HELLO SUNSHINE

HELLO SUNSHINE

Hello 1, Welcome Sunshine

Ga selamanya mimpi kita akan berjalan sesuai dengan kenyataan yang ada. Kadang kita perlu mengubur dalam-dalam sebagian mimpi-mimpi kita karena sebuah situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi. Bukan menyerah kalah, tapi bak busur panah, ditarik mundur kebelakang agar bisa jauh melesat kedepan guna mengenai sasaran.

Mentari pagi selalu memancarkan sinarnya sekalipun cuaca mendung, hanya sebentar tertutup awan kemudian muncul kembali dengan kehangatannya.

Yuppzzz kangen banget sama dunia tulis menulis, finally setelah hibernasi sejenak... i'm back😁. Kangen sama komen-komen ga santuynya emak-emak santen, kangen sama do'a-do'a dari readers semua.. pokoknya sekangen itu sama para readers semua.

Semoga dikarya kali ini, bisa menghibur seperti karya-karya sebelumnya. Setiap karya punya rasa yang berbeda, itulah kenapa sulit untuk membuat sekuel dari karya sebelumnya, karena tak mampu merusak rasa yang sudah menetap disana .. ahayyyyy🤭. Membuat sekuel berarti ada dua kemungkinan, melengkapi karya sebelumnya atau justru merusak rasa karya yang sudah dikenal terlebih dulu. Jadi biarlah saya menikmati karya sebelumnya dengan tokoh yang sudah sangat kuat dalam ingatan semua pembacanya. So, semoga pembaca semua paham ya kenapa saya belum mampu menulis sekuel Senja seperti banyak request yang ada, karena ada kekhawatiran tidak bisa membuat tokoh-tokohnya menjadi lebih kuat.

Selamat berpetualang di DM World, inget ya .. ini cuma cerita rekaan semata, jika ada persamaan alur cerita atau tokoh (baik nama, karakter maupun ucapannya) itu hanya kebetulan belaka.

Jangan bingung antara jalanmu dengan tujuan. Hanya karena sekarang sedang badai, bukan berarti kamu tidak menuju sinar matahari. Inilah saatnya menyapa.... HELLO SUNSHINE 🌄

❤️Bunda DM❤️

🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️

"Haidar ... urus tuh adik kamu yang sekarang lagi ada di kantor polisi. Ga ada kapok-kapoknya, hampir tiap bulan digelandang kesana.. bikin malu" ucap Pak Isam penuh amarah.

"Kenapa lagi kali ini Pi? ribut di club malam? ikut balapan liar? atau digerebek bareng teman-temannya yang lagi pesta sabu?" tanya Haidar dengan santai.

"Tadi Gita bilang kalo dia ditangkap karena ikut demo anarkis menolak kenaikan harga BBM bareng mahasiswa" jawab Pak Isam.

"Demo???? sama Mahasiswa? Dia kan masih anak putih abu-abu .. ngapain ikut demo segala? tuh anak ada-ada aja, emang dia ngerti sama apa yang lagi diperjuangkan dalam demo itu?" kata Haidar kaget.

"Kaya ga tau dia aja, gampang banget ikut arus. Dia kan pergaulannya luas, mungkin diajak sama temannya buat ikut demo, pokoknya kamu bantu urus deh, tadi Gita udah ke kantor polisi, tapi pihak berwajib meminta pihak keluarga yang menjamin. Gak mungkin dong Papi yang kesana, rasanya malu tiap bulan ke kantor polisi buat jemput dia. Sampe nih ada polisi yang kenal sama Papi, sarannya malah minta Papi masukin Faqi ke pesantren aja biar ga nakal lagi" cerita Pak Isam.

"Emang pesantren tempat anak-anak nakal Pi? tempat itu merupakan kawah candradimukanya para alim ulama. Papi pemikirannya sama kaya orang tua jaman dulu aja, kalo anak bandel ya masukin pesantren biar bener. Ya udah, nanti Haidar yang kesana, anak itu cuma perlu perhatian aja kok Pi. Coba kalo dia nyaman di rumah, ga bakalan cari pelarian diluar sana" saran Haidar.

Pak Isam hanya terdiam mendengar jawaban anaknya.

"Pi .. udahlah Pi .. terima suratan takdir yang ada" ucap Haidar.

Pak Isam hanya melihat putranya tanpa ekspresi apapun.

🍒

Ainayya Fathiyyaturahma, biasa dipanggil Nay, seorang wanita yang parasnya biasa aja, dibilang cantik ga terlalu, dibilang standar pun ngga, ya pas digaris sedang-sedang aja, walaupun begitu banyak lelaki tertarik padanya. Pembawaannya yang supel. Wajahnya ayu khas wanita dataran Pulau Jawa yang manis, ga bosenin kalo dipandang mata. Sebenarnya dengan tinggi semampainya serta bentuk tubuh yang langsing dan lekukan yang nyaris sempurna, dia bisa saja menjadi pramugari seperti impian masa kecilnya dulu, tujuannya apalagi kalo ga karena ingin keliling dunia secara gratis. Tapi apalah daya, kenyataan yang terbentang didepan mata, Nay sekarang hanyalah seorang front office (resepsionis) disebuah perusahaan yang bergerak dibidang Horeka (Hotel Restoran dan Kafe). Kariernya dari beberapa perusahaan yang dia sambangi hanya mentok sebagai front office, mandeg disana, ga bisa naik dan ga bisa turun dari jabatan tersebut. Tingkat pendidikan setaraf SMA yang dia miliki ga memungkinkan mempunyai karier yang lebih tinggi. Ikut seleksi pramugari pun selalu berakhir dengan kegagalan. Entah apa kurangnya, karena hanya mendapatkan jawaban tidak memenuhi persyaratan yang maskapai penerbangan butuhkan tanpa embel-embel syarat seperti apa yang diinginkan pihak maskapai penerbangan.

Nay sekarang tergabung disebuah perusahaan outsourcing (jaman sekarang, banyak perusahaan yang ga mau ambil resiko dengan punya karyawan tetap, karena akan banyak kewajiban perusahaan jika punya karyawan tetap. Makanya bisnis perusahaan outsourcing menjadi salah satu solusi, cukup buat kontrak dengan salah satu outsourcing, perusahaan dapat karyawan sesuai spesifikasi dan kebutuhan tanpa mikirin gaji dan tunjangan lain sebagainya).

Dikontrak baru, Nay ditempatkan disalah satu Hotel berbintang lima di Ibukota negara yang dia cintai ini, tempat para selebriti dan sosialita membuat pesta perayaan (baik pernikahan, ulang tahun, anniversary, launching produk dan sebagainya).

Dengan postur tubuhnya yang sangat menunjang pekerjaannya, ga jarang para tamu Hotel mengajaknya untuk berkenalan, dari sekedar iseng sampai menawari ikut agensi dunia modelling. Tapi Nay masih mau berada di comfort zonenya, lagi pula dia masih belum berniat berhubungan dengan lawan jenis, baginya berbakti buat keluarga dan melanjutkan hidup adalah prioritas utamanya. Sampai detik ini dia ga menggubris para tamu yang berniat berkenalan lebih lanjut, bahkan ga akan memberikan nomer HP nya ke siapapun, teman-teman kerjanya juga ga semua dikasih nomer HP nya.

Peluang mendapatkan uang ga halal amat sangat terbuka lebar buat Nay, karena pernah ada selebriti ternama yang mengirimkan manager artistnya beberapa kali untuk mengajak Nay ngedate, bahkan mau menjadikan Nay sebagai simpanannya dengan segala fasilitas mewah.

"Saya ga serendah itu, bilang sama artisnya Mas .. SALAH ORANG ..." hardik Nay saat sang manager artist mengirimkan buket bunga yang dibundling dengan sebuah cincin berlian.

"Come on .. ga usah sok jual mahal lah .. berapa sih harga yang kamu buka buat ngedate, atau ngamar .. atau mau short time aja?" ucap sang manager artist merendahkan Nay.

Nay meletakkan buket tersebut kedalam sebuah tong sampah yang ga jauh letaknya dari tempat Nay berdiri.

"Wowww... sok suci banget nih cewek" umpat manager artist.

"Lebih baik Mas pergi deh sekarang, daripada saya panggilin security buat ngusir Mas dari sini" lanjut Nay.

"Sombong amat .. cewe yang lebih dari kamu tuh banyak ... tinggal petik jari aja ... dan semua bakal silau sama tawaran ini" ucap sang manager artist sambil tertawa penuh kemenangan.

💐

Haidar Zhafran Abrisam, seperti arti namanya, anak lelaki tampan yang beruntung memiliki keberanian untuk mencari kemenangan sejati. Lelaki mapan nan rupawan ini baru aja pulang ke tanah air setelah menyelesaikan studinya di salah satu universitas ternama di Inggris.

Haidar, ia biasa disapa, menjadi calon pengganti posisi Papinya di Abrisam Group. Papinya, Pak Isam, telah membangun bisnis Horeka ini dari saat beliau masih muda. Terlepas memang beliau juga masih dari keluarga terpandang di Kota asal, Surabaya.

Pak Isam memang seorang milyader, terkenal sebagai salah satu crazy rich. Siapa yang ga kenal nama dan sosoknya. Pernah diundang beberapa stasiun televisi untuk bercerita tentang bagaimana beliau membangun bisnis hingga besar seperti sekarang ini.

Bisnis Horeka (Hotel, Restoran dan Kafe) bermula dari Kakeknya dan secara turun temurun berhasil dikembangkan. Awal mulanya dari daerah Surabaya, kemudian berkembang dan berkutat di wilayah Jawa Timur. Pak Isam muda inilah yang berani melebarkan sayapnya ke Jakarta hingga berkembang. Penuh perjuangan, tetes keringat dan air mata untuk berada diposisi Pak Isam hari ini. Dunia bisnis menjadi candu buat Pak Isam muda, hingga terus menerus ketagihan. Ketika sukses di bisnis restoran berkonsep tradisional, kembali beliau membuka ditempat lain dengan konsep yang berbeda. Hotel pun sudah punya dua, yang satu lebih untuk family staycation dan yang lainnya untuk orang-orang bisnis serta tempat yang disewakan untuk berbagai acara.

