Satu minggu yang lalu.
Camelia terbangun dari mimpi indahnya. Dia masih memeluk buku novel yang sudah beberapa minggu ini selalu menemani hari-harinya yang membosankan. Camelia sangat menyukai tokoh pria dalam novel tersebut. Kenneth Lamont Mallory adalah seorang pria kaya raya berusia 28 tahun. Dia merupakan seorang CEO di sebuah firma arsitektur terbesar di negaranya. Perusahaan itu memiliki jaringan operasional yang luas, mulai dari layanan arsitektur, desain, teknik, arkeologi, urban dan management risko. Perusahaan itu memiliki lima ribu karyawan yang tersebar di 25 kantor cabang yang ada di dunia.
Tokoh Kent sangat gagah, dia memiliki tubuh proporsional dan juga wajah yang sangat tampan. Pria itu memiliki hati yang dingin dan juga seorang penggila kebersihan. Dia tidak suka di sentuh sembarangan orang dan juga tidak suka berbagi alat makan dengan orang lain meskipun itu keluarganya sendiri.
"Aku sangat menyukaimu Kent, meskipun kita berasal dari dunia yang berbeda, aku sangat bahagia hanya dengan membayangkan mu berada di sampingku dan menjadi ayah untuk anak-anaku kelak."
Camelia mengguling-gulingkan tubuhnya di atas ranjang. Gadis itu terlihat seperti orang bodoh yang sedang terkena virus cinta. Camelia tertawa sambil terus memeluk dan menciumi buku novelnya.
Brukkk .
Brukkk...
"Camelia Divara Elvina!" teriak Fuchia sambil memukul bokong Camelia beberapa kali. "Kau terus saja bertingkah konyol seperti orang gila. Bangunlah! ini sudah hampir siang kau mau terlambat ke sekolah hah?" ucap Fuchia sambil berdecak pinggang.
"Akh Ibu, kenapa ibu seperti ini? aku akan mandi sekarang, tidak perlu berteriak dan memukul bokongku. Itu adalah aset yang sangat berharga Bu, bagaimana kalau bokongku kempes. Nanti Kent tidak akan mau menikahi wanita dengan bokong yang tepos."
"Kent, Kent matamu pecak. Siapa dia? laki-laki mana yang tidak mau menikahi seorang wanita dengan alasan tidak jelas seperti itu. Lagipula ibu hanya memukul bokong mu dengan tangan kosong, tidak mungkin bisa kempes . Cepat bangun! kalau tidak ibu akan memukul aset mu menggunakan senjata andalan ibu." Fuchia sudah bersiap mengangkat sapu untuk memukul kembali anaknya. Namun, dengan gerakan cepat Camelia berlari keluar kamarnya sambil memegangi aset yang menurutnya sangat berharga itu.
"Ibu kau sangat galak!" teriak Camelia. Namun Fuchia hanya tersenyum, dia sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan putri semata wayangnya. Dia sangat tahu kalau putrinya itu menyayanginya meskipun mulutnya selalu mengumpat.
Fuchia merapikan kasur Camelia dengan telaten. Tangannya terulur mengambil sebuah buku yang teronggok di atas selimut. Fuchia memperhatikan buku itu sesaat, Extraordinary Love itulah yang tertera di sampul buku tersebut. Fuchia lantas membuka laci dan menyimpannya di dalam sana. Dia tidak mengerti, kenapa anak gadisnya sangat menyukai novel yang jelas-jelas ceritanya tidak nyata.
Tiga puluh menit kemudian, Camelia sudah rapih menggunakan seragam dan juga membawa tas gendongnya.
"Ibu, Ayah, Camelia berangkat ya!" ucap Camelia sambil mengikat tali sepatunya.
"Sarapan dulu Nak, nanti kamu lapar di sekolah," ucap Fuchia sambil membantu Camelia untuk minum susu hangat. Sedangkan Ardias menyuapkan sandwich ke dalam mulut putri kesayangan mereka itu.
"Ibu, Ayah, aku sudah hampir terlambat. Aku akan berangkat sekarang," ucap Camelia dengan mulut yang penuh.
"Hati-hati sayang," ingat Ardias. Dia meletakan piring yang sedang dia pegang lalu mengambil kotak bekal dan memasukannya ke dalam tas Camelia. "Kau hampir melupakan makan siang mu."
Camelia tersenyum, dia mengecup pipi ayahnya sekilas lalu berucap, "Terimakasih Ayah, aku sangat menyayangimu."
"Hanya ayah yang di cium. Ibu tidak?" ucap Fuchia sambil mengerucutkan bibirnya.
