"Katakan apa tujuanmu selanjutnya?"
Pertanyaan Azzam barusan, membuat Mala menatap tajam kearahnya. Membuat Azzam menelan silvernya takut.
...Azzam sangat paham betul dengan sifat sang adik. Karna mereka dulu pernah satu Ibu susu dan rumah Azzamlah yang sering menjaga Mala kecil, jadi tindak tanduk Mala, Azzam sanggat tau....
Mala yang masih bayi, diasuh oleh keluarga umi Zahra dan Abi Aziz. Orang tua Azzam, selama kurang lebih 6 tahun sebelum sang Kakek yang mengambil alih hak asuh Mala dengan alasan mau menyekolahkan Mala.
"Abang hanya tanya dek, "kila Azzam
"Abang bener-bener inggin tau?" tanya Mala.
"Ya ampun, jangan muter-muter kayak komedi puter juga kali, dek. Tinggal jawab aja, susah banget sih?" keluh Azzam.
...Antara penasaran dan rasa takut, karna apa yang akan diucapkan Mala. Pasti akan bikin syok sampai ketulang, itulah yang dipikirkan Azzam....
"Ini Nur Mala Sari, bukan gadis biasa!"
...Kata itu terus berputar dipikiran Azzam sambil menunggu jawaban sang adik....
"Aku mau menikah," terang Mala.
...Hanya tiga kata itu, telah mampu membuat Azzam tumbang. Tiba-tiba saja penglihatannya kabur dan tubuhnya seakan-akan tidak ada tenaga. Azzam terduduk lemas mendengar kata yang diucapkan sang adik....
"Apakah ini mimpi Tuhan? Kalau iya, maka bangunkan aku," batin Azzam syok.
"Mala," lirih Azzam.
...Seakan-akan yang terjadi hanya mimpi buruk untuk Azzam, dirinya benar - benar kehilangan tenaga walau banya sekedar berbicara....
...Mala tersenyum melihat abangnya itu, Mala mengulurkan tangannya kepada Azzam, dan disambut oleh abangnya dengan senyuman kecut....
...Mala membawa abangnya, untuk duduk diatas tempat tidur. Mala merasa tidak nyaman melihat abangnya yang duduk dilantai seperti orang linglung setelah mendengar ucapannya tadi....
"Ah, tidak enak duduk aja. Abang berbaring ya dek," ucap Azzam berbaring telentang, sambil melihat langgit-langgit kamar yang dinominasi warna biru laut itu.
"Apa kamu serius, dengan apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Azzam tanpa melihat wajah sang adik yang duduk bersila diatas kasur sambil menatap lekat wajahnya.
"Aku serius bang," awab Mala dengan hati yang sudah mantap.
...Kata 'AKU' itu yang membuat Azzam makin terpuruk, Mala sudah mengambil ancang-ancang untuk menjaga jarang dengannya. Membuat Azzam tak mampu menyemunykian perasaan sedihnya....
...Azzam memcoba untuk ikhlas, mungkin ini sudah saatnya dia berhenti memperhatikan sang adik. Karna nanti akan ada yang menggantikan posisinya....
...Semakin memikirkan hal itu membuat Azzam semakin larut akan perasaan sedih....
...Cukup lama hening menemani kedua kakak beradik tersebut, hingga akhirnya Azzam bagun dari posisinya berbaring dan duduk bersila menghadap sang adik....
"Beritahu Abang, siapa lelaki yang akan kamu jadikan suami itu?" tanya Azzam sambil menatap lekat wajah sang adik.
...Saat ini, perasaan Azzam gelisah memikirkan sang adik. Takut keputusannya akan membawa bencana untuk masa yang akan datang kalau sang adik salah memilih....
...Mala menakup kedua pipi abangnya itu dengan kedua telapak tangannya, menatap mata sendu sang Abang yang Mala tahu sedang gundah gulana memikirkannya....
"Satria Putra Permata," jawab Mala yang membuat Azzam bereriak.
"Gilllaa,"
"Kamu udah gak punya harga diri lagi kah,dek?" tanya Azzam. Membuat Mala mau tak mau membekap mulut sang Abang, yang terlalu berlebihan menurut Mala.
...Azzam menarik kasar tangan sang adik dan menatap tajam gadis didepannya yang baginya adalah separu nafasnya itu....
...Hanya tiga kata yang keluar dari mulut Mala membuat Azzam makin furtasi dari yang tadi....
...Azzam sangat kenal nama yang disebutkan oleh Mala. Azzam tau hanya hal buruk yang akan menemani sang adik, jika benar akan menikah dengan pemuda yang memiliki cap buruk tersebut....
"Mala gak gila bang, Mala sudah pikirkan baik-baik dan hati ini telah menetapkan kak Satria menjadi pendamping hidup Mala," jawab Mala sambil mengenggam tangan abangnya yang mulai berkeringat yang menandakan abangnya lagi tidak baik-baik.
