"Esakusi calon pengantin"

Setelah selesai urusan dirumah nenek Aisyah, Mala dan sang bapak meninggalkan umi Azzahra dan sang putranya pulang kerumah.

Tidak ada pembicaran lagi antara bapak dan putrinya itu mereka larut akan pikiran masing-masing hinga kerumah.

Satria bingung apa sebenarnya terjadi tapi ia engan mengutarakannya ia memilih ikut bungkam hingga siang hari.

...***...

Malam meninggalkan sang penghuni bumi berganti dengan terangnya matahari menandakan akan hari sudah siap untuk melakukan rutinitas.

Hari ini rencananya Mala dan Satria akan kerumah sang Nenek untuk bertemu dengan umi Azzahra.

Tapi tadi pagi setelah shalat subuh sang bapak harus mulai berkerja mengangkut barang mengunakan mobil pick upny jadi ia tidak bisa menemani sang putri dan calon menantunya itu.

Tidak masalah bagi Mala karana umi Azzahra hanya ingin menemui dirinya dan kak Satria buka sang bapak.

Lagi dan lagi pandangan setiap orang yang mereka lewati seakan-akan tidak bosen-bosennya berbisik-bisik sambil mencela, apa mereka tidak tau hukumnya mengunjing seseorang.

***ketika di padang masyar nanti Allah akan menyuruh para penggunjing itu memakan daging mentah saudaranya.***

"Ngeri...."

Hal itu yang dipikirkan oleh Mala tapi biarlah itu urusan mereka, selama mereka tidak mengalangi jalan Mala maka ia tetap cuek bebek.

Lambat itulah yang membuat Mala furtasi siapa lagi yang buat ulah kalau bukan Satria.

Jalan pemuda itu bagaikan siput Mala harus berhenti berjalan karna menunggu Satria, jika ditanya kenapa jalan seperti itu alasannya takut lecet miliknya bikin sebel.

Walau susah payah dan lambat tapi akhirnya mereka sampai dirumah nenek Aisyah.

"Assalamualaikum" Mala dan Satria mengucapkan salam.

"Waallaikumsallam"

Terdengar suara sahutan dari dalam.

Tidak berapa lama pintu terbuka dan menampakkan sang umi.

"Ayo masuk sayang" Ajak sang umi.

...***...

Disinilah mereka duduk di kursi tamu sambil menghadap umi Azzahra yang duduk sendiri di depan Mala dan Satria seperti layaknya seorang hakim.

"Diminum dulu nak"

Ucap sang umi yang memang sepertinya sudah menunggu mereka.

Suasana menjadi canggung karna perangai sang umi nampak mengerikan hari ini.

"Jadi apa alasan kalian ingin menikah? "

Tanya umi Azzahra tanpa basa-basi sambil menatap kedua insan yang ada di depannya.

"Mala ingin menikah alasannya untuk menjalankan perintah Allah dan menghidari zina umi" Ucap Mala mantap.

"Kalau saya supaya bisa ada yang menjaga dan menuntun kejalan yang benar"

Ucap Satria sambil menundukkan kepala.

"Ko terasa terbalik ya? "Batin umi Azzahra bingung sendiri.

Hening sesaat hingga umi Azzahra mengeluarkan amplok coklat.

"Ini surat rumah yang baru tinggal kamu tanda tangani Mala dan kapan kalian akan menikah? "

Tanya umi Azzahra sambil menatap lekat wajah putrinya itu.

"Inssya allah seminggu lagi umi" Jawab Mala.

"Apa kamu yakin nak Satria menjadikan putri saya menjadi pendamping hidup mu?" Tanya umi Azzahra.

"Inssya allah umi"

Lirih Satria ia gugup menghadapi perempuan di depannya.

"Kamu sayang apa yakin akan menikah dengan pemuda disampingmu ini? "

Tanya umi Azzahra kepada Mala.

"Inssya allah umi ini semua Mala lakukan untuk almarhum ibu" Ucap Mala.

"Maksud kamu apa sayang? "

Tanya umi Azzahra bingung.