Cup. Camelia mengecup pipi Fuchia . "Aku juga sangat menyayangimu Ibu, kalian yang terbaik," ucap Camelia sambil mengacungkan kedua jempol tangannya.
Ardias maupun Fuchia tersenyum. Mereka melambaikan tangannya saat melihat Camelia pergi menggunakan sepedanya.
Camelia memang anak yang ceria, meskipun dia selalu di olok-olok karena perawakannya yang gempal dan juga keluarganya yang miskin, itu tidak menyurutkan semangatnya untuk belajar. Dia lebih memilih bersikap cuek dan masa bodoh. Apalagi sekarang dia sudah berada di kelas 12, tidak ada waktu baginya untuk mengurusi dan memikirkan hal-hal yang tidak penting. Lebih baik fokus belajar untuk menghadapi ujian supaya dia bisa lulus dengan nilai terbaik.
15 menit kemudian, Camelia sudah sampai di gerbang sekolah, dia masuk dan memarkirkan sepeda nya tak jauh dari bangunan sekolahnya.
"Lihatlah, tumben si gembrot gak telat, mulai insyaf ya dia," ucap salah seorang siswa yang berjalan melewati Camelia.
Camelia hanya tersenyum, dia sudah biasa mendapat hinaan seperti itu. Teman-temannya memang sangat suka menghina bagian tubuh Camelia. Padahal mereka juga belum tentu lebih baik darinya.
"Biarkan saja anjing gila mengong gong, toh itu sama sekali tidak berarti apapun untukku." Camelia mengangkat bahunya acuh lalu berjalan memasuki area gedung sekolah.
Ruangan kelas yang sebelumnya ramai kini berubah menjadi hening saat Camelia masuk . Mereka yang sejak tadi mengobrol sambil tertawa terbahak-bahak kini bungkam. Ada beberapa dari mereka yang mulai berbisik sambil melayangkan tatapan mengejek kepada Camelia.
"Kalian bosan hidup hah?" ucap Camelia pada teman sekelasnya. Orang yang di tatap Camelia langsung tertunduk . Dia tentu saja takut Camelia akan memukulnya. Camelia itu terkenal jago bela diri. Jadi siapa yang akan berani menantangnya.
"Hei gendut! jangan sok jagoan, kalau berani lawan kita," ucap segerombolan teman laki-laki Camelia.
Camelia tersenyum sinis, sudut bibirnya tertarik ke atas saat salah satu dari mereka mulai maju dan hendak melayangkan tinjuan nya. Camelia tentu bukan gadis lemah yang akan merasa takut saat menerima tantangan seperti itu. Kalau hanya melawan segerombolan kecoa, itu bukan hal yang sulit untuk dia lakukan.
"Dasar bodoh," sela Camelia.
Settt ....
Brughhh...
Camelia menarik tangan orang yang hendak memukulnya dan membanting orang itu ke lantai. Seorang siswa laki-laki meringis saat punggungnya beradu dengan lantai. Dia merasa seluruh tubuhnya remuk hanya karena mendapat satu serangan dari Camelia.
"Maju!" titah Camelia kepada yang lain.
Bghhhh...
Brukhhhhh...
Camelia ambruk di atas lantai saat seseorang memukul kepalanya dengan sebuah buku tebal. Seberapa keras pukulannya sampai Camelia tidak sadarkan diri? entahlah, hanya mereka yang tahu.
"Gawat, dia pingsan," ucap seorang laki-laki setelah menendang tubuh Camelia beberapa kali.
"Cepat bawa ke UKS," imbuh yang lain. Semua orang yang ada di dalam kelas menjadi panik. Bahkan teman-teman Claudia yang tadi menyorakinya kini berkerumun melihat keadaan Camelia yang sudah tidak sadarkan diri itu.
"Apa yang kalian lakukan? cepat bawa dia ke UKS!" titah seorang siswa laki-laki yang sejatinya adalah ketua kelas di kelas Camelia.
"Dia sangat berat!" imbuh yang lain saat mencoba untuk membantu mengangkat Camelia.
Butuh delapan orang untuk mengangkat tubuh Camelia ke UKS.
"Camelia!"
"Camelia!" panggil seorang dokter yang bertugas di UKS sambil terus menepuk pipi Camelia.
...To Be Continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
likeeeeeeee
2022-08-18
1
نور✨
keren Camelia 👍.... selalu suka sama perempuan nya yg suka bela diri, kuat👍👍👍.... lanjut kka🥰
2022-06-01
1
TiiehAtieh
baru sampe sini bacanya kak, menarik 💪💪
2022-05-24
1