Chapter 16

Benar saja setelah beberapa saat gempa mulai mereda dan akhirnya berhenti. Semua orang sedikit tenang setelah gampang berhenti para guru mulai berkeliling dan memastikan keselamatan semua murid, siap tahu ada yang terjebak dan tertimpa reruntuhan bangunan.

"Liat kak, gempanya sudah berhenti kan?"

Dain tersenyum dan berbicara kepada Cailing, Cailing mengangguk sebagai jawaban mereka berdua mulai merangkak keluar dari bawah tempat tidur.

"Kenapa bisa terjadi gempa yang sangat mendadak, apakah pemerintah tidak mengetahuinya?"

Cailing beri pikirkan dan berbicara dengan aneh kejadian besar seperti ini tidak bisa dianggap enteng apakah pemerintah tidak dapat mengantisipasi dari jauh-jauh hari.

Cailing bingung sebelum akhirnya dia mengeluarkan ponselnya dari balik saku celana dan mencari berita tentang situasi sekarang. saat itu ekspresi wajah menunjukkan perubahan dan tampak terkejut dan tidak percaya, Dain yang disampingnya bertanya kepada Cailing.

"Ada apa Kak, kenapa mukamu tampak terkejut?"

"...I-ini... Seperti kamu harus melihatnya sendiri."

Cailing menyerahkan ponsel kepada Dain, menerimanya dan melihat layar ponsel itu. didalam ada banyak berita yang menyiarkan dan membahas tentang gempa bumi yang baru saja terjadi di berbagai tempat di semua provinsi dan juga korban jiwa juga tidak sedikit. Dain melihat semua berita itu dan tidak menunjukkan perubahan apapun pada wajahnya, Dain terus membaca sampai dia menemukan sebuah berita yang cukup menarik. Dain mengangkat alisnya dan tersenyum kecil.

Didalam berita tersebut para ilmuwan dan pakar bencana menemukan bahwa gempa bumi barusan tidak hanya terjadi di satu tempat atau satu daerah saja melainkan seluruh wilayah di bumi ini!

Ke jadi ini benar-benar menggemparkan dunia banyak orang mulai berspekulasi dan mengaitkan kejadian ini sebagai pertanda bencana akan datang dan beberapa orang juga berpikir bahwa kiamat sebentar lagi muncul! di masa lalu kejadian ini juga pernah terjadi semua orang menjadi paniki dan kwartir dengan keselamatan mereka Dain juga tidak terkecuali dimasa lalu tapi sekarang beda ceritanya!

Dain melihat semua berita itu dan akhirnya tampak bosan tidak berminat lagi lalu menyerahkan ponselnya kepada Cailing dan berpura-pura tampak kwartir.

"Kak ini sangat aneh bagaimana kejadian seperti itu menimpa seluruh dunia? aku kwartir hal-hal besar akan menimpa dunia ini?!" Dain berbicara dia mencoba untuk membuat Cailing menjadi waspada dengan kejadian yang akan datang di masa depan. Di masa lalu dia mengapa remeh kejadian gempa ini dan mengapa itu hanya fenomena alam yang langka dan jarang terjadi. sebelum akhirnya terlambat dan menyadari itu bukan hanya gempa bisa.

"Tenaga saja semuanya akan baik-baik saja, kak akan selalu melindungi kamu apapun yang terjadi!"

Cailing berbicara dengan suara bersungguh-sungguh dan memegang tangan Dain dengan erat meskipun Cailing tampak ingin menenangkan Dain dari kwartir nya.

Cailing tampak tegar menghadapi situasi ini tapi di mata Dain dia dapat melihat dengan jelas dari bola matanya dia juga takut sesuatu yang buruk akan menimpa mereka dia juga hanya seorang gadis desa bisa yang lugu dan lemah tapi di depan adik laki-lakinya dia ingin terlihat tenang dan kuat bisa diandalkan.

"Tidak kak aku adalah laki-laki, aku yang harus melindungi kak sebagai perempuan!"

Dain menepuk dadanya dan berbicara sedikit tidak setuju dengan jawaban Cailing barusan jika itu dulu mungkin benar. Cailing tersenyum kecil dan menjewer telinga Dain dengan pelan dan berbicara.

"Dasar Dain kamu dimata ku kamu tetap saja seperti anak kecil yang suka digertak oleh orang lain? bagi mana kamu bisa melindungi aku bahkan kamu saja suka di ganggu."

"Tidak itu dulu." Dain menggelengkan kepalanya.

"Kepada semua murid dan guru diharapkan semua orang berkumpul di lapangan sekolah? ada beberapa hal yang akan disampaikan perihal kejadian yang baru terjadi!..."

Terdengar seorang pria berbicara dari spiker sekolah semua orang di seluruh sekolah ini dapat mendengar dengan jelas. semua orang berbondong-bondong langsung bergegas untuk pergi kelapangan tanpa banyak bicara, Dain dan Cailing saling bertatapan sebelum akhirnya Cailing berkata.

"Ayo pergi kesana?"

"Baik." Dain mengganggu dan mereka berdua berjalan keluar menuju lapangan sekolah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!