Rama datang menemui Om Shakti, benar kata Papinya, ia langsung diterima kerja disana tanpa banyak ditanya.
"Mau kerja?" tanya Om Shakti.
"Mau Om" jawab Rama.
"Serahkan jadwal kuliah kamu, jadi nanti diatur waktu kerjanya. Disini kerjanya ya ga ada job description yang jelas. Semua dikerjain. Mulai dari sapu pel, merapihkan rak dagangan mengangkut barang ke gudang, mengecek stok masuk dan keluar, melayani pembeli bahkan mengantarkan barang ke rumah jika ada yang pesan antar" jelas Om Shakti.
"Baik Om .. saya bersedia" jawab Rama.
"Boleh aja kamu di Indonesia anak Milyarder, tapi disini kamu adalah pekerja saya. Tinggalkan kemewahan yang kamu punya, harus bisa angkat-angkat kaya kuli panggul" ucap Om Shakti.
"Iya Om" jawab Rama tanpa melawan.
Sekarang bukan jenis pekerjaan yang Rama pikirkan, tapi bagaimana memenuhi kebutuhan Sachi dan perutnya selama kuliah.
Biasanya Rama akan kirim uang lewat Mba Gita, nanti Mba Gita yang akan memberikan gaji ke pengasuh Sachi dan membelikan juga kebutuhan bulanan Sachi seperti susu, popok dan baju.
Peraturan di Inggris untuk Mahasiswa yang kerja part time hanya bisa bekerja selama dua puluh jam dalam seminggu, apabila sedang liburan, baru bisa bekerja full time. Mahasiwa mendapatkan ijin kerja paruh waktu bersamaan dengan visa pelajarnya. Upahnya sekitar dua belas juta per bulan (dalam rupiah) sebagai pekerja paruh waktu (kalo diluar negeri pendapatan seperti ini ga terlalu besar, mengingat biaya sekali makan yang super irit, roti dan susu aja sudah sekitar lima puluh ribuan dalam rupiah).
Rama janji sama Sachi, nanti kalo Sachi ulang tahun pertama dia akan pulang ke Indonesia. Karena itulah dia harus melewatkan momen Ramadhan dan Idul Fitri di Inggris. Lagipula ada pekerjaan sosial di kedutaan, menyiapkan takjil dan karpet-karpet untuk sholat tarawih. Bonusnya dapat makan gratis khas makanan berbuka di Indonesia kaya lontong, gorengan dan kolak.
🌺
Kehadiran Sachi ditengah keluarga Pak Isam, malah membuat hubungan Haidar dan Sachi pun kian dekat. Haidar merasakan sebuah kebahagiaan kalo bermain sama Sachi dan Sachi pun tampak nyaman bermain dengan Haidar.
Pernah Haidar bawa ke tempat baby gym bersama pengasuh Sachi, banyak yang mengira Sachi dalah anaknya.
Bahkan rekan bisnisnya Haidar yang ga sengaja pernah bertemu Sachi, memuji kecantikan Sachi yang seiras dengan wajah Haidar. Tentunya Haidar pergi tanpa Anindya kalo ngajak Sachi jalan-jalan. Biasanya mencuri waktu saat bekerja dan udah merasa suntuk. Caranya dengan meminta supir menjemput Sachi dan baby sitternya terus janjian disuatu tempat.
Anindya selalu menunjukkan rasa ga sukanya sama Sachi, bahkan pernah anak ini menangis dekat Anindya duduk dan baby sitternya sedang mandi, malah ditinggal sama Anindya tanpa ditengok sedikitpun.
🌺
Banyak mahasiswi Indonesia yang tergabung di PPI menunjukkan rasa sukanya terhadap Rama, walaupun muka standar, tapi termasuk macho dengan postur yang ideal serta pandai bergaul. Tapi hingga kini ga ada satupun yang berhasil mencuri hatinya. Rama masih khawatir menyakiti wanita, karena kisah Mba Nay masih meninggalkan bekas trauma. Rama pun bisa dibilang mulai dalam tahap merasa nyaman bersama Mba Nay, inilah yang membuat dia setengah patah hati, ketika rasa sayang mau diubah menjadi rasa cinta, dia diharapkan dengan kepergian Mba Nay secara tiba-tiba.
Ramadhan kali ini, anak salah satu karyawan di Kedutaan baru aja tiba dari tanah air dan akan melanjutkan studi di kampus yang sama dengan Rama. Ada ketertarikan dari wanita itu terhadap Rama, tapi keduanya masih keliatan berjarak.
