"Gue kira lo gak bakal dateng" Kata Zea menatap Alvin.
"Gue kan udah janji bakal dateng, lagian ini masih jam 7. Lo udah gak sabaran ya ketemu gue" ucap Alvin manarik hidung Zea.
"Aww kok ditarik si Al" Kata Zea mengusap hidungnya.
"Biar mancung Ze hehehehe" ucap Alvin sembari terkekeh kecil.
"Hidung gue udah mancung kali...dari lahir.." ucap Zea mengerucut bibirnya cemberut.
"Mana sini gue lihat" ucap Alvin menangkup pipi Zea yang sedikit chubby. Alvin memajukan wajahnya dan..
Ehm ehm
"Maaf nih gue ganggu, tapi kalok mau mesra mesraan jangan disini" Alvin tersenyum menanggapinya, menjabat tangan Bang Arka.
"Ih Abang ini apaan sih,, siapa juga yang mesra mesraan"
"Ye!! sih bakpao malah gak mau ngaku lagi, kalok gue gak datang udah gini gini kalian berdua" Kata Bang Arka menyatukan kesepuluh jarinya membentuk masing masing lima jari dengan bentuk kerucut, seperti orang berciuman. Alvin tertawa tertahan agar tidak meledak, setelah memperhatikan Zea yang mengerucut bibir dengan pipi menggembung.
'gemes banget, pengen gue terkam' Alvin membatin.
"Abang, udah pulang?" Ucap Mama Tia memecah suasana, sambil membawa minuman Alvin.
"Makasih Tan" ucap Alvin saat minuman itu diletakan didepannya. Diangguki Mama Tia.
"Sama sama"
"Udah dong Ma...kalok belum yang ada di depan Mama ini siapa dong?" tanya bang Arka menaik turunkan alisnya.
"Pennywise" Jawab Zea seketika.
"Siapa tuh dek?" kata bang Arka menautkan kedua alisnya.
"Itu tuh badut jahat yang ada di film it bhahahahaha" Zea tertawa terbahak-bahak.
"Sialan lo dek, nyamain gue sama tuh badut. Kalok gue emang tuh badut sini lo gue makan GYAHAHAHA KRAW KRAW" Seru bang Arka mendekati Zea,
Sontak membuat gadis itu berteriak, "KYAAA ada badut jahat" refleks Zea memeluk Alvin saat bang Arka menggelitiknya. Mama Tia menggelengkan kepalanya menatap kedua anaknya itu.
...****************...
Suara langkah kaki memasuki ruangan. Pria paruh baya yang habis bekerja itu menatap kedua anaknya yang sedang saling bercanda satu sama lain. Dengan sang kakak yang sedang menggelitik sang adik dan sang adik yang kini sedang mencari pertolongan dengan memeluk pria disebelahnya, yang tidak ia kenali.
"Aduh duh ini kenapa kok pada ribut? Terus itu Zea kenapa kok pakek peluk peluk" ucap Papa Hendra yang baru datang. Membuat Zea melepaskan pelukannya. Malu, karna ketahuan meluk Alvin.
"Pa" "Om" sapa mereka kepada Papa Hendra.
"Siapa nih?" tanya Hendra saat Alvin menyalaminya.
"Alvin om, teman Zea" jawab Alvin.
"Cuma teman?" tanya Papa Hendra kembali,
"Iya" ucap Alvin seraya tersenyum.
"Hey kalian, udah ngobrolnya. kok malah kumpul disini.. Papa sama Abang juga bukannya bersih bersih dulu..Mama sama Zea belum makan nih, nungguin Papa sama Abang yang pulang telat. Alvin pasti juga belum makan! Kalian bersih bersih sana, Mama mau lanjut kedapur" Ucap Mama Tia membuat kedua orang tadi menuju kamar masing masing.
Kini tinggal Zea dan Alvin yang canggung. Ralat. Alvin tidak canggung, tapi Zea yang canggung. karna tadi refleks memeluk Alvin. dilihat mama papanya lagi.