Haidar, anak keduanya, tipikal anak penurut dan selalu patuh atas apa yang diperintahkan orang tuanya, bagi Haidar, titah orang tua harus ia laksanakan dengan baik. Termasuk pilihan kuliah dan mengikat tali pertunangan dengan Anindya, anak teman Papinya, sekaligus pemilik butik yang sedang menjadi buah bibir dikalangan selebritis tanah air karena karya-karyanya yang modis mengikuti tren jaman yang semakin dinamis.

🏢

Hari ini, Pak Isam akan memperkenalkan Haidar kekhalayak ramai (bahkan mengundang wartawan dan beberapa kolega bisnisnya), Haidar akan diperkenalkan sebagai Pimpinan Hotel yang baru (karena pimpinan lama telah dipecat seusai ketahuan korupsi). Bisnis utama Pak Isam memang Hotel, walaupun sekarang sudah merambah beberapa restoran yang tersebar di Hotel dan Mall-mall premium.

Hotel ini memiliki lokasi yang strategis di jantung Ibukota, memiliki akses langsung ke gerbang tol, dekat Bank, Stasiun Bus dan Kereta Api, termasuk shelter bus dari dan ke Bandara.

Kesibukan mulai tampak di ruang serbaguna yang dilengkapi dengan pencahayaan alami, Wi-Fi berkecepatan tinggi dan peralatan audio visual yang canggih, ruangan ini dapat menampung hingga seratus lima puluh orang sekaligus.

Gita, Sekretaris Pak Isam, sudah sangat detail menyiapkan acara perkenalan calon pengganti Pak Isam kelak di Hotel milik Pak Isam ini. Persiapan sudah diplanning selama sepekan yang lalu. Gita terlihat mondar-mandir memeriksa venue dan rangkaian acara nantinya bisa berjalan dengan baik, karena dia tau Pak Isam merupakan atasan yang sangat perfeksionis. Beliau ga mau tampak ada sedikit celah kesalahan untuk acara sepenting ini.

Disudut ruangan, tampak Gita sedang berbincang dengan Nay.

"Oke Nay, ini kamu pelajari ya susunan acaranya, jangan sampe salah, acara penting nih buat Hotel ini" wanti-wanti Gita ke Nay.

Nay didaulat menjadi MC diacara penyambutan kali ini karena memang kemampuannya mumpuni dan sering menjadi MC diberbagai acara yang diadakan di Hotel ini (Nay juga berprofesi sebagai MC acara dan beberapa kali ikut jadi model fashion show skala butik/rumah mode kalo sedang libur kerja).

"Ya Mba Gita, saya akan berusaha memberikan kemampuan terbaik .... kemarin sudah diberikan rundown acara sama Pa Bimo, insyaa Allah semua susunan acaranya sudah saya pelajari semalam, tinggal nanti eksekusinya aja ... do'ain ya Mba" jawab Nay dengan penuh percaya diri.

"Bagussss .. emang deh MC andalan banget" jawab Gita sambil mengacungkan jempolnya.

"Bukannya rencana awal mau pakai MC yang sering wira wiri di TV ya Mba?" tanya Nay.

"Biasalah kalo orang udah punya nama, banyak tingkah. Lagipula bayarannya ga cocok, ya buat apa pake MC kaya gitu. Toh ada kamu yang Mba rasa punya kemampuan yang ga jauh beda sama MC terkenal itu" jawab Gita.

"Wah masih kalah jam terbang saya Mba" ujar Nay sambil tersenyum.

"Makanya harus banyakin jam terbang, kan kalo kamu tenar, Mba bisa jadi managernya" ledek Gita.

"Masih mau jadi Manager yang bergaji receh Mba? sekarang aja udah enak jadi Sekretarisnya Big Boss" sahut Nay yang tampak akrab sama Gita.

"Hahaha .. kan lumayan buat jajan mie ayam kalo jadi Manager kamu" jawab Gita.

"Wow... kebayang deh gajinya Mba Gita pasti gede, secara kalo jadi Manager Artist aja sekedar buat mie ayam .. hehehe" lanjut Nay.

"Lumayanlah kalo beli mie ayam bisa sama gerobak-gerobaknya" canda Gita.

"Ga sekalian sama tukangnya Mba?" sahut Nay.

"Ya begitulah kurang lebihnya.. hahaha. Udah ah, becanda mulu nih, sebentar lagi Big Boss dan calon Boss datang, Mba mau rapih-rapih dulu" jawab Gita.

💐

Mobil Pak Isam sudah terlihat memasuki parkiran Hotel. Mobil keluaran terbaru dikelas premium car. Dengan sigap para security menyambut kehadiran mereka dengan membukakan pintu mobil, Haidar pun ikut turun dari pintu mobil sebelahnya. Gita juga sudah menyambut didepan meja front office dengan senyum mengembang.

"Pagi Pak Isam.. Pagi Pak Haidar.. selamat datang" sapa Gita dengan senyum lebarnya.

"Pagi... bagaimana Git... sudah oke semua buat menyambut putra mahkota saya ini" ujar Pak Isam bangga sambil menepuk pundak Haidar.

Gita mengangguk dan tersenyum kearah Pak Isam sebagai jawabannya.

"Tolong dipastikan semua berjalan dengan lancar, ini penting buat keluarga saya" ucap Pak Isam.

"Ya Pak, semoga sesuai dengan arahan Bapak" jawab Gita.

Pak Isam dan Haidar berjalan dibarisan paling depan dan diikuti para Manager dan staff Hotel yang sudah menunggu kehadiran Big Bossnya. Saat memasuki Ballroom Hotel, para tamu undangan dan staff Hotel berdiri menyambut kedatangan mereka dengan riuh tepuk tangan. Kilatan lampu blitz dari kamera wartawan juga ikut menyambut Pak Isam dan Haidar, keduanya duduk di panggung kecil yang telah dipersiapkan.

Pandangan Haidar langsung tertuju ke Nay yang berdiri dipinggir bibir panggung. Mata Nay pun turut beradu pandang dengan Haidar. Tapi Nay buru-buru tersadar, ia harus profesional menjalankan tugasnya hari ini dengan baik.

Haidar kembali mencuri pandang kearah Nay.

"Siapa ya yang jadi MC, melihatnya kok kaya klik banget dihati .... ahh... andai cincin ini ga melekat ditangan, rasanya ingin langsung berkenalan" ucap Haidar dalam hatinya sambil melihat cincin yang melingkar dijari manis tangan kirinya.

Hampir sebagian besar yang hadir di Ballroom tersebut berbisik tentang ketampanan dari sosok seorang Haidar, bahkan saling berebut menjadikannya calon mantu buat anaknya dan calon suami idaman. Haidar terus menyunggingkan senyum manisnya sepanjang acara, hampir sepanjang acara, dia melihat ke arah Nay, gerakannya tentu ga menimbulkan rasa curiga dari banyak pihak, karena posisi Nay sebagai MC, wajar aja semua orang pasti melihat kearahnya. Nay pun terlihat menjalankan tugasnya dengan baik tanpa terganggu sama pandangan Haidar.

Acara berjalan selama hampir satu jam, memang sengaja dibuat ga lama dan penuh kekeluargaan. Seusai acara, Pak Isam mengajak Haidar memasuki ruangan yang akan menjadi ruangan Haidar di Hotel ini, yaitu ruang kerja milik Pak Isam.

"Haidar... disinilah ilmu kamu akan diuji, selamat datang di dunia bisnis keluarga kita. Ditanganmulah, Papi letakkan kepercayaan ini, semoga kamu akan lebih memajukan bisnis keluarga kita lagi. Ini jadi salah satu ujian buat kamu setahun kedepan, Papi akan liat performa kamu sebagai seorang pimpinan, kedepannya akan Papi evaluasi, apa kamu bisa mengemban perusahaan yang lebih besar lagi" ujar Pak Isam dengan nada bahagia.

"Mohon bimbingannya Pi.... Haidar kan juga masih nol pengalaman" jawab Haidar sambil tersenyum.

Pak Isam menepuk pundak Haidar, tanda beliau memberikan kepercayaan penuh pada Haidar dan siap berada dibelakang Haidar buat membimbing.

"Oh ya... Git.. kamu sudah dapat calon Sekretaris buat Haidar?" tanya Pak Isam ke Gita yang tengah mengecek jadwal Pak Isam.

"Belum Pak, karena kriteria yang diminta Pak Haidar agak banyak, jadi belum ketemu calon kandidatnya" jawab Gita.

"Kamu mau cari seperti apa sih Haidar?" tanya Pak Isam penasaran.

"Dia harus cekatan, good looking (enak dilihat) dan pastinya panteslah Pi kalo dibawa meeting ketemu klien. Simpel ajalah. Ga harus cantik kok, yang penting smart" jawab Haidar dengan nada becanda.

"Kamu ini cari sekretaris atau cari pendamping hidup? Ingat ya kamu tuh udah jadi tunangan orang. Jangan mikir macam-macam, keluarga Anindya itu sudah seperti keluarga kita sendiri, kalian pun sudah kenal sejak kecil" Pak Isam mewanti-wanti anaknya.

"Siap Boss" jawab Haidar mencoba melucu. "Git, kamu tunggu saya diluar dulu ya, ada hal yang akan saya bicarakan dulu sama Haidar" perintah Pak Isam, Gita pun segera pamit keluar ruangan.

Pak Isam dan Haidar duduk di kursi ruang tamu di ruangan tersebut.

"Ngomong-ngomong Anindya kenapa ga datang ya hari ini, kamu ga undang?" lanjut Pak Isam.

"Lagi sibuk Pi, dia lagi jadi sponsor busana buat film terbarunya DM Production, itu loh Pi, PH (Production House) yang filmnya selalu box office di bioskop-bioskop" jawab Haidar.

"Makin maju aja ya butiknya Anindya, pekerja keras banget sih anaknya" sahut Pak Isam.

"Dia kan channel-nya bagus, butiknya udah jadi langganannya artis, jadi pasti direkomendasiin sama artis" jawab Haidar ogah-ogahan.

"Kamu masih aja begitu Haidar, come on ... terimalah Anindya dengan baik, kita kan udah janji selepas kamu kuliah, pernikahan akan segera dipersiapkan" ujar Pak Isam dengan nada agak kesal.

"Pi.... ga bisakah Haidar punya pilihan hati sendiri? Mulai dari kecil hingga detik ini, hidup Haidar selalu Papi yang atur. Bahkan buat sekedar mimpi pun Haidar ga boleh" Haidar mulai menyampaikan unek-uneknya.

"Tapi kan kamu udah setuju buat menikah sama Anindya, jangan jadi lelaki yang ga pegang janji" gertak Pak Isam.

Haidar merasa malas membahas hal ini. Karena ujung-ujungnya pasti dia akan kalah sama ucapan Papinya.

⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️⬅️

"Kalo ga demi menyelamatkan muka keluarga, mungkin saat ini Haidar udah pergi Pi.." jawab Haidar mengenang saat dipaksa tunangan.

"Kamu jangan coba-coba buat malu Papi ya, Anindya calon terbaik buat kamu, Papi menyiapkan kamu jadi pimpinan pengganti Papi. Jadi kamu perlu pendamping yang bisa mendukung kamu secara fisik dan materi juga" sahut Papi.

"Ada Faqi kan Pi... anak laki-laki Papi juga, kenapa dia bebas memilih apapun yang dia mau... Papi ga pernah bolehin Haidar memilih sekolah? karena menurut Papi kualitas sekolah Internasional pilihan Papi itu yang terbaik. Faqi bisa sekolah dimana yang dia mau dan bebas bermain sama siapa aja tanpa Papi larang, bahkan dia bisa pergi ke sekolah bawa motor sendiri. Sekarang dia udah kelas XII pun, Papi bebasin dia ga ikut les ini itu biar bisa sekolah keluar negeri kaya Haidar" tambah Haidar.

"Papi ga bisa mengharapkan dia, dia tipe pemberontak, susah diatur.." sergah Pak Isam.

"Tapi Pi... dia juga anak Papi kan?" sambut Haidar.

"Anak pembawa sial, kamu tau kan saat kelahirannya, Papi harus kehilangan Mami karena pendarahan hebat. Kelahirannya malah menjadikan Papi kehilangan separuh jiwa yang amat sangat berharga" kenang Pak Isam sedih.

"Pi... itu takdir Mami, tanpa kelahiran Faqi pun, kalo memang saatnya Mami pergi maka akan pergi juga. Sampai kapan Papi membenci Faqi, dia udah cukup ga dapat perhatian Papi dari kecil. Dia anak yang baik Pi, hanya butuh kasih sayang" Haidar meyakinkan Pak Isam.

"Papi harus balik ke kantor, do the best (lakukan yang terbaik), tongkat bisnis ini kelak akan ada digenggamanmu, jangan sia-siakan kepercayaan dari Papi" ujar Pak Isam.

➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️➡️

Selepas kepergian Pak Isam, Haidar duduk di kursinya. Ga lama kemudian, pintu diketuk oleh lelaki yang berusia hampir sepantar dengannya.

"Siang Pak Haidar, rencananya hari ini agendanya apa ya?" tanya Alfan, asisten sementaranya, Alfan saat ini menjadi staf PR yang sangat baik reputasi kerjanya di Hotel ini, jadi Gita merekomendasikan Alfan ke Haidar.

"Kamu yang ditunjuk Mba Gita buat dampingin saya sementara waktu ya?" tanya Haidar.

"Ya Pak... nama saya Alfan, sampai Pak Haidar mendapatkan Sekretaris, saya akan menjadi asisten pribadi merangkap Sekretaris buat Bapak" jawab Alfan dengan sopan.

"Oke... hari ini saya ga terima tamu siapapun, tolong siapkan semua data tentang hotel ini termasuk laporan keuangan lima tahun terakhir, seminggu ini saya mau fokus mempelajarinya. Kamu tanya saya dulu kalo ada tamu yang ingin bertemu" perintah Haidar.

"Baik Pak.. akan saya siapkan semua yang Bapak minta, mungkin saya bisa minta waktu sampai besok pagi untuk melengkapi semua yang Bapak minta tadi" pinta Alfan.

"Oke .. hari ini saya mau ngobrol sama Mba Gita dulu" jawab Haidar.

"Baik Pak .. saya pamit dulu untuk mempersiapkan berkas dengan departemen terkait" kata Alfan.

Terpopuler

Comments

Bagja

Bagja

setuju bgt. pesantren bukan buat tempat pembuangan.

2023-02-22

1

Ard@n

Ard@n

mulai baca kaka..moga menarik.. seperti karyamu sebelum2nya

2023-01-27

1

❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸

❤️⃟Wᵃf✰͜͡ᴠ᭄ᴇʟᷜᴍͣuͥɴᷤ✪⃟𝔄⍣⃝కꫝ🎸

Benar apa kata Haidar.. Pak Isan itu orang tua yg kolot & g adil juga, egois... Takdir istrimu cuma segitu, bukan salah Faqi kalau kelahirannya menjadikan dirimu jadi duda.

2022-10-15

2

lihat semua
Episodes
1 Hello 1, Welcome Sunshine
2 Hello 2, This Way
3 Hello 3, Still Going On
4 Hello 4, Feeling
5 Hello 5, Let's together
6 Hello 6, Shock
7 Hello 7, Something's Wrong
8 Hello 8, Beginning
9 Hello 9, Disapointed
10 Hello 10, Unpredictable
11 Hello 11, Sad
12 Hello 12, Arrogant
13 Hello 13, Lost
14 Hello 14, Sorrowful
15 Hello 15, Another story
16 Hello 16, Bad or good news ?
17 Hello 17, My daughter
18 Hello 18, She's my sunshine
19 Hello 19, My life
20 Hello 20, Sachi's day
21 Hello 21, Up and down
22 Hello 22, Straightforward
23 Hello 23, Coming home
24 Hello 24, Destiny
25 Hello 25, Start
26 Hello 26, Slow but sure
27 Hello 27, Conversation
28 Hello 28, Father and son
29 Hello 29, One man can make a difference
30 Hello 30, Memories
31 Hello 31, Proud
32 Hello 32, Always in my mind
33 Hello 33, Annoyed
34 Hello 34, Rama's style
35 Hello 35, Decision
36 Hello 36, Duo
37 Hello 37, You're fired !
38 Hello 38, Big Boss
39 Hello 39, Take a moment
40 Hello 40, Dream
41 Hello 41, You
42 Hello 42, Take a moment (2)
43 Hello 43, Lovely family
44 Hello 44, Thinking
45 Hello 45, Izza and Ceu Lilis
46 # Hello 46, Business have to suffer the lost
47 Hello 47, Two of us
48 Hello 48, Our story
49 Hello 49, New hope
50 Hello 50, Respect
51 Hello 51, After party
52 Hello 52, Sadness
53 Hello 53, Happy
54 Hello 54, Hope
55 Hello 55, Secret
56 Hello 56, Finally
57 Hello 57, Another secret
58 Hello 58, Like Tom and Jerry
59 Hello 59, Interview
60 Hello 60, At Hotel
61 Hello 61, Finally i found you
62 Hello 62, I Will Protect You
63 Hello 63, Start
64 Hello 64, I can't believe it
65 Hello 65, Damn
66 Hello 66, Tired
67 Hello 67, Cooling down
68 Hello 68, Chilling time
69 Hello 69, Meeting to meeting
70 Hello 70, Flow
71 Hello 71, Restless
72 Hello 72, Only you
73 Hello 73, Protect
74 Hello 74, Related to each other
75 Hello 75, You and I
76 Hello 76, Monas
77 Hello 77, Take a little break
78 Hello 78, At Jakarta Fair
79 Hello 79, After "wedding proposal"
80 Hello 80, Thinking about something
81 Hello 81, Bad mood
82 Hello 82, With you
83 Hello 83, One step closer
84 Hello 84, Sad story
85 Hello 85, The deepest pain is unseen by eyes
86 Hello 86, Meet the parent
87 Hello 87, Who?
88 Hello 88, Go to Kudus
89 Hello 89, Admire
90 Hello 90, At Kudus
91 Hello 91, All is well
92 Hello 92, Delightful person
93 Hello 93, Confusion
94 Hello 94, Distance apart
95 Hello 95, Decision
96 Hello 96, Their own story
97 Hello 97, Broken heart
98 Hello 98, Calm
99 Hello 99, Unexpected
100 Hello 100, Comfortable
101 Hello 101, Misunderstanding
102 Hello 102, Undecided
103 Hello 103, I was beside myself
104 Hello 104, Healing
105 Hello 105, Movie teather
106 Hello 106, This night
107 Hello 107, I'm gonna have a family meeting
108 Hello 108, Spend time
109 Hello 109, Sick
110 Hello 110, Surrender
111 Hello 111, Today .. this day
112 Hello 112, Two of us
113 Hello 113, You and me
114 Hello 114, This night
115 Hello 115, At Room
116 Hello 116, This morning
117 Hello 117, Home
118 Hello 118, Refresh
119 Hello 119, Different
120 Hello 120, Appearance
121 Hello 121, Staycation
122 Hello 122, Nervous
123 Hello 123, Funny
124 Hello 124, Something
125 Hello 125, My heart
126 Hello 126, Forever in love
127 Hello 127, Dinner
128 Hello 128, Tired
129 Hello 129, Pillow talk
130 Hello 130, Chocolate
131 Hello 131, Berkah
132 Hello 132, Like marsmellow
133 Hello 133, At Rama's room
134 Hello 134, Ineffable
135 Hello 135, Midlife Crisis
136 Hello 136, At home
137 Hello 137, Past
138 Hello 138, Something
139 Hello 139, The Wedding
140 Hello 140, You complete me
141 Hello 141, Naughty
142 Hello 142, Couple in the room
143 Hello 143, Love addiction
144 Hello 144, Shooting the love arrow
145 Hello 145, Beware
146 Hello 146, Failed
147 Hello 147, Kidnapped
148 Hello 148, Let's pray together
149 Hello 149, Secret
150 Hello 150, Ominous
151 Hello 151, Anguish
152 Hello 152, Angry
153 Hello 153, Slow but sure
154 Hello 154, Become emotional
155 Draft 155, Move on
156 Hello 156, Forgive
157 Hello 157, I’ll be your sun, I’ll shine on you
158 Hello 158, Bad and good news
159 Hello 159, Finally
160 Hello 160, Sweet escape
161 Hello 161, The other part
162 Hello 162, Husband and wife
163 Hello 163, The other story
164 Hello 164, Patience
165 Hello 165, Decision
166 Hello 166, Happy day
167 Hello 167, First sight
168 Hello 168, Chillin together
169 Hello 169, Enjoy the trip
170 Hello 170, Talk
171 Hello 171, Time to show
172 Hello 172, You did it
173 Hello 173, Holiday
174 Hello 174, Full of love
175 Hello 175, Point of view
176 Hello 176, Peace
177 Hello 177, Decision
178 Hello 178, Action and reaction
179 Hello 179, I'am bored
180 Hello 180, Rush
181 Hello 181, Just Izza
182 Hello 182, Love in the air
183 Hello 183, New story
184 Hello 184, High Tension
185 Hello 185, Giving suggestion
186 Hello 186, Keep calm
187 Hello 187, Touching
188 Hello 188, Izza's fans
189 Hello 189, Again
190 Hello 190, Healing
191 Hello 191, Verity
192 Hello 192, Without rain there is no life
193 Hello 193, Talking
194 Hello 194, Still
195 Hello 195, Alhamdulillah
196 Hello 196, Love don't cost a thing
197 Hello 197, Recognize
198 Hello 198, Moment
199 Hello 199, One by one
200 Hello 200, A little problem
201 Hello 201, Husband
202 Hello 202, Special day
203 Hello 203, Alhamdulillah
204 Hello 204, At Hospital
205 Hello 205, New problem
206 Hello 206, Rainbow
207 Hello 207, High Tension Again
208 Hello 208, Ice breaking
209 Hello 209, Boys will be boys
210 Hello 210, Result
211 Hello 211, Realize
212 Hello 212, Fate
213 Hello 213, Slowly but sure
214 Hello 214, Mad
215 Hello 215, Kick
216 Hello 216, The end
Episodes

Updated 216 Episodes

1
Hello 1, Welcome Sunshine
2
Hello 2, This Way
3
Hello 3, Still Going On
4
Hello 4, Feeling
5
Hello 5, Let's together
6
Hello 6, Shock
7
Hello 7, Something's Wrong
8
Hello 8, Beginning
9
Hello 9, Disapointed
10
Hello 10, Unpredictable
11
Hello 11, Sad
12
Hello 12, Arrogant
13
Hello 13, Lost
14
Hello 14, Sorrowful
15
Hello 15, Another story
16
Hello 16, Bad or good news ?
17
Hello 17, My daughter
18
Hello 18, She's my sunshine
19
Hello 19, My life
20
Hello 20, Sachi's day
21
Hello 21, Up and down
22
Hello 22, Straightforward
23
Hello 23, Coming home
24
Hello 24, Destiny
25
Hello 25, Start
26
Hello 26, Slow but sure
27
Hello 27, Conversation
28
Hello 28, Father and son
29
Hello 29, One man can make a difference
30
Hello 30, Memories
31
Hello 31, Proud
32
Hello 32, Always in my mind
33
Hello 33, Annoyed
34
Hello 34, Rama's style
35
Hello 35, Decision
36
Hello 36, Duo
37
Hello 37, You're fired !
38
Hello 38, Big Boss
39
Hello 39, Take a moment
40
Hello 40, Dream
41
Hello 41, You
42
Hello 42, Take a moment (2)
43
Hello 43, Lovely family
44
Hello 44, Thinking
45
Hello 45, Izza and Ceu Lilis
46
# Hello 46, Business have to suffer the lost
47
Hello 47, Two of us
48
Hello 48, Our story
49
Hello 49, New hope
50
Hello 50, Respect
51
Hello 51, After party
52
Hello 52, Sadness
53
Hello 53, Happy
54
Hello 54, Hope
55
Hello 55, Secret
56
Hello 56, Finally
57
Hello 57, Another secret
58
Hello 58, Like Tom and Jerry
59
Hello 59, Interview
60
Hello 60, At Hotel
61
Hello 61, Finally i found you
62
Hello 62, I Will Protect You
63
Hello 63, Start
64
Hello 64, I can't believe it
65
Hello 65, Damn
66
Hello 66, Tired
67
Hello 67, Cooling down
68
Hello 68, Chilling time
69
Hello 69, Meeting to meeting
70
Hello 70, Flow
71
Hello 71, Restless
72
Hello 72, Only you
73
Hello 73, Protect
74
Hello 74, Related to each other
75
Hello 75, You and I
76
Hello 76, Monas
77
Hello 77, Take a little break
78
Hello 78, At Jakarta Fair
79
Hello 79, After "wedding proposal"
80
Hello 80, Thinking about something
81
Hello 81, Bad mood
82
Hello 82, With you
83
Hello 83, One step closer
84
Hello 84, Sad story
85
Hello 85, The deepest pain is unseen by eyes
86
Hello 86, Meet the parent
87
Hello 87, Who?
88
Hello 88, Go to Kudus
89
Hello 89, Admire
90
Hello 90, At Kudus
91
Hello 91, All is well
92
Hello 92, Delightful person
93
Hello 93, Confusion
94
Hello 94, Distance apart
95
Hello 95, Decision
96
Hello 96, Their own story
97
Hello 97, Broken heart
98
Hello 98, Calm
99
Hello 99, Unexpected
100
Hello 100, Comfortable
101
Hello 101, Misunderstanding
102
Hello 102, Undecided
103
Hello 103, I was beside myself
104
Hello 104, Healing
105
Hello 105, Movie teather
106
Hello 106, This night
107
Hello 107, I'm gonna have a family meeting
108
Hello 108, Spend time
109
Hello 109, Sick
110
Hello 110, Surrender
111
Hello 111, Today .. this day
112
Hello 112, Two of us
113
Hello 113, You and me
114
Hello 114, This night
115
Hello 115, At Room
116
Hello 116, This morning
117
Hello 117, Home
118
Hello 118, Refresh
119
Hello 119, Different
120
Hello 120, Appearance
121
Hello 121, Staycation
122
Hello 122, Nervous
123
Hello 123, Funny
124
Hello 124, Something
125
Hello 125, My heart
126
Hello 126, Forever in love
127
Hello 127, Dinner
128
Hello 128, Tired
129
Hello 129, Pillow talk
130
Hello 130, Chocolate
131
Hello 131, Berkah
132
Hello 132, Like marsmellow
133
Hello 133, At Rama's room
134
Hello 134, Ineffable
135
Hello 135, Midlife Crisis
136
Hello 136, At home
137
Hello 137, Past
138
Hello 138, Something
139
Hello 139, The Wedding
140
Hello 140, You complete me
141
Hello 141, Naughty
142
Hello 142, Couple in the room
143
Hello 143, Love addiction
144
Hello 144, Shooting the love arrow
145
Hello 145, Beware
146
Hello 146, Failed
147
Hello 147, Kidnapped
148
Hello 148, Let's pray together
149
Hello 149, Secret
150
Hello 150, Ominous
151
Hello 151, Anguish
152
Hello 152, Angry
153
Hello 153, Slow but sure
154
Hello 154, Become emotional
155
Draft 155, Move on
156
Hello 156, Forgive
157
Hello 157, I’ll be your sun, I’ll shine on you
158
Hello 158, Bad and good news
159
Hello 159, Finally
160
Hello 160, Sweet escape
161
Hello 161, The other part
162
Hello 162, Husband and wife
163
Hello 163, The other story
164
Hello 164, Patience
165
Hello 165, Decision
166
Hello 166, Happy day
167
Hello 167, First sight
168
Hello 168, Chillin together
169
Hello 169, Enjoy the trip
170
Hello 170, Talk
171
Hello 171, Time to show
172
Hello 172, You did it
173
Hello 173, Holiday
174
Hello 174, Full of love
175
Hello 175, Point of view
176
Hello 176, Peace
177
Hello 177, Decision
178
Hello 178, Action and reaction
179
Hello 179, I'am bored
180
Hello 180, Rush
181
Hello 181, Just Izza
182
Hello 182, Love in the air
183
Hello 183, New story
184
Hello 184, High Tension
185
Hello 185, Giving suggestion
186
Hello 186, Keep calm
187
Hello 187, Touching
188
Hello 188, Izza's fans
189
Hello 189, Again
190
Hello 190, Healing
191
Hello 191, Verity
192
Hello 192, Without rain there is no life
193
Hello 193, Talking
194
Hello 194, Still
195
Hello 195, Alhamdulillah
196
Hello 196, Love don't cost a thing
197
Hello 197, Recognize
198
Hello 198, Moment
199
Hello 199, One by one
200
Hello 200, A little problem
201
Hello 201, Husband
202
Hello 202, Special day
203
Hello 203, Alhamdulillah
204
Hello 204, At Hospital
205
Hello 205, New problem
206
Hello 206, Rainbow
207
Hello 207, High Tension Again
208
Hello 208, Ice breaking
209
Hello 209, Boys will be boys
210
Hello 210, Result
211
Hello 211, Realize
212
Hello 212, Fate
213
Hello 213, Slowly but sure
214
Hello 214, Mad
215
Hello 215, Kick
216
Hello 216, The end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!