...NADINE...
Hari demi hari silih berganti. Aku pun mulai menjalani aktivitasku seperti sedia kala. Tapi ada satu yang berbeda. Semenjak pertemuanku dengan Sean di Mall beberapa hari yang lalu, dia semakin gencar untuk menghubungiku sekarang. Dia sampai rela membeli nomor baru, bahkan nekat datang ke rumah untuk menemuiku. Tapi aku tidak menggubrisnya sama sekali.
Beruntungnya Kak Nathan dan Ayah tidak tahu tentang hal ini. Saat Sean datang, Ayah dan Kakak sedang tidak ada di rumah. Kalau ketemu Kak Nathan, bisa habis babak belur itu Sean.
Ayah dan Kakak memang masih sangat sibuk belakangan ini. Masalah di kantor belum kunjung selesai juga. Kata Ayah, kantor sedang ada kendala karena beberapa customer melakukan pembatalan secara tiba-tiba untuk paket pesanan perjalanan travel mereka. Ada juga yang ingin melakukan reschedule. Alhasil Ayah dan Kakak harus memutar otak untuk mengembalikan DP, padahal akomodasi sudah terlanjur di booking.
Pagi ini aku mengantar Ayah dan Kak Nathan sampai depan rumah. Kami bertiga berjalan beriringan menuju garasi mobil dengan tangan Ayah memelukku dari samping, Kak Nathan mengekor di belakang.
"Maafin Ayah ya Nad, lagi-lagi Ayah dan kakak belum bisa menemani kamu saat weekend gini. Padahal kemarin-kemarin ayah janji mau ajak kamu liburan. Tapi Ayah dan Kakak malah pergi keluar kota sekarang!"
"Iya Yah, enggak apa-apa kok, Nadine paham. Ayah sama Kakak emang sibuk. Lagian Nadine kan mau pergi liburan sama Kelvin dan mamanya selama 3 hari kedepan, jadi enggak akan kesepian deh..."
Seminggu yang lalu, Kelvin memang mengajakku untuk pergi liburan bersama dengan keluarganya. Sebenarnya itu inisiatif dari mamanya Kelvin sih, katanya mumpung long weekend karena tanggal merah, kantor pun jadi ikut libur.
"Kayaknya Kelvin mulai serius nih sama kamu! Awalnya aja nganterin pulang, eh lama kelamaan ngajak liburan bareng!" Ayah menggodaku.
"Ihhh...Ayah ngomong apa sih! Aku sama Kelvin itu cuman sahabatan, enggak lebih!"
"Tapi kok menurut Ayah, dia suka sama kamu deh kayaknya!"
"Udah ah, Ayah jangan ngomong sembarangan! Intinya, hubunganku sama Kelvin itu cuma sebatas sahabat sekaligus teman biasa di kantor. Titik tanpa koma!" Pagi-pagi begini aku sudah dibikin kesal sama Ayah.
"Iya deh maaf ya princess-nya Ayah...jangan ngambek lagi dong, itu bibirnya dimaju-majuin!" Ayah memanyunkan bibirnya untuk menggodaku.
Tiba-tiba, Kak Nathan memelukku dari belakang dan mengangkat tubuhku sambil berputar-putar, "Kak..pusing! Udah-udah.." pintaku pada Kak Nathan.
"Habisnya gemes sama kamu! Have fun ya cantik liburannya. Jangan lupa untuk selalu kabari Kakak atau Ayah. Kalau Kelvin berani macam-macam sama kamu langsung bilang ya, biar kakak urus itu anak!" Kalau sudah begini, mulai deh mode overprotective nya Kak Nathan keluar.
"Tenang aja, Kelvin enggak akan berani macem-macem. Kakak kan kenal dia! Aku juga perginya sama mamanya Kelvin. Aman deh!!" aku meyakinkan Kak Nathan.
Ayah dan Kak Nathan tersenyum lebar saat melihatku.
"Barang-barang kalian semuanya udah aku masukin bagasi tadi. Udah aku cek ulang, semuanya lengkap enggak ada yang ketinggalan. Nanti disana Ayah sama Kakak harus jaga kesehatan dan pola makan, terutama Ayah nih yang gampang asam urat!"
"Iya udah jangan bawel, nanti Ayah makin berat ninggalin kamu..bakal kangen sama cerewetnya Princess Nadine" kata ayah.
Kak Nathan dan Ayah bergantian memelukku dengan erat sambil mengusap lembut kepalaku. Setelah melepaskan pelukannya, tak lupa Ayah dan Kak Nathan mencium keningku sebelum masuk ke mobil.
"Take care princess!" teriak Kak Nathan dari dalam mobil, karena mobilnya sudah menjauh.
