Semerautnya perjalanan hidup seseorang adalah sebuah proses yang harus dijalani. Suka atau tidak harus di terima karna apa yang kita pikir baik belum tentu baik menurut Allah, tapi apa yang di berikan oleh Allah itu adalah yang terbaik karna Dia lah sebaik -baiknya pemberi.
Hari berlalu tanpa bisa kita hentikan dan waktu terus berputar tanpa kita pinta. Mendekati hari yang bahagia untuk Mala dan Satria membuat dua insan tersebut merasa aneh sendiri.
Yang satu gugup setengah mati yang satunya merasa tidak nyaman. Entah lah mungkin memang seperti itu ketika kita akan melakukan hal yang baik, maka akan ada setan yang berbisik.
...***...
"Semuanya sudah siap umi" Ujar Azzam.
"Ingat umi gak mau ada kekurangan kamu pastikan semuanya beres Zam"
"Siap umi komandan" Kata Azzam sambil mengamgkat tangan hormat pada sang umi.
"Umi" Lirih Mala.
Uminya hanya menoleh tanpa menaggapi ucapannya membuat mala semakin prustasi sendiri entah kenapa mendekati hari pernikahannya nyalinya tiba-tiba menciut.
"Kamu masuk kamar aja dek jagan keluar disini orang sibuk kamu nganggu aja" Omel Azzam pada Mala yang seakan enggan jauh dari uminya yang sudah beberapa hari ini banyak beban.
"Ia... ia... ia... " Ucap Mala sambil menghentak - hentakkan kakinya di lantai karna kesal di cueki semua orang yang sibuk akan tugas masing-masing.
Lain cerita dirumah umi Azzahra lain juga di rumah pak Udin, saat ini beliau sedang berbicara empat mata dengan calon menantunya itu yang sudah dipisahkan olehnya dari sang putri untuk beberapa hari sebelum menyatukan mereka dalam sebuah ikatan suci pernikahan.
...***...
"Nak Satria tak banyak yang bapak pinta dari kamu, tolong tanggung jawab sama Mala jangan tinggalkan dia apa pun yang terjadi dalam hidup kalian!."
"Mala tidak akan pernah menyerah pada siapa pun kecuali orang itu yang menyerah pada nya, bagi Mala pantang untuk mundur jika sudah maju maka dia akan menuntaskannya sampai selesai"
Mendengar pengakuan pak Udin membuat Satria menatap lekat wajah lelaki di depannya yang katanya bapak Mala tersebut.
"Inssyaallah pak"
Ucap Satria dengan segenap hati, pemuda blasteran itu mencoba mengguatkan hatinya yang seakan seolah- olah goyah.
Mendegar jawaban Satria membuat pak Udin bernafas lega tinggal sedikit lagi tugasnya akan selesai, yaitu menjadi wali niakah putri yang amat dia cintai.
Sebenarnya pak Udin hanya memutupi rasa cinta dan sayangnya pada Mala karna itu permintaan sang istri, supaya Mala bisa menjadikan sang mertua bapak Ibrahim sebagai cinta pertama Mala.
Udin sangat sadar diri, siapa dia yang hanya seorang mantan preman pasar yang tidak mempunyai banyak ilmu seperti sang mertua, makanya dia mempercayakan hak asuh sang putri kepada sang mertua yang memiliki wawasan yang luas.
...***...
Kembali lagi di kediaman umi Azzahra yang heboh setengah abad, keonaran yang di buat Mala membuat uminya mengajukan pengunduran diri dari acara pernikahan sang putri membuat semua orang tercengang.
"Umi nyerah Mala jangan paksa umi lagi" Mohon sang umi.
"Sekali ini aja umi nanti gak lagi ko" Bujuk Mala.
"Umi gak mau kamu itu mintak jangan aneh-aneh, jangan banyakin kerjaan umi yang memang sudah banyak dengan permintaan mu"
"Ayolah umi sekali ini aja, ini kan hari bersejarah untuk Mala nanti kan engak bakalan kayak gini lagi umi"
Lirih Mala membuat hati uminya luluh.
Umi Azzahra menarik nafas dalam -dalam dia seakan akan ingin mati ditempat mendengar permintaan sang putri yang inggin ada menu semur jengkol di pernikahannya.
"Ada-ada saja tingkah laku anak ini" Batin umi Azzahra.
Aneh saja rasanya ada hidangan semur jengkol di acara pernikahan, itu tabu bagi umi Azzahra yang notabennya orang yang berkelas di daerah itu.
"Baiklah Mala sayang umi kabulkan, tapi setelah ini kamu harus mau menuruti permintaan umi ya"
Mala memggangguk dengan cepat tanda setuju akan permintaaan sang umi.
"Umi... "
Kali ini Azzam yang seakan tidak setuju.
"Diam... "
Hardik sang umi membuat Azzam menelan silvernya takut dia tahu uminya Manusia biasa yang bisa marah juga.
"Umi mau kamu diam di kamar mulai detik ini sampai besok pagi pas akad nikah dan kamu harus nurut apa ucapa umi tanpa ada bantahan oke? "
Tawar umi Azzahra yang mulai negosiasi dengan Mala.
"Oke umi"
Ucap Mala sambil mengajungkan jempol tanda setuju.
...***...
