AUTHOR POV
Di pagi yang mendung ini, waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Nadine tengah bersiap diri untuk menuju kantor setelah lama menghabiskan waktunya di dalam kamar mandi.
Ya, Nadine adalah satu dari sekian banyak wanita yang memang suka berlama-lama di kamar mandi. Dia sangat pandai dalam merawat diri. Mulai dari menggunakan body scrub, lulur, kemudian conditioner, lalu terakhir hair mask. Tak lupa ia juga rutin melakukan waxing pada beberapa bagian tubuh tertentunya.
Nadine adalah seorang wanita dengan perawakan tinggi yang sedang. Tubuhnya langsing, kulitnya juga putih, mulus, dan terawat bersih. Rambutnya panjang bergelombang berwarna Brunette Brown.
Memiliki bulu mata panjang dan lentik serta warna mata hazel, adalah salah satu daya tariknya yang begitu kuat. Dengan penampilan yang menarik dan tatapannya yang lembut serta penuh kasih sayang, Nadine mampu meluluhkan hati pria manapun yang mendekat.
Nadine sudah terlihat percaya diri sekarang. Dengan menggunakan silk blouse berwarna mint dan straight pants warna putih. Untuk riasan wajah, Nadine tidak memerlukan banyak polesan. Dia memang sudah memiliki kecantikan yang alami, sehingga makeup dengan natural look sudah cukup membuatnya tampak cerah dan bersinar.
Tak lupa Nadine mengikat rambutnya dengan gaya ponytail dan menyisakan beberapa anak rambut untuk tidak diikat agar menambahkan aksen manis. Setelah cukup puas dengan penampilannya hari ini, Nadine pun bersiap turun ke bawah dari kamarnya yang terletak di lantai 2 untuk menikmati sarapan bersama ayah dan kakaknya.
"Good morning, ayah!!" Nadine mengucapkan salam pagi untuk ayahnya tercinta yang sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.
"Morning too, princess kesayangan ayah! Sini sayang, duduk sini...kita makan sama-sama," balas Harun Bimantara, pria berusia 50 tahun yang sudah lama menjadi single parent untuk Nadine beserta kakak laki-lakinya.
Meski umurnya sudah memasuki kepala 5, itu tak membuat ketampanan di wajahnya luntur. Harun masih tetap terlihat prima dan gagah. Harun sangat mencintai dan menyayangi Nadine. Bagi Harun, Nadine akan selalu menjadi putri kecilnya yang akan terus dimanja.
"Kak Nathan mana yah? Kok belum kelihatan..masih mandi ya?" tanya Nadine.
"Iya kali, kakakmu itu kan lama kalau di kamar mandi..sama kayak kamu!" balas Harun.
"Ihhh..ayah!! Aku kan anak perempuan, ya wajar kalau mandinya lama..makeup nya lama! Kalau Kak Nathan kan cowok, harusnya ga perlu ribet!"
Tak lama terdengar hentakan langkah kaki mendekat ke arah ruang makan. Itu pasti suara sepatu Nathan Zafhar Bimantara, kakak laki-laki Nadine yang memiliki wajah tampan dan rupawan.
"Eh, cantiknya kakak udah sarapan aja nih! Kok ga nunggu kakak sih?" canda Nathan.
"Maaf kak, keburu laper...aku juga udah terlanjur janjian sama orang kantor untuk datang pagi. Ada berkas yang mau diurus."
"Ya udah, habis gini kakak antar kamu ke kantor ya? Mobil kamu kan masih di servis di bengkel, belum selesai kata montirnya."
"Okay, siap kak!"
Bersama dengan Harun, Nathan membangun sebuah perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan travel dan tour, usaha yang telah digeluti Harun selama 25 tahun lamanya.
Namun dalam 5 tahun terakhir, Nathan sedang sibuk dalam bisnis lain yang bergerak di bidang food and beverage. Dia membangun sebuah cafe yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka.
Di usia Nathan yang sudah menginjak 30 tahun, dia masih betah menyendiri. Bukan tidak mau berkeluarga, tapi kebanyakan wanita diluar sana tidak benar-benar mencintainya dan keluarganya..hanya mau hartanya saja.
