Seakan terhanyut dalam perasan yang membuncah. Lambat laun Kent mendekatkan wajahnya ke wajah Camelia. Degup jantung Camelia semakin tidak karuan. Dia memejamkan kedua matanya perlahan. Kent merasa semakin tertantang karena Camelia sudah memberikan lampu hijau.
Brakkkkkk...
Tepat sebelum bibir mereka beradu, pintu ruangan Kent di buka dari luar. Camelia maupun Kent di buat salah tingkah. Kent yang kala itu merasa sangat malu berbalik ke arah lain sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Maaf Tuan, Nyonya," ucap laki-laki yanhg seumuran dengan Kent sambil membungkuk.
Dia adalah Devano, sekertaris pribadinya Kent. Di banding sekertaris pribadi, Devano lebih terlihat seperti seorang partner untuk Kent. Mereka memang sudah saling mengenal sejak mereka masuk bangku sekolah menengah kejuruan. Jadi sudah tidak heran kalau sopan santun Devano minus ketika berhadapan dengan Kent.
Selain sebagai sekertaris, Devano adalah teman satu-satunya Kent. Bos Devano itu memang sangat pemilih ketika bergaul, dia juga tidak suka kumpul-kumpul atau sekedar bermain dengan teman-temannya. Kent sudah gila kerja sejak dia masih kuliah di universitas.
"Apa yang kau perlukan Devan?" tanya Kent akhirnya. Dia sudah lebih relaks dan mencoba bersikap seperti tidak terjadi apa-apa padanya dan Camelia.
"Eum, anu, tiga puluh menit lagi kita akan ada rapat bersama klien dari kota A." Devano melirik Camelia yang sedang duduk santai di sofa kecil yang ada di dekat dinding kaca yang ada di ruangan itu.
"Kalian sangat lucu," gumam Devano dalam hati.
"Baiklah, aku mengerti. Kau bisa keluar sekarang," titah Kent.
Devano mengangguk kemudian keluar dari ruangan itu meski dengan wajah yang sudah bersemu merah. Dia sangat tidak tahan ingin tertawa ketika melihat wajah Kent dan Camelia gugup karena dia hampir memergoki mereka berciuman.
"Syukurlah kau masih normal Kent. Aku bisa bernafas lega karena ternyata kau masih menyukai seorang wanita. Tadinya aku sangat khawatir kau akan menyukaiku."
Sementara di dalam ruangan Kent. Camelia mencoba untuk tidak tertawa, entah kenapa kejadian barusan terlihat sangat lucu baginya .
"Ekhemmmm," Camelia berdehem. Dia melirik Kent kemudian mendekati laki-laki itu.
"Kak!" panggil Camelia.
"Eum!"
Camelia tidak kuasa menahan senyum saat Kent menghindari tatapan matanya.
"Kakak tadi mau mencium ku kan?" tanya Camelia polos.
Kent semakin di buat malu, rasanya dia ingin menenggelamkan dirinya di sungai nil saat itu juga. Kenapa Camelia bersikap biasa saja padahal Kent sudah malu setengah mati.
Camelia tersenyum. "Aku tahu Kakak malu, tapi aku sangat senang. Sekarang Kakak sudah bisa menyentuhku tanpa merasa jijik. Satu kemajuan ke arah yang lebih baik, semoga semakin hari, phobia Kakak terhadap hal-hal yang menurut Kakak kotor bisa segera sembuh."
Kent melihat Camelia dengan seksama. Baru kali ini dia melihat seseorang memperhatikan ketakutan yang selalu dia alami saat menyentuh orang lain, dan melihat Camelia yang begitu santai menghadapi phobia nya Kent, membuat Kent merasa agak senang.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kent mengalihkan pembicaraan. Dia kembali duduk di kursi kebesarannya.
"Eishhh... Kau sudah berjanji akan membantu ku memahami bisnis management Kak. Masa kau sudah lupa. Kau tidak setua itu untuk menjadi pikun."
Kent mendelik. Kenapa mulut istri kecilnya ini sangat tajam. Mulutnya seperti mulut naga yang bisa menyemburkan api kapan saja. Tidak tahu siapa yang dia ajak bicara, kata-kata nya sangat menusuk ke jantung.
