FIVE SIBLINGS

AUTHOR POV

"Kalian berempat ada perlu apa datang ke rumah kakak? Emang kalian tidak kuliah?" tanya Adrian.

"Aku kan belum kuliah kak, masih nunggu surat penerimaan resmi dari kampus." jawab Fiorentina Rae Natadipura atau biasa dipanggil Fiona. Adik bungsu Natadipura bersaudara ini memang baru saja lulus dari bangku SMA sejak sebulan yang lalu. Usianya terbilang masih sangat muda, yaitu 16 tahun.

Selama menempuh pendidikannya Fiona sengaja mengambil kelas akselerasi bertaraf internasional supaya sekolahnya bisa cepat terselesaikan, mengikuti jejak Adrian dulu saat sekolah. Dan hebatnya, saat ini dia sedang menunggu acceptance letter dari salah satu perguruan tinggi ternama, setelah melewati serangkaian tes tulis dan wawancara.

"Bukan kamu Fiona, tapi mereka bertiga ini! Pasti mereka bolos kuliah lagi.." Adrian menunjuk Arjuna, Arga, dan Athena.

Adrian sebenarnya tidak masalah jika adik-adiknya mau main ke rumah. Hanya saja mereka datang saat hari biasa, dimana normalnya orang-orang sedang sibuk beraktivitas. Entah itu bekerja, pergi ke kampus, dan lain-lain. Membuat ia yakin bahwa ketiga adiknya itu bolos kuliah.

"Kok negative thinking sih kak! Kalau aku sama Athena sih emang ga ada kelas kok hari ini. Dosenku lagi ada urusan ke luar kota, jadi beliau minta ganti hari. Dosennya Athena sedang cuti melahirkan. Ga tahu deh kalau Kak Arjuna!" kata Arga.

"Aku ada kelas sih, tapi nanti jam 1 siang. Masih ada sisa waktu banyak!" Arjuna menambahkan.

Saat ini, ketiga adik Adrian yang lain juga sama-sama sedang mengenyam ilmu perkuliahan. Mereka berada di satu universitas yang sama pula. Yang membedakan hanya jurusan yang mereka ambil.

Arjuna Ezekiel Natadipura, anak pertama dari pernikahan kedua Alan dengan Diana ini mengambil program S1 Manajemen Bisnis yang sekarang sedang ditempuhnya di semester 5. Arjuna memilih jurusan tersebut dengan harapan, bahwa suatu saat nanti dia bisa mengikuti jejak Alan dan Adrian untuk terjun ke dunia bisnis.

Bukan karena paksaan semata, tapi Arjuna sendiri yang memang ingin. Di usianya yang masih 20 tahun, Arjuna sudah menunjukkan ketertarikannya untuk belajar berbisnis dan menjadi seorang entrepreneur. Dengan pengawasan serta bimbingan dari papa dan kakaknya, Arjuna mulai dipasrahi untuk mengelola bisnis perhotelan Natadipura Group.

Lalu ada juga si kembar Arga William Natadipura dan Athena Rose Natadipura, yang kemana-mana selalu berdua dimanapun berada. Sudah seperti lem dan perangko saja yang tidak bisa lepas satu sama lain. Apalagi saat menjahili Fiona, itu merupakan rutinitas hiburan untuk mereka sehari-hari.

Usia Arga dan Athena hanya berjarak 2 tahun dari Arjuna, yang artinya saat ini mereka menginjak usia 18 tahun. Arga lahir 10 menit lebih cepat daripada Athena.

Meski mereka sangat kompak, keduanya memiliki pandangan yang berbeda untuk urusan kuliah. Athena memutuskan untuk mengambil jurusan Sastra Inggris, sedangkan Arga memilih jurusan Hubungan Internasional. Disamping itu keduanya juga kerap aktif untuk tergabung dalam organisasi mahasiswa.

Tak terasa, sudah 3 jam lamanya mereka berlima asyik berbincang-bincang santai di greenhouse milik Adrian. Tempatnya memang sangat nyaman dan asri, sehingga tidak salah kalau jika menjadi spot favorit bagi mereka untuk berkumpul.

Awalnya Adrian tidak berniat untuk membangun sebuah greenhouse di dalam mansionnya. Ide itu tercetus begitu saja secara tiba-tiba. Alhasil jadilah greenhouse ini! Yang membutuhkan waktu 2 bulan untuk proses pembangunannya.

Lambat laun, percakapan kelima bersaudara ini mulai memudar..tergantikan oleh keheningan pagi yang dingin karena langit sedang diselimuti awan gelap. Untuk tetap mencairkan suasana, Fiona iseng-iseng mencoba memberikan pertanyaan pada Adrian.

"Kak, boleh nanya sesuatu nggak?"

"Jangan nanya aneh-aneh!" Adrian berkata ketus seperti itu bukan karena alasan, dia sangat paham bagaimana trik adik bungsunya yang pintar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan sensitif.

"Belum aja ditanya, udah jutek begitu!"

"Mau nanya apa sih kamu?"

