Hari ini Camelia bangun pagi-pagi sekali. Dia menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya Kent. Dia harus berterima kasih atas apa yang telah Kent lakukan padanya kemarin malam. Kalau Kent tidak ada, mungkin saja kemarin dia tidak akan selamat.
"Aku bingung dengan apa yang terjadi kemarin, bukankah ini tidak ada dalam novel yang pernah aku baca? apa karena aku mengubah ceritanya, jadi banyak cerita yang berubah dan malah mengikuti alur cerita yang aku buat? kalau begitu, aku tidak boleh memancing Viola dan Taksa secara terang-terangan, bisa jadi, nanti malah aku yang kena imbas."
Camelia masih terus bergumam di dalam hati sambil menyiapkan sarapan di atas meja. Dia melirik semua makanan yang telah dia buat, sepertinya ada yang kurang. Camelia kembali ke dapur untuk mengambil sesuatu. Tapi saat dia hendak kembali ke meja makan, dia melihat sesuatu yang aneh.
"Kak!" panggil Camelia ketika dia melihat domba betina itu sedang melihat-lihat makanan yang ada di atas meja.
"Kenapa?" tanya Viola dingin.
"Gak papa. Kakak lagi apa di sini? gak masak buat sarapan?" tanya Camelia . Dia menaruh sendok dan garpu yang bersih di samping piring yang telah dia siapkan untuk Kent.
"Aku akan pergi memasak sekarang," ucap Viola. Seringai licik muncul di wajah nya.
Lima menit kemudian, Kent turun dari lantai atas. Dia langsung duduk di kursi yang telah di siapkan oleh Camelia.
"Tunggu sebentar ya Kak!" ucap Camelia. Dia menunduk lalu membisikkan sesuatu di telinga Kent.
Kent mengerutkan keningnya. "Apa kau yakin dengan apa yang kau ucapkan Bella?" tanya Kent.
Camelia mengangguk. Dia kembali membisikan sesuatu di telinga Kent, dan kini giliran Kent lah yang mengangguk.
Tiga puluh menit kemudian, Viola datang ke meja makan . Dia bingung ketika melihat di meja makan sudah tidak ada siapa-siapa dan semua makanan yang di siapkan Camelia sudah habis.
"Binggo, kalian pasti moncor-moncor setelah memakan sarapan itu. Emang enak aku kerjain, tapi tenang aja. Obat pencahar itu tidak akan membuat kalian mati," ucap Viola. Dia duduk dan mulai memakan sarapan paginya.
"Kau dengar itu Kak?" tanya Camelia. Dia melepas earphone yang dia pakai.
Tiga puluh menit yang lalu.
"Kak Viola merencanakan sesuatu yang tidak baik. Aku tadi melihatnya memasukan sesuatu pada makanan ini," bisik Camelia di telinga Kent.
Kent mengerutkan keningnya. "Apa kau yakin dengan apa yang kau ucapkan Bella?" tanya Kent.
Camelia mengangguk. "Aku yakin, kalau Kakak tidak percaya, Kakak ikuti rencanaku. Kalau semuanya tidak terbukti, aku tidak akan mengganggu Kakak lagi."
"Kita pasang kamera tersembunyi di meja makan ini, aku yakin dia akan kembali, dan ya, aku ingin kamera terbaik yang bisa merekam suara juga," ucap Camelia.
"Aku akan mengambilnya," jawab Kent. Dia berjalan ke arah pintu kamar yang selema ini tidak pernah Kent buka.
Camelia mengikuti Kent dari belakang. Dia langsung menerobos masuk setelah Kent membuka pintu kamar itu.
"Wah.. Kau mempunyai semua alat-alat canggih ini Kak." Camelia di buat terperangah saat melihat benda-benda canggih di dalam ruangan itu.
Kent menggelengkan kepalanya. Dia tidak habis pikir, kenapa istrinya ini bertingkah seperti anak baru gede. Hal seperti ini sudah biasa di kota nya bukan, bahkan Kent yakin kalau orang tua Bella juga memiliki ini semua, ya meskipun tidak semua yang Kent miliki bisa di miliki orang lain.
Kent menarik sebuah laci dan mengambil alat yang dia butuhkan.
Camelia merebut apa yang ada di tangan Kent. "Kita harus cepat bergerak Kak!" ucap Camelia. Dia berjalan mendahului Kent. Lagi-lagi Kent hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil mengekori Camelia dari belakang.
"Kau bisa menggunakan nya?" tanya Kent.
Camelia yang sedang mengotak-atik benda di tangannya memberikan sebuah senyuman kepada Kent. "Aku tidak bisa Kak," jawabnya sambil terkekeh.
Kent merebut benda tadi dari tangan Camelia lalu menekan sesuatu yang ada di benda itu dan menyembunyikannya di balik bunga sintesis yang ada di atas meja.
"Udah Kak?" tanya Camelia.
"Hmmm."
Camelia mengambil semua makanan yang ada di atas piring lalu membuangnya ke tempat sampah. Setelah segala persiapannya selesai, dia menarik lengan Kent dan membawanya untuk segera keluar dari dalam rumah.
"Kita harus cepat Kakak!" cicit Camelia. Kent menurut. Dia masuk ke dalam mobil saat Camelia membuka pintu mobilnya dan mendorong Kent masuk ke dalam.
Camelia duduk di samping Kent dengan senyum merekah di wajahnya. Dia menunggu Kent melakukan sesuatu tapi suaminya itu hanya diam sambil menatapnya seperti orang bisu.
"Kak ayo!" ucap Camelia.
Kent bingung. "Ayo ke mana?" tanya Kent spontan.
Plakkkkkkk..
Camelia menepuk jidatnya. "Buka handphone Kakak dan lihat apa alat yang kita simpan di meja makan itu berguna atau tidak? kenapa mendadak bodoh sih?" gumam Camelia.
Kent tidak mengucapkan apapun, dia mengambil ponselnya lalu mengetikan sesuatu, setelah itu, dia mengambil earphone yang ada di dalam mobil.
"Aku satu." Camelia merebut earphone bluetooth dari tangan Kent.
"Kau itu sangat tidak sabaran," gerutu Kent. Camelia cuek dan bersikap masa bodoh.
Kent di buat melongo dengan tingkah Camelia. Istri kecilnya itu menghalangi pandangannya. Ya, kepala Camelia ada di depan dadanya membuat Kent tidak bisa melihat layar ponsel dengan baik. Dia ingin protes tapi tidak ingin kupingnya sakit karena terus mendengar ocehan Camelia yang tiada henti. Alhasil dia hanya bisa pasrah dan menunggu semuanya di balik earphone yang dia kenakan.
"Sekarang Kakak percaya kan kalau Kak Viola itu bukan orang baik-baik. Dia hanya ingin membuat Kakak hancur. Kak Viola juga bekerja sama dengan Kak Taksa."
Kent langsung menoleh, "Maksudmu Viola bersekongkol dengan Taksa?"
Camelia mengangguk. "Oleh karena itu , Kakak harus bekerja sama dengan ku. Tapi, aku tidak mau kalau Kak Viola sadar dan tahu kalau Kak Kent sudah mengetahui semua rencananya."
Kent masih menatap Camelia lekat.
"Aku ingin kita bersandiwara di depan Kak Viola kalau kita tidak berhubungan baik Kak."
"Kenapa harus seperti itu?" tanya Kent.
"Aku curiga, orang-orang yang mengganggu ku kemarin juga masih ada hubungannya dengan mereka. Aku tidak ingin hidupku terancam. Aku akan pura-pura tidak mengetahui apapun untuk melindungi diriku sendiri.
"Sebenarnya darimana kau mengetahui tentang semua ini Bella?"
Camelia tersenyum tipis. Dia menarik dasi Kent lalu membisikan sesuatu di dekat telinga suaminya itu.
"Aku sudah bilang kalau aku adalah seorang Cenayang."
Lagi-lagi Kent mematung, bukan karena ucapan Camelia, tapi deru nafas hangat Camelia yang menerpa lehernya membuat bulu roma Kent berdiri.
"Aku bisa gila kalau terus-terusan ada di dekat gadis bar-bar ini," gumam Kent dalam hati.
...To Be Continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Aisy Hilyah
cenayang dari masa depan
2022-05-18
1
Elwi Chloe
nanti jga jadi gila karena cinta
2022-05-16
3
Ara
Ayo semangat kak🥰
2022-05-14
2