Nathan tidak terlalu mengingat Helen, tadi ia tidak terlalu memperhatikan wanita yang menabrak nya. Jadi saat melihat Helen Nathan seperti biasa saja. Berbeda dengan Helen yang sudah deg deg kan, ia bukan takut Nathan marah pada nya, ia hanya takut jika Nathan menceritakan semua nya pada Vino dan kerja sama yang baru akan terjalin akan batal.
"Dimana jas mu," tanya Vino.
"Basah dad," jawab Nathan sambil duduk di samping Vino.
"Helen ini Nathan, dia putra ku. Seperti yang aku katakan tadi, dia lah seseorang yang akan membantu mu. Jangan takut dengan nya, memang sifat nya menjengkelkan tapi saya yakin kamu bisa mengontrol nya."
"Daddy apa apaan ini," ucap Nathan.
Ia masih bingung dan belum tau semua nya. Ia yakin daddy nya sedang merencanakan hal yang tidak ia sukai.
"Kau tadi tidak mendengar nya, kau akan membantu nya dalam menyelesaikan sebuah proyek."
"Daddy jangan gila, aku tidak mau. Aku di pasangkan dengan wanita ini, dia malah akan mempersulit ku," ucap Nathan.
"Kau sudah berani mengatakan ku gila. Dengar dia seorang pemimpin di perusahaan. Malahan kau yang akan merepotkan nya. Dia seorang wanita muda yang sudah menjadi seorang pemimpin. Sedangkan kau apa? masih saja seperti ini, bagaimana kau mau maju."
Terkadang Vino sendiri sangat kesal dengan putra nya ini. Sifat kepala batu dan egois Nathan ntah menurun dari siapa. Yang jelas Vino merasa tidak memiliki sifat seperti itu.
"Dad...
"Tidak ada penolakan Nathan. Jika kau tidak mau jangan harap pengangkat mu sebagai penerus ku akan terjadi. Dan kau tau jika kau tidak menjadi penerus ku sampai kapanpun kau tidak akan bisa memiliki kekasih,x ucap Vino.
Nathan tidak ada pilihan lain selain mengikuti apa yang daddy nya katakan. Ia berharap wanita di depan nya ini dapat di andalkan.
Vino dan Helen melanjutkan pembahasan kerja sama mereka. Awal nya hanya satu proyek saja tetapi semakin Helen menjelaskan tentang perusahaan nya Vino semakin tertarik. Mereka berdua menyepakati 3 proyek kerja sama sekaligus.
Perusahaan Helen bergerak di bidang properti. Perusahaan properti adalah kelompok usaha yang mengucurkan modal besar untuk terjun dalam dunia ini. Di mana biasanya mereka menggeluti lebih dari satu subsektor properti. Mulai dari konsultan, pengadaan lahan, konstruksi dan pembangunan, pengembang, pemasaran bahkan sampai pemeliharaan properti.
"Sudah deal," ucap Vino.
"Deal tuan, terimakasih atas kerja sama nya, saya pasti tidak akan mengecewakan anda," kata Helen.
"Oke kalian berdua bisa langsung membahas nya Nathan daddy akan pergi dengan paman Jamal. Kau bisa langsung membahas semua nya dengan Helen. Jangan membuat masalah dan lakukan tugas mu dengan baik."
Vino dan Jamal pun pergi meninggalkan ruangan itu, di dalam sana hanya ada Nathan yang memasang wajah dingin nya dan Helen yang bingung harus memulai dari mana.
"Oke kita mulai dari mana? lebih baik perkenalkan terlebih dahulu, nama ku...
"Helen." Belum siap Helen berkata Nathan sudah memotong nya.
"Sudah jangan basa-basi, aku sudah tau nama mu dan kau sudah tau nama ku. Sekarang kerjakan apa yang daddy ku minta," ucap Nathan.
Dugaan Helen tentang Nathan ternyata benar. Seorang nya sikap tegas nya harus keluar agar Nathan tidak semena-mena dalam mengerjakan tugasnya.
"Oke kalau begitu, saya bagi tugas kita," ucap Helen.
"Dibagi? aku pikir kau pemimpin yang hebat dan cerdas ternyata masih bagi membagi." Nathan mengatakan nya dengan nada yang mengejek.
"Saya sudah mencoba untuk sabar, jika tidak bisa bekerja sama dengan baik tidak masalah. Saya bisa mengerjakan semua nya sendiri," ucap Helen.
Helen paling tidak bisa di rendahkan. Ia malas menanggapi perkataan Nathan. Membuktikan nya adalah hal yang terbaik agar bisa membungkam mulut Nathan.
Mereka berdua hampir seharian berada di tempat itu. Nathan fokus dengan game nya dan Helen fokus dengan pekerjaan pertama nya. Ia tidak peduli dengan Nathan yang asik minum sambil bermain game. Yang terpenting Nathan tidak menganggu nya.
"Sudah malam," ucap Helen.
Nathan melirik ke arah Helen.
"Sudah sampai mana?"
"Untuk apa kau bertanya?"
"Ini proyek besar perusahaan ku, aku tidak mau kau mengacaukan nya." Nathan mendekati Helen dan mengambil alih laptop Helen.
Nathan terkejut dengan pekerjaan Helen yang sangat cepat dan rapi. Ia rasa tidak ada sedikitpun kesalahan yang Helen lakukan.
"Kau pintar juga," ucap Nathan.
"Jika saya seperti mu, saya seperti mu, saya tidak mungkin bisa menjadi seorang pemimpin."
"Jangan sombong, dan berhenti menggunakan bahasa saya. Aku dan kau," ucap Nathan.
Sudut pandang Nathan pada Helen langsung berubah seketika. Ternyata yang daddy nya katakan tentang Helen memang benar. Helen gadis yang pintar dan Mandiri.
"Kenapa kau jadi seperti ini," tanya Helen.
"Apa ada yang salah?"
"Salah, tadi kau sangat berbeda pada ku. Dan sekarang kau sok dekat pada ku. Apa jangan jangan kau ingin memanfaatkan ku."
"Aku memanfaatkan ku, coba kau pikir untuk apa aku melakukan nya. Jika proyek yang diberikan daddy ku lancar bukan nya itu hal yang bagus. Maafkan aku tadi yang sudah merendahkan mu, ya aku akui kau gadis yang pintar," ucap Nathan.
"Tu tau, sudah malam aku ingin pulang, besok kita akan tinjau lokasi."
"Siap," ucap Nathan.
Nathan ingin tau seberapa pintar dan hebat Helen. Ia cukup penasaran dengan wanita yang satu ini. Satu-satunya wanita yang cepat menarik perhatian nya.
"Baru satu pekerjaan muda Nathan, kita lihat bagaimana dia menyelesaikan semua nya. Masih panjang perjalanan proyek ini, pasti ada masalah yang membuat nya semakin kesulitan, jika dia bisa menyelesaikan nya dengan baik berarti fiks daddy tidak salah pilih orang," batin Nathan.
Helen kembali pulang ke rumah nya. Ia merasa sangat aneh pada Nathan. Bocah satu itu seperti merencanakan hal untuk nya. Sikapnya benar-benar sangat aneh. Helen merasa harus lebih berhati-hati pada Nathan. Jangan sampai Nathan hanya memanfaatkan nya.
Begitu juga dengan Nathan yang langsung pulang ke rumah. Ia minum segelas Alkohol tadi hal itu membuat nya sedikit pusing. Sesampainya di rumah Nathan bertemu dengan Marvin kembaran nya.
"Hey duduk lah dulu," ucap Marvin.
"Dimana daddy," tanya Nathan.
"Tapi pergi dengan mu tadi," jawab Marvin.
"Kami sudah berpisah sejak tadi, seharusnya daddy sudah pulang," ucap Nathan.
Saat sedang menunggu Vino pulang tiba-tiba telepon rumah berdering. Dengan cepat Nathan berlari dan mengangkatnya. Begitu juga dengan Marvin yang ikut mendekati Nathan.
"Apa!!!" Karena terkejut Nathan menjatuhkan telepon itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Apriyanti
lanjut thor
2022-04-12
0
👁️🗨️eHa🦄
ada apa si
sambung
2022-04-12
0
Tri Ani Suniantara
vino kecelakaan kah ?
2022-04-12
0