"Orang tampan datang," ucap Nathan.
Helen melirik ke arah Nathan sejenak. Nathan sudah lebih dari kata terlambat, ia benar-benar tidak profesional dalam pekerjaan nya, jika terus begini Helen yakin ia sendiri lah yang akan menyelesaikan pekerjaan ini. Nathan hanya benalu di proyek ini.
"Hey kau tidak menyambut calon CEO ini," ucap Nathan.
"Untuk apa? aku tidak suka dengan sikap mu itu, baru aja aku bertemu tapi kau sudah menunjukan personality yang tidak bagus, kenapa kau terlambat, bahkan aku sudah satu jam lebih di sini," kata Helen.
"Bla.. bla.. bla.. Kau jarang marah marah dulu. Kau tidak tau apa yang terjadi. Daddy ku kecelakaan tadi malam, sebelum berangkat aku harus menemuinya, menggantikan nya sebagai pemimpin. Jangan kan datang dengan cepat, melihat handphone saja tida sempat, aku bahkan belum makan." Nathan mempunyai banyak cara untuk membohongi Helen. Dengan begini Nathan yakin Helen akan lebih respek pada nya.
"Tuan Vino kecelakaan," tanya Helen.
"Kau tidak melihat berita, sudah banyak media yang datang ke rumah ku. Lihat sekarang aku pasti muncul di televisi," jawab Nathan.
"Aku melihat berita bukan untuk melihat wajah jelek mu," ucap Helen.
"Hahaha sudah lupakan itu semua, sekarang begini saja, kau kerjakan itu dulu aku sarapan dulu, nanti aku bantu setelah selesai makan."
"Cepat," ucap Helen.
Setelah selesai makan baru lah Nathan bergerak duduk di samping Helen. Ia memantau pekerjaan Helen, sebenarnya ia tidak terlalu mengerti karena ini pertama kalinya ia memegang proyek seperti ini. Ia yakin Helen bisa mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
"Kita akan tinjau lokasi nya besok, sudah mulai pembangunan kan," ucap Helen.
"Sudah," kata Nathan.
Mata Nathan teralihkan dengan wajah cantik Helen. Saat ini ia tidak melihat layar laptop tetapi wajah cantik Helen. Ntah setan dari mana tiba-tiba Nathan mendekati wajah Helen. Untung saja Helen memalingkan wajahnya berlawanan arah pada Nathan, sehingga Nathan gagal mencium Helen.
"Apa yang aku lakukan," ucap Nathan.
"Kau kenapa," tanya Helen.
"Tidak ada, ayo lanjutkan lagi," jawab Nathan.
Tanpa terasa siang hari pun tiba. Helen menutup layar laptopnya untuk istirahat sejenak.
"Pindah yuk, bosan di sini terus," ucap Nathan.
"Pindah kemana, di sini kan enak. Lapar tinggal pesan makanan, haus tinggal pesan minum."
"Bosan Helen, hmmm dimana perusahaan ku saja atau di tempat mu juga bisa," kata Nathan.
"Malas," ucap Helen.
"Helen kau sudah punya pacar," tanya Nathan.
"Aku sudah punya anak," jawab Helen.
"Anak? anak apa?"
"Anak manusia lah," kata Helen.
"Ada bapak nya tidak," tanya Nathan.
"Tidak ada, aku membuat nya secara otodidak," jawab Helen.
"Ya sudah punya anak, bagaimana ya, dia masih segar si," batin Nathan,
"Ada apa kau bertanya seperti itu pada ku, mau suka dengan ku?"
"Jangan ngadi ngadi, kita baru kenal aku tidak muda jatuh cinta pada seseorang, apalagi seperti mu," ucap Nathan.
"Ya sudah, siapa yang juga mau kau cintai," kata Helen.
"Ayo lah."
"Kemana," tanya Helen.
"Jangan di sini aku bosan, di rumah mu saja bagaimana? nanti aku bantu bersih bersih dah," ucap Nathan. Ini kesempatan bagi Nathan agat ia bisa tau dimana rumah Helen.
"Kau serius," tanya Helen.
"Iya nanti aku bantu," jawab Nathan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
👁️🗨️eHa🦄
sambung
2022-04-14
0
👁️🗨️eHa🦄
mulai modus neh si Nathan.
2022-04-14
0
👁️🗨️eHa🦄
dasar Nathan awalnya saja jutek.
lama lama sudah mau nyium
2022-04-14
0