Jullian memutar bola matanya malas, tentu dia tahu kalau adiknya itu selalu menolak jalan hidupnya menjadi mafia.
"Tidak ada mafia yang tidak berbuat kejahatan!" komentar Jullian sambil membuka paper bag yang dibawa oleh Juvel.
Saat membuka paper bag itu, Jullian menemukan alat tes kehamilan yang dibeli oleh Juvel sebelumnya.
"Apa ini?" tanyanya.
"Aku mau memastikan jika aku tidak hamil!" jawab Juvel dengan merebut alat tes kehamilan dari tangan Jullian.
Juvel masuk kamar mandi dan memakai alat tes kehamilan itu. Saat alat tes kehamilan sudah masuk dalam urine yang ditampung Juvel, jantung gadis itu berdebar menunggu hasilnya.
Satu!
Dua!
Tiga!
Juvel memejamkan mata sambil berhitung dalam hatinya, setelah dirasa waktu lebih dari cukup, Juvel membuka matanya dan alangkah terkejutnya gadis itu mendapati dua garis merah pada alat tes kehamilan.
"Aaaaa...." Juvel berteriak histeris dengan melempar alat tes kehamilan itu. Tanpa sadar Juvel menangis padahal sudah lama dia tidak menangis sampai Juvel lupa kapan terakhir kali.
"Ada apa?" seru Jullian yang menyusul ke kamar mandi setelah mendengar teriakan adiknya.
Juvel menangis sambil mengacak rambut dan mengusap wajahnya dengan kasar.
"Aku hamil!" ucap Juvel yang membuat Jullian membulatkan matanya.
"A--apa? Hamil?" Jullian tidak percaya. "Jadi aku sakit bukan karena kau terlambat menstruasi tapi karena kau yang hamil?"
Sekarang Jullian yang tampak panik, dia sudah membayangkan yang tidak-tidak.
"Aku hamil tanpa berhubungan intim dan aku tidak tahu anak siapa ini, bukankah ini gila, Jullian?" cecar Juvel yang masih menangis.
Kedua saudara kembar itu tampak kacau sekarang.
"Bukan hanya itu, aku yang merasakan simpatiknya darimu. Bagaimana jika kau melahirkan dan aku yang merasakan sakitnya?"
"Bagaimana kalau mommy dan daddy tahu?"
Jullian memikirkan keadaan terburuknya dan dia mulai memikirkan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini.
"Juvel, kau harus menggugurkan kandunganmu! Hanya itu solusinya!" ucap Julian kemudian dengan lantang.
"Menggugurkan kandungan?" gumam Juvel dengan memeluk perutnya yang rata. "Itu artinya aku membunuh, Jullian!"
"Lantas apa kau siap jadi seorang ibu?" tanya Jullian begitu menohok.
Juvel menggigit bibir bawahnya, tentu saja dia tidak siap. Tapi dia juga tidak mau membunuh bayi tidak berdosa.
"Pikirkan aku juga, Juvel. Jangan hanya dirimu sendiri!" Jullian terus memaksa dan memprovokasi adiknya.
"Aku pusing Jullian, aku mau istirahat di kamarku dulu!" Juvel ingin sendiri dan berpikir langkah apa yang akan dia ambil. "Ini rahasia kita, jangan sampai mommy dan daddy tahu!"
"Kalau mereka tahu, kau akan diseret ke rumah sakit dan aborsi saat ini juga!" timpal Jullian.
"Nah itu kau tahu, biarkan aku berpikir dulu. Ingat Jullian, kalau aku sampai aborsi, kau yang akan merasakan sakitnya!" ancam Juvel sebelum dia pergi dari kamar saudaranya. Dia sudah tahu watak Jullian, dia tidak mau Jullian akan menculiknya dan memaksanya aborsi.
Juvel keluar dari kamar Jullian kemudian menuju kamar pribadinya yang ada di markas. Juvel ingin mandi supaya rileks tapi sebelum itu, dia ingin melihat tubuhnya di depan cermin.
Kalau dipikir-pikir memang tubuhnya memang mengalami perubahan, yang terlihat mencolok tentu saja buah dadanya yang sedikit membesar.
"Sangat tidak keren! Seorang Juvelian Brown, diperawani alat dokter dan hamil tanpa enaa enaa!" gumam Juvel dengan menghembuskan nafasnya kasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Enung Rohayati
sukaaa bacanya... Keren thor...
2024-01-29
3
Ajusani Dei Yanti
dasar Mafia somplak 🤣🤣🤭🤭🤭
2024-01-08
0
Sri Widjiastuti
😁😁mafia kampreto
2023-07-26
1