Aku pun melambaikan tanganku menatap kepergian mereka. Dengan segera, aku kembali masuk kedalam rumah untuk menyiapkan barang bawaan yang akan kubawa untuk pergi liburan bersama Kelvin nanti.
***
Aku dan Kelvin sudah janjian bertemu di bandara saja. Awalnya Kelvin menawariku untuk dijemput dan kita berangkat bersama. Tapi aku sedikit sungkan, sudah diajak dan dibayari liburan masa harus merepotkan dia lagi? Makanya aku memutuskan untuk pesan taksi online saja.
Liburan kali ini, Kelvin dan orang tuanya mengajakku pergi ke sebuah resort dan beach house yang katanya sedang naik daun. Bahkan katanya, para artis dan orang-orang kaya suka menghabiskan waktu liburannya disana. Percaya sih..!! Sebelumnya aku sudah searching dulu di internet seperti apa beach house nya, dan ternyata memang benar terkenal. Udah gitu review nya bintang 5 lagi!
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam setengah, akhirnya kami pun sampai juga di beach house-nya. Ternyata enggak salah ya kalau tempatnya terkenal, ini bukan kaleng-kaleng. Aku sampai terkagum-kagum melihat resort dan beach house ini, mataku seperti sedang dimanjakan oleh view yang begitu indah ini.
"Tante Arin, makasih banyak ya udah ajak Nadine kesini...ini beach house nya bagus banget!!" ucapku pada mama dan papanya Kelvin. Sedangkan Kelvin masih sibuk mendorong koper-koper masuk kedalam.
"Makasihnya sama Om aja tuh...soalnya kita bisa liburan ke beach house ini karena Om!" terdengar gelak tawa mengisi seluruh ruangan.
Aku pun langsung menoleh kepada Om Rahman, papanya Kelvin. "Makasih ya Om atas liburannya, Nadine seneng banget bisa refreshing kesini!"
"Makasihnya jangan sama Om, tapi sama boss nya Om di kantor yang udah kasih paket liburan ini! Ha..ha..ha...!" kata Om Rahman.
"Boss nya Papa di kantor emang the best deh! Gara-gara menjadi karyawan terbaik dalam 3 bulan aja, langsung dikasih reward dapet paket liburan! Untung papa punya otak yang encer dan pinter, makin sayang deh Mama!" rasanya aku ingin tertawa melihat Tante Arin yang menggoda Om Rahman.
Memang benar sih, paket liburan ini bisa didapatkan Om Rahman karena kinerja beliau yang sangat baik di perusahaan tempatnya bekerja. Om Rahman telah mencapai dan melampaui target pemasaran produk yang telah ditentukan. Hebatnya, Om Rahman sudah naik pangkat menjadi Chief Marketing Officer sekarang, jadi enggak salah kalau mendapat reward seperti ini.
Aku menjadi salah satu orang yang beruntung karena bisa diajak liburan kesini. Enggak menyangka saja, saat niat awal ingin mengantarkan kue brownies buatanku ke rumah Kelvin..eh Om Rahman dan Tante Arin malah menawariku untuk ikut liburan bersama mereka di akhir pekan.
"Vin, Papa sama Mama mau istirahat ke kamar dulu ya.." kata Om Rahman.
"Lahh...ini kan masih siang, udah mau tidur aja! Emang enggak mau keliling-keliling dulu di area pantai. Sekalian cari makan siang..." sahut Kelvin.
"Enggak ah, kamu sama Nadine aja! Papa sama Mama mau berduaan, mau bikin adek buat kamu! Xi...xi..xi"
"Idihh..apaan sih Papa! Geli tau gak dengernya, udah tua juga..inget umur! Udah pada menopause masih aja iseng" Kelvin menimpali Om Rahman.
Orang tuanya Kelvin ini memang orangnya ramai, kocak, dan memiliki selera humor tinggi. Beda sama Kelvin yang datar dan lempeng-lempeng aja.
Pembagian kamar sudah dilakukan sejak tadi. Mama dan Papanya Kelvin langsung pergi ke kamar mereka yang terletak di lantai bawah. Sedangkan kamar untukku dan Kelvin ada di lantai atas, yang terdapat 2 kamar tidur dengan menghadap view pantai.
"Sorry ya Nad, Mama sama Papaku suka ngelantur kalau ngomong!"
"Santai aja kali Vin, malahan lucu! aku jadi terhibur sendiri liat mereka"
"Yaudah kita naik dulu yuk, beres-beresin koper...habis gitu kita cari makan siang bareng!"
"Siap Bos Kelvin!!" kataku dengan semangat 45. Mumpung liburan di tempat kece kayak gini, harus dimanfaatkan dengan baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments