Chapter 19

"Cailing Dain kalian dua orang bangsat! aku pasti akan membunuh kamu semua setelah keluar dari sini!"

"Ahhh!......."

Setelah Cailing dan Dain pergi meninggalkan Tom sendiri, Tom mulai berteriak dan mengutuk mereka berdua dia tidak pernah memikirkan skenario seperti ini!

Dan sangat membenci mereka berdua terutama Dain yang menendang wajahnya dengan keras barusan sampai membuat beberapa giginya patah dia sangat ingin sekali mencabik-cabik Dain saat ini, rasa sakit terus membakar wajah Tom saat sedang berteriak dan mengutuk setiap saat tapi Tom tampak tidak memperdulikan hal tesebut rasa mahar dan benci sekarang yang mengendalikan dirinya.

Setelah beberapa waktu berteriak dan melampiaskan amarahnya Tom mulai lelah dan perlahan-lahan mulai diam, dan berpikir satu-satunya cara dia bisa keluar dari sini adalah dengan menunggu tim penyelamat untuk mengerutkan dia dari tempat ini tapi tidak tahu berapa lama mereka akan datang menjemputnya.

Saat Tom berpikir terdengar beberapa langkah kaki dari ujung koridor Tom mengangkat kepalanya dan mencoba melihat siapa yang datang tak lama kemudian sekelompok orang muncul dipimpin oleh seorang gadis muda yang cantik.

Tom lupa untuk berkedip melihat penampilan gadis itu wajah cantik seperti bunga kulit putih bagaikan susu bersama mata biru dan rambut pirang panjang yang menari-nari seperti ari terjun emas, itu adalah gambar seorang malaikat!

Gadis di depannya bisa dibandingkan dengan Cailing bagaimana orang seperti dia dapat datang di ketempat seperti ini? Tom akhirnya menyadari dia pernah mendengar bawah ada seorang anak bangsawan yang datang kesini baru-baru ini dia menduga bahwa anak orang kaya itu adalah gadis cantik ini, dan dia juga mendengar dari temannya bawa Dain memiliki sedikit konflik dengan gadis ini memikirkan itu senyum licik muncul di mulutnya.

"Paman apakah kamu sudah menanyakan tentang gempa yang baru saja terjadi kepada orang-orang di departemen penaggulangan bencana?"

"Kenapa kejadian seperti biasa loloskan dari pengawasan mereka."

Saat sedang berjalan gadis berambut pirang itu berbicara kepada seorang pria paruh baya disampingnya, pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya tampak bingung sebelum berbicara.

"Saya sudah menghubungi mereka. dan mereka juga tampaknya terkejut dengan gempa ini dan tidak bisa diprediksi, masalah ini masih diselidiki."

"Dan yang lebih anehnya gempa ini terjadi serempak di berbagai penjuru dunia."

Mendengar apa yang di katakan pria paruh baya itu wajah gadis berambut pirang tersebut tampak terkejut dia mengerutkan keningnya dan berpikir, kejadian seperti ini belum pernah terjadi dalam sejarah dunia di mana gempa bumi terjadi dalam waktu bersamaan. apakah hal tersebut terjadi secara alami? atau mungkin kearah campur tangan manusia? gadis itu merasakan bahwa mungkin sesuatu yang akan terjadi dia sedikit kwartir tentang masalah ini.

Melihat gadis pirang tampak tampak cemas pria paruh baya disampingnya juga mereka hal yang sama teknologi di jaman sekarang sudah cukup maju untuk mengantisipasi bencana alam yang akan datang tapi mereka tidak bisa mencegahnya bencana yang di buat oleh manusia kejadian ini tidak bisa dipisahkan dari manusia? memikirkan itu pria paruh baya tersebut menghela nafas tidak berdaya dan akhirnya menetap gadis pirang di samping dan berbicara dengan sungguh-sungguh.

"Nona kejadian ini tampaknya tidak sesederhana yang kita kira, kita harus kembali kekurangan secepatnya mungkin."

"Aku tahu paman."

Gadis itu mengangguk dan paham dengan situasi sekarang ini dia juga tidak akan tahu hal apa yang mungkin terjadi itu tapi sekarang yang lebih penting adalah kembali ke rumah dan untuk berlindung. Pria paruh baya itu tampak tersenyum puas, melihat gadis tersebut dapat mengambil keputusan dan berpikir dengan dewasa meskipun umurnya masih belia dia tenga dan tenga saat megambil keputusan tidak heran pemimpin keluarga sangat menyayanginya terlepas dari dia adalah anaknya.

Setelah itu pria paruh baya itu tampak memikirkan sesuatu dan akhir tersenyum berkata dengan penuh minat kepada gadis tersebut dengan penuh minat

"Benar bagaimana dengan anak bernama Dain tersebut. kita juga harus membawanya bukan?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!