Camelia berjalan memasuki area kampus yang sudah sangat ramai. Ya, meskipun ini masih cukup pagi, tapi itu sama sekali tidak membuat semangatnya surut. Camelia sangat ingin melihat kampus mewah tempatnya menempuh pendidikan. Di dunia nyata, Camelia adalah gadis dari keluarga kurang mampu. Jangankan mimpi untuk kuliah di kampus elit, untuk makan sehari-hari saja kedua orang tuanya sudah cukup kesulitan. Mengandalkan beasiswa juga sangat tidak mudah. Itu semua karena anak-anak konglomerat yang entah kenapa, jika di kelas mereka tidak seaktif dan secerdas Camelia, tapi ketika hasil ujian keluar. Mereka akan mendapatkan nilai terbaik. Bahkan ada yang menjadi jura umum.
"Wah, kampusnya benar-benar sangat mewah dan juga sangat besar. Aku harus menikmati waktuku di sini. Aku harus merubah karakter Garbera. Aku tidak mau menjadi gadis yang lemah dan juga bodoh." Camelia tersenyum sambil terus melangkahkan kakinya melihat-lihat semua bangunan yang ada di kampus itu.
Hosh, Hahh... Camelia membungkuk sambil memegangi kedua lututnya. Dia menarik nafas susah payah saat dadanya terasa sesak dan nafasnya semakin berat. "Ah, aku lupa kalau ini adalah tubuh Garbera, aku malah terlalu bersemangat, hampir semua gedung sudah aku singgahi. Sekarang malah kelelahan dan serasa akan mati."
"Kau baik-baik saja?" tanya seseorang kepada Camelia. Camelia mendongakkan wajahnya dan melihat sosok laki-laki tampan yang sedang menatap lurus ke arahnya. Dia ingin berbicara namun bibirnya kelu, dia juga malah ambruk dan duduk sambil terduduk di atas tanah.
"Apa yang terjadi padaku?" gumam Camelia dalam hati. Laki-laki yang ada di hadapannya ikut jongkok dan kembali bertanya. "Kau tidak baik-baik saja bukan? aku akan membawamu ke ruang kesehatan. Maafkan aku jika aku sedikit lancang," ucapnya. Dia lantas menggendong Camelia dan membawa gadis itu ke ruang kesehatan.
Setelah beberapa saat mereka sudah ada di ruang kesehatan. Camelia berbaring di atas ranjang yang ada di sana, sementara laki-laki yang tadi, dia sedang berdiri menunggu dokter menyelesaikan pemeriksaannya.
"Dia hanya kelelahan," ucap dokter setelah dia menyelesaikan pemeriksaanya. "Apa kau punya riwayat gula darah rendah?" tanya dokter itu pada Camelia. Camelia mengangguk. Dia masih sangat lesu saat ini.
"Apa kau walinya?" tanya sang dokter pada laki-laki yang sejak tadi sudah menunggu Camelia dengan sabar . Laki-laki itu mengangguk.
"Baiklah, aku rasa aku tidak harus meresepkan obat untuknya. Dia pasti memiliki obat sendiri. Kau hanya perlu memastikan kalau dia meminum obatnya secara teratur. Dan jangan lupa berikan dia makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya."
Lagi dan lagi, laki-laki itu hanya mengangguk sambil tersenyum. "Terimakasih Dok," ucapnya.
Camelia tersenyum tipis saat laki-laki yang menolongnya tadi berjalan ke arah hospital bad yang sedang dia gunakan.
"Namaku Taksa," ucap laki-laki itu sambil tersenyum ramah.
Camelia terdiam untuk beberapa saat. Setelah lama berpikir, akhirnya dia memutuskan untuk bertanya tentang rasa penasaran yang kini sedang dia rasakan. " Boleh kah Kakak sebutkan nama lengkap Kakak?" tanya Camelia.
Taksa tersenyum. "Taksa Palmer Ulfred," jawabnya.
"OMG..... Jadi dia benar-benar Taksa yang itu. Bukanya dia adalah orang jahat. Kenapa dia baik padaku," batin Cemelia.
"Are you oke?" tanya Taksa . Dia mengibaskan tangannya di depan wajah Camelia saat gadis cantik dengan wajah pucat-nya itu hanya melamun setelah mendengar Taksa menyebabkan nama lengkapnya.
"Ahhhh... I can't complaint," ucap Camelia terbata.
"Jadi, siapa nama mu?" tanya Taksa lagi.
"Aku Ca.. Ekhemmm.. Garbera," ucapnya.
"Hampir saja keceplosan," batin Camelia berbicara.
Setelah cukup lama berbincang. Akhirnya Camelia memutuskan untuk pulang. Dia tidak mungkin masuk kuliah dalam keadaan lemah seperti sekarang ini. Meskipun dia sangat ingin belajar dari seorang dosen. Dia harus tetap bersikap logis. Dia tidak ingin membahayakan karakter Garbera karena dia masih belum tahu apa yang akan terjadi dengan jiwanya jika karakter Garbera sampai mati.
Taksa memaksa Camelia untuk mengantarnya pulang. Tapi dengan berbagai alasan Camelia mencoba untuk menolak permintaan Taksa. Lagipula dia hanya perlu menelpon sopirnya dan sopirnya akan langsung meluncur ke lokasi terkini Camelia. Ya.. Mama dan Papa nya memang sangat memprotek Garbera. Mereka memasang sebuah gps tracker di kalung yang Garbera pakai. Ya alasannya karena mereka takut kalau sewaktu-waktu Garbera pingsan atau kelelahan saat mereka tidak ada di samping Garbera.
"Terimakasih untuk bantuannya Kak. Lain kali kalau kita tidak sengaja bertemu, aku akan mentraktirmu makan enak," ucap Camelia sebelum dia masuk kedalam mobilnya .
"Aku berharap itu akan segera terjadi," ucap Taksa. Taksa sudah memaksa Camelia untuk memberikan nomor WhatsApp nya. Tapi Camelia menolak. Dia tentu tidak mau orang jahat seperti Taksa menempel padanya.
Taksa melambaikan tangannya saat melihat mobil yang di tumpangi Camelia mulai menjauh. Dia tersenyum cerah. Secerah matahari pagi di musim semi. Namun berbeda dengan Camelia. Dia saat ini sedang bergidik ngeri di dalam mobil.
"Kau bertingkah manis di depan ku, padahal kau sangat arogan dan juga sangat sadis. Tapi tunggu... " Camelia berusaha untuk berpikir. "Jika dia tidak mengenalku. Aku sedang ada di cerita yang mana? sebenarnya bab berapa yang sedang aku singgahi," ucapnya . Dia terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin saja sedang terjadi.
"Setahu ku, Taksa tidak mengenal sosok Garbera, ya, dia hanya mengenal sepupu Garbera yaitu Viola. Bahkan dalam novel itu, Taksa merupakan laki-laki yang sebenarnya sangat di cintai Viola. Taksa bahkan menghalalkan berbagai cara untuk membuat Kent hancur. Dan itu juga alasan Taksa memperalat Viola untuk menghancurkan Kent. Apa karena aku alurnya jadi berubah? mungkinkah aku akan bisa membuat Viola menjauh dari Kent. Apa sosok Garbera ini adalah sosok wanita yang akan di nikahi Kent di akhir cerita? oh ya ampun. Aku masih belum membaca bagian akhirnya," ucap Camelia. Dia sama sekali tidak memperdulikan sang sopir yang kini sedang menatapnya heran dari kaca spion yang ada di depannya.
"Hehe. Aku baik-baik saja Pak. Tadi hanya sedang latihan untuk pementasan drama," ucap Camelia. Sebenarnya dia hanya sedang meyakinkan supirnya supaya supirnya tidak menganggapnya gila. Masa bodoh kalau dia harus berbohong. Toh supirnya pun tidak akan tahu.
"Aku harus menemui Kent secepatnya. Dia tidak boleh menikah dengan Viola. Viola hanya ingin membuat Kent hancur. Tapi apa yang harus aku lakukan? Kent adalah karakter yang sangat dingin. Dia juga sangat pandai dan tidak mudah di bodohi. Dan lagi, dia juga penggila kebersihan. Bagaimana caranya supaya aku bisa mendekatinya. Oke, jika itu adalah cara satu-satunya agar aku bisa mendekati Kent. Aku akan melakukannya." Camelia tersenyum lebar . Dia ingin tertawa namun saat melihat sopirnya dia kembali mengurungkan niatnya.
"Apapun akan aku lakukan untuk menyelamatkan mu Kent. Kau adalah pangeran ku. Aku sangat mencintaimu," gumam Camelia.
...To Be Continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
El_Tien
maaf baru mampir
2022-05-27
2
Senajudifa
Aduh mendengar kata orang tak mampu aku jd sedih thor...Semangat y thor
2022-05-19
1
Sun_Lee
lanjut baca🤭 maaf ka Kim baru mampir, karna terhalang sinyal.. maklum di kampung🤭
2022-05-06
2