Terakhir dia sempat berpacaran dengan seorang wanita yang cantik tapi arogan. Pernah sekali wanita itu menunjukkan sikap ketidaksukaannya terhadap Nadine. Alhasil Nathan memilih untuk memutuskan hubungannya dengan wanita itu.
Sama seperti Harun, Nathan sangat memanjakan Nadine. Dia akan melakukan apapun demi kebahagiaan adik satu-satunya itu. Bahkan dia rela memberikan dunianya untuk Nadine.
Sadar bahwa dia dan Nadine tumbuh tanpa kasih sayang seorang Ibu, menjadikan Nathan mencurahkan segala kasih sayangnya dan bersikap protektif pada adik kecilnya.
Tak jarang, Nathan sering menakut-nakuti laki-laki yang hendak PDKT kepada Nadine. Karena merasa terintimidasi, mereka tidak berani memacari Nadine.
Kecuali satu pria yang bernama Sean Malik Santoso, mantan pacar Nadine yang dulu berhasil mendapatkan restunya. Nadine dan Sean sempat berpacaran selama 4 tahun, tapi sayangnya semua itu harus kandas karena satu dan lain hal.
"Nad, nanti malam kakak masakin ayam mentega sama capcay dong. Kakak lagi pengen makan masakan kamu, udah lama kamu ga masak buat kakak sama ayah." pinta Nathan kepada Nadine.
"Minta masakin Narsih kan bisa sih Nat! Adik kamu itu kalau sore atau malam udah capek habis pulang kerja." jawab Harun.
"Enakan masakannya Nadine yah, rasanya itu pas. Kalau beli diluar rasanya beda, mending bikinan Nadine kemana-mana."
"Iya kak, nanti malam aku masakin deh..maaf ya akhir-akhir ini jarang masak, soalnya di kantor lagi sibuk banget. Aku aja kemarin habis lembur semingguan."
"Nah ini baru princess-nya Ayah sama Kak Nathan, makin sayang deh. Ntar kakak kasih tambahan uang jajan buat kamu!" rayu Nathan.
Meskipun Nadine sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap, Nathan masih tetap rutin memberikannya uang bulanan. Bukan hanya untuk keperluan rumah saja, tapi juga untuk kebutuhan pribadi Nadine.
Bahkan setelah Nadine sudah 1 tahun bekerja, dia jarang memakai uang gajinya untuk membeli sesuatu. Nathan melarang keras hal itu. Katanya, lebih baik uang Nadine ditabung saja untuk masa depan.
"Makanya Nath, kamu itu cepat cari istri! Biar kamu ada yang melayani, ga cuman nyuruh Nadine aja bisanya. Di rumah ini nanti bakal rame karena papa punya menantu dan cucu. Kalau cuman bertiga gini ya sepi lah. Segera cari jodoh biar ga jadi perjaka tua!" sindir Harun.
"Gini ini yang bikin males, awalnya minta dimasakkin, ujung-ujungnya suruh nikah. Ga ada hubungannya yah..udahlah aku sama Nadine berangkat sekarang aja!" jawab Nathan yang kesal karena selalu didesak agar cepat menikah oleh Harun.
"Ayah aku berangkat dulu ya, takut telat..udah janji sama temen kantor juga." kata Nadine.
"Iya sayang, hati-hati ya dijalan. Jangan ngebut kamu Nath!" Harun tak pernah berhenti mengingatkan Nathan untuk tidak menyetir dengan kecepatan tinggi.
Pasalnya Nathan pernah mengalami kecelakaan mobil saat dia duduk di bangku kuliah. Hal itu membuat Harun merasa khawatir sampai detik ini.
Harun pernah menawarkan kedua anaknya untuk menggunakan jasa supir, tapi keduanya sama-sama menolak dengan alasan tidak terlalu penting dan buang-buang duit. Selama bisa dikerjakan sendiri kenapa tidak?
Berbeda dengan asisten rumah tangga yang memang sengaja dipekerjakan untuk membantu mereka dalam mengurus rumah. Mengingat bahwa Harun, Nathan, dan Nadine sama-sama bekerja.
**VISUAL**
*NATHAN ZAFHAR BIMANTARA*

*HARUN BIMANTARA*

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
merti rusdi
Ini tuh yg pernah nongol sesekali di CSI Miami bukan sih? duh siapa namanya ya, udah lama banget ga ngikutin CSI trilogi
2022-10-02
0