Tiap mencoba berkenalan dekat dengan wanita lain, selalu bayangan Mba Nay muncul. Rama sadar dirinya hanya lelaki biasa dengan kadar keimanan yang masih tipis. Seperti kakaknya, Haidar dan Nay yang mungkin ga merencanakan berbuat maksiat, tapi ketika situasi memungkinkan, kondisi mendukung serta godaan setan yang terkutuk muncul... apalah daya nantinya. Cukup dia melihat wanita terluka dan terhina seperti Nay.
.
Rama dan Dania ketemu di shuttle bus.
"Kak Rama kayanya sibuk terus ya?" sapa Dania, anak salah satu karyawan Kedutaan.
"Hei Dania.. udah mulai kuliah disini?" sahut Rama.
"Ya Kak.. udah seminggu yang lalu masuk, nyari Kak Rama ga pernah ketemu di Kampus. Bolos ya?" canda Dania.
"Hei ... biar saya kadang bangun siang, urusan kuliah ga pernah bolos ya. Lagipula saya kan kerja part time, jadi tiap pulang kuliah langsung deh ke toko dekat dome" jelas Rama.
"Sekarang mau kerja?" tanya Dania.
"Hari ini toko tutup, yang punya Pak Haji .. jadinya tiap Jum'at tutup, biar bisa sholat Jum'at katanya" beber Rama.
"Sekarang mau ke Kedutaan? Sholat Jum'at disana? "ucap Dania yang ngarep Rama menjawab iya.
"Ya... kamu mau kesana juga kan? eh tinggal disana atau sewa apartemen?" tanya Rama.
"Di Wisma belakang Kedutaan" jawab Dania.
"Mau bareng? kayanya saya mau ubah rencana .. mau jalan kaki aja, masih ada waktu dua jam lagi kan waktu sholatnya" ucap Rama serius.
"Apa? Jalan kaki? Kita kan bisa naik trem atau bis, lumayan jauh loh Kak jaraknya" kata Dania yang kaget.
"Disini saya biasa jalan kaki, toh udaranya juga ga kaya Jakarta. Ya sekitar tiga puluh menit lah, anggap aja kita kaya turis yang jalan-jalan menikmati suasana. Kadang saya cari jalur yang beda biar makin tau kota ini" jelas Rama.
"Kak Rama mahasiswa beasiswa ya?" selidik Dania.
"Kenapa... keliatan kaya orang pinter ya?" tanya Rama balik.
"Bukan kaya orang pinter, tapi ikut kategori mahasiswa yang super super irit... tipe anak beasiswa yang ada jatah bulanan uang sakunya .. hehehehe, becanda loh ya ..." sahut Dania.
"Santuy aja, udah biasa kok dibilang orang yang super irit" jawab Rama santai.
"Kalo beasiswa emang dapat biaya hidupnya kecil ya?" selidik Dania makin kepo.
"Ga tau, saya kan ga dapat beasiswa, tapi ikatan kerja. Setelah lulus saya harus mengabdi ke perusahaan yang sekarang kasih saya biaya kuliah. Kalo untuk biaya hidup saya ga dapat, makanya saya terpaksa cari uang lah buat hidup. Untungnya asrama juga ditanggung bersama biaya kuliah" jelas Rama lagi.
"Orang tuanya kerja apa Kak?" tanya Dania yang mulai mengikuti langkah Rama.
"Ayah saya wiraswasta, ibu udah ga ada. Kakak lelaki bantu-bantu orang tua" cerita Rama dengan entengnya.
Rama memang tidak pernah membuka identitasnya sebagai seorang anak milyuner di Indonesia. Bahkan bisa dibilang dia adalah putra mahkota yang akan menjalankan roda perusahaan besar milik Papinya. Bajunya pun standar aja, kalo pun ada yang bermerek itu bekas lungsuran dari Haidar. Bahkan kalo dia butuh jaket atau sepatu, biasanya cari di pasar loak dekat kampusnya.
"Ga nyangka dong Kak Rama bisa kuliah diluar negeri, apalagi tanpa beasiswa. Pasti jadi kebanggaan keluarga" ujar Dania.
"Ya begitulah, padahal saya udah diterima di kampus negeri .. tapi ya takdir membawa saya kesini" jawab Rama.
"Tapi kan kesempatan kerja lulusan luar lebih dihargai ketimbang lulusan Indonesia" kata Dania.
