"Sedang Merenung Bukan Melamun"

...Apa yang dikatakan Mala membuat jantung Azzam dan Nenek Aisyah seakan ingin berhenti berdetak....

...Setelah pembincangan yang membuat suasana menjadi tidak efektif lagi. Azzam mengajak Mala untuk menggulangi hafalan Al-Qur'an mereka, bukan tanpa sebab. Karna sebagai Hafiz dan Hafizah, Azzam dan Mala harus selalu menjaga hafalan mereka supaya selalu terjaga dalam isi hati dan pikiran....

...Sambil menunggu waktu antara shalat magrib dan shalat Isya, merupakan waktu yang singkat. Azzam pun meminta Mala untuk sambung-menyambung ayat, sesudah shalat Isya. Mala hanya mengangguk tanya menyetujui....

.

.

.

...Malam semakin larut, membuat sang Nenek terpaksa menyuruh cucu-cucunya berhenti mengaji. Untuk makan malam terus beristirahat....

...Setelah makan, Azzam langsung masuk kekamarnya meninggalkan sang adik dan Nenek....

"Biar Mala aja yang cuci piringnya Nek, " ujar Mala ketika melihat sang Nenek merapikan bekas makan mereka.

...Nenek Aisyah hanya menuruti apa yang dikatakan Mala, dan menuju kamarnya. Rasa lelah dan ngantuk yang dirasakan Nenek Aisyah yang memang sudah tua. Beliau juga memiliki riwayat penyakit darah tinggi, hal itu memang tidak boleh membuatnya terlalu kelelahan....

"Makasih ya sayang," ujar Nenek Aisyah sambil berlalu meninggalkan Mala seorang diri didapur.

...Dirumah Nenek Aisyah tidak ada ART semenjak kepergian sang Suami 6 tahun yang lalu, Membuat Nenek Aisyah tidak ingin dirumahnya ada orang lain....

...Azzam hanya sesekali menginap di rumah sang Nenek, karna masih ada Abi dan Umi yang harus dia perhatikan. Berbeda dengan Mala yang hanya anak yatim yang tidak diinginkan oleh Bapaknya sendiri....

...Azzam dan Mala hanya selisih 10 bulan, saat ini umur Mala baru 18 tahun. Dan kebetulan baru lulus Aliyah, sedangkan Abangnya Azzam sudah lulus tahun kemarin dan usianya baru menjalani 19 tahun....

...Ketika Ibunya Mala, Azizah dinyatakan telah meninggal oleh Dokter rumah sakit yang menanganinya. Membuat umi Azzam, Azzahrah. Menjadi Ibu susu untuk Mala seperti permintaan mendiang Ibu Mala sebelum beliau meninggal dunia....

.

.

.

...Setelah selesai mencuci dan membersihkan dapur, Mala melangkahkan kakinya menuju kamar tidurnya. Ketika membuka pintu kamar, Mala teringgat akan sesuatu dan tersenyum....

...Kamar yang ditempati Mala adalah kamar khusus yang dulunya ditempati mendiang sang Ibu....

...Disana masih ada meja buatan sang kakek, untuk putri tercintanya. Mala mendekati meja tersebut, sambil mengusap meja usang itu. Lalu tersenyum, disana masih ada Taligrafi bertulisan nama sang Ibu....

...Mala teringat akan kotak yang dia bawa, didalamannya ada izasah Aliyah Nurul Huda tempatnya menimba ilmu selama ini....

...Mala memang menginap di pondok pesantren Nurul Huda seperti permintaan sang Kakek, bahkan sang Kakek sudah membayar lunas uang sekolahnya dari Tsanawiyah hingga Aliyahnya sekaligus....

"Kakek memang kejam, sudah menggurung aku disana selama 6 tahun. Bahkan Kakek pergi tidak memberi tahuku sama sekali," batin Mala sedih.

...Tidak terasa mata Mala memanas, ketika teringat sang Kakek. Beliau adalah cinta pertama untuk Mala....

...Mala hanya mampu tersenyum pahit mengingat kepergian Kakek, yang semua orang semunyikan darinya....

...Mala melebarkan penglihatannya, memperhatikan seluruh sudut ke sudut kamar yang telah dia tinggalkan selama 6 tahun ini....

...Tidak ada yang berubah didalam kamarnya, sama seperti dulu ketika Mala masih tinggal disini, hampir 12 tahun Mala di asuh dan di didik oleh Kakek dan Neneknya....

Mala teringat akan kata -kata sang Kakek.

F**lashback on

...Baru saja bel sekolah berbunyi, yang menandakan waktu untuk anak-anak Ibtidahiyah untuk pulang. Membuat semua anak-anak itu, berhamburan keluar dari kelas masing-masing....

...Begitu pula dengan Mala kecil, dia bersenandu riang keluar dari kelas menuju gerbang sekolah....

...Namum keceriakan Mala terusik, ketika Mala diejek-ejek anak haram membuat Mala kecil geram tidak tertahankan watu itu Mala baru berumur 6 tahun....

...Mala kecil menghajar habis-habisan semua anak-anak yang mengejeknya tanpa ampun. Namun sayang, Mala kalah banyak. Bagaimana bisa Mala sendirian mengalahkan beberapa anak seusianya....

...Mala tidak mau pulang kerumah sang Kakek, karna Mala tahu dirumah hanya ada Neneknya. Kalau sang Nenek melihat dia berantakan seperti ini, bisa dipastikan omelan Neneknya akan panjang dan lama bagaikan kereta api yang tidak mau berhenti....

...Mala memilih untuk menyusul sang Kakek yang pasti berada di toko kelontongnya dipasar, walau hanya jalan kaki bagi Mala bukan lah masalah, yang penting dia bisa bertemu sang kakek....

...Ketika sang Kakek menghitung-hitung barang dagangannya ia dikejutkan oleh suara nyaring sang cucu yang membuat sang Kakek tersenyum....

...Namun senyum kakek Ibrahim hilang ketika melihat keadaan sang cucu....

"Mala sayang," lirih Kakek Ibrahim.

"Kakek," lirih Mala.

...Kakek Ibrahim mengatur nafasnya yang sudah sulit untuk berhembus, melihat sang cucu yang sudah seperti maling yang digebuki masa....

"Ayo duduk disini," ajak Kakek Ibrahim sambil melambaykan tanggan kepada sang cucu.

...Mala kecil hanya mengangguk dan menghampiri sang Kakek....

"Kenapa dengan keadaan cucu kakek ini, kok kayak orang mau mengemis saja?" ejek Kakek Ibrahim sambil mengusap bagian yang kotor dari pakaian cucunya.

"Itu kekek," renggek Mala sambil menahan air matanya supaya tidak tumpah.

"Ada apa?" tanya Kakek Ibrahim yang tahu kalau Mala pasti habis berkelahi.

...Mala sama seperti Ibunya dulu Azizah, yang bagian luarnya saja perempuan. Tetapi jiwanya laki-laki, jadi Kakek Ibrahim sangat paham betul. Apa yang sudah dilakukan oleh cucunya sebelum menemunya....

"Mala diejek anak haram, Kek!" adu Mala kepada sang Kakek.

...Membuat Kakek Ibrahim hanya menatap sang cucu dengan sendu....

"Mala sayang," panggil Kakek Ibrahim yang membuat sang cucu mengangkat kepala menatapnya.

"Ingat kata ini, dengan baik!" sambil menghirup udara sebanyak-banyaknya Kakek Ibrahim melanjutkan ucapannya.

"Didunia ini, tidak ada anak haram. Anak itu terlahir Fitrah (suci) tanpa dosa, yang salah adalah perbuatan orang tuanya bukan anaknya," jelas Kakek Ibrahim sambil tersenyum.

"Tapi kek," Mala ragu untuk meneruskan ucapannya.

"Mala sayang, jangan pernah dengarkan omongan orang yang tidak suka sama kita. Tetapi dengarkanlah ucapan orang yang sayang sama kita," jelas Kakek Ibrahim yang masih setia menatap Mala.

...Mala pun menggaguk tanda paham akan apa yang dikatakan sang kakek....

"Tapi Kakek, harus melakukan sesuatu untuk Mala," ucap Mala sambil tersenyum penuh arti.

...Kakek Ibrahim hanya mampu menelan silvernya, ketika sang cucu meminta sesuatu. Bukan tidak ingin menyenangkan hati cucunya itu. Akan tetapi, apa yang dipinta Mala pasti sesuatu diluar ekspedisi orang....

"Mala sayang mau apa?" tanya Kakek Ibrahim ragu.

"Mala mau masuk kelas karate, biar Mala bisa menjaga diri," ujar Mala sambil tersenyum sepenuh arti.

...Kakek Ibrahim hanya menganggukkan kepala, tanya menyetujui permintaan sang cucu....

Flashback off

...Semua apa yang Mala pikirkan buyar seketika mendengar ketukan pintu kamarnya....

Tok...

Tok..

...Pintu kamar Mala diketuk dan tidak lama kemudian ada panggilan dari sang Abang....

"Dek," panggil Azzam dari luar kamar Mala.

"Emmm," balas Mala, dia malas sekali rasanya untuk meladeni sang Abang.

"Mala bukak pintunnya," suara Azzam yang penuh akan penekanan, sebab kesal kepada sang adik yang tidak kunjung membukakan pintu kamar.

...Mala yang mendengar suara Abangnya yang mulai kesal, akhirnya membukakan pintu kamarnya....

"Ada apa bang?" ketus Mala.

...Tanpa aba-aba Azzam masuk kedalak kamar sang adik dan duduk di kasur....

"Abang!" teriak Mala.

"Hussss, jagan berisik. Nanti Nenek bagun tau," jelas Azzam memperingatkan Mala.

"Abang mau apa?" tanya Mala.

...Tapi seolah dihipnotis Azzam mendekat kelemari kaca yang lumayan besar disana terdapat banyak sekali mendali dan piala yang membuat Azzam takjub....

...Memang Mala berbeda dengan anak-anak kebanyakan yang mengoleksi mainan atau pernak pernik seperti tas atau pun sepatu....

...Mala dari kecil lebih ambisius untuk mengumpulkan piagam atau mendali lebih lagi kalau berhasil mendapatkan piala....

"Apa semua ini milikmu?" tanya Azzam tanpa mengalihkan matanya dari lemari tersebut.

...Mala menghirup udara dengan sangat kasar, dia sangat tidak suka dengan tingkah laku Abangnya yang seperti ini....

...Keingin tahu Azzam sering membuat Mala kesal....

"Mala, sedang apa kamu tadi?" tanya Azzam.

"Tidak sedang apa-apa, Bang!" jawab Mala.

"Kamu tadi melamun ya?" tebak Azzam.

"Aku sedang merenung bukan melamun bang," kilah Mala.

"Emang ada bedanya?" tanya Azzam.

"Ya bedalah, kalau merenung itu mencari solusi untuk sebuah masalah. Kalau melamun itu, menghayalkan sesuatu yang mustahil terjadi," jelas Mala membuat Azzam berbalik menghadap Mala dan menatapnya.

"Katakan apa tujuanmu selanjutnya?"

.

.

.

...bersambung......

*setelah baca wajib like end comen ya 😇*

Terpopuler

Comments

Imarin

Imarin

aku mampir lanjutin baca ya..

2022-07-18

1

🇮🇩⭕Nony kinoy❃hiat🇵🇸

🇮🇩⭕Nony kinoy❃hiat🇵🇸

lah...klu LG termenung dan melamun jd nya apa noh😀

2022-06-28

1

lihat semua
Episodes
1 "Cap Anak Durhaka"
2 "Mengadulah Kepada Sang Pemilik Kehidupan"
3 "Sedang Merenung Bukan Melamun"
4 "Mala Ingin Menikah"
5 "Salah Paham Berujung Tragis"
6 POV Nur Mala Sari
7 "Ko tiba-tiba jadi baik ya? "
8 "Sunat diam-diam menikah terang-terangan "
9 "Kumpul keluarga bikin sesek jiwa raga"
10 "Peninggalan sang kakek Ibrahim"
11 "Esakusi calon pengantin"
12 "Perceraian bukan pilihan tapi jalan keluar"
13 "Hari yang ditunggu telah tiba"
14 "konflik rumah tangga dimulai"
15 "Jadilah juru pakir"
16 "Ternyata salah paham"
17 "Menantu luar biasa pilihan sang putra"
18 "Malam pertama pengantin"
19 "Adanya Penggangu"
20 "Kembali pulang"
21 POV Satria Putra Permata
22 "Kedatangan calon PELAKOR"
23 Salah paham berakhir diranjang
24 Akhirnya Terjadi
25 Memulai Hari Baru
26 Mencari Modal Usaha Baru
27 Kedatang Bapak dan Suci
28 Mencoba Berusaha Demi Cinta
29 Kabar Duka Keluarga Permata
30 Tempat Terakhir Seorang Hamba
31 Pertemuan Mertua Dan Menantu
32 Menyambut Kepulangan Yang Terkasih
33 Ujian Baru
34 Pulang Kerumah Jadi Masalah
35 Alasan Mala
36 Bertemu Umi Azzahra
37 Di Kampus Bikin Mampus
38 Mengenang Yang Telah Pergi
39 Kedatangan Satria
40 Cemburu Pakai Saringan
41 Siapa yang Marah, Dia yang Rugi
42 Pulang Kerumah Bikin Nangis
43 Macam-Macam Zinah
44 Sakit Hati, Bisa Menjadi Dendam
45 Salah Paham, Bikin Meradang
46 Siapa yang Minta, Siapa yang Marah.
47 Ada Apa, Dengan Diriku?
48 Tamu Tidak Dikenali
49 Pov Ikbal Satiawan
50 Siapakah Lelaki Itu?
51 Cap Anak Haram
52 Kedatangan Papi Ikbal
53 Bertemu Dengan Yang Selalu Dirindu
54 Kabar Bahagia dan Gembira
55 Kabar Kehamilan Mala
56 Allahu Robbul Allamin
57 Kedatangan Marcel dan Elissa
58 Mala Sakit
59 Kabar Duka keluarga Peramata
60 Mengurai Masalah
61 Mengurai masalah lagi
62 Pulang Kerumah Impian
63 Meminta Suci jadi pendamping
64 Meminta Suci menjadi Madu
65 Meminang Suci dan Umi
66 Bertemu Marcel
67 Hasil tes DNA
68 Mengungkap rahasia
69 Kepulangan Marissa dan Ikbal
70 Mencari jalan keluar
71 Pertemuan tidak terduga
72 Mengungkap Takdir
73 Berusaha dan Berdoa
74 Berobat dan Mengobati
