"Apa yang kalian lakukan?" teriak Camelia ketika tiga orang laki-laki menghadangnya saat dia ingin mencari mobil sopirnya. Ya, sore ini Camelia memang baru pulang karena dia mengambil jam kuliah siang. Kenapa dia tidak di jemput Kent? Camelia sudah meminta sopir pribadi waktu itu bukan?
Ketiga orang itu tersenyum menyeringai, Camelia di buat sangat gugup. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia ingin melawan tapi dia mendadak lupa dengan semua gerakan ilmu bela diri yang sudah sangat dia kuasai ketika dia berada di kehidupan nyata.
"Ada apa dengan ku? kenapa aku lupa semua gerakkannya? apa ini adalah kekurangan yang aku miliki dalam novel ini?" batin Camelia menerka.
Camelia semakin mundur, dia berbalik untuk lari, tapi dia kalah cepat dengan salah seorang laki-laki yang menghadangnya.
"Apa yang ingin kalian lakukan? ini tempat umum. Aku akan berteriak," ucap Camelia lagi.
Setttt... Camelia menunduk saat orang itu hendak memeluknya. Dia langsung lari di trotoar jalan. Selain lari, tidak ada pilihan lain untuk sekarang.
Hoshhhh... Hahhhhh... Camelia mulai kelelahan. Kenapa Garbera di ditakdirkan untuk memiliki tubuh yang lemah? Camelia jadi tidak bisa bergerak dengan leluasa.
"Tuhan, tolong aku. Aku tidak tahu apa yang ingin mereka lakukan padaku," gumam Camelia. Dia terus berlari meski tubuhnya semakin lemah.
Srakkkk... Laki-laki tadi menarik baju yang di kenakan Camelia sampai baju bagian atasnya terkoyak.
Camelia mulai berkeringat dingin. Dia menarik baju bagian atasnya supaya tidak merosot ke bawah.
Tak... Langkahnya terhenti saat kedua orang tadi menghadangnya dari depan, sementara orang yang satunya menjaga dari belakang.
"Mau kemana gadis kecil? sebaiknya kau ikut dengan kami. Cuaca di luar sangat dingin Baby, kami akan membantu mu untuk menghangatkan tubuh."
Laki-laki itu hendak menarik tangan Camelia, namun tiba-tiba seseorang datang dan menendang punggung orang yang hendak menyentuh Camelia.
Bughhhhh.....
Brukkkk.....
Camelia mengangkat wajahnya, dia melihat orang yang sedang berusaha menolongnya.
"Kak Kent!" panggil Camelia lirih.
Bughhhh.... Bughhhhh... Brukkkkk...
Satu persatu orang-orang itu mulai terkapar di atas trotoar. Kent tidak memberikan balas kasihan sedikitpun. Dia menghajar mereka dengan membabi buta.
Orang-orang itu akhirnya pergi saat mereka mendapat isyarat dari bos mereka untuk meninggalkan tempat kejadian.
"Bella!" gumam Kent. Dia berjalan menghampiri Camelia sambil melepas jas yang dia kenakan.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Kent. Dia menutup tubuh bagian atas Camelia menggunakan jasnya.
"Kak Kent!" gumam Camelia lirih. Detik berikutnya dia sudah tidak bisa melihat apapun lagi.
"Bella! Bella!" panggil Kent sambil memeluk erat Camelia yang ambruk dalam pelukannya.
Satu jam yang lalu. Di perusahaan Kent.
"Tuan! sopir Nyonya Kecil tidak bisa menjemput Nyonya sore ini. Nyonya Pertama sakit, sopir Nyonya Kecil di minta untuk mengantar Nyonya Pertama ke rumah sakit."
Kent berpikir untuk sejenak. Sebenarnya selama seminggu ini dia sudah berusaha untuk menghindari Camelia. Dia merasa pengaruh Camelia terlalu besar untuknya. Jadi dia tidak bisa membiarkan dirinya terjerumus lebih dalam lagi.
"Baiklah, sekarang kita pergi ke kampus Nyonya Kecil. Aku rasa dia masih belum pulang," ucap Kent pada sopirnya.
"Baik Tuan."
Sesampainya di kampus Camelia, Kent menunggu istri kecilnya itu keluar. Dia tidak menyimpan nomor ponsel Camelia, jadi dia hanya bisa menunggunya dan berharap kalau Camelia memang belum keluar.
"Tuan! bukankah itu Nyonya Kecil?" tunjuk sopir Kent pada gadis cantik yang sedang di ganggu beberapa orang.
"Ikuti mereka Pak!" titah Kent.
Sopir Kent pun melakukan apa yang di perintahkan Tuannya.
****
Camelia mengerejapkan matanya. Dia membuka matanya, dan yang dia lihat pertama kali adalah senderan jok mobil. Dia masih ada di dalam mobil? tadi dia pingsan kan?