"Zea" panggil Alvin menghadap Zea.
"Iya Al" jawab Zea tak berani menatap Alvin.
"Ze!" panggilnya sekali lagi.
"Iya Al" Zea masih melihat kedepan sambil menautkan jari jarinya.
"Kalok dipanggil lihat orangnya, sini lihat aku" ucap Alvin menggenggam tangan Zea. Zea lantas meliriknya sekilas lalu berpaling lagi
"Ze.." Gemas Alvin menangkup pipi Zea membuat gadis itu kini menatapnya.
"iya?" tanya Zea.
"huft,, gak ada.. Gue cuma mau bilang, lo hari ini cantik" ucap Alvin membuat Zea merona.
"Ih, apaan sih Al!" Zea menepis tangan Alvin, memalingkan wajahnya.
"Malu?"
"Gak, siapa juga yang malu" ucap Ze padahal wajahnya kini sudah seperti kepiting rebus.
"Hihihi, kamu lucu kalok lagi blushing gini" Alvin mengacak-ngacak rambut Zea.
”Kok diacak-acak sih Al" kesal Zea merapikan rambutnya. Alvin tersenyum.
Bang Arka datang dari arah tangga menghampiri keduanya.
"Masih asik berduaan aja nih bocah-bocah" ucap Bang Arka menghampiri.
"CK" decak Alvin pelan.
"Apaan sih bang!" ucap Zea melihat abangnya yang kini duduk di single sofa.
"Mumpung Abang disini, Abang temani Alvin ya. Zea mau bantu Mama didapur. Bye bye!!" pamit Zea melenggok pergi meninggalkan keduanya.
Alvin menatap kepergian Zea, "Dirumah emang gak ada pembantu ya bang?" tanya Alvin melihat Zea pergi, tak rela rasanya ditinggalkan.
"Ada, tapi lagi cuti" jawab bang Arka.
Hening.
Tidak ada percakapan diantara keduanya. Keduanya sama sama memilih untuk bungkam dan sibuk dengan handphonenya masing masing. Bang Arka mematikan hpnya dan menyimpannya disaku, lalu menghela nafas. menatap kearah langit langit rumah. Alvin memperhatikan ikut mematikan hpnya dan pandangannya kini terfokus pada Arka.
"Ada yang mau lo omongin bang?" tanya Alvin, saat mereka berdua kini saling bertatapan.
"Gimana perasaan lo ke Zea?" tanya bang Arka.
"Gue masih gak tau. tapi yang pasti, Zea udah bikin fokus gue teralihkan hanya kepada dirinya saja" jawab Alvin.
"Huft,,," Bang Arka menghela nafas kembali.
"Asal lo tau. Gue sebenernya mau ngedukung lo sama Zea, tapi entah kenapa gue ragu. Entah tebakan gue ini bener atau gak, karna gue ngerasa lo itu orang yang tenang dan bisa ngejaga Zea, tapi disisi lain gue juga ngerasa lo itu berbahaya buat Zea. Lo cowok dengan penuh misteri. Dan Zea adalah santapan yang pas buat cowok yang penuh misteri kayak lo. Lo sendiri tau sifat Zea gimana" lanjut bang Arka penuh penekanan menatap Alvin lekat.
"Gue bisa ngejamin kalok saat ini gue bakal jagain Zea dengan baik. Gue sekarang juga lagi berusaha, buat semuanya aman terkendali" ucap Alvin lirih dibagikan akhir, namun bang Arka masih bisa mendengarnya.
"Gimana kalok gue nyuruh lo ngejauhin Zea?" tanya Bang Arka membuat ekspresi Alvin berubah. Tatapan tajam Alvin kepadanya membuat dirinya merinding dan bergidik ngeri.
"Lo_" Ucap bang Arka terpotong.