Hari yang ditunggu pun telah tiba, hari pernikahan Mala dan Satria akan di selenggarakan di rumah almarhum nenek Aisyah.
Acara akad nikah sekaligus repsepsi menjadi satu seperti permintaan Mala dan Satria yang tidak ingin terlalu merepotkan orang banyak.
...***...
Disinilah Satria duduk didepan pak Udin didampingi pengacara papinya sebagai saksi nikah karna sang papi tak bisa keluar dari penjara walau sudah di ajukan surat penangguhan.
"Semuanya sudah siap?"
Tanya pak Udin yang mendapat anggukan oleh semua orang yang ada di sana.
"Bissmillahirrohmmannirohim..."
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau satria putra Permata bin Ikbal Satriawan dengan putri kandungku Nur Mala Sari binti Samsudin dengan mas kawin sebelas gram emas dibayar tunai... "
Ucap pak Udin dengan lantang yang langsung di sambut oleh Satria.
"Saya terima nikah dan kawinnya Nur Mala Sari dengan mas kawin sebelas gram emas di bayar tunai... "
Ucap Satria dengan sekali tarikan nafas sambil menggenggam erat tangan pak Udin.
"Bagaimana para saksi? "
Tanya pak Udin kepada pengacara pribadi papi satria sebagai saksi pihak mempelai lelaki, dan beralih kepada Azzam sebagai saksi dari pihak mempelai perempuan.
"Sah... "
Ucap kedua saksi secara bersamaan.
"Alhamdulillah...."
"Tabarokallah...."
Acara berlangsung hikmat doa dipimpin langsung oleh Azzam dengan khusuk karna pak Udin yang memberi amanah agar pemuda itu yang membacakan doa karna harus diakui kalau suaranya Azzam memanglah merdu.
...***...
Di dalam kamar pengantin Mala tak henti-hentinya mengoceh apa lagi kalau bukan dengan cara pakaian yang dia pakai membuatnya tidak nyaman.
"Apa harus seperti ini ya mbak? "
Tanya Mala pada perias yang mengerjakan pekerjaannya.
"Iya dek" Jawabnya singkat.
"Mbak boleh gak? Gak usah di pasangin ini atau itu aku gak suka" Keluh Mala.
"Boleh, tapi tanya umi Azzahra dulu" Jawabnya sambil terenyum.
Mala langsung bungkam jika umi Azzahra yang jadi tamengnya karna dia telah membuat kesepakatan dengan uminya itu.
"Mbak udah nikah? "
Tanya Mala mengalihkan pembicaraan.
Perias itu hanya mengangguk menjawab pertanyaan Mala.
"Mbak, emangnya kalau mau nikah itu rasanya kayak gini ya? Dak dig duk jantungku"
Tanya mala sambil menekan dadanya yang sedang siaran langsung.
Perias itu hanya tersenyum dan terus melanjutkan aktifitasnya yang sedikit lagi selesai.
"Mbak, jawab dong! Kalau gini terus aku takut terkena serangan jantung" Keluh Mala.
"Alhamdulillah selesai" Ujarnya bernafas lega.
"Mbak... "Lirih mala.
"Dek semua orang yang akan melakukan kebaikan akan di uji kesungguhannya apa lagi saat ini kamu akan menikah yang berati jalan menuju ridho Allah, akan banyak hambatan dan rintangan baik yang nampak sampai tidak"
"Berzikirlah tepis ganguan setan yang inggin mengganggumu"
Ucapnya sambil menuntun gadis itu untuk bagun dari duduknya.
Mala mengikuti ucapan sang perias itu, dia berzikir terus hingga bunyi ketukan pintu terdengar.
"Sudah siap? "Tanya umi Azzahra.
"Alhamdulillah sudah umi" Jawab perias itu.
"Subahanallah Mala" Ucap umi Azzahra takjub.
"Iya umi"Lirih Mala.
"Cepat mana pengantin permpuannya? " Tanya Azzam sambil berjalan mendekati pintu kamar.
"Subahanallah"Ucap Azzam terkejut.
"Mana Malanya?" Tanya pak Udin yang ikut menyusul.
"Agstagfirullah" Ucap pak Udin ikut terkejut.
Mendengar istigfar pak Udin semua mata tertuju padanya.
Sadar akan apa yang terjadi Udin langsung masuk dan menghampiri sang putri.
"Ayo nak, temui suami mu" Ajak pak Udin yang mendapat angukan kepala dari sang putri.
Pak Udin membawa Mala keluar dari kamar menuju ruang tamu yang menjadi tempat akad nikah yang telah di selenggarakan tadi.
Semua mata tertuju pada pak Udin apa lagi Mala yang membuat semua orang pangling.
"Nak Satria bapak bawakan putri tercinta bapak yang sudah sah menjadi istrimu" Ucap pak Udin didepan Satria membuatnya tersadar.
"Apa ini Nur pak? " Tanya Satria yang masih belum sadar.
"Pertanyaan macam apa itu?? Kamu nikah sama anak bapak ya ini anak bapak"Jawab pak Udin.
"Cantik... "
.
.
.
...***Bersambung......
*setelah baca wajib like end comen ya 😇****
ya cantiklah kalau sudah dipermak iyankan para raders.....ingat comen dari yang manis sampai yang sadis supaya autor ini rajin up nya 😆😆😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Semangat Othorku.
2022-05-15
2