Anindya ga setuju sama idenya Haidar, dia ingin mengadakan party mewah buat wedding anniversary nya. Tapi Haidar ga mau dan tetap maunya diadakan di panti asuhan. Baginya mengundang sosialita dan rekanannya untuk makan enak itu adalah hal yang biasa. Anak-anak panti asuhan, pastinya jarang makan makanan enak dan mewah (kecuali bulan Ramadhan, banyak orang berada yang berlomba-lomba mengundang anak-anak panti dan pastinya diliput media atau diupload ke medsos), bagi Haidar inilah yang justru luar biasa.
Akhirnya, tetap akan ada dua acara, di hotel dan di panti asuhan. Mereka mengurus acara masing-masing.
Haidar order makanan paketan buat anak-anak. Dia juga menyiapkan goodie bag dan MC acara bersama Mba Gita.
(Malam pergantian hari ulang tahun Sachi)
Sachi udah bisa berjalan diusia sebelas bulan, giginya udah mulai tumbuh banyak, hobinya ngoceh walaupun belum jelas perkataannya. Sachi ini sangat girly, dia hanya mau pakai gaun dan rok. Kalo dipakein celana panjang atau celana pendek pasti minta dibuka. Rambutnya pun lumayan lebat tapi belum panjang, selalu minta pakai bando atau jepit rambut.
❤️
Rama balik ke rumah, menuntaskan rindunya sama Sachi. Keduanya seakan ga mau menjauh. Sachi tidur sama Rama, dalam dekapan dada bidang Ayahnya. Bagi Sachi, itulah tempat ternyaman di dunia. Didekapan sang Ayah pula, Sachi akan tidur lebih cepat dan tenang.
Sambil mengusap kepala dan punggung Sachi, Rama melantunkan do'anya untuk sang putri tercinta.
"Ya Allah, semoga putriku menjadi manusia yang terus belajar agar mampu berdiri di tengah badai kehidupan dan mengasihi orang-orang yang tidak berdaya. Jadikanlah ia manusia yang berhati tulus dan bercita-cita mulia. Agar sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum diberi kesempatan untuk dipimpin orang lain. Ya Allah, bimbinglah putriku menjadi manusia yang cukup kuat agar ia berani menghadapi dirinya sendiri. Berikanlah pada putriku sikap sungguh-sungguh dalam setiap ikhtiar menjalani perintahMu. Ya Allah, jadikanlah putriku, manusia yang jujur dan tanggung jawab dalam hidupnya, rendah hati dan ketabahan. Jadikanlah putriku, manusia yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka. Jadikanlah dia manusia yang mampu menggapai masa depan cerah, namun tetap tahu masa lampaunya" pinta Rama sambil mengecup kening Sachi.
Tiba-tiba Sachi terbangun dalam pelukan Rama. Memandang wajah Rama dengan senyum lebarnya. Rama kembali mengecup keningnya Sachi, sang putri balas mengecup pipi Ayahnya. Sebuah ikatan batin keduanya sangat manis.
"Bobo ya sayang, besok kan mau ulang tahun, mau tiup lilin kan?" kata Rama lembut.
Sachi pun tidur kembali.
🍒
"Kita mau kemana? pantinya tuh lurus, kenapa kamu belok jalannya" tanya Haidar yang bingung arah laju mobil Rama.
"Rama mau hari ini Sachi kenal sama Mamanya" ucap Rama bahagia.
"Kita ke makam Mamanya Sachi?" tanya Haidar meyakinkan.
"Ya..." jawab Rama sambil melihat Sachi di bangku belakang dipangku baby sitternya.
.
Rama membeli bunga didepan makam. Kemudian berjalan sambil menggendong Sachi yang baru bangun dan nangis minta beli mainan di pintu masuk makam.
Rama membelikan tongkat bidadari yang nyala buat Sachi, dengan penuh tawa Sachi melihat tongkat yang menyala. Tibalah mereka berada didepan pusaranya Nay. Nisannya sudah rapih dengan granit yang dipesan oleh Rama. Terukir nama lengkap Nay, Ainayya Fathiyyaturahma.
Setelah mendo'akan Nay, Rama membimbing tangan kecil Sachi untuk memegang nisan Mamanya kemudian menabur bunga.
Sachi sangat bahagia melakukannya, dia memang ga paham, tapi pasti ia merasakan sebuah ikatan keluarga.
"Mba Nay, Alhamdulillah Rama masih bisa menjalankan amanah buat jaga Sachi. Hari ini Rama bawa Sachi biar dia kenal Mamanya. Dan satu lagi janji Rama tertunaikan, membawa Mas Haidar kehadapan Mba, tenanglah disana Mba, orang-orang yang Mba sayangi akan selalu Rama jaga" ujar Rama dalam hati.
Ga terasa air matanya jatuh perlahan. Dia ga sedih, tapi tangisan ini ungkapan sebuah kebahagiaan.
"Udah siang, ayo ke panti, kasian anak-anak disana udah nunggu" ujar Haidar sambil menepuk bahu Rama.
"Mas.... pernah ingat nama di nisan ini?" tanya Rama ke Haidar.
"Entahlah, kayanya ga kenal. Tapi kok ada perasaan penuh cinta disini ya? (Haidar menepuk dadanya), apa Mas kenal sama Mamanya Sachi?" kata Haidar.
"Hanya Mas yang bisa jawab kenal atau ga dengan nama ini. Rama do'akan Mas bisa mengingat masa lalu. Yuk Mas, kita ke panti sekarang" ajak Rama sambil kembali menggendong Sachi.
🏠
Acara berjalan dengan suasana ceria khas anak-anak. Sachi pun tampak jalan kesana kemari bahkan berlarian bermain bersama. Dia memang ga punya teman karena hanya berada didalam rumah aja. Kalau pun keluar karena diajak sama Haidar.
Sachi udah mulai ngantuk, ditambah dia takut sama badut besar, jadinya Rama sibuk membuat Sachi tenang dan biar bisa tidur dulu.
Digendongnya Sachi dibawah pohon depan panti. Tentu aja jadi pemandangan menarik dari para pengurus panti. Kebayang kan laki-laki, usia belum genap dua puluh tahun sudah bisa mengurus anak dengan telaten. Banyak yang menyangka kalo Rama itu duda, soalnya sepanjang acara ga ada pendamping Rama. Haidar pun lebih banyak duduk dengan pengurus panti.
Haidar ga mendampingi Sachi di panggung karena merasa agak sedikit pusing karena tadi sempat memaksakan diri mengingat nama yang tertera di nisan tadi.
"Wah Mas Rama ini memang Ayah hebat, masih muda tapi cekatan" puji kepala panti.
"Naluri seorang Ayah" jawab Rama sambil tersenyum.
"Tau ga Mas .. dari tadi para pengurus panti sibuk nanya tentang Mas Rama. sampai bilang : naik kuda jangan lupa pake topi, biar kata Mas Rama duda tetaplah seksi" canda kepala panti.
Rama tertawa mendengar ucapan kepala panti.
"Bisa aja Ibu ini ... saya belum menikah Bu, hanya baru punya anak saja" jawab Rama yang membuat kepala panti agak bingung.
"Maaf ... Ibunya Sachi ga hadir hari ini?" tanya kepala panti.
"Ibunya sudah meninggal saat melahirkan Sachi" jawab Rama lagi.
"Terkadang memang kehamilan diusia yang masih belia bisa mengancam jiwa" kata kepala panti.
"Maksudnya?" tanya Rama ga paham.
"Anak-anak disini rata-rata juga anak korban pemerkosaan atau hasil hubungan gelap yang ga bertanggung jawab. Syukurlah Sachi masih punya seorang Ayah yang mau bertanggung jawab terhadap hidupnya. Anak-anak disini terpisah sama Ibunya juga kebanyakan karena Ibunya meninggal saat melahirkan diusia belia. Bahkan ada yang masih berusia tiga belas tahun sudah melahirkan, akibat pergaulan bebas" jelas kepala panti.
Rama diam aja, biarlah orang lain menganggap dia menjad salah satu pelaku pergaulan bebas yang kebablasan. Daripada kelak Sachi bingung dengan masa lalunya. Rama memutuskan menutup rapat asal-usul Sachi agar Sachi aman dan tumbuh selayaknya anak diusianya.
"Saya masuk dulu Bu, Sachinya udah tidur" pamit Rama.
"Silahkan Mas" jawab kepala panti.
🏵️
Haidar membelikan Sachi kalung dengan bandulan mutiara kecil, entah kenapa ia sangat ingin membelikan kalung itu buat Sachi. Rama ga punya hadiah khusus buat Sachi, uangnya ga cukup buat beli barang mewah karena harga tiket bolak balik Indonesia mahal.
Bagi Rama, kehadirannya dihari ulang tahun Sachi merupakan hadiah terbaik buat Sachi. Toh Sachi juga belum paham tentang perayaan ulang tahun.
🌷
Rama sudah kembali lagi ke rantau. Malam ini Pak Isam ga bisa tidur, jiwanya ga tenang, tapi ga tau apa penyebabnya. Beliau menelpon kedua anaknya untuk meyakinkan dirinya bahwa anak-anak dalam kondisi baik-baik aja.
Selagi ia duduk di ruang keluarga, tangis Sachi terdengar memecah kesunyian malam. Baby sitternya membawa Sachi keluar kamar sambil digendong dan dininabobokan.
Pak Isam meminta ke Baby Sitter Sachi untuk memberikan Sachi kepangkuannya. Untuk pertama kalinya Pak Isam memegang Sachi dan melihat wajahnya dengan seksama.
Kecantikan khas Indonesia Nay bercampur dengan wajah tampan Haidar memang ga bisa ditutupi. Bahkan para pekerja di rumah ini sudah lama kasak kusuk kalo Sachi adalah anak hasil hubungan gelap Haidar.
Pak Isam mengusap lembut kepala Sachi, anak itu langsung menghentikan tangisnya.
"Sachi kangen ayah Rama ya? sabar ya .. tiga tahun lagi Ayah akan terus tinggal di Indonesia. Sachi jadi anak yang baik ya, sehat terus... kasian ayah Rama cape cari uang buat Sachi. Atau Sachi kangen sama Papa Haidar?" ucap Pak Isam tanpa terasa bulir air matanya menetes.
Sachi malah tertawa. Haidar memang selalu membahasakan dirinya ke Sachi itu Papa, kalo Anindya maunya dipanggil aunty.
Sebenarnya sudah dua kali Haidar meminta ke Rama untuk mengurus Sachi di rumahnya, tapi selalu ditolak oleh Rama. Bagi Rama, selama Anindya belum menunjukkan rasa sayangnya ke Sachi dia ga akan memberikannya.
🌷
"Kak Ramaaaa....." panggil Dania sambil berlari kecil kearah Rama berdiri.
"Ada apa?" tanya Rama.
Dania mengatur nafasnya dulu baru mulai berbicara.
"Kak Firman, ketua PPI kan mau nikah Minggu depan di Kedutaan" jelas Dania.
"Oh beneran toh, kemarin ketemu di toko, dia ngundang, kirain becanda" ujar Rama.
"Beneran Kak, nikah muda banget ya, baru aja lulus dan sekarang lanjut ke master eh udah mau nikah aja" kata Dania antusias.
"Sama Mba Flora ya?" tanya Rama kepo.
"Bukan... sama anaknya yang sering diundang jadi imam sholat di Kedutaan. Anaknya Pak Sholeh... Mba Nuraini" terang Dania.
"Mba Nuraini yang ambil sosial ekonomi di kampus sebelah?" tanya Rama meyakinkan.
"Iya..." jawab Dania singkat.
"Kayanya baru bulan kemarin ngobrol sama Mba Nuraini tentang rencananya nikah muda, Alhamdulillah cepet banget Allah kabulkan" kata Rama.
"Mereka ta'aruf lewat Pak Sholeh" tambah Dania.
"Alhamdulillah" jawab Rama lagi.
"Kak Rama juga berniat mau nikah muda?" pancing Dania.
"Ga... saya mau lulus dan kembali ke tanah air dulu buat menuntaskan janji saya" ucap Rama.
"Janji sama Sachi ya" terka Dania.
"Salah satunya ..." ujar Rama.
.
Hari demi hari menjadi makin berat buat Rama lewati. Tugas yang makin banyak membuatnya mengurangi jam part time nya. Kebutuhan Sachi yang makin besar, maka makin besar pula biaya yang dibutuhkan, apalagi ia anaknya mendapat asupan gizi yang baik. Biasanya kalo udah kepepet dia hubungi Haidar buat minta bantuan. Haidar malah marahin Rama kenapa ga bilang kalo udah mulai kesulitan buat membiayai Sachi.
Akhirnya Haidar membuat kesepakatan sama Rama untuk menanggung setengah kebutuhan Sachi. Haidar memang suka anak kecil, karena ia tak kunjung diberi keturunan makanya Sachi lah yang menjadi sasaran limpahan kasih sayangnya.
Tentu aja tawaran itu menjadi angin segar bagi Rama. Selain ada solusi keuangan untuk membesarkan Sachi, dia ingin Haidar mulai timbul rasa sayang terhadap Sachi layaknya seorang Ayah ke anaknya.
Jujur aja, Rama terkadang merasa beratnya dunia perkuliahan seolah memaksa buat menyerah dan berhenti. Namun kalo dia tengok lagi jauh kebelakang, bagaimana mungkin mundur setelah melangkah sejauh ini. Perjuangan untuk mengantongi gelar sarjana bak permainan dalam game. Semakin tinggi levelnya semakin besar pula tantangannya.
Pak Isam mulai tau kalo Rama mengalami kesulitan buat bertahan hidup disana. Rama udah mulai mengurangi jatah makan dan mencari makanan yang murah buat mengganjal perutnya. Bahkan dia pernah membantu temannya membuat tugas demi dapat tambahan biaya buat tugas-tugasnya yang membutuhkan riset.
"Anakmu punya kemauan yang keras, cuma memang perlu diarahkan. Tapi semakin lama kenal dan berbincang sama dia ... Sam... selamat ya..." ucap Om Shakti lewat sambungan telepon.
"Selamat buat apa?" tanya Pak Isam.
"Karena kamu punya calon penerus usaha yang mumpuni. Gayanya memang beda sama jaman-jaman kita dulu, tapi dia visioner. Toko saya amat terbantu sejak dia hadir. Selama kenal pun, dia ga pernah nunjukin diri sebagai anak milyarder di Indonesia. Sam ... terimalah semua takdir. Rama hadir disaat kamu kehilangan separuh jiwa, tapi dia memberi warna yang berbeda dalam hidup kamu" ucap Om Shakti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Lila Anggraini
syukuri apa yg sdh diberi sayangi selagi msh bisa bertemu g perlu nyari yg sdh ga ada...pny anak laki hebat n cucu yg sehat cantik apalagi yg kurang coba
2022-08-03
1
Lila Anggraini
mungkin kl palanya haidar kena gethok bisa kali dia inget masa lalu nya...😆😆
2022-08-03
1
Sunny
aq ga bisa bayangin kalo ada diposisi Rama 😓😓moga makin kuat yah..tempaan hidup membuatmu makin dewasa
2022-07-09
1