Mala menceritakan semuanya kepada umi Azzahra dan Satria syok mendengarnya tidak dengan umi Azzahra yang hanya mencoba memahami apa yang di sampaikan sang putri.

"Bissmillah lakukan semua ini karna Allah maka kalian akan mendapatkan ridho-Nya". Ucap umi Azzahra menasahati.

"Inssya allah umi" ucap mereka bersamaan.

Ketika mereka asik berbincang-bincang entah dari mana masuk mertua umi Azzahra bersama sang suami.

"Dasar istri durhaka kamu Zahra"

Ucap umi Munaroh dia dikuasai oleh emosi lebih tepatnya dikompori oleh sang putrinya Fatimah.

"Umi kenapa bicara seperti itu kepada istriku" Lirih Aziz.

"Diam kamu" Hardik sang umi.

"Zahra apa begini cara kamu memperlakukan suami dan iparmu? "

Tanya umi Munaroh yang hanya dianggap angin lalu oleh Azzahra.

"Dasar kamu yaa...."

Umi Munaroh benar-benar murka.

"Jangan umi"

Lirih Aziz memelas pada sang umi, disini ada Mala fia tadak inggin melihat uminya dihajar gadis itu.

"Umi inggin apa lagi dari saya? "

Tanya Azzahra dingin menatap sang mertua.

"Saya ingin kamu berbakti kepada Aziz tapi kenapa kamu membangkang dan malah mengusirnya? "

Tanya umi Munaroh geram pada sang menantu.

"Umi bisa tanyakan langsung kepada putra umi sendiri apa yang telah dia lakukan" Jawab Azzahra tenang.

"Putraku hanya ingin memyelamatkan harta keluarga kamu dari anak sialan itu"

Ucap umi Munaroh sambil menunjuk Mala.

Mala bangkit dari duduknya dan mendekat namun dihentikan oleh sang umi yang membuatnya hanya berdiri sambil menatap tajam perempuan yang telah melahirkan abi Aziz itu.

"Umi tau kan? Bahwa harta yang dimiliki oleh suami disitu ada hak istri, tapi harta istri itu hanya miliknya sendiri, jika istri memberikan hartanya kepada suami, itu disebut sedekah namun apa yang diberikan oleh suami kepada istrinya itu adalah nafkah".

Ucap Azzahra yang sukses membungkam mulut sang mertua.

"Tapi kamu tidak boleh mengusir suamimu sendiri Zahra" Lirih umi Munaroh.

"Aku melakukannya karna apa yang putra anda lakukan sudah kelewatan, dia bahkan membuang anjing kesayangan kami"

Ucap umi Azzahra membuat Mala menatap tajam abinya.

Seolah tau akan apa yang dipikirkan oleh Mala, Aziz berlindung di belakang sang umi.

"Itu hanya binatang Zahra jangan di besar-besarkan" Kilah umi Munaroh.

"Kalau putra anda ingin menjual semua yang bukan hak nya apa boleh saya membesarkan masalah itu? " Tanyanya.

"Maksudmu apa dek?" Lirih Aziz yang mulai terdesak.

Umi Azzahra berbalik menghadap anak dan ibu tersebut dengan sinis.

"Sayang lakukan apa yang ada di pikiranmu" Ucap umi Azzahra kepada Mala membuat gadis itu tersenyum penuh arti.

"Buggg...."

" Bugggg....."

Mala terus menghajar Aziz tanpa ampun, Aziz kalah telak dengan Mala yang memang menguasai ilmu bela diri.

Walau badan gadis itu kecil tapi tenaganya sangat besar membuat Aziz tidak bisa mengelak apa lagi melawan.

"Hentikan anak sialan"

Maki umi Munaroh tapi tak dihiraukan oleh Mala gadis itu terus melayangkan pukulannya tanpa ampun.

Satria yang ada disana hanya mampu gigit jari melihat kebrutalan calon istrinya itu.

"Cukup sayang"

Ucap umi Azzahra menghentikn sang putri.