75 Diskusi Ala Pengejar Cinta Robb
76 Memulai aksi pemusnahan.
77 Berjalan Sesuai Rencana
78 Menjadi Orang Lain
79 Mengaku atau Diusir
80 Mencoba Mengungkap Rahasia.
81 Musuh Yang Sebenarnya
82 Alasan Sebenarnya.
83 Tes DNA
84 Dokter multi-fungsi
85 Healing Ala Satria
86 Salah Paham Saja
87 Sok Kenal Dan Akrab
88 Mengulang Malam Pertama
89 Merajut Asa Kembali
90 Kembali Kedunia Nyata
91 Berusaha Demi Orang Tercinta
92 Berusaha Menjadi Suami Siaga
93 Menjadi Manusia Yang Lebih Baik
94 Pernikahan Yang Penuh Drama
95 Sang Pengacau
96 Lewati Saja Dengan Senyuman
97 Malang Tidak Berbau
98 Salah Maksud
99 Ada Istilah Yang Luar Binasa
100 Terima Nasib
101 Berserah Diri Kepada Ilahi
102 Permintaan Mala
103 Bertemu Abi Aziz
104 Memiliki Masalah Hidup
105 Mencoba Berdamai
106 Rencana Operasi
107 Hari Menegangkan
108 Hasil Yang Ditunggu
109 Nasehat Untuk Diingat
110 Janji Adalah Hutang
111 Meminta Penjelasan
112 Ternyata Seperti Itu
113 Pernah Terucap
114 Asal Usul
115 Masa Indah Kehamilan
116 Pilih Kasih Ternyata Menyakitkan
117 POV SATRIA PUTUS ASA
118 Tamu Tidak Diundang
119 Sebuah Tragedi
120 Semuanya Ada Proses
121 Masa Sulit
122 Diuji Terus
123 Berusahalah
124 Bukan Berbohong
125 Tasyakur dan Tasmiyah
126 Menjadi Orang Tua
127 Kepulangan Suci (Sulastri)
128 Yang Berubah Bikin Resah.
129 Janji Yang Pernah Diucap.
130 Meninggalkan Tanda Tanya
131 Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
132 Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
133 Sunat Untuk Anak Perempuan
134 Dokter Anatasya
135 Cemburu Adalah Bumbu Cinta
136 Aqiqah Dan Khitan
137 Pinangan Tanpa Sengaja
138 Bahagia Datang Bersama Duka.
139 Hadiah Laknat.
140 Balon KB
141 Bahagia Itu Sederhana
142 Menyenangkan Hati suami
143 Tamu Adalah Raja.
144 Teledor Bikin Nangis
145 Wanita Adalah Makhluk Sensitif.
146 Permintaan Yang sulit.
147 Berita Duka.
148 Hidup Dan Mati Siapa Yang Tahu
149 Kehilangan
150 Menjenguk Umi.
151 Depresi Atau Kesurupan
152 Mencoba Menjalani
153 Bantuan Dari Saudara
154 Musabah Diri.
155 Cerita Baru.
156 Permintaan Mala
157 Pernikahan Suci Dan Satria
158 Malam Pertama
159 Kemarahan Umi
160 Konflik Rumah Tangga Baru
161 Kedatangan Sang Pemecah Masalah
Episodes

