Dain berjalan menuju kantin dengan tenang di belakangnya Sene mengikuti tapi raut wajah Sene nampak aneh. Sene masih memikirkan kejadian yang baru dia alami barusan tingkah laku Dain berbeda dari biasanya dia sekarang nampak lebih tenang dan pendiam itu membuatnya bertanya dan aneh.
"Dain kenapa tingkah mu menjadi sedikit berbeda sekarang?"
Akhirnya Sene tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran didalam hatinya dan bertanya langsung kepada Dain. Dain berhenti berjalan dan saat Sene bertanya seperti itu dia berbalik dan menatap mata Sene dengan tenang.
"Berbeda? aku sama saja seperti dulu ini masih diriku yang tampan dan berani seperti sebelumnya."
Dain berkata sembilan tersenyum kecil dan menepuk pundak Sene, Setelah itu Dain kembali berjalan.
Sabila berjalan Dain berpikir mungkin kejadian barusan sedikit membuat Sene ketakutan karena dirinya dari masalah tidak akan bertindak seagresif itu di masa lalu. Tapi sekarang dia berbeda keadaan pikirannya jauh lebih dewasa dari anak sebayanya adapun kejadian saat dia menghajar murid-murid itu buka kare kesal atau benci tapi karena dia tidak memiliki banyak uang untuk digunakan sehari-hari.
Melihat murid tersebut datang untuk minta dihajar dia tidak akan pernah menolak sedikit pun tapi setelah berpikir sebentar Dain juga mengambil uang mereka juga, karena dirinya sangat kekurangan uang.
Setelah sampai di kantin sekolah Dain dan Sene langsung mencari tempat duduk yang kosong. tempat ini cukup ramai di dapat melihat semua siswa dari tahun yang berbeda berkumpul dan makanan dan mengobrol bersama.
"Dain kamu makan disini juga?"
Terdengar suara yang menyenangkan memangil Dain dari samping Dain mengangkat kepalanya dan melihat ke sumber suara tersebut, yang dia lihat adalah seorang gadis cantik melangkah berjalan kearahnya rambut hitam panjang berkibar saat berjalan senyum manis terlihat dari muka gadis tersebut saat menatap Dain dengan lembut.
Dain yang melihat kedatangan gadis itu tersenyum dan melambaikan tangannya untuk menyapa dan berkata dengan ringan.
"Kaka, apakah kamu mau makan disini juga."
Dain tampak senang dengan kedatangan Cailing, Cailing mengangguk kecil dan berbicara.
"Ya aku tadinya berencana untuk makan disini bersama teman-teman ku. Saat aku milikmu aku datang untuk bertanya kepada mu bagaimana hari pertama masuk sekolah ini."
"Apakah ada pelajaran yang tidak kamu mengerti jika ada kamu bisa bertanya kepada ku?"
Cailing berbicara dengan lembut dan penuh perhatian kepada Dain.
"Tidak kak, aku baik-baik saja."
Jawaban Dain dengan singkat dia sangat senang melihat Cailing sangat perhatian kepadanya.
"Cailing siapa anak ini?"
Seorang gadis di sebelah Cailing bertanya dengan heran melihat ke dekat antara Cailing dan Dain dia tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya walaupun Cailing sangat baik dan ramah kepada semua orang tapi dia tidak pernah menunjukkan sikap yang sangat perhatian kepada orang lain, kecuali anak dihadapannya ini.
Cailing melihat Dain dihadapannya dan berbicara dengan lembut.
"Dia adalah adikku, namanya Dain dia adalah siswa baru sekolah ini."
"Apa adik mu!"
Mendengar itu gadis tersebut terkejut bukan hanya dia tapi murid perempuan yang lain juga ikut terkejut termasuk juga Sene yang berdiri di samping Dain.
Dain tersenyum kecil mengulurkan tangannya dan menyapa teman-teman Cailing dengan ramah.
"Halo, saya Dain senang bertemu dengan kalian semua."
"Ya senang bertemu dengan mu juga Dain!"
Orang yang pertama menyambutnya adalah gadis yang baru saja bertanya kepada Cailing dia memegang tangan Dain dengan sangat semangat, sebelum berkata kepada Cailing dengan iri.
"Kamu tidak pernah mengenalkannya pada ku jika kamu mempunyai adik laki-laki yang tampan dan seimut ini?"
Cailing mengangkat bahunya dan berbicara dengan acuan tak acuh.
"Kamu tidak pernah bertanya pada ku sebelumnya."
"Jika kamu memberi tahu bahwa adik mu setampan ini aku tidak akan keberatan menjadi kamu Kaka ipar ku!"
Gadis itu berkata dengan suara ceria matanya cerah menatap Dain dengan penuh dengan fantasi. Cailing menyipitkan matanya dan menghentikan dia.
"Berhenti bercanda dia masih kecil."
"Bahkan jika dia sudah dewasa aku adalah orang pertama yang menilai wanita yang akan dia pilih!"
Cailing berbicara dengan jengkal gadis itu cuma bisa tersenyum kecut mendengarnya.
"Baik kita disini untuk makan bukan bertengkar?"
Akhirnya gadis lain berbicara dan untuk menghentikan mereka berdua Cailing juga tersadar dan berhenti berbicara.
"Ya kami disini untuk makan tapi semua meja ditempat ini sudah terisi jadi mungkin kita akan kan diluar."
"Kurasa begitu."
"Tunggu bagaimana kalau kita ikuti makanan dengan Dain? saya lihat mereka cuma berdua masih ada tempat kosong bukan?"
Yang berbicara ada gadis yang bertenaga dengan Cailing barusan mendengar itu Cailing ingin mengatakan sesuatu tapi Dain berbicara terlebih dahulu.
"Tiada masalah, benar kan Sene?"
"Y-ya tentu saja!"
Sene berkata dengan gugup dia tidak pernah berbicara dengan dikelilingi oleh banyak gadis sebelumnya jadi dia sedikit malu dengan situasi sekarang.
"Betul kah, bagus!"
Gadis itu berkata dengan penuh semangat Cailing cuman bisa menggelengkan kepalanya dan akhir duduk di sebelah Dain dengan tenang tapi gadis yang berbicara dengan dia juga duduk disebelah Dain juga Cailing yang melihat duduk di samping adiknya bertanya dengan nada yang dingin.
"Kenapa kamu duduk disampingnya juga."
Gadis itu mengabaikan perkataan Cailing yang dingin berbicara dengan santai.
"Tidak yang istimewa cuma aku hanya ingin duduk disi. ngomong-ngomong aku belum memperkenalkan diri?"
"Nama ku Siel!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments