Setelah selesai memberi mandat untuk calon suami/istri itu waktunya umi Azzahra membuat perhitungan dengan suaminya sendiri yang sudah melewati batas garis kalistiwa.
Azzahra tidak ingin main-main kali ini apa yang dilakukan oleh suaminya itu sudah cukup membuat ia semakin yakin bahwa perpisahan adalah jalan keluar yang terbaik.
Mungkin jika hanya dizolimi oleh sang suami Azzahra masih bisa mentoleransi tapi ini suaminya dengan lancang telah ingin menjual semua harta peninggalan orang tuanya.
Benar-benar tidak bisa di maafkan apa lagi alasanya untuk menyekolahkan sang adik ipar yang bukan tanggung jawabnya.
Mungkin jika Fatimah ditampung oleh Aziz itu sudah cukup tapi dengan menyekolahkannya kepeguruan tinggi apa lagi mengunakan uang hasil menjual warisan orang tua Azzahra dia tidak akan pernah ridho akan semua itu.
Azzahra tahu hukumnya jika anak perempuan yang ditinggal mati oleh bapaknya maka tanggung jawab untuk menafkahinya jatuh kepada saudara lelakinya.
Tapi sang anak lelaki itu sudah menikah dan mempunyai anak istri maka wajib hukumnya dia mendahulukan hak anak istrinya.
Tapi apa yang dilakukan oleh suaminya yang selalu mendahulukan keperluan Fatimah sering membuat perang dingin diantara suami istri itu.
Untung saja semuanya sempat digagalkan oleh pengecara yang merasa curiga akan gerak gerik Aziz dan menunggu kalifirkasi dari Azzahra pemilik sesungguhnya.
...****...
"Huuffffff...."
Azzahra membuang nafasnya kasar dia telah melayangkan surat cerai kepada sang suami.
"*Semoga keputusanku ini tepat ya Allah" Batinya*.
Azzahra teringat esekusinya sebelum menerima lamaran mas Aziz yang sangat ia kagumi dulu.
flasback on
"kalian berdua tahu kenapa bapak memanggil? "
Tanya pak Ibrahim sambil menatap putri dan pemuda didepannya.
Mereka mengangguk tanda paham terutama Azzahra saat ini bapaknya akan mengesakusinya.
"Nak Aziz kenapa kamu memilih putri saya yang tidak memiliki kemampuan? Dia tidak bisa mengurus rumah, memasak, mencuci, apa lagi mengurus suami mengurus dirinya saja sulit" Ujar pak Ibrahim menatap nanar pemuda itu.
"Saya menerima semua kekurangan Zahra pak, yang terpenting Azzahra seperti itu juga mau menerima kekurangan saya" Ucap Aziz gugup.
"Zahra kenapa kamu memilih pemuda ini? " Tanya pak Ibramim beralih ke sang putri.
"Karna Zahra mengagumi mas Aziz pak, dia seorang hafis Al-Qur'an dengan suara yang merdu" Ucap Azzahra sambil tersipu malu.
"Ya Allahhh...."
Pak Ibramim hanya mampu berdoa semoga apa yang dipilih dua anak manusia itu adalah pilihan yang terbaik.
Beliau tidak pernah memaksa kehendaknya kepada putri-putrinya semua ia serahkan kepada mereka karna sesungguhnya yang menjalani hidup adalah mereka bukan dia.
"Ingat ini baik-baik...."
Ucap pak Ibramim sambil menatap lekat putri dan calon menantunya nanti.
"Hidup itu adalah perbuatan jangan pernah sesali apa yang terjadi dihari ini tapi berusahalah memperbaiki, hidup berumah tangga itu berat tapi banyak pahala didalamnya siapkan diri untuk melewati ujian dari Allah bersama-sama karna sesungguhnya semakin berat ujian itu maka tanda semakin Allah mencintai kita karna Allah tahu akan batas kemampuan hambanya" Ucap pak Ibramim panjang lebar.
flasback off
"Umiiii..... "
Teriak Azzam membuat umi Azzahra terlonjak kaget dari lamunanya.
Ketika sang putra mendekat dia langsung menjewer telinga anaknya itu.
"Ampun umi" Lirih Azzam.
"Kamu jadi anak gak berakhlak ya main teriak gak ngucap salam lagi"
Omel Azzahra kepada sang putra.
"Aku mau mendengar penjelasan umi tentang ini"
Ucap Azzam sambil melemparkan map berwana coklat diatas meja membuat sang umi melepaskan tangannya dari sang anak.
