Chapter 7

"Senang bertemu dengan kamu. Senior Siel."

Dain menjawab dengan tenang dia tidak terlalu tertarik dengan gadis dihadapannya walaupun wajahnya tidak bisa di bilang jelek tapi dia yang sudah berkeliling berbagai tempat dan melihat bermacam-macam keindahan membuat hatinya tidak mudah digerakkan.

"Jangan panggil dengan kata 'Senior' kamu bisa langsung manggil ku dengan nama saja."

Siel berbicara dengan lembut Dain cuma bisa menggelengkan kepalanya tapa daya gadis ini terlalu bersemangat.

Saat Dain dan yang makan dan mengobrol bersama sekelompok murid masuk kedalam kantin yang dipimpin oleh seorang gadis muda dengan mata biru dan rambut pirang berjalan dengan bangga melewati semua murid yang sedang makan akhiri gadis tersebut berhenti dan melihat sekeliling dan bergumam pelan.

"Sepertinya semua tempat sudah penuh?"

"Nona muda, jangan khawatir tentang itu."

Seorang pria berbicara dengan sopan dari samping gadis tersebut sambil membungkuk setelah dia berbicara dia akhirnya berjalan ke meja yang Dain dan yang lain tempati.

"Kalian semua pergi dari meja ini. nona muda saya akan duduk disini!"

Dengan sombong pria itu berbicara kepada mereka semua Cailing dan yang lain sedikit terkejut dengan kedatangan orang itu Dain sedikit mengangkat alisnya dan tetap diam, sampai akhir Siel berbicara dengan tidak senang.

"Apa maksudmu tempat ini sudah kami tempati sedari tadi cari tempat lain jika ingin duduk!"

"Kalian murid biasa lebih baik jangan banyak bicara cepat pergi dari sini!"

Orang itu membalas dengan jejak penghinaan sambil mantap semua orang di hadapannya mendengar itu semua orang melotot menjadi marah termasuk Cailing juga.

Meski didalam peraturan negara ini menyebut tentang kesetaraan semua orang. tapi itu cuma kata-kata dalam kertas saja aslinya diskriminasi dan ketidak adilan tetap saja terjadi dimana-mana termasuk di dalamnya sekolah ini.

"Aku sarankan kali untuk meninggalkan tempat ini jika kamu tidak ingin terlihat dalam masalah."

"Apakah kamu pernah mendengar tentang keluarga Loix? nona muda kami berasal dari sana."

Orang itu berkata dengan keras membuat semua mendengar apa yang dia katakan setelah itu wajah orang-orang tampan terkejut lalu diganti dengan sedikit ketakutan termasuk Cailing dan Siel.

Wajah Siel tidak lagi menunjukkan kekesalan dia sudah membatu mulut terkunci rapat bagi manapun dia sendiri juga tahu keluarga Loix itu adalah keluarga yang memegang bisinis dan berkuasa di kota ini bahkan para polisi dan pejabat negara tidak bisa melakukan mereka dengan biasa-biasa saja. tapi yang membuat Siel sedikit aneh adalah kenapa orang dari keluarga besar seperti itu datang ketempat di pinggir kota ini apa yang mereka inginkan? tapi yang pasti dia tidak ingin mencari masalah dengan mereka.

akhiri Siel melihat ke arah Cailing dan Dain Cailing yang melihat tatapan mata Siel mengerti apa yang dia pikirkan dan mengangguk dan berkata dengan hormat.

"Kami mengerti jika tua ingin duduk disini kami akan segera pergi."

dengan sedikit engan Cailing berkata dengan hormat dia juga bukan orang bodoh dia tidak ingin mendapatkan masalah hanya karena tempat duduk dan menyingung keluarga besar ini lebih baik mengalah.

"Itu lebih baik sadari tempat kalian."

Orang itu berkata dengan bangga dia sudah dapat menebak apa reaksi mereka setelah mendengar nama keluarga Loix, orang desa rendah seperti mereka mana berani membuat marah orang dari keluarga besar seperti ini.

Cailing berdiri dan meraih tangan Dain yang sedang makan dan berbicara kepadanya.

"Cepat kita pergi dari sini."

Dain berhenti makan dan melihat muka Cailing yang cemas dan rona ketakutan muncul dari wajah indahnya. itu membuat suasana hatinya menjadi buruk sekilas dirinya teringat dengan kenangan masa lalu waktu dia masih lemah Dain dan Cailing sering intimidasi dan ditindas samapi pada akhir Cailing dipermainkan seperti barang hingga akhirnya dia mengalami gangguan mental sebelum akhirnya meninggal dengan tragis didepan mata Dain.

Memikirkan kejadian itu lagi nafas Dain menjadi berat sorotan matanya menjadi sedikit hitam niat membunuh yang meledak-ledak bergemuruh dari dalamnya.

Dain tidak bergerak Cailing sekali lagi berkata dengan cemas dan membujuk.

"Dain kenapa kamu diam saja ayo pergi!"

"Tidak, kak untuk apa kita pergi harusnya mereka yang pergi dari sini?"

"Orang-orang bangsat sialan!"

Dain berkata sambil menggelengkan kepalanya dengan tenang dia sudah terlalu muak dengan tingkah laku orang-orang kaya seperti mereka yang selalu memandang rendah mereka seperti serang!

"Nak! apakah kamu mencari mati!"