"Kamu keterlaluan dek" Lirih Aziz.

"Terserah kamu mau bilang apa karna gak bakalan lama lagi kita akan berpisah"

Ucap Azzahra sukses membuat jantung Aziz inggin berhenti berdetak.

"Kamu keterlaluan Zahra"

Teriak umi Munaroh tidak terima akan kelakuan menantu dan putrinya itu.

"Pintu keluar disebelah sana"

Ucap Azzahra yang terang-terangan mengusir mereka.

Mau tidak mau ibu dan anak itu pergi dari pada dihajar gadis gila yang gak pandang bulu itu lebih baik pergi.

Biarlah pisah rumah dari pada pisah hidup itu yang dipikirkan Aziz menaggapi ucapan sang istri.

Setelah kepergian dua pengacau itu umi Azzahra menatap sang putri dan calon menantu.

"Nak Satria kamu lihatkan calon istrimu ini telah menghajar abinya sendiri"

Sindir umi Azzahra memancing reaksi Satria.

"Saya sudah tau umi kalau Nur sering berkelahi tapi ini pertama kalinya saya melihat Nur memukuli ustad Aziz abinya" Jawab Satria dengan jujur.

"Nur?? Mengapa kamu memanggil Mala dengan nama depannya?"

Tanya umi Azzahra ingin tahu.

"Karna Nur itu kan artinya cahaya dan Nur disini telah membawa cahaya untuk hidup saya yang gelap gulita"

Jawaban Satria membuat wajah Mala bersemu karna malu.

Umi Azzahra tersenyum geli mendengarnya.

"Ingat ini baik-baik ya.... Kalian akan menikah yang berati menyatukan dua manusia dalam ikatan suci yang lebih erat dari persaudaraan, kalian akan menjadi satu kesatuan yang berati saling menutupi dan menjaga."

"Ketahui dan terima keburukan pasangan kalian jika ada kelebihannya agap saja itu bonus, telan pahitnya sampai timbul manisnya"

Jelas umi Azzahra yang diangguki oleh dua insan itu.

Berumah tangga itu berat tapi banyak pahala didalamnya.

Allah menciptakan manusia untuk menguji manusia yang lain.

Hargai pasangan mu sesungguhnya dia sangatlah berharga karna tahu akan keburukanmu tetapi tetap berada disampingmu.

.

.

.

Ingat ya... Pilih pasangan itu yang mengungkapkan keburukannya berati dia memiliki sikap kesatria karna berani mengakui kekurangannya jangan pilih yang bagus di luar tapi busuk didalam itu pesan autor👍

.

.

.

...***Bersambung......

*setelah baca wajib like and comen ya😇****

Terpopuler

Comments

Author_Febrianis

Author_Febrianis

🙏🙏🙏 makasih masukannya

😭😭😭 hp q lemot susah nulisnya aq hrus ulang2 baca dan perbaiki

2022-05-16

1

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Sekedar memberi tahu bukan untuk menggurui, Kak setiap awal kalimat huruf harus diawali huruf kapital, dan setelah titik juga hrs diawali huruf kapital. Cara penulisan juga mempengaruhi karya kita untuk lulus review. Smg ttp semangat...

