Chapter 4 teman lama

"Kakak, kamu harus menjaga jarak dari Tom dan jangan berhubungan dengannya!"

Dain berbicara dengan bersungguh-sungguh kepada Cailing saat sedang berjalan. dirinya tidak ingin kejadian dari masa lalu terulang kembali dan kehilangan orang yang dia sayangi Dain tidak akan segan untuk membunuh Tom waktu itu kalau saja Cailing tidak menariknya untuk pergi Dani mungkin akan bertindak dengan gegabah.

Walaupun tubuh dan kekuatan Dain lebih kecil dari Tom dirinya tidak takut sedikitpun karena pengalaman bertarung dan pengalaman hidupnya dari masa lalu sudah cukup untuk menghabisi Tom dalam waktu singkat.

Cailing tersenyum mendengar Dain menasehatinya dan berbicara dengan lembut.

"Tenang saja, aku tidak tertarik dengan Tom seperti gadis-gadis yang lain meskipun dia kaya dan anak kepala desa. diriku tidak cukup bodoh untuk berpacaran dengan orang itu."

Cailing berbicara dengan nada yang dalam untuk menenangkan pikiran adiknya. Dirinya sendiri juga tahu bahwa Tom sejak dulu selalu mendekatinya dan menginginkannya sebagai pacarnya, tapi Cailing tahun bawah Tom cuma playboy yang suka gonta-ganti pasangan. mendengar apa yang dikatakan oleh Cailing Dain sedikit lega dalam hatinya tapi dia masih harus waspada.

setelah berjalan beberapa lama akhirnya mereka sudah sampai di sekolah. setelah itu Dain dan Cailing berpisah Cailing adalah siswa tahun ketiga sementara Dain ada siswa tahun baru jadi dia harus mencari kelasnya, sendiri untungnya Cailing adalah salah satu anggota OSIS dari sekolah tersebut jadi dirinya tidak repot-repot mencarinya Cailing menunjukan jalan kearah kelasnya.

"Dain! kamu akhirnya datang?"

saat Dain sedang berjalan seorang anak berlari kearahnya anak itu nampak bersemangat dia memiliki rambut coklat lurus. Saat Dain melihat anak itu dirinya cuma bisa tersenyum dengan penuh kebahagiaan karena telah bertemu kembali dengannya Dain melambaikan tangannya dan berkata dengan riang.

"Ho! Sene telah lama kita tidak bertemu setelah beberapa tahun."

Ucap Dain sambil memeluk anak itu dia adalah teman masa kecilnya dulu sewaktu masih berada di desa. Sene mengerutkan keningnya dan berpikir bukan kah merek baru saja bermain beberapa hari yang lalu kenapa jadi beberapa tahun? tapi Sene tidak mempermasalahkan tentang kelakuan Dain yang aneh ini.

setelah berbicara sebentar Dain dan Sene berjalan bersama untungnya kelas mereka sama jadi Dain dapat mengobrol dengan untuk melepaskan kerinduannya setelah lama tidak bertemu.

"Jadi dima kita akan duduk?"

Sene berbicara kepada Dain karena sekarang masih sedikit pagi sehingga murid-murid baru sedikit yang datang dan banyak kursi kelas yang masih kosong. Jadi Sene mengusulkan kepada Dain tempat yang cocok untuk mereka duduk, sebenarnya Sene lebih suka duduk di bangku paling depan untuk lebih dekat saat guru menjelaskan pelajaran tapi Sene meminta pendapat Dain terlebih dahulu.

Dain diam dulu sebentar lalu matanya mengamati seluruh kelas tersebut dengan seksama sebelum akhirnya berbicara dengan nada yang serius.

"menurutmu tempat duduk mana yang paling keramat didalam kelas ini?"

