"Tes..."
Air mata jatuh tidak dapat dibendung semua yang ada di sana meneteskan air mata begitu juga Mala, walau bisa kata dia gadis kuat tapi kalau dihadapkan urusan hati Mala menjadi lemah.
Setelah melewati drama yang mengerikan dirumah oma Yolanda, pasangan suami istri itu memutuskan untuk pulang kerumah Mala yang di jalan Merpati.
"Kamu yakin Nur, kalau ingin pulang kerumah? " Tanya Satria kepada sang istri.
"Iya kak, lagian kamu lihat sendirikan perhatian keluarga kakak sama aku? "
"Tapi aku ikut kamu ya Nur, bagaimana pun kamu istri aku"
"Iya kak, tapi izin dulu sama mami" Perintah Mala yang mendapat angukan kepala dari sang suami.
.
.
.
Keesokan harinya.
Diruangan makan sudah berkumpul semua orang, ada oma Yolanda, Mami Marissa, tapi tidak ada si penggangu itu jadi mereka bisa merasa makan dengan nyaman.
Satria menghembuskan nafas pelan dia akan berbicara dengan sang Mami setelah makan.
"Sat, kenapa wajah kamu murung? " Tanya Oma Yolanda menginterogasi sang cucu.
"Kurang tidur Oma" Jawab Satria asal.
"Uuukkkhhh...."
Mami Marissa tersedak, pikirannya menjadi negarif mendengar jawaban sang putra.
"Emangnya apa yang kalian lakukan berdua? " Tanya Mami Marissa dengan nada tinggi membuat semua orang terkejut.
"Kami suami istri mi, jangan berfikir yang aneh-aneh" Jawab Satria geram akan tingkah laku sang Mami.
"Iya Mami tahu, tapi kamu kan sudah berjanji"
"Sudalah Mi, saat ini Satria tidak inggin ribut"
"Ya sudah kamu ceraikan saja istrimu" Jawab Mami Marissa enteng.
"Cukup Mi" Teriak Satria tidak tahan lagi akan ucapan sang Mami.
"Sudalah kak, jangan ribut di depan rezeki" Ujar sang Istri mengigatkan.
"Yang membuat kami ribut itu kamu babu" Teriak Oma Yolanda yang sedari diam dan kini ikut bersuara.
"Oke, sudah Satria putuskan akan membawa Nur keluar dari rumah ini. Maaf Mi, maaf Oma jika kalian tidak bisa menerima Nur sebagai anggota keluarga maka Satria yang akan keluar"
"Emangnya kamu mau kemana? " Ejek Oma Yolanda.
"Kami akan pulang kerumah Nur"
"Emangnya babu itu punya rumah? " Ejek Mami Marissa.
"Cukup Mi"
"Ayo Nur kita kemas pakaian kita dan pergi meninggalkan rumah ini" Perintah Satria sambil menggandeng tangan sang istri menjauh dari meja makan.
"SATRIA.. " Teriak mereka berdua kompak.
Seolah tuli Satria terus melangkah pergi meninggalkan dua perempuan itu memuju kamar.
"Kak, apa tidak apa-apa seperti ini? " Tanya Mala ragu.
"Sudahlah Nur jangan dipikirkan, sekarang kita kemas pakaian dan pergi dari sini oke"
Ketika pasangan suami istri itu sibuk berkemas sang Mami datang mengejutkan mereka.
"Sat, apa kamu benar-benar akan pergi?" Lirih sang Mami tapi tidak ditanggapi olehnya.
"Nur, ayo kita pergi! " Ujarnya sambil menyeret koper yang berisi pakaian dan sang istri membawa tas sikut dipunggungnya.
"Sat, Mami mohon jangan seperti ini! "
"Mi, Satria hanya ingin pulang"
"Tapi, rumah kamu disini nak"
Satria menggelengkan kepala, ia benar-benar kesal akan sikap sang Mami.
Tanpa memperdulikan tangisan dan teriakan sang Mami, Satria membawa sang istri menuju pintu keluar rumah.
"SATRIA.... " Teriak sang Mami.
"Sudalah Risa, biarkan anak itu pergi toh kalau dia kelaparan nanti akan pulang juga" Ujar Oma Yolanda cuek dan berlalu masuk kedalam setelah melihat kepergian sang cucu.
.
.
.
"Kak, apa tidak apa-apa seperti ini? "
"Biarkan saja Nur, Mami orangnya memang seperti itu suka menggila" Ujar Satria memberitahu.
"Oh, ya sudah"
"Ya sudah apa? "
"Kita mau naik apa? Gak mungkinkan kita jalan kaki? "
"Kita naik taksi aja Nur biar cepat sampai, tapi kita harus jalan sampai kedepan karna taksi hanya ada di jalan besar didepan sana". Ujar Satria memberi tahu.
Cukup lama mereka bedua berjalan dan akhirnya berada di pinggiran jalan raya.
Ketika mobil taksi lewat dengan sigap Satria menghentikan laju mobil itu.
"Taksi.... "
Mendengar teriakan penumpang mobil itu berhenti.
"Pak kejalan Merpati" Jelas Satria sambil membawa kopernya masuk kebagasi mobil.
Sopir itu sigap membantu pasangan suami istri itu.
"Bremmm...."
Suara mesin mobil menyala melaju dengan kecepatan sedang, tidak ada pembicaran diantara pasangan suami istri itu mereka termenung dalam pemikiran masing-masing hingga tidak terasa mereka hampir sampai.
"Pak behenti di depan rumah bercat putih itu" Pinta Mala yang diangguki oleh sang supir taksi.
"Kak, sudah sampai" Ujar Mala menepuk pelan bahu sang Suami yang tidak menyadari kalau mereka telah sampai.
Mereka turun dari mobil dan mengeluarkan koper dari dalam bagasi yang dibantu oleh supir taksi.
"Pak berapa ongkoanya? " Tanya Mala.
"150 mbak" Jawab sang sopir sopan.
"Kak, bayar" Perintah Mala kepada sang suami.
"Nur, aku gak punya uang" Bisik Satria pelan tapi masih bisa terdengar oleh sang supir.
"Eemmmm.... ongkosnya Mas" Pinta sang sopir.
"Tampang aja kece, tapi hidup kere" Sindir Mala yang geram akan sang suami.
"Ini pak uangnya"
"Terimakasih mbak" Ucap sang Sopir sambil berlalu meninggalkan pasangan suami istri itu.
Ketika dihalaman rumah tiba-tiba mereka dikagetkan akan lolongan anjing.
Og...
Og...
Ogwh....
"Dog" Teriak Mala girang.
"Siapa yang menaruh anjing disini? " Gumam Satria yang masih bisa terdengar oleh sang istri.
"Ini namanya Dog, dia anjing peliharanku"
"Kemarin gak ada tuh"
"Karna kemarin dia pergi bulan madu" Sahut seseorang yang mengejutkan mereka berdua.
"Bapak... " Teriak mereka bersamaan.
"Wah, sudah kompak ya? " Puji pak Udin sambil mendekati pasangan suami istri itu.
"Bapak ngapain disini? " Tanya Mala menginterogasi sang Bapak.
"Kamu itu ya Mala, gak punya sopan santunnya sama orang tua.
"Iya tu pak, kayak gak pernah diajarin tata krama aja" Ujar Satria menimpali ucapan Pak Udin yang langsung mendapat tatapan tajam dari Mala.
"Bapak diminta Umi mu untuk menjaga rumah kalian selama kalian melakukan bulan madu"
"Siapa yang pergi berbulan madu pak? " Tanya Mala masih belum mengerti.
"Ya kalian lah" Ujar sang Bapak sambil berlalu masuk kerumah, ia malas berdebat dengan sang putri begitu juga dengan Satria ia memilih masuk bersama sang mertua meniggalkan sang istri yang masih setia mengoceh.
"Bapak, kak Satria" Teriak Mala geram sambil menghentakkan kaki seking kesalnya ditinggal dua lelaki itu.
"Sudalah Nur ngomelnya, aku lapar ni !" Teriak sang suami dari dalam rumah.
Mendengar teriakan sang suami, Mala teringat kalau sang suami belum sempat makan ketika dirumah Oma Yolanda tadi.
Segera dia memyeret kakinya masuk kedalam rumah yang kini sudah menjadi miliknya, rumah yang penuh akan kenangan dirinya waktu kecil. Rumah yang menjadi tempat sang Ibu tumbuh besar dan kini akan ia isi kenangan bersama sang suami yang suatu saat nanti akan ada teriakan dan tangisan kecil dari anaknya bersama sang suami.
"Aahhh,,, apa yang aku pikirkan? Ingin punya anak! Tapi belum melakukan pembuatan adonan, gimana bisa? "Batin Mala.
.
.
.
Adonan apa yang dipikirkan Mala ya??? 😆😆
...bersambung......
"setelah baca wajib like end comen ya 😇"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Semangat Thor, nanti dicicil lagi ya!
2022-06-08
2
Lina Zascia Amandia
Adon dulu dong Mala dengan cinta dan kasih sayang. Haduhhhh..... Thor, Satria itu ounyt kerjaan kan, kalo nggak, gmn ksh mkn Mala?
2022-06-08
2
Author_Febrianis
alhamdulillah bisa kembali lagi ke cinta Robbku 😘😘😘
2022-05-23
1