...NADINE...
"Bagaimana dok keadaan kedua putri saya?" Om Alan bertanya kepada dokter yang baru saja selesai menangani Athena dan Fiona.
"Semuanya baik-baik saja Pak. Non Athena lukanya tidak terlalu dalam, jadi hanya diperban biasa. Kami sudah membersihkan lukanya dan memberi obat merah, untuk beberapa hari kedepan jangan boleh kena air dulu kakinya."
"Untuk Non Fiona, beruntungnya cepat ditangani. Pertolongan pertama dengan merendam kakinya yang tertusuk bulu babi dengan air garam adalah pilihan yang tepat. Saya sudah cek kakinya, dan memang agak sedikit bengkak karena efek samping tertusuk tadi. Perawat saya sudah membantu mencabut sisa-sisa bulu babi dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Nanti tinggal diberi antiseptik lagi saja, ini sudah saya siapkan spray nya."
Tanpa aku sadari, aku masih duduk terdiam di ruang tamu sambil ikut mendengarkan penjelasan dokter mengenai kondisi Athena dan Fiona. Aku jadi merasa asing, aku kan sebenarnya bukan siapa-siapanya mereka, tapi kenapa jadi ikut nimbrung?
Seketika aku merasa kenapa seperti ada yang kurang ya? Tapi apa? Setelah mencoba mengingat-ingat...
ASTAGA....KELVIN!!! AKU LUPA!!!!
Aduh mati aku, aku lupa mengabari Kelvin kalau aku sedang disini menolong orang. Dia pasti akan panik mencariku. Aku langsung merogoh ponselku yang berada di dalam tas, ternyata ponselku belum dinyalakan. Sebelum aku dan Kelvin pergi mencari makan siang, aku memang men-charge ponselku dalam keadaan mati.
Saat aku nyalakan kembali ponselku, tepat seperti dugaanku. Ada 50 missed calls dan 100 kotak masuk dari Kelvin. Astaga, aku merasa bersalah membuatnya panik. Mana liburannya numpang, tapi malah merepotkan.
Sebenarnya aku merasa tidak enak kalau pergi sekarang, tapi bagaimana lagi? Aku harus segera kembali ke Kelvin. Jadi aku meminta izin saja.
"Ehmm...permisi Om dan Tante, maaf saya menganggu sebentar. Sepertinya saya harus kembali sekarang. Tadinya saya ada janji dengan teman saya di pantai."
"Loh kok buru-buru, padahal Tante mau ajakin kamu makan bersama..sebagai tanda terima kasih karena sudah menolong dua putri Tante" kata Tante Diana
"Terima kasih atas tawarannya, tapi enggak perlu repot-repot Tante! Saya mau langsung balik aja Tan, takut temen saya panik nungguin."
"Biar diantar sama anak Om ya balik ke pantainya, takut kamu kenapa-napa kalau sendirian..anak perempuan lagi." Kini giliran Om Alan yang menawarkan sesuatu padaku.
Aku menolaknya secara halus, "Saya udah biasa kok Om, lagipula kan pantainya dekat dari sini dan ini masih sore. Saya pasti aman."
"Ya sudah kalau gitu, Tante dan Om antar kamu ke depan yah."
"Baik, Om..Tante.."
Om Alan dan Tante Diana menepati janjinya. Mereka benar-benar mengantarku sampai pintu depan. Saat hendak berpamitan kembali pada mereka, tiba-tiba saja Tante Diana memelukku. Hal itu sedikit membuatku kaget, tapi bersamaan dengan itu..hatiku merasa tenang dan damai. Jadi aku membalas pelukannya.
Apa seperti ini ya rasanya memiliki seorang ibu yang sesungguhnya? Selama ini aku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ibu.
Ah sudahlah..tidak ada gunanya memikirkan hal yang tidak penting.
"Saya permisi Om, Tante.. semoga dilain waktu bisa bertemu lagi." Aku melambaikan tanganku pada kedua pasangan tersebut.
***
Dalam perjalanan kembali ke Beach House, aku langsung buru-buru menelpon Kelvin yang sudah bisa dipastikan panik mencariku. Dalam satu kali panggilan, Kelvin langsung mengangkatnya.
📱
^^^"WOY, KAMU KEMANA SIH NAD!!! NGILANG GAK ADA KABAR, PANIK AKU NYARIIN....DIMANA HEYYYY??"^^^
"Hehehe..aduh Vin maaf ya, tadi ponselku mati.. lupa dinyalain habis di charge. Aku tadi lagi nolongin 2 orang perempuan yang lagi kena musibah."
^^^"Tapi kamu enggak apa-apa kan?"^^^
"Aku aman kok Vin, ini sekarang lagi jalan mau balik ke Beach House kita."
^^^"Nad..Nad..apa susahnya telpon sih? Kan punya handphone, tinggal dial! Bikin panik dan heboh tau gak! Mama sama Papaku sampai mau ke kantor polisi, untung aja belum berangkat karena kamu nelpon!"^^^
"Iya Vin maaf deh, beneran janji aku gak ngulangin lagi!!! Aku akan minta maaf sama Om Rahman dan Tante Arin nanti."
^^^"Udah pokoknya cepetan balik, jangan mampir-mampir lagi...awas ya!"^^^
"Iya ini udah jalan kok..sabar..aku tutup dulu ya!"
^^^"Hmmm.."^^^
Kelvin kalau lagi teriak dan emosi seram juga. Aku pikir dia orangnya tenang, habisnya aku jarang melihat dia marah-marah. Seperti kata pepatah, biasanya orang yang tenang kalau sekalinya marah seperti bom meledak. Dan itu berlaku untuk Kelvin. Bukan salahnya juga sih, tapi aku yang lupa menghubunginya.
Sesampainya di penginapan Beach House ku, aku langsung disambut pelukan hangat oleh Tante Arin.
"Kamu kemana aja sih sayang? Tadi Tante, Om, dan Kelvin sampai nyariin kamu keliling sana sini! Kita kira kamu kesasar atau diculik."
"Maaf ya Tan, aku gak bermaksud bikin semuanya panik. Tadi aku itu habis nolong orang. Ada 2 orang gadis yang kakinya kena tusuk bulu babi dan satunya jatuh kepleset terus luka kena goresan karang."
Aku mulai menjelaskan kronologinya satu persatu. Mulai dari awal mula aku menemukan 2 gadis itu sampai mengantarnya ke penginapan mereka.
Untungnya Tante Arin dan Om Rahman tidak mempermasalahkan hal itu berlarut-larut. Yang terpenting aku sudah ketemu dan kembali. Hanya Kelvin saja tuh yang masih cemberut.
"Vin maaf ya!!! Masih ngambek?" Aku mencolek lengan Kelvin.
"Bukan ngambek Nad.. masalahnya kalau kamu beneran hilang tadi, bisa-bisa habis aku dicacah sama Kak Nathan dan Ayahmu! Mereka kan serem! Disamping itu aku juga khawatir. Kamu kan gak tahu jalan, mana sering nyasar lagi..." Kelvin mengomeliku habis-habisan.
"Udahlah Vin, baru dateng langsung dimarahin..kan tadi udah dijelasin kalau Nadine nolongin orang. Namanya orang lupa ya begitu, kamu juga kan sering lupa!" sahut Tante Arin.
Kelvin tidak terima dan mengelak, "Mana ada Kelvin lupa, kapan ma?"
"Pernah dulu kamu ngajakin Mama sama Papa ke Mall, eh taunya ditinggalin..kamu pulang sendiri, lupa kalau Mama sama Papa ikut! Hayoo?!!!"
"Oh yang itu....sekali doang ma!"
"Apanya, udah 3x kamu begitu..tua-tua gini Mama enggak pikun kayak kamu ya!"
"HHAHAHAHAHAHA...."
Aku tertawa puas melihat Kelvin yang jadi balik diomelin Tante Arin, memang top ini Tante...lebih sayang sama aku daripada anaknya sendiri.
"Dia itu emosinya lagi plus-plus Nad, udah dua hari dicuekin sama Cindy..chat dan telponnya enggak dibales. Ditambah lagi kamu sempet ngilang mendadak tadi. Makin uring-uringan dia!" Om Rahman ikut-ikutan meledek Kelvin.
"Ohhh...gitu! Pantesan aja Om, tadi pas lagi makan siang aku tanya-tanya soal Cindy..dianya malah ngalihin pembicaraan. Ternyata lagi sensitif!" Aku menaik turunkan alisku menatap Kelvin.
Kelvin yang merasa tersindir, menjadi malu sampai pipinya berubah warna merah, semerah tomat. "Kenapa jadi aku yang diledekin sih...udah ah terserah! Ini udah sore aku mau mandi...nanti malam kita berempat makan malam sama-sama di resto dengan view pantai!"
"Wahh asyik tuh...bakalan dinner romantis kita! Soalnya kan Mama belum sempat jalan-jalan Vin! Sayang juga ya pa..kita gak ikut Nadine sama Kelvin makan siang diluar!"
"Enggak rugi lah ma...kan kita juga gemes-gemesan di kamar, xixixixixi!"
Aku hanya bisa menggeleng-geleng kepala melihat kelakuan Om Rahman dan Tante Arin, beruntung Kelvin punya orang tua yang kocak dan suka bercanda seperti mereka. Kedengarannya seru sekali...
Melihat kebersamaan mereka, aku jadi teringat Ayah dan Kak Nathan. Sehabis mandi, aku akan menelpon mereka lagi!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments