"Mba... titip rinduku buat Mami. Semoga rindu yang kutitipkan pada Allah dalam do'aku senantiasa sampai padamu dan Mami. Terima kasih untuk semua pelajaran hidup yang menjadikanku bisa berdiri tegak hingga hari ini. Ya Allah, terima kasih karena telah memberiku seorang kakak terhebat" tambah Rama.
🏵️
Pak Isam memandang nanar foto Mba Mentari yang terbingkai apik disudut ruang tengah rumahnya. Para tamu sudah mulai meninggalkan rumah duka, setelah mengadakan tahlilan tujuh hari kematian Mba Mentari. Tidak ada jenazah yang dikubur karena memang tidak bisa diketemukan jasadnya.
Pak Isam mulai merasa kesepian yang amat sangat sekarang ini. Istri dan anak perempuannya sudah ga ada disisinya untuk selama-lamanya. Para wanita yang amat sangat dicintainya sudah tidak bisa berbagi canda dan cerita bersama.
Kesepian makin menghinggapi karena Haidar masih menjalani perawatan di Rumah Sakit di Malaysia dan rencananya akan dirujuk ke Rumah Sakit di Singapura untuk rehabilitasi mediknya.
Rama pun sedang kuliah diluar negeri dan jarang memberi kabar padanya. Walaupun di rumah ini banyak pekerja, tetap aja terasa sunyi.
"Papi ... kita mengalami duka yang sama. Papi jaga kesehatan ya, sekarang jangan panggil Faqi lagi .. tapi Rama. Biarlah nama ini menjadi awal mula kehidupan Rama yang baru. Bukan tidak mau menyandang nama panggilan yang Mami berikan, tapi nama Faqi terlalu menyakitkan ceritanya" kata Rama saat menelpon Pak Isam.
"Ya .. kamu kuliah yang serius. Lulus dengan cepat dan kembali ke Indonesia buat bantu Papi" ingat Pak Isam.
"Iya Pi .. makasih udah menepati janji Papi terhadap Mba Nay" ucap Rama.
"Selama kamu ga berulah, selama itu pula wanita itu aman" ujar Pak Isam.
🌺
Kepergian Mba Mentari bukan hanya meninggalkan duka, tapi juga membuat akses Nay untuk mengetahui perkembangan Haidar pun makin terbatas dan sulit. Hal ini disebabkan karena Anindya yang jarang memberikan informasi tentang Haidar ke Rama ataupun Pak Isam. Semua serba diatur sama Anindya dan Pak Isam pun sudah memberikan kepercayaan penuh pada Anindya.
Ditambah Rama pun ga bisa menjenguk kakaknya karena tidak ada biaya. Dia mendapatkan jatah pulang ke Indonesia hanya setahun sekali dari Pak Isam.
Rencananya akan dia gunakan saat liburan musim dingin (ada libur kurang lebih tiga bulan), Rama akan kembali ke Indonesia setelah hampir 7 bulan meninggalkan Indonesia. Salah satu tujuannya adalah memberikan support untuk Nay menghadapi fase akhir-akhir masa kehamilannya. Dan berharap bisa menyaksikan kelahiran "anaknya".
🍒
Haidar sudah keluar dari Rumah Sakit, tapi masih menjalani Fisioterapi sebanyak tiga kali dalam seminggu. Bukan tidak mau melanjutkan pengobatan di Indonesia, tapi sudah ada kesepakatan antara Anindya dan Pak Isam untuk menjauhkan Haidar dari Nay. Mereka berdua khawatir kalo Nay akan hadir dihadapan Haidar. Makanya dipilihlah negara tetangga sebagai tempat fisioterapi.
Mereka tinggal di Apartemen yang disewa oleh Pak Isam. Anindya pun makin over protective terhadap HP kepunyaan Haidar.
Selama di Singapura, mereka tinggal ditemani dua asisten rumah tangga yang membantu mengurus Apartemen. Bahkan Anindya dan Haidar tidur bersama dalam satu ranjang.
Haidar bisa dibilang masih belum banyak gerak sehingga ga bisa berbuat macam-macam saat tidur bersama, justru Anindya lah yang sering menggodanya.
Anindya memang jauh berubah setelah dia tau kalo Nay mengandung anak Haidar. Menurut pemikirannya, ia harus bisa membuat Haidar terikat dengannya, sama seperti Haidar yang terikat oleh Nay. Walaupun dengan cara-cara yang kotor sekalipun pasti dia jalankan.
Haidar memang belum terlalu banyak berpikir tentang sikap Anindya, karena kalo terlalu berpikir maka kepalanya akan sakit. Haidar pun hanya tau kalo satu-satunya wanita yang dicintainya adalah Anindya.
Anindya pun telah berbohong pada Haidar, kalo sejak pertunangan mereka, mereka hidup bersama di Apartemen milik Anindya secara diam-diam. Dia bercerita kalo sudah menyerahkan segalanya buat Haidar untuk membuktikan cintanya atas permintaan Haidar.
"Sampe senista itu saya meminta kamu melayani seperti seorang istri terhadap suaminya?" tanya Haidar saat pillow talk disuatu malam.
"Mas ... Anin ikhlas kok. Anin lakukan karena cinta sama Mas. Mas pun sama. Kita melakukan atas dasar cinta dan kerelaan masing-masing, ga ada paksaan" ucap Anindya sambil memeluk Haidar.
Malam ini Anindya menggoda Haidar dengan memakai baju tidur transparan dan menggoda. Lekuk tubuhnya terlihat jelas. Sebagai lelaki normal pasti timbul sebuah rasa yang membuat Haidar menelan ludah, tapi tidak ada keinginan untuk menyentuh apalagi menikmatinya.
"Anin... saya kok ngerasa mencintai seseorang yang amat sangat ya? Entah kenapa .. ketika bersamanya, dunia terasa penuh cinta. Apa benar cuma kamu wanita yang saya cintai?" tanya Haidar penasaran.
"Ya iyalah sayang... cinta kamu dari dulu cuma buat Anin seorang. Ya merasa penuh cinta karena memang hubungan kita tuh couple goal banget. Ideal dimata semua orang" jawab Anin sambil mengusap pipinya Haidar.
"Kenapa kalo kita saling mencintai, harus tunangan lama ya? kamu bilang udah lebih dari empat tahun" tanya Haidar lagi.
"Kan dulu kita sama-sama masih kuliah, terus berkarier dulu, ya pokoknya masih ingin menikmati masa muda" jawab Anindya spontan.
"Yang Mas ingat, hampir setahun yang lalu lulus kuliah, kenapa kita ga langsung nikah saat itu? soalnya Papi pernah bilang kalo selepas kuliah kita akan menikah" Haidar terus memburu.
"Kan udah dibilang, Mas tuh tipe workaholic, apalagi Om Isam butuh pengganti buat urus bisnisnya, ga mungkin dong Anin maksa Mas buat menikah. Anin tau Mas pasti masih butuh waktu tanpa diribetkan dengan dunia rumah tangga yang pasti akan menambah beban pikiran Mas" jawab Anindya mencoba berkelit.
"Kenapa kita harus hidup bersama tanpa ikatan pernikahan? Kamu ga merasa rugi kalo saya berbuat macam-macam ke kamu? Terus kenapa keluarga kita membolehkan hal ini terjadi? Apa keluarga kita ga paham ajaran agama?" lanjut Haidar.
"Ehm... ehm ... itu karena Anin percaya Mas akan nikahin Anin. Mas Haidar itu sosok lelaki bertanggung jawab terhadap ucapannya. Kalo keluarga kita memang ga tau Mas .. kan kita janjiannya diam-diam" jawab Anin mulai kehilangan jawaban.
"Kalo saya kabur dan ga nikahin kamu gimana? bukankah kita masih orang timur yang ga punya budaya hidup bersama sebelum menikah. Berarti kita pernah .... pernah.." cecar Haidar Ragu.
"Pernah apa maksudnya Mas?" tanya Anindya balik.
"Pernah melakukan hubungan badan?" kata Haidar.
"Hahaha... Mas lupa? sekarang pake logika aja Mas. Kita dalam ruangan dan ranjang yang sama dan sedekat ini. Masa hanya sekedar ngobrol aja. Ya tiap kita nginap di Apartemen atau liburan bareng ya layaknya suami istri" jelas Anindya membalikkan rasa canggungnya.
"Entahlah... saya kok kaya ingat pernah melakukan hal itu, dengan segenap cinta yang ada terjadilah semuanya. Rasanya bahagia sekali kalo mengingat kembali, walaupun saya tau melakukan zina itu dosa, tapi entahlah... pokoknya saya bahagia. Tapi saya ga pernah berhasil mengingat siapa wanita itu. Makanya saya tanya ke kamu" tukas Haidar.
"Ya jelas Anin lah Mas. Kita kan sering melakukannya, bahkan hampir seminggu sekali. Mas pula yang meminta Anin meminum pil KB biar ga hamil. Bahkan kalo Anin lagi halangan pun Mas memaksa Anin melayani juga. Pokoknya Mas selalu mau dilayani. Pernah juga Mas minta siang hari datang ke kantor dan kita melakukan di kamar mandi ruang kerja Mas" ucap Anindya buru-buru agar ingatan Haidar ga semakin dalam ke Nay.
"Wow .. segila itukah saya?" tanya Haidar kaget.
"Iya ... Mas selalu bilang kalo tubuh Anin itu candu buat Mas" jawab Anindya.
"Ini udah ga bener Anin... kita harus nikah secepatnya. Kita ga bisa terus hidup begini. Hidup dalam kubangan dosa yang ga bertepi. Kalo saya mencintai kamu, berarti saya harus bisa menjaga harga diri kamu. Allah sudah memberikan kesempatan buat hidup hingga sekarang. Dan kesempatan ini akan saya gunakan dengan baik" ujar Haidar.
"Bener Mas?" ucap Anindya terharu
"Anin...Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Pernikahan yang sempurna adalah ketika dua orang yang tidak sempurna dan saling melengkapi satu sama lain. Maukah Kamu melengkapi sebuah nama di buku nikahku yang masih kosong?" tanya Haidar serius.
"Yes i do" ucap Anindya sambil memeluk Haidar.
Haidar tidak bereaksi apapun terhadap ciuman dan pelukan Anindya yang terlihat hot di ranjang.
"Kalo aku mencintaimu dan hanya kamulah satu-satunya, kenapa hati ini ga ada rasa berdebar?" ucap Haidar dalam hati.
❤️
Keluarga Pak Isam dan keluarga Anindya sangat bahagia mendengar kabar kalo Haidar ingin segera menikahi Anindya. Hal yang memang sudah dinantikan sejak lama.
Persiapan singkat pernikahan Haidar dan Anindya dilaksanakan hanya dalam kurun waktu satu bulan. Pak Isam yang minta akadnya dilaksanakan disana aja, ga di Indonesia.
Pak Isam dan Anindya punya kekhawatiran kalo Nay akan merusak acara nantinya. Untuk resepsi pernikahan, rencananya baru akan diadakan di Indonesia setelah kondisi Haidar lebih baik dan stabil.
🏵️
Rama ga bisa menghadiri pernikahan Haidar dan Anindya bulan depan karena sedang mengambil kursus singkat tentang ekonomi, mengingat nilainya di semester sebelumnya kurang memuaskan, penyebabnya yaitu kesulitan dalam menangkap materi dan mengimplementasikan dalam sebuah paparan. Atas anjuran kakak-kakak angkatan yang tergabung di PPI, ia ikut kursus selama sebulan secara intensif.
Susah payah Rama membangun ingatan Haidar tentang Nay, tapi selalu mentah karena ada Anindya.
Haidar pun kini tampak makin menikmati kebersamaannya dengan Anindya. Haidar sekarang sudah bisa berjalan walaupun belum bisa berjalan jauh. Luka-luka pasca operasi dikepalanya pun sudah tertutup rambut. Tangan dan lehernya yang patah sudah kembali berfungsi dengan baik. Hanya disarankan untuk tidak melakukan aktivitas yang berat. Untuk sementara Haidar mengurus saham Papi yang ada di bursa efek. Tapi memang belum maksimal kerjanya. Semua masih banyak dilakukan di kamar.
🌺
Usia kandungan Nay sudah masuk Minggu ke tiga puluh, semakin dekat dengan waktu persalinan. Rama udah makin intens menghubungi Nay setiap hari, ia khawatir Nay sendirian ketika menghadapi persalinan.
Untunglah Mba Gita selalu jadi orang baik yang membantu Nay mengantarkan ke dokter dan menemani hari-harinya.
🏵️
Besok adalah hari pernikahan Haidar dan Anindya, berkali-kali Haidar meminta Rama untuk hadir, walaupun sebentar aja kemudian balik lagi ke kampus. Tetap aja Rama menolak.
Sebenarnya rasa sayangnya ke Haidar sangat besar, tapi ia ga mampu bahagia diatas penderitaan Nay. Sudah cukup derita Nay dengan kondisi hamil tanpa suami dan kasih sayang keluarga. Ditambah, ada sebuah ikatan batin antara Rama dengan anak yang dikandung Nay.
Beberapa kali Rama bermimpi bermain dengan seorang anak di taman. Anak itu memanggilnya Ayah dengan gembira. Setiap Rama sedang menelepon Nay, pasti sang janin menendang perut sang Mama, dan baru berhenti kalo telepon sudah didekatkan ke perut, Rama akan meminta sang janin untuk sabar dan jangan membuat sakit sang Mama, ajaibnya sang janin pasti akan langsung kalem.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Sunny
ya ampun aq liat udah banyak banget part nya ...dah jauh banget ketinggalan..semangat bacanya 💪💪💪
2022-07-08
1
Sunny
sempet nikah ga yah....kalo ampe jadi ntar kalo Haidar balik lagi ingetannya gimana kasian syekali dia 😓😓
2022-07-08
1
Muhammad Dimas Prasetyo
sakarepmu lah mas
2022-06-05
1