"Kamu tahu kan dek, kalau Satria itu anak koruptor?" tanya Azzam sambil menatap sayu sang adik.
...Mala mengangguk kecil menaggapi ucapan abangnya itu....
...Azzam menarik nafas sebanyak-banyaknya, rasanya paru-parunya saat ini, tidak berkerja dengan baik....
"Berikan Abang alasan kenapa kamu memilih Satria? Apa kamu mencintainya" tebak Azzam.
...Mala menggelengkan kepala mendengar peryataan abangnya....
"Mala belum menggenal cinta-cintaan, bang! "balas Mala.
"Lalu kenapa kamu memilih Satria?" tanya Azzam lagi.
"Mala bermimpi bertemu dengan ibu," lirih Mala.
"Apa hubungannya dengan menikah dengan Satria?" tanya Azzam yang tidak habis pikir dengan jalan pikiran sang adik.
...Mala menghembuskan nafasnya kasar, dia mencoba berdamai dengan gejolak hatinya terlebih dulu, mengajak konformi air matanya supaya tidak tumpah didepan sang Abang....
"Ibu menggandeng Satria"
...Mendengar jawaban Mala, berhasil membuat sang abang benar-benar syok....
"Tiga kata terus seperti ini? Aku yakin, besok diri ini tinggal nama," batin Azzam.
"Mimpi itu hanya bunga tidur dek," jelas Azzam.
...Mala tersenyum, seakan-akan dia tau akan apa yang dipikirkan abangnya itu....
"Mimpi mungkin bisa dikatakan bunga tidur, kalau mimpinya hanya mampir sekali atau dua. Akan tetapi, bagaimana kalau mimpi itu datang setiap malam? Seolah enggan mau digantikan oleh mimpi yang lain?" tanya Mala
...Walau mungkin tidak pernah melihat secara langsung. Seperti apa rupa sang Ibu, tapi Mala sering membuka album foto sang Ibu, yang membuat Mala yakin yang datang dalam mimpinya adalah sang Ibu....
"Alahhh, itu hanya Setan aja! Menyerupai Almarhum Ibu mu dek," kilah Azzam
"Aku yakin itu Ibu, yang memberi aku petunjuk. Kalau dia menemukan seseorang yang bisa menjagaku, bang!" terang Mala meyakinkan abangnya.
"Aku sudah shalat Istiqorah selama seminggu dan setiap sujudku hanya ada bayangan wajah kak Satria. Hal itu sudah cukup bagiku, untuk meyakini apa yang terjadi adalah suratan tadir dari Allah."
"Apa? Mala memanggil Satria dengan sebutan kakak?" batin Azzam.
...Batin Azzam meronta-ronta, cemburu Mala memanggil seseorang laki-laki dengan panggilan sepasial....
...Namun penjelasan penjang lebar Mala, mampu membuat Azzam hanya mampu gigit jari. Azzam tahu betul, kalau Mala tidak pernah main-main kalau samapai membawa nama Robbnya....
"Lalu bagaimana dengan pendapat keluarga kita? Kamu tidak bisa menikah tanpa restu orang tua dek," tanya Azzam.
"Mala tau bang, Mala hanya perlu meminta doa restu Bapak aja. Sebagai orang tua kandung Mala, sekaligus wali nikah," jelasnya.
"Mala yakin, seyakinnya kalau Bapak akan merestui Mala. Karna dengan cara Mala menikah, Bapak akan terbebas dari perkara tentang Mala. Sebab ada suami Mala yang akan menanggungnya."
...Ucapan Mala seakan membuat hancur redam hati Azzam, seolah - olah dia tidak ada artinya di mata sang adik....
"Satria itu anak seorang koruptor dek," suara Azzam penuh penekanan, menandakan dirinya telah dikuasai emosi.
"Bang, kita tidak boleh memandang sebelah mata seseorang, karna sesungguhnya kita telah beriman akan perbuatan baik dan buruk Manusia. Di rukun Iman yang terakhir."
"Kalau abang mau marah, ya marah aja keorang tuanya kak Satria. Jangan ke kak Satria, karna dia tidak bersalah. Dia hanya korban."
"Ingat ya bang, jangan hukum orangnya
Tetapi hukum perbuatannya."
...Penjelasan panjang lebar Mala membuka jalan pikiran Azzam, dia yang didik dengan ilmu agama paham betul akan bagaimana bersikap. Akhlak yang baik mencerminkan hati seseorang, itulah dasar kalau kita mau mengetahui kepribadian seseorang....
Brak....
...Pintu kamar Mala dibanting dengan cukup keras membuat kakak beradik itu trerlonjak kaget....
"APA YANG KALIAN LAKUKAN???"
.
.
.
...Bersambung......
*setelah baca wajib like and comen ya😇****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Imarin
mampir juga yuk di novelku
2022-07-18
2