Camelia menggerakkan tangannya. Kent menautkan alisnya ketika tangan mungil Camelia meraba pahanya perlahan.
"Bella!" panggil Kent sambil menundukkan kepalanya. Camelia langsung terperanjat, dia berusaha bangun dengan susah payah. Kent yang melihat itu membantu Camelia utuk duduk.
"Kak!" panggil Camelia.
"Kita akan ke rumah sakit," ucap Kent. Camelia langsung menggeleng.
"Aku tidak mau ke rumah sakit Kak. Aku baik-baik saja, aku hanya perlu meminum obatku dan beristirahat sebentar."
"Tapi...." ucapan Kent terpotong saat Camelia tiba-tiba memeluknya dan membenamkan wajahnya di dada Kent.
"Astaga, apa yang dia lakukan?" batin Kent berbicara.
"Biarkan aku bersandar padamu sebentar Kak. Aku merasa seluruh tubuhku seperti jelly."
Kent diam. Dia hanya menerima setiap sentuhan yang dilakukan Camelia pada tubuhnya. Tangannya terangkat ke udara.
Camelia tersenyum ketika merasakan tangan Kent menepuk punggungya lembut.
"Haruskah aku pura-pura lemah di depan mu supaya kau mau memperhatikan ku Kak?" gumam Camelia dalam hati.
"Jadi kita ke rumah sakit atau pulang Tuan?" tanya sopir Kent.
"Kita pulang ke rumah saja Pak," jawab Kent singkat. Sopirnya itu mengangguk.
Kalau Camelia dan Kent sedang larut dalam pikiran dan perasaan mereka masing-masing, lain dengan Taksa dan Viola.
"Brengsek. Kent lebih cepat satu langkah dariku, padahal aku sudah merencanakan ini sejak seminggu yang lalu."
"Dan kau? kenapa kau menyuruh orang-orang itu menyakiti Bella? aku bilang takuti saja dia? kenapa harus menyentuhnya?" seloroh Taksa pada Viola.
Viola mendengus. "Aku tidak menyuruh mereka melakukan hal-hal yang di kuar batas. Mereka hanya melakukan itu agar Camelia merasa takut. Dan, kenapa Kakak kau sangat mencemaskan Bella? kau mencintainya hah?" teriak Viola di depan Taksa.
Taksa menarik rambutnya frustasi. "Aku tidak mencintainya, tapi kalau sampai Kent tahu jika kita adalah orang di balik orang-orang yang tadi menganggu Bella, kau pikir Kent akan tinggal diam?"
"Kalau kau takut, untuk apa merencanakan ini semua? aku muak dengan mu Kak. Aku pulang saja. Percuma berdebat dengan mu. Tidak ada gunanya."
Viola membuka pintu mobil Taksa kasar.
Blammmm...
Taksa terperanjat saat Viola membanting pintu mobilnya.
"Dasar wanita aneh. Tidak berguna. Percuma saja aku menyuruhmu melakukan semua ini. Pada akhirnya Kent lah yang menjadi pahlawan."
Taksa memukul setir mobilnya kasar. "Aku tidak akan menyerah Kent. Kau lihat saja rencana apa yang akan aku lakukan selanjutnya."
Orang yang di bicarakan masih asyik berduaan. Kent membantu Camelia untuk berjalan saat mereka sudah sampai di rumah.
"Pelan-pelan," ucap Kent ketika mereka menaiki undakan tangga.
"Bibi Indri sudah pulang ya Kak?" tanya Camelia.
"Hmmm... Dia dan pelayan yang lain memang akan pulang sebelum aku pulang. Kau membutuhkan sesuatu? katakan saja! aku akan membantumu."
Camelia mengangguk. Dia melepas jas Kent dari bahunya setelah Kent membantunya duduk di atas ranjang.
"Aku mau makan Kak. Aku harus minum obat dan vitamin ku," ucap Camelia. Dia sebenarnya merasa kurang enak, tapi apa boleh di kata, tubuhnya sangat lemah saat ini.
"Baiklah, kau tunggu di sini! aku akan membuatkan mu makan malam."
Camelia mengangguk. "Kak! mendekatlah!" ucap Camelia lagi. Kent pun menurut. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Camelia.
Cup....
Sebuah kecupan mendarat di pipi Kent.
"Terimakasih karena telah menolongku."
Kent mematung. Dia menatap wajah pucat Camelia lama. Kenapa bibir Camelia terasa sangat hangat di pipinya?...
...To Be Continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Senajudifa
aku mampir sambil nyicil y kim
2022-05-31
1
Aisy Hilyah
musuh dibalik selimut eh?????
2022-05-18
1
Elwi Chloe
rasa hangat menjalar ke hati
2022-05-16
2