"Kakak kapan nikah?"

DEGHHH....

Seperti dugaan Adrian sebelumnya, Fiona pasti akan menanyakan itu. Bukan sekali dua kali hal ini terjadi, makanya dia tidak begitu kaget. Sedangkan Arjuna, Arga, dan Athena mendadak diam mematung. Mereka langsung memasang wajah tegang sambil melirik tajam kearah Fiona.

Ketiga orang itu sudah tahu betul bagaimana menakutkannya Adrian tatkala membahas pertanyaan seputar pernikahan atau keturunan.

Arga yang duduk disamping Fiona pun langsung mendaratkan tendangan kecil ke kaki Fiona, sebagai kode untuk tidak melanjutkan percakapan tentang hal yang dianggap sensitif itu.

Arjuna benar-benar tidak mau Fiona merusak momen kebersamaan 5 bersaudara ini yang sudah jarang dilakukan. Suasana pagi yang awalnya sudah mendung dan dingin menjadi semakin mencekam saja. Ditambah dengan tatapan Adrian yang seperti ingin menusuk siapa saja yang berani memandangnya.

"Jawaban kakak tetap sama, kakak tidak akan pernah menikah atau memiliki keturunan." Singkat, padat, dan jelas. Ungkapan itu sangat cocok terhadap jawaban yang dilontarkan Adrian pada keempat adik-adiknya.

"Padahal kakak Ian udah cukup umur lho untuk nikah, 30 tahun kan? Yang pasti udah mapan, ganteng, banyak duit..cewek-cewek pasti klepek-klepek lah sama Kak Ian. Lagian papa sama mama juga kayaknya udah kepengen punya cucu deh kak! Lihat nih, masa mansion sebesar ini cuman ditinggali sendiri sama Kak Ian? Mentok-mentok palingan cuma ditemenin sama pelayan dan penjaga rumah disini!"

Bahkan setelah mendapat tatapan tajam dari kakak-kakaknya, tak membuat Fiona berhenti untuk berceloteh. Dia masih saja keukeh ingin mengetahui apa motif dibalik sikap kakaknya yang tidak mau menikah atau memiliki keturunan.

"Jangan ngomong sembarangan, Fiona! Kamu masih terlalu naif untuk mengerti akan hal itu, jangan menjadi sok!" Adrian menjadi emosi saat mendengar ocehan Fiona yang tak ada habisnya.

"Emangnya kakak beneran ga mau nikah selamanya? Mau sampai kapan kayak begini terus kak?" Fiona benar-benar sengaja memancing Adrian kali ini, sehingga membuat amarahnya tak tertahan lagi.

"Lebih baik kalian berempat pulang sekarang. Kakak tidak sedang ingin diganggu!"

Suara gebrakan dari meja yang baru saja dipukul terdengar sangat keras, hingga membuat semua yang berada disitu tersentak kaget, terutama Fiona. Melihat Adrian semarah ini membuat Fiona menyadari bahwa apa yang diucapkannya tadi salah.

Dengan langkah kaki yang panjang, Adrian segera meninggalkan keempat adiknya itu yang masih betah duduk terdiam di greenhouse-nya. Mood Adrian sudah hancur. Sebelum ia melakukan sesuatu hal yang akan membuat adik-adiknya semakin takut..dia mempercepat langkahnya untuk pergi keluar dari sana.

"Tadi kakak udah ingetin kamu lho Fio, udah dikodein juga lewat tendangan kecil di kakimu..tapi kamunya masih aja ga peka! Udah tau Kak Ian itu emosinya kumat kalau ngomongin soal nikah, jangan dipaksa!" Arjuna menyayangkan sikap Fiona yang terlalu kekanak-kanakan.

"Niat aku itu iseng Kak Arjuna...aku juga ga mengira kalau Kak Ian jadi semarah ini. Maafin aku kak!" ucap Fiona dengan wajah yang murung.

"Minta maafnya bukan ke kakak dong, tapi ke Kak Ian! Besok-besok jangan diulangi lagi. Masih untung ini pagi, jadi Kak Ian terlihat bisa mengontrol emosinya!"

"Kalau dikasih tahu itu nurut, jangan paksa-paksa Kak Ian untuk nikah atau tanya-tanya hal sensitif begitu, dan ini berlaku untuk kalian semua" Arjuna menjelaskan panjang lebar kepada adik-adiknya untuk tidak mencampuri urusan pribadi Adrian, jika yang bersangkutan tidak berkenan.

"Yang tadinya adem-ayem malah jadi tegang begini dah! Padahal niat aku sebelum balik, aku mau minta uang jajan ke Kak Ian...batal deh gara-gara Fiona yang lemes nih!" kata Arga.

Mereka berempat pun akhirnya memutuskan untuk pergi dari mansion Adrian untuk kembali melanjutkan aktivitas masing-masing. Setelah kejadian kurang mengenakkan tadi, Fiona akan mencoba menghubungi kakaknya lagi nanti setelah keadaannya tenang. Besar harapannya, kalau Adrian mau memaafkan dirinya.