Kent mengerejapkan matanya beberapa kali, dia langsung bangun dan duduk di sofa itu. Namun, matanya langsung tertuju pada sebuah selimut yang merosot dari tubuh bagian atasnya dan berhenti di atas pangkuan Kent.
"Bella," batinnya berbicara. Dia memegang selimut itu lalu menoleh ke arah ranjang. Gadis kecil yang semalam tidur di atas ranjangnya sudah tidak ada. Padahal ini baru jam 8 pagi bukan?. Karena tidak mau pusing, Kent tidak terlalu banyak berpikir. Dia berjalan ke arah kamar mandi lalu melakukan ritual paginya. Setelah selesai mandi dan berpakaian rapih, Kent segera turun ke lantai bawah untuk sarapan.
"Bi!" panggil Kent pada pelayan yang ada di rumahnya. Pelayan di rumah Kent memang banyak, tapi mereka hanya akan datang di pagi hari dan pulang ke rumah mereka masing-masing sebelum Kent pulang dari kantor.
"Iya Tuan," jawab Bibi Indri sambil membungkuk ke arah Kent.
"Tolong bereskan kamar saya dan kamar yang ada di samping kamar saya, dan ya. Jangan lupa untuk mengganti seprei dan yang lainnya. Semalam ada anak cicak tidur di atas ranjang. Jangan sampai ada yang terlewat ya Bi."
"Baik Tuan."
Kent melirik makanan yang ada di meja makan, dia memperhatikan hidangan yang seolah sudah tersaji hanya untuk dirinya saja. Tumben Bibi Indri irit begini, biasanya juga pelayanan nya itu akan memaksakan Kent banyak menu makanan meskipun Kent hanya mencicipi nya sedikit.
Indri belum pergi dari sana, dia masih memperhatikan Kent yang makan dengan sangat lahap.
"Hari ini tema sarapannya makanan pagi yang sehat ya Bi?" tanya Kent sambil menyendokan oatmeal yang di beri taburan kacang juga buah-buahan segar di atasnya, tidak lupa juga dengan kopi hitam yang aromanya sudah menggugah selera Kent sejak dia duduk di meja makan itu.
"Ini sarapan yang di siapkan Nyonya kecil Tuan," ucap Bibi Indri membuat Kent seketika sulit untuk menelan.
"Uhukkkk.... Uhukkkk..". Kent sangat terkejut saat dia mendengar jawaban dari Indri. Dia ingin menghentikan sarapan paginya, tapi dia merasa oatmeal ini sangat enak, belum lagi kopi yang ada di sampingnya. Meskipun ini bukan makanan mewah dan siapa saja bisa membuatnya, entah kenapa Kent merasa ada yang berbeda dengan ini semua.
"Ini note yang di tinggalkan Nyonya kecil Tuan," ucap Indri. Tangannya terulurur untuk menyimpan note itu di atas meja supaya Kent bisa membacanya tanpa harus menyentuh note itu.
"Aku menggunakan sarung tangan steril ketika membuat sarapannya. Jadi jangan khawatir tentang kebersihan. Aku tidak menyentuh makanan mu dengan tangan ku langsung."
"Dari istrimu yang paling cantik dan baik hati. Garbera." Kent menarik ujung bibirnya saat dia melihat bentuk bibir yang dia yakini itu adalah stempel yang di buat Garbera menggunakan bibirnya.
"Tuan tidak apa-apa?" tanya Indri. Pasalnya, selama ini Kent tidak pernah mau makan kalau tempat makannya sudah di sentuh orang lain. Bahkan kalau makan di restoran pun, Kent sudah memiliki restoran langganan khusus yang sudah tau bagaimana cara untuk melayani tuannya ini.
"Tidak apa-apa Bi, saya akan ke kantor sekarang," ucap Kent. Dia beranjak dari duduknya lalu bergegas untuk pergi.
"Kent!" panggil seseorang dari arah tangga. Kent menoleh, dia melihat Viola menuruni anak tangga dengan keadaan masih mengenakan piyama tidurnya. Kent berjalan ke kembali ke arah meja makan lalu mengambil kertas note dari Camelia dan memasukannya ke dalam saku jas yang dia kenakan.
"Kau sudah akan pergi?" tanya Viola, dia semakin mempercepat langkahnya lalu memegang lengan Kent dan bergelayut manja di sana.
"Bi!" panggil Kent tiba-tiba. Indri yang memang sudah tau kalau Kent tidak suka di sentuh sembarangan orang langsung menarik lengan Viola dan membawanya sedikit menjauh dari Kent.
"Jangan ganggu aku Viola," ucap Kent Dingin. Dia mengambil sapu tangan dan mengelap jasnya yang sudah di tempel i Viola.
