyenggol bahu Zea dengan sengaja. Membuat Zea mengaduh.
"Lo apa apaan sih Var" kesal Zea menatap Vara.
"Lo itu yang jadi orang jangan sok kecantikan, lo tadi pagi godain anak Aodra kan? dasar murahan" bentak Vara.
Zea tersenyum miring melipat tangannya. Dia menatap Vara yang sedang menatapnya tajam. Jujur saja kejadian tadi pagi tidak seperti yang dipikirkan Vara. Orang jelas jelas tadi pagi Zea sedang memarahi geng Aodra karena membully Alvin.
"Jadi lo marah ke gue gara gara gue tadi deketin anak Aodra! Lo inget nih ya baik baik, gue itu gak suka sama anak Aodra. Mereka itu bukan tipe gue. Paham lo. Lagian yang murahan itu bukan gue. Tapi elo yang ngejar ngejar anak Aodra" ucap Zea tepat sasaran menunjuk Vara.
"Sialan lo" umpat Vara mendorong Zea keras.
Zea tak siap dengan hal itu, sontak membuat Zea pasrah bahwa dirinya akan jatuh ketanah. Namun sebelum itu terjadi ada seseorang yang menahan tubuhnya. Zea menoleh kearah pria itu.
"Lo gak papa?" tanya Alvin dia tadi ingin pergi menyusul teman temannya diruang yang disiapkan khusus untuk anak Aodra. Namun diurungkan ketika melihat Zea sedang berhadapan dengan Vara cs.
"Gue gak apa kok, makasih" ucap Zea tersenyum. Berbalik menatap Vara.
"Wow ini nih yang pantes buat cewek kek lo. Lo itu pantesnya sama cowok cupu, dekil, nerd kek gini nih" ejek Vara menunjuk Alvin. Zea tak terima Vara menghina Alvin, lantas Zea mendorong tubuh gadis itu membuat Vara terhempas kebelakang.
"Jaga omongan lo ya, dasar nenek gayung"
"Apa lo bilang.." kesal Vara hendak menampar Zea namun ditahan oleh Alvin. Vara mencoba melepaskan cekalan tangannya, namun tak bisa. Vara tak tahu bahwa tenaga Alvin sekuat ini.
"Lepas" pinta Vara berusaha melepaskan tangannya yang sudah memerah, meminta bantuan kedua temannya yang lain. Namun hasilnya nihil.
"Al udah lepasin, kasihan" pinta Zea membuat Alvin melepaskannya dengan kasar.
Alvin berjalan mendekati Vara "Lo dengar ya. Sebaiknya lo jaga sikap lo ke Zea, kalok gak gua bisa bikin hidup lo menderita" bisik Alvin ditelinga Vara membuat gadis itu gemetar ketakutan, pergi meninggalkan Alvin dan Zea.
Kini tinggal Alvin dan Zea berdua. "Lo kok bisa kena masalah kek gini?" tanya Alvin mengurung niatnya menghampiri anak Aodra.
"Gue tadi mau ke kelas, mau ngasih ini ke lo. sebagai tanda terimakasih gue" Zea menjelaskan sembari menunjukkan kantong plastik berisi sandwich dan susu.
"Yaudah kalok gitu lo ikut gue. Gue punya tempat yang bagus" Alvin menarik tangan Zea. Mengajaknya ke suatu tempat dibelakang sekolah. Sebelum sampai, dia mengeluarkan ponselnya dan mengetikan sesuatu.
'Kosongin taman aodra'
Alvin mengajak Zea ketaman belakang sekolah. Disana ada bangku bangku yang tertata rapi. Alvin mengajak Zea duduk disalah satu bangku ditaman itu. Dibawah sebuah pohon.
"Wah gue baru tau ada pemandangan kek gini disekolah" kagum Zea melihat hamparan luas ditumbuhi berapa bunga dan tanaman lainnya.
"Lo kok tau sih ada tempat kek gini? Padahal lo kan murid baru disini" tanya Zea menatap Alvin heran.
"Gua punya kenalan yang juga sekolah disini, makanya gua tau" jawab Alvin membuat Zea mengangguk percaya.
"Oh ya btw, nih buat lo" ucapnya, menyodorkan kantong kresek itu kembali.
"Thanks, lo udah makan?" tanya Alvin sembari membenarkan kaca matanya. Padahal kaca mata itu tidak akan jatuh karena tertahan oleh hidung mancung Alvin
Zea yang mendapat pertanyaan menggeleng "Belum laper" jawab Zea. Alvin menghela nafas. Membuka bungkus sandwich, lalu mendekatkannya ke mulut Zea.