Dain bicara dengan dalam dan matanya masih mengawasi seisi ruangan tersebut Sene yang mendengar apa yang dikatakan Dain memiringkan kepalanya dan nampak bingung dengan kata 'keramat' yang dimaksudnya tapi akhirnya Sene menunjuk dengan ragu-ragu ke tempat duduk di depan meja guru karena akan lebih baik saat bertanya jika ada pelajaran yang tidak dirinya mengerti.

Melihat Sene menunjuk meja tersebut Dain menggelengkan kepalanya dengan sedikit kecewa dan berkata dengan sedih kepada Sene.

"Kamu memilih pilihan yang salah temanku."

"Jadi yang mana?" jawaban Sene dengan bingung dan ingin tahu jawabannya.

"Akan aku tunjukkan pada." jawaban Dain dengan bangga dan penuh percaya diri.

Dain mulai melangkah dengan tenang melewati banyak kursi kosong di kelas tersebut sebelum berhenti di sebuah kursi yang penuh dengan coretan dan gambar yang tidak jelas diatasi meja dan kursi tersebut. itu paling belakang di pojok ruangan tersebut, Dain mengebrak meja tersebut dan berkata dengan bangga.

"Ini adalah tempat palingan keramat didalam kelas!" jawaban Dain dengan membusungkan dadanya dengan bangga seakan-akan dirinya telah menemukan harta karun yang tidak ternilai.

Ujung mulut Sene sedikit bergetar melihat pilihan Dain dirinya sendiri tidak mengerti mengapa Dain memiliki tempat duduk yang kotoran dan jelek di paling belakang dari pada tempat duduk yang bagus di depan.

"bisa kamu menjelaskan kenapa kita harus duduk tempat ini?" tanya Sene kepada Dain untuk memastikan jawabannya Dain cuma menjawab dengan singkat.

"Karena ini yang terbaik."

"terbaik matamu! lihat kursi ini dan bangkunya banyak sampah dan coretan dimana-mana ini yang kau sebut terbaik?!" Sean menolak dengan tegas usulan Dain, Dain cuma bisa menghela nafas dan menjelaskan dengan suara yang dalam dan tenang kepada Sene.

"jangan menilai segala sesuatunya dari luar, ada cerita tersendiri dibalik tempat ini. coretan-coretan yang kau lihat di tempat duduk ini adalah seni yang ditinggal oleh para senior-senior kita sewaktu masih belajar disekolah ini didalamnya terdapat banyak makna yang mendalam, yang terkandung disini."

Dian menunjukan jaringan kepada salah satu gambar di meja tersebut dan berkata dengan percaya diri.

"Lihat ini? ini adalah gambar seekor hewan purba prasejarah yang telah hidup lama dimuka bumi. habitatnya adalah dilautan dia menjadi raja lautan waktu itu dia dikenal sebagai spesies hiu purba megalodon!" Dain berhenti berbicara sebentar sebelum melanjutkannya, dengan mata yang berbinar dan nada suara yang kagum.

"Entah berapa lama senior ini menghabiskan waktunya untuk meneliti dan menggambarkan mahakarya seperti ini. yang jelas kita sebagai juniornya harus menghargai kerja kerasnya dan mencontohnya."

Dain mengangguk kepadanya seperti seorang penggemar senin yang melihat mah karya yang luar biasa.

Setelah itu Dain memberikan sampah di tempat duduk itu, dan duduk dengan tenang di sana. Sene cuma bisa berdiri mematung dan merenungkan apa yang dikatakan oleh Dain dan memperhatikan gambar yang Dain tunjuk dengan seksama, tapi seberapa keras pun dirinya berpikir gambar tersebut tidak berubah. berbeda dengan apa yang Dain maksud. gambar yang Dain maksud tidak lebih dari alat kelamin pria! yang Sene lihat sekarang ini.

Apanya hewan purba? ada yang salah dengan orang ini?

apakah yang dimaksud Dain benar? atau apakah aku yang tidak menangkap maksud dan makna di balik gambar ini?

tapi setelah itu Sene menggelengkan kepalanya dan ikut duduk disebelah Dain. tak kelas mulai ramai dan guru datang dan pelajaran pun dimulai. setelah pelajaran pertama selesai waktu istirahat pun tiba banyak murid berhamburan keluar dari dalam kelasnya dan pergi sarapan beberapa pergi ke kantin ada juga yang membawa bekal sendiri.