Viola menggeram saat lagi-lagi Kent memperlakukan nya seperti orang yang menularkan Virus. Dia juga melihat Kent membuang sapu tangannya ke lantai. Apa Viola se menjijikan itu sampai Kent tidak mau dia sentuh.
"Lepaskan tangan mu Bi!" ucap Viola pada Indri. Dia menghempaskan tangan Indri lalu berjalan ke arah meja makan dan duduk di sana sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Gak ada sarapan Bi? kenapa meja makannya kosong melompong seperti ini?"
"Maaf Nyonya pertama. Nyonya kecil mengatakan kepada saya kalau Anda tidak biasa memakan makanan yang di masak orang lain. Nyonya kecil bilang kalau Anda lebih suka dan lebih senang kalau masak sendiri."
Brakkkkkk... Indri terperanjat saat Viola berdiri dan menggebrak meja makan sambil berteriak. "Garbera!" teriak Viola marah karena merasa sepupunya itu sudah mempermainkannya.
"Aduhhhh, telingaku berdengung," ucap Camelia sambil mengusap telinganya beberapa kali. Dia seakan bisa merasakan kalau Viola sedang kesal dan meneriakkan namanya dengan sangat keras.
Camelia kembali melanjutkan aktivitas nya yang sedang memilih berbagai macam pakaian juga keperluan yang memang dia butuhkan. Bahkan beberapa pelayan pria dan wanita sedang mengikutinya sambil membawa belasan paper bag yang berisi barang-barang yang telah di beli Camelia.
"Aku mau yang itu," ucap Camelia menunjuk sebuah tas mewah yang sangat cantik.
"Ambilkan aku yang itu juga!"
"Yang itu!"
"Nah, yang itu juga!"
Tangannya masih terus menunjuk barang-barang yang dia sukai. Dia bahkan tidak memperdulikan berapa mahal dan berapa banyak uang yang harus dia keluarkan untuk membeli semua barang yang dia mau.
Sementara di tempat lain, sekretaris Kent di buat kalang kabut lantaran pemberitahuan pembayaran dari kartu kredit Kent terus berdatangan ke ponsel tuannya itu. Kent juga sudah memeriksa black card miliknya dan kartu itu memang tidak bersamanya. Sebenarnya kemana kartu itu , setahu Kent dia tidak pernah mengeluarkannya dari dalam dompet. Lantas siapa yang sedang belanja menggunakan black card miliknya.
"Tuan!" panggil sekertaris Kent. Kent yang sedang bersandar di sandaran kursi kebesarannya sambil memijat tulang hidungnya hanya berhem ria. Bahkan sampai saat ini ponselnya masih terus berbunyi tang ting yang menandakan pemberitahuan dari pembayaran kartu kreditnya masih terus berlangsung.
"Anu Tuan, saya sudah menanyakan kepada pihak toko yang baru saja menggesek kartu Anda. Pelayan toko itu mengatakan kalau yang menggunakan kartu Anda itu adalah seorang gadis usia 20han Tuan."
Kent langsung membuka matanya lebar-lebar saat sekertaris nya mengatakan gadis kecil berusia dua puluh han.
"Garberaaaaa!.... Teriak Kent.
Flashback
Camelia membuka matanya perlahan, dia melirik ke samping tempat tidurnya. Jam di atas nakas baru menunjukan pukul enam pagi. Dia duduk di atas ranjang lalu celingukan mencari sosok suaminya. Camelia tersenyum saat melihat Kent tidur di sofa tanpa menggunakan selimut.
"Kau pasti sangat kedinginan Kak," ujar Camelia. Dia menyelimuti tubuh Kent sampai ke dada.
Cup... Sebuah kecupan dia berikan di kening laki-laki tampan yang sudah sah menjadi suaminya itu.
Camelia hendak pergi dari kamar Kent. Tapi saat dia mengingat kalau dia tidak memiliki pakaian, dia kembali masuk ke dalam kamar Kent dan membuka laci yang ada samping ranjang Kent.
"Ketemu," ucapnya sambil mengacungkan black card milik Kent ke udara. Entah apa yang dia pikirkan. Tapi Camelia memang tahu semua sandi yang di gunakan Kent untuk mengamankan barang-barang berharganya.
"Terimakasih Kak," bisik Camelia di telinga Kent sebelum dia pergi ke keluar dari kamar suaminya.
...To Be Continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
El_Tien
kalo kartu hitam bukan berarti hitam benar
2022-06-06
1
نور✨
dasar Garbera nakal😂.... gemesss pengen ku cubit🤏🤏
2022-06-01
2
نور✨
sekali pakai sapu tangan langsung dibuang... Kent punya berapa banyak sapu tangan kak, sekali pakai langsung dibuang 😂😂😂😂
2022-06-01
2