Sampai

"Is fans mu," ucap Helen sambil menunjukkan handphone nya.

"Hahaha tunggu sebentar ya."

Nathan membuat history di akun instagram nya agar tidak ada yang meneror Helen lagi. Saat sedang bermain handphone tiba-tiba Handphone Nathan berdering, panggilan dari seseorang yang sudah lama tidak ia temui.

"Nathan," ucap Cherry.

"Ha ada apa?"

"Kau sudah mempunyai pacar ya, siapa wanita itu?"

"Yang mana, jangan mengada ngada ya," tanya Nathan.

"Wanita yang kau follow, seperti nya dia lebih tua dari mu. Hayo siapa dia," tanya Cherry.

"Dia rekan bisnis ku. Sudah jangan ikut campur dalam kehidupan ku, kau urus saja sugar daddy mu itu, siapa nama nya aku lupa?"

"Ya sudah kalau lupa, jangan beritahu pada siapa siapa ya."

"Kau masih menjalin hubungan dengan nya, kau itu cantik loh, kenapa tidak mencari pria yang sepadan dengan mu."

"Tidak mau, jangan ikut campur juga."

"Hadeh aku tidak mau terkena masalah jika paman Kevin dan tante Vira sampai tau dan marah pada mu," ucap Nathan sambil memutuskan sambungan telepon itu.

"Helen, sudah siap," tanya Nathan.

"Sudah apa mau lanjut?"

"Iya aku sudah tak sabar sampai di sana," ucap Nathan.

Setelah selesai makan dan sedikit beristirahat mereka pun pergi melanjutkan perjalanan. Sebenarnya Nathan benar-benar kapok naik mobil dalam perjalanan yang sangat jauh ini, ia lebih ingin naik pesawat yang sudah pasti lebih cepat sampai. Tetapi ada untungnya juga ia naik mobil karena ia bisa menghabiskan banyak waktu bersama dengan Helen. Ia juga merasa lebih dekat dengan Helen.

Perjalanan terus berlanjut. Sampai lah mereka tiba di pedesaan tempat mereka akan meninjau proyek yang sedang di laksanakan. Nathan benar-benar sangat lelah, ia ingin mandi dan merebahkan diri nya di atas kasur yang empuk. Perjalanan mereka dari rumah Helen sampai ke sini kurang lebih memakan waktu 6 jam lama nya.

"Tuan Nathan," ucap Sutoyo.

"Iya, apa kau yang di tugaskan daddy ku," tanya Nathan.

"Iya tuan, mari saya antar kan ke tempat peristirahatan. Jika langsung ke proyek juga sedang tidak ada yang bekerja, masih waktu istirahat," jawab Sutoyo.

"Waktu istirahat," ucap Helen.

Jam menunjukkan pukul setengah 10, jika di perkotaan belum waktu nya untuk beristirahat.

"Apa cara kerja di sini seperti ini pak? bukan nya masih ada waktu satu setengah jam lagi sebelum beristirahat," tanya Helen.

"Maaf nona sebenarnya betul, tetapi karena tadi mereka datang lebih awal satu setengah jam dari biasanya, jadi istirahat di percepat. Mereka datang karena mengatasi air yang meluap karena hujan deras."

"Sudah kau jangan begitu, mereka tau semuanya," ucap Nathan.

"Kan aku hanya bertanya," kata Helen.

Helen diantar oleh Sutoyo ke rumah tempat mereka beristirahat. Rumah yang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil pula. Rumah itu akan menjadi tempat tinggal mereka beberapa hari kedepan.

"Oh iya setelah ini kita ke Jepang," ucap Nathan.

"What?"

"Daddy ku sedang sakit, jadi kita harus pergi ke Jepang untuk menyelesaikan tugas nya. Lagi pula semuanya berhubungan dengan proyek ini," kata Nathan.

"Ya sudah jangan memikirkan nya dulu, sekarang lebih baik kita beristirahat, nanti setelah waktu istirahat sudah selesai kita bisa langsung meninjau semuanya," ucap Helen.

"Siap." Nathan dan Helen masuk ke dalam kamar terpisah di rumah itu.

"Aku ingin mandi," ucap mereka berdua secara kompak.

Nathan mengambil handuk dan perlengkapan mandi lainnya. Tetapi di dalam kamar itu ia tidak menemukan kamar mandi. Ia melepaskan baju serta celana panjang nya, tubuh nya berbalut dengan handuk saha saat ini.

"Ah mana mungkin ada kamar mandi di sini," ucap Nathan.

Nathan berjalan keluar kamar, ia berjalan ke arah belakang rumah untuk mencari kamar mandi.

"Itu dia tapi jelek sekali," ucap Nathan.

Nathan masuk ke dalam kamar mandi itu, ia bingung kenapa pintu kamar mandi itu tida bisa dikunci dengan rapat. Belum lagi kamar mandi yang terlihat cukup jorok.