"Dain ayo bangkit bangun kelas sudah selesai. dan waktu istirahat datang. kamu mau ikut keluar denganku tidak?"

Sene mencoba membangunkan Dain dengan menggerakkan tubuhnya dari awal guru masuk Dain sudah tidur di sampingnya, Dain membuka matanya dan menguap dengan malas lalu berkata.

"baiklah kemana kita akan pergi."

"bagaimana jika kita keluar untuk makan." jawaban Sene mengusulkan kepada Dain, Dain mengangguk dan mengikuti Sene pergi keluar.

Saat sedang berjalan-jalan dan berkeliling untuk mencari makanan Dain dan Sene dikejutkan dengan suara yang memanggil kearah mereka.

"Hei! kalian berdua berhenti?!"

Tiga orang murid berjalan datang menghampiri mereka berdua yang ditengah badannya lebih besar sedikit dari Dain yang disebelah kiri anak dengan rambut dicat kuning yang disebelah kanan anak gendut.

Dain memperhatikan ketiganya dengan tenang mereka nampak seperti anak tahun kedua, salah satu orang tersebut berkata dengan arogan kepada Dain dan Sene.

"bisakah kalian meminjamkan ku beberapa ribu Rop?"

Dain yang mendengarnya apa yang dikatakan olehnya mengerut kening tidak jarang beberapa anak tahun ketiga atau kedua sering menindas dan memalak anak tahun pertama disekolah ini mereka yang tidak patut akan dihajar bila tidak menurut. itu yang Dain ingat dari kenangannya adapun Rop?

Rop adalah mata uang dunia ini. Meskipun nada suaranya sedikit sopan tapi ada sedikit ancaman disorot matanya yang mengancam. Dain yang melihat perilaku orang itu cuman bisa menyipitkan matanya dan berkata dengan malas.

"jika kamu menginginkan uang minta saja pada ibumu?" jawaban Dain dengan malas setelah itu ia menarik lengan Sene yang sedikit ketakutan dari tadi setelah kedatangan mereka. dirinya sedikit tahu bahwa orang-orang adalah anak-anak yang suka menindas dan memeras orang lain jadi dirinya tidak terlalu malas berurusan dengan mereka.

sebelum Dain dan Sean melangkah lebih jauh anak bertumbuh besar itu memegang bahu Dain dengan kuat dan berkata dengan marah.

"Siapa yang me-"

Bag!

sebelum menyelesaikan kalimatnya Dain langsung berbalik dan mendarat pukul tepat di rahang bawah anak itu. anak besar itu jatuh kelantai dengan mengerang kesakitan, sebelum si gendut dan anak berambut kuning beraksi untuk menolong temannya.

Dain langsung berbalik dan langsung menyerang keduanya Dain memukul si rambut kuning tepat diwajahnya. si gendut sedikit sadar mencoba untuk memekul Dain, tapi pukul itu dengan mudah ditahan oleh Dain mengunakan tangganya. Dain balik menyerang si gendut mengunakan lututnya tepat kerah perut dan langsung pingsan.

Sene yang melihat perkelahian itu masih butuh waktu untuk sadar keren seluruh kejadiannya berlangsung sangat singkat. Dain tanpa pikir dua kali langsung menghajar mereka! matanya lebih dingin dari sebelumnya dan samar-samar ada sedikit haus darah yang terpancar.

Terpopuler

Comments

King_Neo

King_Neo

ya saya, akan mencoba lebih baik dalam penulisan kalimatnya. terimakasih atas masukannya

2023-09-24

0

Wahyu agung Maulana akbar

Wahyu agung Maulana akbar

kalau bisa tolong diperbaiki tulisannya 🙏

2023-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!