"Hey kalian berdua!!! Ayo makan, Mama udah nungguin tuh" panggil Zea kencang
"Eh! Iya bakpao, gak usah kenceng kenceng ngomongnya, kita denger kok. Ayo Al, kalok dia ngamuk berubah dia jadi siluman KRAW" cetus Bang Arka sambil mengejek Zea. Alvin yang sudah tenang kini mengikuti dari belakang.
Mereka duduk dimeja makan disambut oleh Mama Tia dan Papa Hendra.
"Ayo Alvin cobain masakan Tante"
"Ya Al, nih cobain masakan gue"
"Emang lo bisa masak Ze?" ucap bang Arka meremehkan.
"Ish bisa lah. tadi itu gue yang goreng. berarti gue yang masak. ya kan ma,, Pa??" ucapnya mencari pembelaan.
"Iya Zea" jawab mereka berbarengan.
"Dengerin tuh Wlekk" ejek Zea menjulurkan lidah.
"Udah ah jangan ribut Mulu, gak malu apa dilihatin sama Alvin tuh" lerai mama Tia saat kedua anaknya itu masih saling ejek.
"Ayo, Mari Al makan" ucap Mama Tia kembali.
Setelah makan Alvin berkumpul bersama keluarga Zea. Dia dengan cepat berbaur, apa lagi mereka ngobrol ditemani roti Mommy Mira yang terkenal enak. Sampai akhirnya Alvin berpamitan untuk pulang. Zea merasa tidak rela saat mengantar Alvin sampai didepan pintu. Bang Arka mengikuti mereka dari belakang. Dirinya memberi kode pada Alvin, ingin berbicara pada pria itu.
"Masuk rumah gih Ze" pinta Alvin.
"Lo jalan dulu, habis itu gue masuk" ucap Zea.
"Gak..kamu masuk dulu, habis itu aku pulang. Udah masuk sana gih, besok aku jemput" ucap Alvin tegas. Zea menurut dan masuk ke rumah. Dia berpapasan dengan bang Arka didepan pintu. Dirinya tidak sadar, sedari tadi bang Arka mengikuti mereka.
"Mau kemana bang?" tanya Zea.
"Ada yang mau gue omongin sama dia, Lo masuk kamar gih" tunjuknya ke arah Alvin.
"Mau ngomong apa?" Zea kembali bertanya.
"Udah ah, bawel Lo dek,, sana-sana" Usir bang Arka membuat Zea mendengus kesal.
Alvin dan Arka berbicara berhadap hadapan. mereka saling menatap lekat satu sama lain.
"Lo kalok minta gue ngejauhin Zea itu gak mungkin" ucap Alvin menegaskan. Bang Arka mengacak rambutnya frustasi.
"Oke gue gak akan minta lo ngejauhin Zea, tapi lo jangan sampai berani nyakitin Zea. Gue gak akan ngebiarin lo, jika sampai ngelukain Zea" ancam bang Arka.
"Hmm" sinis Alvin tak peduli.
"Gue mau tanya satu hal sama lo"
"Apa?"
"Penampilan lo itu emang dari awal cupu atau lo pura pura jadi cupu?" tanya Bang Arka memperhatikan Alvin yang masih memakai kaca mata dengan style Cupu dan culun layaknya seorang nerd.
"Menurut lo?!" Ucap Alvin menghidupkan mesin motornya.
"Gue duluan" pamit Alvin melajukan motornya, bang Arka hanya memperhatikan kepergiannya dan tak mendapat jawaban dari Alvin.
Dia mengedikan bahu. Apakah Alvin bisa dia percaya untuk menjaga Zea dari orang yang pernah membuat adiknya itu hancur. Karena dirinya mendapat kabar bahwa orang itu telah kembali. Arka takut Zea kenapa-napa. Dirinya mencoba bertaruh kepada Alvin. Apakah laki laki itu pria yang tepat untuk adiknya. Atau apakah pria itu malah menjadi kehancuran adiknya untuk kedua kalinya.
TBC
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Have a nice day and happy reading (✷‿✷)
◉
◉
♡♡♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments