Anindya masih mengurung diri di kamarnya. Gimana ga kecewa kalo ga ada angin ga ada hujan, tiba-tiba Haidar memutuskan hubungan dengannya begitu aja. Tali pertunangan yang sudah berjalan ditahun kelima menjadi ga ada makna buat Haidar. Padahal bisa dibilang, janur kuning udah sebentar lagi melengkung, tapi malah jadi berantakan. Rasa sakit hati dan dunia serasa runtuh seketika bagi Anindya.
Sebagai anak tunggal dari seorang konglomerat, pastinya membuat Anindya bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan dengan sekedip mata. Prinsipnya adalah what i want is what i get (apa yang gw mau itu yang gw dapat).
Tapi kali ini, dia merasa semua ga berarti tanpa Haidar disisinya. Perasaan Anindya udah ga karuan, menangis sepanjang hari, merasa kehilangan, tidak berdaya, kesepian, hilang selera makan, bahkan merasa sakit didada yang tak kunjung reda.
"Anin... Menangislah sepuasnya, makin lama dipendam maka akan makin lama pula rasa ini berakhir. Kalo itu yang buat kamu lebih lega ya gapapa. Tapi setelahnya bangkit. Masih banyak yang bisa kamu kerjakan daripada mengurung diri. Diluar sana masih banyak lelaki yang lebih baik dari Haidar" ucap Mamanya Anindya sambil mengusap rambut putrinya dengan lembut
"Ya betul itu kata Mama Nin ... Baiknya kamu sibukkan diri lagi dan luangkan waktu bersama teman dan keluarga lebih banyak. Atau kalo perlu kamu travelling kemana gitu, buat healing. Jaga kesehatan ya, Papa ga akan tinggal diam buat kebahagiaan kamu. Mungkin berita yang beredar diluaran sana bisa jadi benar adanya, Papa akan ketemu sama Mas Isam dulu buat kelanjutan hubungan kamu dan Haidar. Papa yakin kok kalo Haidar pasti ditentang sama orang tuanya" kata Papanya Anindya menenangkan.
"Dia tega selingkuh Paaa...." ucap Anindya geram.
"Mungkin dia dibawah pengaruh yang ga wajar. Ga mungkin lah dari kamu terus turun selera ke Sekretarisnya. Pasti Haidar dijebak" kata Papanya Anindya.
.
"Nay ... saya ga akan tinggal diam, kalo memang benar kamu puncak dari putusnya tali pertunangan kami, maka bersiaplah akan balasannya. Wanita ga tau malu, merebut calon suami orang. Kalo lelaki itu bukan Haidar, belum tentu kan kamu goda dengan berbagai tipu daya. Bersiaplah Nay ... bersiap menghadapi masa-masa suram dalam hidup kamu. Bahkan untuk bertahan hidup pun kamu ga akan sanggup...." seringai Anindya dalam hatinya.
🌺
Semakin dekat dengan hari pernikahan, Haidar makin tampak ceria dan bersemangat menapaki hari-hari dengan segala kesibukan yang ada. Bayangan indah hidup berdua dengan Nay sudah didepan mata dan tinggal selangkah lagi, kebahagiaan hakiki akan menyelimuti hari-harinya.
Haidar pun pandai bersandiwara, menyembunyikan rasa bahagianya kalo didepan Pak Isam.
"Haidar ... besok kamu harus mulai safari bisnis, mengunjungi beberapa hotel lokal yang kelak akan kita akuisisi. Gita sudah menyiapkan semua daftar hotel serta alamatnya. Kamu bisa susun sama Gita mau kemana dulu, jadi bisa disiapkan akomodasi dan membuat temu janji sama prinsipal di Hotel-hotel itu" saran Pak Isam.
"Pi .. Haidar udah mengajukan cuti mulai besok, sebulan yang lalu pengajuan Haidar kirim ke HRD" jawab Haidar.
"Mau kemana kamu?" tanya Pak Isam heran.
"Mau jalan-jalan aja Pi .. " jawab Haidar mulai berbohong.
"Kan kalo safari bisnis juga jalan-jalan" lanjut Pak Isam.
"Beda dong Pi .. safari bisnis pasti ada kerjaan didalamnya. Kali ini Haidar mau santai jalan-jalan kemana kaki melangkah. Pi .. dari kecil semua hidup Haidar udah Papi atur. Sampe lulus kuliah pun tanpa jeda langsung masuk ke kantor ini dengan banyak tanggung jawab. Bisa kan Haidar minta me time?" kata Haidar sambil sok sibuk memeriksa file agar ga bertemu pandang dengan Pak Isam.
"Kalo kamu nyesel putusin Anindya, kenapa ga balik aja? kenapa harus kabur kaya gini?" ujar Pak Isam.
"Kabur? nyesel? Ga ada dalam kamus Haidar Pi. Ini murni karena Haidar mau rileks, mau menata kembali hidup kedepannya. Ga selamanya kan Papi terus menerus mengatur kehidupan Haidar" papar Haidar lagi.
"Mau melawan Papi ceritanya?" tembak Pak Isam.
"Ga begitu Pi .. tapi please .. Haidar udah dewasa. Tau mana yang baik dan ngga buat hidup Haidar. Papi cukup liat Haidar dari jauh dan memberikan nasehat kalo tersesat jalan. Pi .. mengelola bisnis Papi seperti sekarang dan seorang diri berat. Mba Mentari mulai lebih fokus ke usahanya sendiri, Faqi masih sekolah .. terus Papi pun mulai lebih banyak di rumah" ungkap Haidar.
"Arah pembicaraan kamu kemana sih Haidar? coba kamu jujur aja ke Papi. Apa yang kamu rencanakan?" tembak Pak Isam yang lebih berpengalaman daripada Haidar.
Haidar terdiam. Makin dia bicara, maka makin pula Pak Isam akan curiga.
🌷
Pak Isam keluar dari ruangan Haidar.
"Kenapa kamu ga lapor kalo Haidar besok cuti. Mau kemana dia?" tanya Pak Isam dengan nada marah kearah Mba Gita.
Mba Gita terdiam.
"Kamu udah sekongkol rupanya sama Haidar. Ingat ya Gita ... saya bisa sewaktu-waktu menendang kamu dari sini" tukas Pak Isam.
"Maaf Pak .. saya baru tau pagi ini. Saat saya menyerahkan dokumen yang perlu ditandatangani. Mas Haidar ga ngomong ke saya sebelumnya. Info dari pihak HRD memang beliau minta untuk disembunyikan dulu. Tapi beliau memberikan jaminan untuk tetap bisa dihubungi dan berkirim dokumen via email" jelas Mba Gita.
"Kamu kan lebih berpengalaman dari Haidar, masa kamu bisa dibodohi kaya sekarang" oceh Pak Isam sambil berjalan keluar.
🍒
Mba Mentari masih terus sibuk mempersiapkan pernikahan Haidar. Sudah sembilan puluh lima persen persiapan berjalan. Bahkan dia sudah membayar orang untuk ikut saat pernikahan dan mengaku sebagai saudaranya Haidar. Hal ini dilakukan agar tidak ada kecurigaan dari pihak mempelai pengantin wanita.
Mba Mentari juga yang mengantar Nay buat fitting baju dan test make up. Semua dilakukan di area pribadi. Perancang busana langganan Mba Mentari aja ketemuan di rumah pribadinya agar ga ada yang curiga. Kalo test make-up dilakukan di kantor Mba Mentari dengan alasan untuk pemotretan iklan travel agent nya.
🏵️
"Mas... dua hari lagi kan akadnya? Faqi langsung aja ya ke lokasi dari Bandung. Hari ini kan mau daftar ulang dulu, besok mau liat-liat kost-kost an, kalo ada yang oke bisa langsung dibayar dulu buat DP. Jadi ga repot aja kalo bolak balik ke Bandung buat proses pendaftaran, udah punya tempat tinggal" kata Faqi melalui sambungan telepon.
"Ya... tapi jangan ga datang ya. Kamu wajib menyaksikan kebahagiaan Mas dan Nay. Mba Mentari aja sampe nginep di Hotel dekat rumah Pamannya Nay" jawab Haidar.
"Ya kan tadi udah bilang ... sekarang lagi ngurus kuliah dulu" kata Faqi.
"Hati-hati .. jangan lupa aja pokoknya" ingat Haidar.
"Siap Boss... masa Faqi akan ngelewatin saat terpenting buat hidup kakak tercinta sih" janji Faqi sambil ketawa kecil.
🍒
Haidar datang ke kantor Mba Mentari. Selepas kerja dan sudah mampir ke sebuah toko perhiasan.
Haidar rupanya membeli seperangkat perhiasan untuk Nay. Sepasang giwang mutiara persis seperti punya Maminya dulu, menjadi pilihannya untuk hadiah sang calon istri.
"Haidar... kan katanya ga baik kalo jadiin mutiara buat hadiah pernikahan" ujar Mba Mentari ketika melihat perhiasan yang ditunjukkan sama Haidar.
"Emang kenapa Mba? Mami juga punya kok seperti ini, kan kesannya simple tapi mewah. Lagipula mulai tren lagi Mba, kalo berlian kan udah cincin kawin" jawab Haidar.
"Kamu tau ga kalo mutiara itu lambang air mata, masa kamu mau di hari bahagia, malah ngasih kesedihan" jelas Mba Mentari.
"Ahh.. itu mitos aja Mba. Jaman sekarang kok ya masih percaya hal kaya gitu sih" kata Haidar yang ga percaya mitos.
"Kamu tau kan proses terbentuknya mutiara kaya gimana?" tanya mba Mentari.
"Mba mau ngetes pelajaran biologi?" tanya Haidar becanda.
"Kamu tau kan kerang harus merasa kesakitan dulu karena pasir yang masuk ketubuhnya, bahkan butuh waktu lama menjadikan pasir itu berubah jadi mutiara" beber Mba Mentari.
"Terus hubungannya apa Mba sama pernikahan?" kata Haidar.
"Emang kamu mau ngasih rasa sakit buat calon istri? kesakitan yang dirasakan seorang diri dalam waktu lama ... begitu mau kamu? Mutiara itu juga ga bisa keluar sendiri dari kerang, butuh penyelam buat mengambil mutiara dan membebaskan kesakitan kerang dengan cara mengambil mutiaranya. Dan kadang kerang itu mati kalo mutiaranya sudah diambil" papar Mba Mentari.
"Udahlah Mba, mutiara ini tuh unik. Walaupun dalam cangkang yang sama, mutiara ga akan pernah punya bentuk dan warna yang sama, kalo rada mirip bisa. Itu kan artinya kalo cinta Haidar tuh ga sama seperti cinta laki-laki lainnya" jawab Haidar.
"Mba udah peringatin ya.. semoga semua rencana kita berjalan lancar" ucap Mba Mentari yang akhirnya menyerah dengan firasatnya.
🌺
Sementara di parkiran kampus...
Faqi sedang marah sama dirinya sendiri, kenapa dia bisa seceroboh ini. Dia yakin banget kalo semua berkas buat daftar ulang itu udah rapih disusun dalam satu map plastik. Kok ya surat keterangan lulus sementara (karena ijazah belum terbit) dan kartu keluarga bisa ga ada ditempatnya. Ia kembali berfikir ulang, apa kedua berkas penting itu udah dimasukkan atau belum.
Setelah membongkar tas bawaanya berulang kali, Faqi akhirnya menelpon ke rumah. Meminta bantuan ke ART untuk mengecek kamarnya, guna mencari berkas yang dia butuhkan. Setelah menunggu hampir satu jam lamanya, Faqi kembali menelpon rumah. ART nya ga menemukan berkas yang dimaksud.
Akhirnya Faqi memutuskan pulang ke rumah dulu untuk mencari berkas yang dimaksud dan kembali ke Bandung (karena besok jadwal daftar ulang hari terakhir). Sepanjang jalan ia berdo'a agar bisa ketemu berkas-berkas penting tersebut, karena jalan yang sekarang ia tempuhlah yang akan menjadi jalan pembuka ia bisa menjadi seorang arsitek.
🏵️
Mba Mentari dan Haidar terus mengecek persiapan akhir semua persiapan pernikahan. Memang Mba Mentari adalah kakak yang bisa diandalkan, saat seperti ini bak Hero yang turun dari langit. Untuk baju, makeup bahkan dekorasi semua udah tinggal angkat telepon dan udah bisa ditangani semua.
🏠
Pak Isam tertawa menang di kamarnya sambil memegang Kartu Keluarga serta surat keterangan lulus sementara milik Faqi.
"Hai anak bawang, udah Papi bilang kan kamu harus kuliah bisnis, masih aja melawan. Kamu kira Papi ga tau, kamu ga pernah hadir saat test di universitas luar negeri. Liat aja, akan Papi buat kamu mengikuti kehendak Papi seperti sebuah boneka. Papi memang berjanji sama Mami untuk membebaskan kamu, tapi kamu udah keterlaluan. Kini saatnya kamu nurut sama Papi" seringai Pak Isam bicara sendiri dengan senyum kemenangan kemudian melemparkan berkas milik Faqi ke tempat tidurnya.
"Faqi.... permainan kamu itu udah Papi lakukan saat muda dulu. Makanya Papi ga semudah itu kamu bohongi. Kamulah yang Papi harapkan bisa menjadikan bisnis Papi kedepannya makin berkembang. Dengan kepandaian kamu yang diatas rata-rata, cara bergaul dan pembawaan kamu yang luwes, pasti akan menjadi aset penting kedepannya. Haidar ga bisa seperti kamu, sudah Papi latih sejak kecil pun masih semua serba Papi. Kamu orang yang tepat dengan daya nalar yang baik dan sangat cekatan melakukan apapun. Bersama kita bisa jadi orang paling kaya di negeri ini Faqi.... hahahha. Sekarang kamu masih belum tau rasanya asam manisnya hidup. Tapi kalo udah diposisi yang Papi harapkan, kamu akan sadar kalo Papi ga salah melakukan ini sama kamu" kata Pak Isam bangga.
🌺
Faqi memacu mobilnya dengan kencang, balik ke rumah dan mencari berkas yang dibutuhkan. Karena ga ketemu dia langsung ke kantor polisi untuk membuat laporan kehilangan. Setelah itu dia kembali ke Bandung, berusaha meminta pihak kampus memberikan dispensasi kepadanya.
Faqi memberikan alasan kalo kemarin dia naik kendaraan umum menuju Bandung dan berkas hilang dalam perjalanan.
Pihak kampus menerima berkas dari Faqi dan akan dirapatkan untuk hal ini.
Karena besok pagi Haidar akan menikah, malam ini juga Faqi balik ke Jakarta. Daripada dia bablas ketiduran di Bandung.
Bandung - Jakarta yang biasa ditempuh dalam waktu sekitar dua jam, sepertinya harus mulur karena macet total, akibat ada longsor di tol Cipularang dan mengakibatkan banyak kendaraan yang tertimbun. Proses evakuasi tersendat karena di gerbang pintu tol pun terjadi kebakaran hebat akibat truk tangki bensin menabrak salah satu loket dan langsung timbul percikan api dan melalap habis beberapa loket yang ada.
Faqi terjebak ditengah tol, untungnya dekat rest area, dia tepikan mobilnya dan keluar menuju Musholla. Sudah hampir Maghrib. Rencananya dia akan istirahat dulu sampe jalan bisa dilalui. Setelah sholat Maghrib, perutnya terasa lapar, ia menuju salah satu restoran di rest area. Setelah kenyang, dia kembali ke Musholla buat sholat isya.
Rasa letih, lelah plus kenyang menjadikan tubuhnya Faqi memanggil untuk tidur. Awalnya merebahkan badannya di karpet Musholla agar pinggangnya bisa lurus, tapi ternyata bablas hingga adzan subuh bergema. Sedikit terperanjat, ia langsung bangun menuju kamar mandi buat cuci muka dan gosok gigi. Setelah sholat subuh, ia melanjutkan perjalanan pulang, jalan sudah mulai bisa dilalui tapi masih merayap.
❤️
Waktu menunjukkan pukul delapan pagi, Haidar dan Mba Mentari sudah siap berangkat ke rumah Pamannya Nay. Akad nikah akan dilangsungkan jam sembilan pagi.
Haidar dan Mba Mentari sudah sejak semalam menginap di Hotel dekat lokasi acara. Jarak hotel ke rumah calon mempelai wanita hanya sekitar sepuluh menit.
Nay pun sudah berdandan cantik. Pulasan wajahnya yang simple tapi elegan dipadu dengan tatanan rambut modern dan balutan kebaya modern, membuat banyak orang yang pangling.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Nanik Farida
baca sampai sini bawaannya deg2 an aja
2022-10-13
1
Muhammad Dimas Prasetyo
jadi deg deg an ah..
2022-06-04
3
☘️ gιмϐυℓ ☘️
Ya Allah si Bapak tega amat, SKL disembunyiin 🙈🙈🙈
2022-06-01
4