2022-05-15

2

lihat semua
Episodes
1 "Cap Anak Durhaka"
2 "Mengadulah Kepada Sang Pemilik Kehidupan"
3 "Sedang Merenung Bukan Melamun"
4 "Mala Ingin Menikah"
5 "Salah Paham Berujung Tragis"
6 POV Nur Mala Sari
7 "Ko tiba-tiba jadi baik ya? "
8 "Sunat diam-diam menikah terang-terangan "
9 "Kumpul keluarga bikin sesek jiwa raga"
10 "Peninggalan sang kakek Ibrahim"
11 "Esakusi calon pengantin"
12 "Perceraian bukan pilihan tapi jalan keluar"
13 "Hari yang ditunggu telah tiba"
14 "konflik rumah tangga dimulai"
15 "Jadilah juru pakir"
16 "Ternyata salah paham"
17 "Menantu luar biasa pilihan sang putra"
18 "Malam pertama pengantin"
19 "Adanya Penggangu"
20 "Kembali pulang"
21 POV Satria Putra Permata
22 "Kedatangan calon PELAKOR"
23 Salah paham berakhir diranjang
24 Akhirnya Terjadi
25 Memulai Hari Baru
26 Mencari Modal Usaha Baru
27 Kedatang Bapak dan Suci
28 Mencoba Berusaha Demi Cinta
29 Kabar Duka Keluarga Permata
30 Tempat Terakhir Seorang Hamba
31 Pertemuan Mertua Dan Menantu
32 Menyambut Kepulangan Yang Terkasih
33 Ujian Baru
34 Pulang Kerumah Jadi Masalah
35 Alasan Mala
36 Bertemu Umi Azzahra
37 Di Kampus Bikin Mampus
38 Mengenang Yang Telah Pergi
39 Kedatangan Satria
40 Cemburu Pakai Saringan
41 Siapa yang Marah, Dia yang Rugi
42 Pulang Kerumah Bikin Nangis
43 Macam-Macam Zinah
44 Sakit Hati, Bisa Menjadi Dendam
45 Salah Paham, Bikin Meradang
46 Siapa yang Minta, Siapa yang Marah.
47 Ada Apa, Dengan Diriku?
48 Tamu Tidak Dikenali
49 Pov Ikbal Satiawan
50 Siapakah Lelaki Itu?
51 Cap Anak Haram
52 Kedatangan Papi Ikbal
53 Bertemu Dengan Yang Selalu Dirindu
54 Kabar Bahagia dan Gembira
55 Kabar Kehamilan Mala
56 Allahu Robbul Allamin
57 Kedatangan Marcel dan Elissa
58 Mala Sakit
59 Kabar Duka keluarga Peramata
60 Mengurai Masalah
61 Mengurai masalah lagi
62 Pulang Kerumah Impian
63 Meminta Suci jadi pendamping
64 Meminta Suci menjadi Madu
65 Meminang Suci dan Umi
66 Bertemu Marcel
67 Hasil tes DNA
68 Mengungkap rahasia
69 Kepulangan Marissa dan Ikbal
70 Mencari jalan keluar
71 Pertemuan tidak terduga
72 Mengungkap Takdir
73 Berusaha dan Berdoa
74 Berobat dan Mengobati
75 Diskusi Ala Pengejar Cinta Robb
76 Memulai aksi pemusnahan.
77 Berjalan Sesuai Rencana
78 Menjadi Orang Lain
79 Mengaku atau Diusir
80 Mencoba Mengungkap Rahasia.
81 Musuh Yang Sebenarnya
82 Alasan Sebenarnya.
83 Tes DNA
84 Dokter multi-fungsi
85 Healing Ala Satria
86 Salah Paham Saja
87 Sok Kenal Dan Akrab
88 Mengulang Malam Pertama
89 Merajut Asa Kembali
90 Kembali Kedunia Nyata
91 Berusaha Demi Orang Tercinta
92 Berusaha Menjadi Suami Siaga
93 Menjadi Manusia Yang Lebih Baik
94 Pernikahan Yang Penuh Drama
95 Sang Pengacau
96 Lewati Saja Dengan Senyuman
97 Malang Tidak Berbau
98 Salah Maksud
99 Ada Istilah Yang Luar Binasa
100 Terima Nasib
101 Berserah Diri Kepada Ilahi
102 Permintaan Mala
103 Bertemu Abi Aziz
104 Memiliki Masalah Hidup
105 Mencoba Berdamai
106 Rencana Operasi
107 Hari Menegangkan
108 Hasil Yang Ditunggu
109 Nasehat Untuk Diingat
110 Janji Adalah Hutang
111 Meminta Penjelasan
112 Ternyata Seperti Itu
113 Pernah Terucap
114 Asal Usul
115 Masa Indah Kehamilan
116 Pilih Kasih Ternyata Menyakitkan
117 POV SATRIA PUTUS ASA
118 Tamu Tidak Diundang
119 Sebuah Tragedi
120 Semuanya Ada Proses
121 Masa Sulit
122 Diuji Terus
123 Berusahalah
124 Bukan Berbohong
125 Tasyakur dan Tasmiyah
126 Menjadi Orang Tua
127 Kepulangan Suci (Sulastri)
128 Yang Berubah Bikin Resah.
129 Janji Yang Pernah Diucap.
130 Meninggalkan Tanda Tanya
131 Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
132 Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
133 Sunat Untuk Anak Perempuan
134 Dokter Anatasya
135 Cemburu Adalah Bumbu Cinta
136 Aqiqah Dan Khitan
137 Pinangan Tanpa Sengaja
138 Bahagia Datang Bersama Duka.
139 Hadiah Laknat.
140 Balon KB
141 Bahagia Itu Sederhana
142 Menyenangkan Hati suami
143 Tamu Adalah Raja.
144 Teledor Bikin Nangis
145 Wanita Adalah Makhluk Sensitif.
146 Permintaan Yang sulit.
147 Berita Duka.
148 Hidup Dan Mati Siapa Yang Tahu
149 Kehilangan
150 Menjenguk Umi.
151 Depresi Atau Kesurupan
152 Mencoba Menjalani
153 Bantuan Dari Saudara
154 Musabah Diri.
155 Cerita Baru.
156 Permintaan Mala
157 Pernikahan Suci Dan Satria
158 Malam Pertama
159 Kemarahan Umi
160 Konflik Rumah Tangga Baru
161 Kedatangan Sang Pemecah Masalah
Episodes

Updated 161 Episodes

1
"Cap Anak Durhaka"
2
"Mengadulah Kepada Sang Pemilik Kehidupan"
3
"Sedang Merenung Bukan Melamun"
4
"Mala Ingin Menikah"
5
"Salah Paham Berujung Tragis"
6
POV Nur Mala Sari
7
"Ko tiba-tiba jadi baik ya? "
8
"Sunat diam-diam menikah terang-terangan "
9
"Kumpul keluarga bikin sesek jiwa raga"
10
"Peninggalan sang kakek Ibrahim"
11
"Esakusi calon pengantin"
12
"Perceraian bukan pilihan tapi jalan keluar"
13
"Hari yang ditunggu telah tiba"
14
"konflik rumah tangga dimulai"
15
"Jadilah juru pakir"
16
"Ternyata salah paham"
17
"Menantu luar biasa pilihan sang putra"
18
"Malam pertama pengantin"
19
"Adanya Penggangu"
20
"Kembali pulang"
21
POV Satria Putra Permata
22
"Kedatangan calon PELAKOR"
23
Salah paham berakhir diranjang
24
Akhirnya Terjadi
25
Memulai Hari Baru
26
Mencari Modal Usaha Baru
27
Kedatang Bapak dan Suci
28
Mencoba Berusaha Demi Cinta
29
Kabar Duka Keluarga Permata
30
Tempat Terakhir Seorang Hamba
31
Pertemuan Mertua Dan Menantu
32
Menyambut Kepulangan Yang Terkasih
33
Ujian Baru
34
Pulang Kerumah Jadi Masalah
35
Alasan Mala
36
Bertemu Umi Azzahra
37
Di Kampus Bikin Mampus
38
Mengenang Yang Telah Pergi
39
Kedatangan Satria
40
Cemburu Pakai Saringan
41
Siapa yang Marah, Dia yang Rugi
42
Pulang Kerumah Bikin Nangis
43
Macam-Macam Zinah
44
Sakit Hati, Bisa Menjadi Dendam
45
Salah Paham, Bikin Meradang
46
Siapa yang Minta, Siapa yang Marah.
47
Ada Apa, Dengan Diriku?
48
Tamu Tidak Dikenali
49
Pov Ikbal Satiawan
50
Siapakah Lelaki Itu?
51
Cap Anak Haram
52
Kedatangan Papi Ikbal
53
Bertemu Dengan Yang Selalu Dirindu
54
Kabar Bahagia dan Gembira
55
Kabar Kehamilan Mala
56
Allahu Robbul Allamin
57
Kedatangan Marcel dan Elissa
58
Mala Sakit
59
Kabar Duka keluarga Peramata
60
Mengurai Masalah
61
Mengurai masalah lagi
62
Pulang Kerumah Impian
63
Meminta Suci jadi pendamping
64
Meminta Suci menjadi Madu
65
Meminang Suci dan Umi
66
Bertemu Marcel
67
Hasil tes DNA
68
Mengungkap rahasia
69
Kepulangan Marissa dan Ikbal
70
Mencari jalan keluar
71
Pertemuan tidak terduga
72
Mengungkap Takdir
73
Berusaha dan Berdoa
74
Berobat dan Mengobati
75
Diskusi Ala Pengejar Cinta Robb
76
Memulai aksi pemusnahan.
77
Berjalan Sesuai Rencana
78
Menjadi Orang Lain
79
Mengaku atau Diusir
80
Mencoba Mengungkap Rahasia.
81
Musuh Yang Sebenarnya
82
Alasan Sebenarnya.
83
Tes DNA
84
Dokter multi-fungsi
85
Healing Ala Satria
86
Salah Paham Saja
87
Sok Kenal Dan Akrab
88
Mengulang Malam Pertama
89
Merajut Asa Kembali
90
Kembali Kedunia Nyata
91
Berusaha Demi Orang Tercinta
92
Berusaha Menjadi Suami Siaga
93
Menjadi Manusia Yang Lebih Baik
94
Pernikahan Yang Penuh Drama
95
Sang Pengacau
96
Lewati Saja Dengan Senyuman
97
Malang Tidak Berbau
98
Salah Maksud
99
Ada Istilah Yang Luar Binasa
100
Terima Nasib
101
Berserah Diri Kepada Ilahi
102
Permintaan Mala
103
Bertemu Abi Aziz
104
Memiliki Masalah Hidup
105
Mencoba Berdamai
106
Rencana Operasi
107
Hari Menegangkan
108
Hasil Yang Ditunggu
109
Nasehat Untuk Diingat
110
Janji Adalah Hutang
111
Meminta Penjelasan
112
Ternyata Seperti Itu
113
Pernah Terucap
114
Asal Usul
115
Masa Indah Kehamilan
116
Pilih Kasih Ternyata Menyakitkan
117
POV SATRIA PUTUS ASA
118
Tamu Tidak Diundang
119
Sebuah Tragedi
120
Semuanya Ada Proses
121
Masa Sulit
122
Diuji Terus
123
Berusahalah
124
Bukan Berbohong
125
Tasyakur dan Tasmiyah
126
Menjadi Orang Tua
127
Kepulangan Suci (Sulastri)
128
Yang Berubah Bikin Resah.
129
Janji Yang Pernah Diucap.
130
Meninggalkan Tanda Tanya
131
Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
132
Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
133
Sunat Untuk Anak Perempuan
134
Dokter Anatasya
135
Cemburu Adalah Bumbu Cinta
136
Aqiqah Dan Khitan
137
Pinangan Tanpa Sengaja
138
Bahagia Datang Bersama Duka.
139
Hadiah Laknat.
140
Balon KB
141
Bahagia Itu Sederhana
142
Menyenangkan Hati suami
143
Tamu Adalah Raja.
144
Teledor Bikin Nangis
145
Wanita Adalah Makhluk Sensitif.
146
Permintaan Yang sulit.
147
Berita Duka.
148
Hidup Dan Mati Siapa Yang Tahu
149
Kehilangan
150
Menjenguk Umi.
151
Depresi Atau Kesurupan
152
Mencoba Menjalani
153
Bantuan Dari Saudara
154
Musabah Diri.
155
Cerita Baru.
156
Permintaan Mala
157
Pernikahan Suci Dan Satria
158
Malam Pertama
159
Kemarahan Umi
160
Konflik Rumah Tangga Baru
161
Kedatangan Sang Pemecah Masalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!