Apa yang Dain katakan sudah melewati batas kesabaran pria itu, dia tidak lagi mau berbicara dan membuang waktu dan langsung mengerakkan tangganya untuk mencengangkan kerah bajunya.

Tapi pergerakan orang tersebut sangat lambat di mata Dain dia dengan menunda menghindarinya dan balik memegang pergelangan tangan orang tersebut. melihat Dain mencengangkan tangannya orang itu mencoba melepaskan diri dari cengkeraman tangan Dain tapi dia tidak bisa lepas genggam tangan Dain sangat kuat bahkan kulit tangan orang itu memulai memerah dan dia mulai kesakitan, dia sekali lagi mencoba melepaskan diri dengan melayangkan pukul keras muka Dain.

"Sialan mati kau!"

Orang itu meraung dengan dengan marah tapi sebelum dia berhasil memukul wajah Dain, Dain dengan mudah melemparkan orang itu kesamping sejauh beberapa meter sebelum akhirnya berhenti setelah menabrak meja.

Semua orang di tempat ini terkejut dengan perkelahian Dain dan pria itu Cailing juga tidak terkecuali. dia tidak menyangka Dain akan bertindak gegabah yang paling dia takutkan Dain akan terluka dan dihajar oleh pria itu melihat badannya yang besar dan seperti sudah terlatih untuk berkelahi, tapi dengan mudah dilempar oleh Dain seperti melemparkan sebuah kertas!

Cailing bertanya-tanya didalam pikirannya dari mana Dain belajar berkelahi? seingatnya Dain bukan orang yang suka mencari masalah dan berkelahi dengan orang lain.

Saat Cailing masih berpikir pria yang Dain lemparkan sudah berdiri dengan susah payah pria itu tidak mengira anak dihadapannya yang masih sangat mudah mempunyai kekuatan yang besar hingga bisa melempar dia. Dirinya yang sudah dilatih selama bertahun-tahun untuk menjaga nona muda tidak pernah dikalahkan dengan mudanya oleh orang lain dia selalu bangga dengan status sebagai pengawal keluarga Loix

Tapi sekarang dia lempar oleh seorang bocah dengan mudah harga dirinya dan kebanggaan sudah tercoret! Pria itu menengok kearah wanita berambut pirang itu dengan gugup, wanita tetap berdiri diam tanpa bicara matanya tidak menunjukkan emosi apapun saat menatap luas kedelapan. Pria hanya bisa menelan ludah dengan ketakutan dia pikirkan nona mudanya pasti marah! karena dia dikalahkan oleh seseorang murid! tapi yang dia tidak tahu gadis itu tidak melihat kerah dia melainkan kearah Dain.

Pria menggertakkan giginya dan menatap tajam kearah Dain dengan penuh amarah. Dia mengepal tinjauannya dan dan langsung berlari menyerang Dain.

Melihat pria itu datang Dain tidak menunjukan ekspresi apapun dia tampak tenang dan tidak takut sedikitpun, pria itu menyerang Dain dengan kedua tangannya tapi setiap serang yang dia lancarkan dengan mudah dihindari oleh Dain tanpa kesulitan.

Sadar akan ketidak mampu dia untuk menyakiti Dain pria itu tampah kesal dia akhirnya berhenti menyerang dan mundur dua langkah kebelakang sebelum akhirnya berhenti dan mengambil sesuatu dari balik saku celananya.

"Berhenti di sana bocah sialan!"

Pria itu mengacungkan senjata api tepat kearah muka Dain.

"T-tunggu bukan ini sedikit berlebih bukan?!"

"Benar bagi mana dia dengan sengaja menodongkan senjata api kearah murid?"

"Meski mereka dari keluarga besar mereka tidak bisa seenaknya mengancam orang lain."

Semua murid di tempat itu sangat kaget oleh tindakan pria itu apa yang di pikirkan sehingga dengan mudahnya menodongkan senjata kepada murid dibawah umur! meskipun keluarga Loix mempunyai pengaruh besar tapi tindakan semacam ini tidak bisa ditolerir dengan mudah.

Melihat orang itu mengancamnya dengan pistol Dain menyipitkan matanya dia nampak sedang berpikir dan mengambil tindakan selanjutnya. tapi sebelum dia bergerak Cailing langsung berdiri di depan Dain sambil merentangkan kedua tangannya untuk melindungi Dain.

"Cailing apa yang sedang kau lakukan!"

Siel berteriak dari samping dengan panik dia tidak mengira Cailing akan langsung berlari ke depan!

"Aku akan melindungi adik ku! Jika kamu mencoba menyakitinya lewat aku dulu!"

Cailing berkata matanya menatap tajam ke arah pria itu dia tampak tidak takut sedikitpun, melihat Cailing berdiri di hadapannya Dain sedikit terkejut ekspresi sedikit berubah sensasi kehangatan mengalir dari dalam hatinya saat melihat tingkah Cailing.

Tanpa sadar mulutnya membetuk sebuah lengkungan. Kamu tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang? kamu selalu menjadi orang pertama yang akan bertindak melindungi ku dari bahaya Kaka?

Dain menggelengkan kepalanya dengan perasaan campur aduk. Tapi sekarang aku yang akan melindungi mu!

Dain bergumam pada dirinya sendiri dan melangkah menuju dengan.

Terpopuler

Comments

Z3R0 :)

Z3R0 :)

sistem kasta

2023-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!