"Makan!" Suruh Alvin. Zea menggeleng. "Gue juga gak akan makan, kalok lo gak makan" paksa Alvin. Dengan terpaksa Zea membuka mulutnya. Alvin yang melihat Zea yang menuruti perintahnya tersenyum.
"Lo juga makan!" pinta Zea melihat Alvin yang hanya menatapnya. Alvin mengangguk memakan sandwich tepat dibekas gigitan yang tadi dimakan Zea.
"Enak?" tanya Zea, Alvin mengangguk dan menyodorkan kembali sandwich itu ke Zea. Sampai sandwich itu habis
Beberapa pasang mata yang melihat itu saling menatap satu sama lain tak percaya. Mereka penasaran, kenapa big bosnya itu menyuruh untuk mengosongkan taman Aodra. Tempat anak Aodra yang berada di sekolah itu berkumpul. Dan rasa penasarannya itu membuat mereka shock, ternyata big bosnya itu sekarang sedang suap suapan dengan seorang gadis yang mereka kenal.
"Kayaknya gua harus angkat bendera putih nih, kalok saingan gua deketin baby Zea itu big bos" runtuk sedih Julian. Satya yang ada disebelahnya menepuk nepuk punggung Julian, berusaha menguatkan.
"Yang sabar ye Jul. Lagian kalok gak ada big bos juga, Zea gak bakal mau sama lo" ucap Satya.
"Gue masih gak percaya itu Alvin" ucap Geo mengerjapkan matanya.
"Gue juga gak nyangka, Alvin bisa bucin gitu" Kenan bersuara.
...****************...
Alvin merasa ada yang mengawasi mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Lantas membuat orang yang sedang mengintip itu bersembunyi.
Alvin mengambil kotak susu yang Zea beli tadi. Lalu menusuk lubangnya dengan sedotan dan menyodorkannya ke Zea.
"Minum" titah Alvin, Zea menurutinya. Zea juga gak tau apa yang merasukinya sehingga menuruti perkataan Alvin.
"Udah?" tanya Alvin, diangguki Zea. Menyeruput susu itu dari sedotan yang sama. Mereka sudah berciuman secara gak langsung.
krucuk krucuk
Alvin lantas memandang perut Zea, membuat Zea langsung menutupi perutnya. Dia sangat malu "Masih laper Ze?" tanya Alvin terkekeh. Zea mengangguk mengiyakan. Sepertinya Zea sekarang sudah menjadi bisu, karena sedari tadi dia hanya mengangguk dan menggeleng menjawab Alvin.
"Mau makan apa?" tanya Alvin kembali.
"Pengen batagor campur somay Al, tapi malas buat ke kantin lagi. Enak disini aja, nikmatin pemandangan" ucap Zea mengalihkan pandangannya ke sekitar.
"Gue pesenin ya?" Alvin berdiri lalu ditahan oleh Zea.
"Gak usah, lo disini aja" cegah Zea menahan tangan Alvin.
"Gue cuma mau ambil hp Ze, gua kenal orang kantin. Gue akan minta bawain kesini" ujar Alvin menjelaskan. Hal itu membuat Zea malu dua kali lipat.
Alvin kini mengotak Atik hpnya memberi pesan ke anak Aodra lain, untuk membawakannya yang Zea mau. Alvin sebenernya tau bahwa teman temannya kini sedang mengintipnya. Tapi dia masa bodoh dengan mereka.
"Al, soal biaya pengobatan Mia adik Wily, lo sebutin nominalnya. Ntar gua transfer ke lo" ucap Zea sembari menunggu.
"Gak perlu Ze. Lo tenang aja" tolak Alvin.
"Tapi lo kan pasti juga butuh uang. Lo aja kalok berangkat sama pulang sekolah naik angkot kan?" terang Zea tidak ada maksud menghina Alvin.
"Emang apa salahnya kalok gue naik angkot?" tanya Alvin memandang Zea.
"Sorry, bukan gitu maksud gue" Zea yang dipandang menunduk, merasa bersalah.
"Huft, gue paham maksud lo. Lo gak perlu ganti uangnya kok, lo tenang aja. Lagian gue naik angkot bukan karena gua mau kok, gua naik angkot itu karena..." ucap Alvin terhenti, hampir saja dia membeberkan soal taruhannya.
"Karena apa?" tanya Zea.
"Karna motor gue lagi rusak aja. Makanya gue naik angkot" Jawab Alvin. Zea mengangguk paham.
"Eh itu batagor campur somay lo dateng" Alvin mengalihkan pembicaraan mereka, menunjuk ke seorang murid yang membawakan pesanan mereka.
"Alvin kan? ini tadi dari Abang kantin. Katanya pesenan lo" ucap siswa itu, Alvin berdiri mengambil makanan dan sebotol air meneral yang tadi dia pesan. meletakannya disebelah Zea.
"Eh Al, ini biar gua yang baya, kan ini punya gue" Zea ingin menyerahkan uang.
"Gak perlu" ucap Alvin menginterupsi siswa itu untuk pergi dengan dagunya.
"Loh kok dianya malah pergi, kan belum dibayar" Zea bingung melihat kepergian orang yang mengantar pesanannya tadi.
"Udah gue bayar kok tadi" ucap Alvin sembari duduk keposisi semula. Alvin membuka botol mineral.
"Kapan?" tanya Zea lagi.
"Udah gak usah dipikirin, minum dulu gih" Alvin mendekatkan minuman ke bibir Zea.
"Aku bisa sendiri kok Al" ucap Zea mengambil alih botol minuman yang dipegang Alvin. Zea mengambil piring yang berisi batagor dan somay itu memakannya sesuap. Mengambil lagi dan menyodorkannya ke Alvin. "Nih Al" sodor Zea. Kini giliran Zea yang menyuapi Alvin.
"Udah kan? ayo balik ke kelas, bentar lagi bel" ajak Alvin ketika selesai menegak air mineral yang tersisa. Menggandeng Zea meninggalkan taman. Sebenarnya Alvin tak peduli mau dia telat, bolos, ataupun buat onar disekolah. Tidak akan ada yang memarahinya. Tapi bersama Zea, membuat Alvin ingin terlihat menjadi pria yang baik dimatanya.
"Itu piringnya gimana Al, gak dibalikin dulu?" tanya Zea menatap piring yang ada bangku yang mereka duduki.
"Gak perlu nanti ada yang ambil" Zea mengangguk mengerti.
"Ntar gue mau jenguk Mia, lo mau ikut?" tanya Zea.
"Iya, ntar gue ikut lo. Hari ini gak ada jadwal ngasih makan anak-anak lo?" tanya Alvin, teringat kata kata Zea.
"Hehehe, masih ingat aja. Gak ada kok, jadwal gue cuma seminggu sekali. Ntar ada temen Abang Arka yang bakal kesana. Itu tuh sebenarnya programnya Abang Arka sama kawan kawannya. Gue cuma ngikut" Zea tertawa sembari menjelaskan.
Kini mereka sampai di kelas lalu disambut oleh kedua sahabat baik Zea yang sedari tadi cemas mencari cari Zea. Taunya malah lagi sama Alvin.
"Lo itu dari mana sih Ze, gua sama Icha nyariin lo dari tadi. Gue sama Icha tadi gak sengaja denger pembicaraan Vara cs kalok lo habis ribut sama dia" omel Keyla melihat sahabatnya itu baru masuk kelas.
"Tau lo Zea, main ilang ilangan aja. Taunya lagi asik berdua sama si dia" ucap Icha melotot kearah Alvin. Alvin tak peduli, kembali ketempat duduk.
"Maaf udah bikin kalian khawatir" ucap Zea tulus, duduk di bangkunya.
"Habis dari mana lo tadi?" tanya Keyla kepada Zea.
"Makan sama Alvin" jawab jujur Zea.
"What? Jadi lo serius dari tadi berduaan sama dia?" sentak Icha dijawab anggukan oleh Zea.
"Parah" Timpal Icha kembali.
Selepas itu guru datang memasuki kelas. membuat kedua sahabatnya itu tak lagi bertanya tanya.
Pelajarannya terus berlalu, Alvin yang dari tadi asik memandangi punggung Zea yang serius mendengar pelajaran. Zea yang merasa dipandangi menoleh kebelakang. Membuat Alvin salah tingkah menatap kebukunya.
Pelajaran usai, kini Zea sedang memasukan bukunya kedalam tas.
"Ze,Key, yuk nongkrong dulu" Ajak Icha memperhatikan Zea dan Keyla.
"Boleh tuh" ucap Keyla setuju.
"Sorry nih gue gak bisa" tolak Zea menatap keduanya.
Alvin yang melihat Zea sudah selesai mendekatinya. " Udah selesai?" tanya Alvin diangguki Zea. Keyla dan Icha menatap keduanya.
"Tunggu..tunggu...tunggu, jadi lo nolak kita karena mau jalan sama nih cowok" ucap Icha menunjuk Alvin.
"Gue sama Alvin bukan mau jalan seperti yang lo pikir Cha. Gue sama Alvin mau njenguk salah satu anak gua. Kemarin adiknya sakit" jelas Zea.
"Terus apa hubungannya anak lo sama Alvin, bukannya kalian baru kenal kemarin ya?" tanya Keyla heran.
"Kemarin gue ngajak Alvin kesana, panjang deh ceritanya. Lagian kalok kalian mau ikut njenguk, ikut aja. Ayo!" ajak Zea. Alvin yang mendengar ucapan Zea menjadi kesal, padahal dia ingin berdua saja dengan gadis itu. Tapi gadis itu malah mengajak kedua sahabatnya.
Keyla dan Icha saling bertatapan kemudian mengangguk. "Oke deh kita ikut, pakai mobil gue aja" ujar Keyla menyetujui.
Mereka kini berjalan di parkiran. Sesampainya, Nampak gerombolan geng Aodra yang masih berada disana. Julian dan Satya yang melihat mereka, menghampiri.
"Hey baby Zea, mau kemana?" tanya Julian mendapat tatapan tajam dari Alvin. membuatnya menelan Saliva. Zea tak menjawabnya, dia masih ingat bahwa mereka ingin membully Alvin tadi pagi.
"Ngapain lo kesini?" sinis Icha melihat Satya. Yang ditanya hanya diam.
"Hai kalian, boleh kenalan. Gue Geo Adiguna panggil aja Geo. Gue murid baru disini" sapa Geo menyingkirkan hawa negatif dari tempat itu.
"Hai juga Geo, kenalin gua Zeara Mauria Mahendra panggil aja Zea" sambil mengulurkan tangannya. Geo menjabat uluran tangan Zea singkat. Alvin menatap itu tidak suka.
"Gue Keyla Admaja, panggil aja Keyla" Keyla tersenyum dibalas dengan senyum.
Seketika Icha meleleh, "Hai Geo, kenalin gue Neisha Chalista panggil aja Icha" ucap Icha tersenyum centil menautkan rambutnya kebelakang.
"Ohw gue inget lo, lo cewek yang tetangganya Satya waktu itu kan, yang jatuh waktu ngintipin kita." Geo memastikan, seketika raut wajah Icha berubah. Zea dan Keyla menoleh kearah Icha.
"bhahahahaha..." Tawa Zea dan keyla pecah.
"Lo kok gak bilang sih Cha kalok sampe ketahuan plus jatuh segala waktu ngintipin... bhahahahaha" Zea tertawa meratapi kebodohan sahabatnya itu.
"Parah lo Cha hahahahaha" Keyla menertawakannya.
"Udah puas ketawanya.....gua pulang nih ya!" ancam Icha ngambek, berpura pura ingin pergi.
"Yah jangan dong Cha gitu aja ngambek" ucap Zea menahan Icha.
Icha sekarang dalam mood yang buruk. Salah satu aib yang dia coba sembunyikan dari sahabatnya terbuka. Apa lagi yang membukanya cowok yang kini dia kagumi.
Geo menatap ke Alvin. Bingung harus bersikap bagaimana.
"Alvin" Alvin memperkenalkan diri. Geo mengangguk paham.
"Kalian mau kemana?" Tanya Geo melihat mereka.
"Kita mau njenguk anak didik gue yang lagi sakit" jawab Zea.
"Ohw, kita boleh join?" tanya Geo kembali.
"Gak boleh, kita ini mau njenguk bukan mau hangout. yang ada mereka ganggu pasien lain" ucap Alvin menolak. Keyla dan Icha menatap Alvin karena dengan beraninya dia langsung menolak mereka. Pasalnya mereka ini anggota inti geng Aodra.
"Ohw oke gue paham" ucap Geo mengangguk.
"Yaudah kalok gitu kita duluan ya" pamit Zea ke empat cowok tadi.
Mereka berada disebelah mobil Keyla. Keyla menatap ke arah Alvin "Lo bisa bawa mobil?" tanya Keyla.
"Bisa"
"Yakin lo?" ucap Keyla memastikan.
"Hm"
"Oke deh lo yang bawa" ucap Keyla memberikan kuncinya ke Alvin.
"Gue didepan ya gays nemenin Alvin" ucap Zea diacungi jempol oleh keduanya.
TBC
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Happy Reading♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
istrinya THV 🐻💜
memoga nga berat yah konfliknya thor, aq nga kuat soalnya klo ad konflik yg berat 😃
2022-06-12
2