"Itu surat pemanggilan sidang perceraian umi dan abi"
Jawab umi Azzahra santai menanggapi hal itu.
"Umi tahu apa yang telah umi lakukan?"
Azzam menatap perempuan yang telah melahirkannya itu.
"Iya umi tahu dan sudah yakin karna umi telah memiliki banyak bukti untuk menggugat abimu" Ucapnya penuh penekanan.
Azzam mengusap wajahnya kasar ia merasa furtasi akan hal yang tengah terjadi.
...***...
Perceraian adalah momok menakutkan untuk anak-anak karna merekalah yang selalu menjadi korban dari keegoisan orang tuanya.
Jarang kita bisa menemui pasangan yang sudah bercerai akan mau bertegur sapa mereka akan mejadi orang asing bahkan tidak sedikit yang menjelekkan mantan suami/istri mereka kepada orang lain.
Hal itu yang ditakutkan oleh Azzam dia tidak ingin tali silahturami terputus oleh yang namanya perceraian.
"Ini semua karena tante Fatimah, abi gak akan mungkin melakukan sesuatu yang gila kalau bukan asutan dari wanita ular itu" Batin Azzam geram.
"Mi... Azzam mohon jangan seperti ini" Lirih Azzam memohon belas kasihan uminya.
"Muhammad Azzam putra Ahmad Aziz"
Azzam menelan silvernya mendengar uminya menyebut namanya dengan sempurna menandakan uminya tidak main-main.
"Kamu sudah besar nak dan tak lama lagi akan menikah menyusul adik mu yang berati akan meninggalkan umi, kamu tau apa artinya itu? " Tanya umi Azzahra.
Azzam mengganguk tanda mengerti.
"Apa yang kamu inginkan? Umi hanya tidak ingin hidup bersama abimu yang tidak mau berubah"
Ucap umi Azzahra sambil menundukkan kepala.
"Umi telah bertahan sejak kamu belum ada di kandungan, abi mu tidak mau berubah nak dia selalu membela tantemu benar atau salah perbuatannya tetap umi yang menjadi pelempiasannya".
"Jika hanya umi yang disakiti umi ridho nak, tapi ini kamu dan Mala. Di dunia ini tidak ada ibu yang rela anaknya disakiti sekalipun oleh ayah kandungnya sendiri"
Lirih umi Azzahra membuat hati Azzam terenyuh mendengarnya.
...***...
Selama ini Azzam maupun Mala berfikir bahwa umi mereka menutup mata dan telinga akan perbuatan abi dan tantenya tapi hari ini terbantahkan.
Umi Azzahra bertahan hanya untuk dua malaikat kecilnya yang sudah siap untuk mengarungi luasnya samudera kehidupan.
Azzam terduduk lemas benar kata uminya dia pun akan meninggalkan sang umi untuk memulai hidup baru dengan pasangannya nanti yang berati meninggalkan sang umi bersama abinya.
Perkara dalam rumah tangga Azzahra dan Aziz adalah adanya Fatimah ditenggah-tengah mereka.
Rassululloh pernah bersabdah yang artinya:
"Sesunggunya ipar itu adalah maut dalam rumah tangga"
***Memelihara ipar dalam rumah tangga itu sama dengan meracuni hidup suami/istri karna ipar itu bukanlah mahrom yang berati dikatagorikan orang yang tidak boleh melihat aurat kita***
Untung disini tante Fatimah saudara perempuan abi Aziz gak kebayang kalau dia saudara umi bisa masuk golongan pelakor itu namanya pikir Azzam.
"Terserah umi aja, Azzam nyerah sumpah ribet yang namanya berumah tangga".
Ucap Azzam sambil mengangkat kedua tangannya.
Azzahra hanya tersenyum melihat sang putra.
"Ya Allah Ridhoilah jalanku ini" Batin Azzahra.
Dia tahu bahwa saat ini Arys nya Allah bergetar karna sebuah perceraian yang sang Tuhan sanggat benci.
Tapi apalah daya dia hanya Manusia biasa yang mempunyai semua rasa saat ini dia telah lelah dan inggin rehat sejenak dari terpaan badai kehidupan.
.
.
.
...***Bersambung......
*setelah baca wajib like and comen ya😇****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Amisya
semangat kakak cerita nya bagus 🔥😍
2022-05-27
2
Nadiya Rahman
Mana kelanjutannya Thor, semangat terus up nya Thor
2022-05-10
2
Author_Febrianis
autor ny gak kritis kuota
inssya allah nanti up kalau ad yg criin 😆😆😆
2022-05-06
1