"Sinis amat sama kualitas pendidikan di Indonesia, jangan salah loh .. banyak kok lulusan Indonesia yang bekerja diluar negeri. Sebagai warga negara Indonesia, harus bangga loh sama negara kita sendiri. Kalo kita merasa sistem pendidikan di Indonesia masih kurang, bukankah ilmu yang kita dapatkan disini bisa menambal kekurangan tersebut? hitung-hitung kita berbakti ke ibu pertiwi" sahut Rama nasionalis.
"Mantap deh... nasionalismenya ga diragukan" kata Dania sambil angkat dua jempol miliknya.
"Kalo kamu sendiri, punya cita-cita apa? kenapa memilih kuliah disini?" gantian Rama yang tanya.
"Jadi birokrat kaya Papa" jawab Dania simple.
"Ga salah jurusan kamu ambil bisnis? Kenapa ga hubungan internasional atau hukum internasional sekalian, lebih kepake buat seorang diplomat" ujar Rama.
"Come on Kak Rama, apa sih yang ga mungkin di negara kita, asal ada orang dalam, kita bisa masuk ke perusahaan itu" jawab Dania enteng.
"Kalo saya yang punya perusahaan, karyawan kaya kamu udah langsung saya tolak sebelum wawancara" canda Rama.
"Untungnya Kak Rama ga punya perusahaan, jadi ga ada kemungkinan saya ga diterima dong" kata Dania.
"Hehe... ya juga sih, saya emang ga punya perusahaan, tapi ga tau nanti siapa tau saya dapat warisan sebuah perusahaan besar" tambah Rama.
"Semoga do'anya terkabul ya, kan kalo Kak Rama sukses, bisa mengubah nasib keluarga" kata Dania.
"Amiin ..." jawab Rama.
"Eh tapi ya .. orang tua Dania punya perusahaan kok di Indonesia, Kak Rama bisa melamar kesana kalo udah habis kuliah, pasti diterima, Kak Rama kan kenal dekat sama Papa" lanjut Dania.
"Ceritanya mau ikutan pake orang dalam nih?" canda Rama.
"Ya kan ini sebuah penawaran.. berminat boleh, ga mau ya gapapa" jawab Dania.
"Oh ya, saya mau minta tolong boleh ga? Bulan depan kan ada acara tujuh belasan, tolong gantiin saya ya, soalnya mau balik ke Indonesia sekitar sepuluh hari. Saya ada janji sama seorang wanita yang amat saya cintai. Dia mau ulang tahun" ucap Rama bahagia.
"Kak Rama udah punya pacar?" Dania penasaran.
"Kepo deh... yang jelas dia wanita teristimewa. Sachi namanya.." kata Rama dengan bangga.
"Cantik pasti orangnya ya" terka Dania.
"Dia wanita tercantik yang pernah saya liat. Saya sudah berjanji buat hidup bersamanya hingga kelak nanti" ujar Rama.
"So sweeeet, hari gini masih ada laki-laki yang setia sama pasangannya biarpun Long Distance Relationship" puji Dania.
"Hehehehe" cengir Rama.
Akhirnya ga kerasa mereka sudah sampai di pintu pagar Kedutaan. Papanya Dania melihat anaknya bersama Rama dan hanya tersenyum aja.
Rama pun langsung sibuk membantu menyiapkan sajadah untuk sholat Jum'at. Banyak Anggota PPI yang datang karena selepas ini akan ada rapat buat persiapan acara HUT RI di Kedutaan.
.
Dua hari lagi, Rama akan balik ke Indonesia, Haidar menghubunginya buat minta ijin membuat perayaan ulang tahun Sachi di panti asuhan, karena bersamaan tanggalnya sama wedding anniversary nya sama Anindya.
Hingga setahun menikah dengan Anindya, pasangan ini belum juga dikaruniai momongan. Sudah konsultasi ke beberapa dokter yang direkomendasikan keluarga tapi belum rejeki. Berkali-kali honeymoon baik didalam maupun luar negeri sudah dijelajahi, tapi belum berhasil juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Sunny
kalo baca cerita Rama kuliah di LN malah keinget anak kesayangan Alung 😍😍😍
2022-07-09
2
Wahida Kaffasya
karma mulai terlihat ya anin
buat pak pak hisaym semoga dihari tua kamu bisa hidup dgn tenang & damai tentunya
2022-06-30
1
MZJ
Seperinya ini jawaban saat pak isam menghina nay “gak semua hal bisa dengan uang”
Takdir, maut, jodoh bahkan keturunan hanya Allah yg menentukan
2022-06-14
1