"Ikutlah meeting bersamaku. Kau mulai dengan menjadi sekertaris ku dulu. Karena tubuhmu itu sangat lemah, aku tidak akan memberikan banyak pekerjaan padamu. Hanya sepertiga dari pekerjaan Devano yang akan aku berikan."
Camelia bersorak dalam hati. Dia berjalan mendekati Kent di mejanya.
"Apa aku juga akan mendapatkan gaji?" tanya Camelia dengan wajah berbinarnya.
Kent menautkan alis matanya. "Kenapa harus di gaji? bukankah black card ku juga ada padamu? apa itu belum cukup?"
Camelia menggeleng. "No, tidak begitu, itu adalah nafkah yang Kakak berikan untuk ku. Dan gaji ku adalah hasil kerja kerasku ketika bekerja bersama Kakak. Itu dua hal yang berbeda Kak.
Glekkk....
Kent menelan salivanya susah payah. Camelia lagi-lagi mengusik sesuatu yang sedang tidur. Posisi Camelia yang sedang menopang dagu dengan kedua tangannya dan menempelkan sikunya ke meja , membuat buah dadanya terlihat menyumbul keluar dengan sangat apik.
"Baik, aku akan memberimu gaji!" ucap Kent sambil memalingkan wajahnya.
Gadis cantik itu memekik ke girangan. Dia berjalan mengitari meja lalu memeluk leher Kent membuat orang yang di peluk semakin panas dingin.
"Apa dia sengaja ingin menggodaku?" batin Kent menjerit.
Di tempat lain, lebih tepatnya di rumah orang tuanya Viola.
"Ma, aku jengkel deh sama Garbera gadis idiot anak adik nya Papa. Semakin hari dia semakin berani sama Viola. Bahkan dia berani menjawab Viola."
Firtillia tersenyum sinis mendengar curhatan Viola padanya. "Kamu itu jangan mau kalah sama dia. Garbera itu hanya gadis bodoh yang gak bisa ngelakuin apa-apa. Dia juga sakit-sakitan."
Viola membulatkan matanya. "Apa maksud Mama mengatakan kalau Garbera sakit-sakitan? bukannya selama ini dia baik-baik saja?" tanya Viola mulai di buat penasaran dengan kehidupan adik sepupunya itu.
"Garbera itu punya penyakit gula darah rendah, selain itu dia juga sangat bodoh. Dia bisa kuliah di sekolah ternama karena paman dan bibi mu menyogok para petinggi yang ada di kampusnya. Otaknya Garbera itu kosong. Masa kamu kalah sama dia. Dan satu lagi saran dari mama. Kamu harus bisa mendekati kedua orang tuanya Kent. Rebut hati mereka supaya kamu bisa membuat Kent luluh."
Viola mengangguk mengerti. Kini jalan nya semakin terlihat mudah karena dia sudah tahu kelemahan Garbera. Dia yakin semua rencananya akan berjalan dengan sangat baik.
"Viola mengerti Ma, mulai sekarang Viola akan menjadi istri yang sangat di banggakan oleh Kent juga orang tuanya. Viola tidak akan kalah." wanita itu tersenyum menyeringai. Semua khayalan nya menjadi semakin nyata. Bayangan Kent yang akan mulai menyukainya dan akan mulai memperhatikannya berputar dengan indah di atas kepalanya.
Viola masih tidak tahu kalau dalam diri Garbera tertanam sosok Camelia yang sangat cerdas dan banyak akal. Dia tentu tidak akan membuat dirinya tertindas begitu saja. Camelia selalu memiliki cara untuk membuat semua rencana Viola gagal.
Drtzzzzz... Drtzzzzz...
Viola melihat layar ponselnya yang bergetar.Dia melihat nama yang tertera pada layar ponselnya itu.
"Apa yang kau inginkan Kak?" tanya Viola. Dia menunggu Taksa menyelesaikan kalimatnya.
"Baiklah, aku mengerti. Aku akan melakukan apa yang kau sarankan. Tapi apa Kakak yakin cara ini akan berhasil?" tanya Viola ragu.
"Percayalah padaku. Aku yakin rencana kali ini akan berhasil, kau tenang saja!" ucap Taksa di sebrang telepon.
...To Be Continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Anita_Kim
Semangat Kuy. Streng.
2022-05-25
0
vieta_pramono
viola kau yang berencana aku yg akan mengagalkan nya
🤣🤣🤣🤣🤣😜😜😜😜😜
2022-04-28
6