Updated 161 Episodes

1
"Cap Anak Durhaka"
2
"Mengadulah Kepada Sang Pemilik Kehidupan"
3
"Sedang Merenung Bukan Melamun"
4
"Mala Ingin Menikah"
5
"Salah Paham Berujung Tragis"
6
POV Nur Mala Sari
7
"Ko tiba-tiba jadi baik ya? "
8
"Sunat diam-diam menikah terang-terangan "
9
"Kumpul keluarga bikin sesek jiwa raga"
10
"Peninggalan sang kakek Ibrahim"
11
"Esakusi calon pengantin"
12
"Perceraian bukan pilihan tapi jalan keluar"
13
"Hari yang ditunggu telah tiba"
14
"konflik rumah tangga dimulai"
15
"Jadilah juru pakir"
16
"Ternyata salah paham"
17
"Menantu luar biasa pilihan sang putra"
18
"Malam pertama pengantin"
19
"Adanya Penggangu"
20
"Kembali pulang"
21
POV Satria Putra Permata
22
"Kedatangan calon PELAKOR"
23
Salah paham berakhir diranjang
24
Akhirnya Terjadi
25
Memulai Hari Baru
26
Mencari Modal Usaha Baru
27
Kedatang Bapak dan Suci
28
Mencoba Berusaha Demi Cinta
29
Kabar Duka Keluarga Permata
30
Tempat Terakhir Seorang Hamba
31
Pertemuan Mertua Dan Menantu
32
Menyambut Kepulangan Yang Terkasih
33
Ujian Baru
34
Pulang Kerumah Jadi Masalah
35
Alasan Mala
36
Bertemu Umi Azzahra
37
Di Kampus Bikin Mampus
38
Mengenang Yang Telah Pergi
39
Kedatangan Satria
40
Cemburu Pakai Saringan
41
Siapa yang Marah, Dia yang Rugi
42
Pulang Kerumah Bikin Nangis
43
Macam-Macam Zinah
44
Sakit Hati, Bisa Menjadi Dendam
45
Salah Paham, Bikin Meradang
46
Siapa yang Minta, Siapa yang Marah.
47
Ada Apa, Dengan Diriku?
48
Tamu Tidak Dikenali
49
Pov Ikbal Satiawan
50
Siapakah Lelaki Itu?
51
Cap Anak Haram
52
Kedatangan Papi Ikbal
53
Bertemu Dengan Yang Selalu Dirindu
54
Kabar Bahagia dan Gembira
55
Kabar Kehamilan Mala
56
Allahu Robbul Allamin
57
Kedatangan Marcel dan Elissa
58
Mala Sakit
59
Kabar Duka keluarga Peramata
60
Mengurai Masalah
61
Mengurai masalah lagi
62
Pulang Kerumah Impian
63
Meminta Suci jadi pendamping
64
Meminta Suci menjadi Madu
65
Meminang Suci dan Umi
66
Bertemu Marcel
67
Hasil tes DNA
68
Mengungkap rahasia
69
Kepulangan Marissa dan Ikbal
70
Mencari jalan keluar
71
Pertemuan tidak terduga
72
Mengungkap Takdir
73
Berusaha dan Berdoa
74
Berobat dan Mengobati
75
Diskusi Ala Pengejar Cinta Robb
76
Memulai aksi pemusnahan.
77
Berjalan Sesuai Rencana
78
Menjadi Orang Lain
79
Mengaku atau Diusir
80
Mencoba Mengungkap Rahasia.
81
Musuh Yang Sebenarnya
82
Alasan Sebenarnya.
83
Tes DNA
84
Dokter multi-fungsi
85
Healing Ala Satria
86
Salah Paham Saja
87
Sok Kenal Dan Akrab
88
Mengulang Malam Pertama
89
Merajut Asa Kembali
90
Kembali Kedunia Nyata
91
Berusaha Demi Orang Tercinta
92
Berusaha Menjadi Suami Siaga
93
Menjadi Manusia Yang Lebih Baik
94
Pernikahan Yang Penuh Drama
95
Sang Pengacau
96
Lewati Saja Dengan Senyuman
97
Malang Tidak Berbau
98
Salah Maksud
99
Ada Istilah Yang Luar Binasa
100
Terima Nasib
101
Berserah Diri Kepada Ilahi
102
Permintaan Mala
103
Bertemu Abi Aziz
104
Memiliki Masalah Hidup
105
Mencoba Berdamai
106
Rencana Operasi
107
Hari Menegangkan
108
Hasil Yang Ditunggu
109
Nasehat Untuk Diingat
110
Janji Adalah Hutang
111
Meminta Penjelasan
112
Ternyata Seperti Itu
113
Pernah Terucap
114
Asal Usul
115
Masa Indah Kehamilan
116
Pilih Kasih Ternyata Menyakitkan
117
POV SATRIA PUTUS ASA
118
Tamu Tidak Diundang
119
Sebuah Tragedi
120
Semuanya Ada Proses
121
Masa Sulit
122
Diuji Terus
123
Berusahalah
124
Bukan Berbohong
125
Tasyakur dan Tasmiyah
126
Menjadi Orang Tua
127
Kepulangan Suci (Sulastri)
128
Yang Berubah Bikin Resah.
129
Janji Yang Pernah Diucap.
130
Meninggalkan Tanda Tanya
131
Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
132
Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
133
Sunat Untuk Anak Perempuan
134
Dokter Anatasya
135
Cemburu Adalah Bumbu Cinta
136
Aqiqah Dan Khitan
137
Pinangan Tanpa Sengaja
138
Bahagia Datang Bersama Duka.
139
Hadiah Laknat.
140
Balon KB
141
Bahagia Itu Sederhana
142
Menyenangkan Hati suami
143
Tamu Adalah Raja.
144
Teledor Bikin Nangis
145
Wanita Adalah Makhluk Sensitif.
146
Permintaan Yang sulit.
147
Berita Duka.
148
Hidup Dan Mati Siapa Yang Tahu
149
Kehilangan
150
Menjenguk Umi.
151
Depresi Atau Kesurupan
152
Mencoba Menjalani
153
Bantuan Dari Saudara
154
Musabah Diri.
155
Cerita Baru.
156
Permintaan Mala
157
Pernikahan Suci Dan Satria
158
Malam Pertama
159
Kemarahan Umi
160
Konflik Rumah Tangga Baru
161
Kedatangan Sang Pemecah Masalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!