"Malam pertama pengantin"

Mendengar ucapan sang putra membuat perasaan mami marissa getar getir sang putra membawakannya menatu yang luar biasa.

Setelah makan dan minum obat, mami Marissa tertidur lelap, Satria yang melihat sang mami yang kelelahan menyelimutinya sambil menatap sendu wajah sang mami.

"Mungkin efek obat ya, mami,,,Cepet banget tidurnya" Batin Satria.

"Kak,,, apa kita tidur disini? "

Tanya Mala sambil mendekat kearah sang suami, Mala telah selesai solat isya dan ingin cepat beristirahat.

"Kita tidur dikamarku aja, jagan disini, kasihan mami takut terganggu"

Mala menautkan keningnya memikirkan ucapan sang suami.

"Maksudnya apa kak? Selama di rumah sakit kitakan satu ruangan sama mami dan beliau tidak terganggu sama sekali" Ujar Mala beragumen.

"Ya bedalah Nur, kalau di rumah sakit itu terpaksa, kalau disini? Aku ogah tidur di sopa, pegel" Kilahnya.

"Oh begitu ya sudah ayo" Ajak Mala.

...***...

Mala mengikuti langkah kaki sang suami hinga masuk kedalam kamar yang luar dan di dominasi warna hijau daun.

Tanpa basa basi Mala menjatuhkan tubuhnya dikasur dia merasa sangat lelah.

Ketika menemani sang mami malah memilih untuk tidur di atas sajadah, Mala beralasan takut terlewat solat tahajud.

"Enak ya Nur? "

"Iya kak, sepertinya aku betah di sini"

Ujar Mala sambil memejamkan matanya.

"Kita satu kamar ya? Satu tempat tidur juga, pasangam suami istri yang sah pula"

Ujar Satria memancing Mala dia yakin sang istri tahu maksud dan tujuan ucapannya.

Benar saja Mala langsung bagun dari berbaring dan duduk sambil menatap sang suami tajam.

Tapi Mala teringat akan bahwa berdosa seorang istri yang menolak ajakan suaminya.

Akan tetapi di satu sisi dia takut, trauma yang sangat membekas dalam ingatannya tentang yang namanya anak yang tidak diharapkan kehadirannya.

"Aku hanya ingin mengajak kamu tidur bersama saja Nur, jangan traveling juga pikiranmu? "

Kilah Satria yang seolah-olah kamana jalan pikiran sang istri.

"Maafkan aku kak" Lirih Mala.

"Iya,,, Aku tau kamu belum siap, tapi kalau coba-coba boleh kan? "

Ujar Satria sambil terenyum jahil pada sang istri.

...***...

Satria lelaki dewasa yang memiliki nafsu, bagai mana bisa dia menahan satu ranjang bersama sang istri yang sah, boleh diapa-apain pikirnya.

"Aku bukan hanya belum siap kak, tapi aku takut milik kakak nanti lecet, kan baru dipotong"

Ucapan sang istri menyadarkan Satria kalau dia baru disunat, bisa runyam urusannya kalau miliknya lecet.

Satria memejamkan matanya apa yang dikatakan sang istri benar bukan hanya Mala yang belum siap tapi dirinya juga.

Sadar akan keadaan yang tidak memungkinkan Satria memilih berbaring disamping sang istri.

"Kalau pelukkan boleh kan? "

Tanya Satria yang mendapatkan angukan dari sang istri.

"Buka hijabnya Nur"

"Tapi kak.. Aku "

"Aku suami kamu Nur, aku boleh melihat aurat kamu"

"Tapi aku belum terbiasa kak" Kilah Mala.

"Selalu saja bilang belum siap, emang kamu inggin jadi istri durhaka" Ancam Satria geram dengan sang istri.

"Ya engak lah kak, lagian aku bilang belum terbiasa bukan belum siap" Bantah Mala sengit.

"TERSERAH.... "

Ucap Satria sambil berbaring membelakangi sang istri, dia benar-benar kesal akan sikap sang istri yang keras kepala.

Satria yang anak tunggal yang selalu dimanja tidak pernah dibantah, Satria merasa kesal akan sang istri yang selalu ada cara untuk membantahnya.

Begitu juga dengan Mala yang selalu melakukan apa yang dia suka tanpa pernah ada yang melarang merasa kesal akan sang suami yang menurutnya terlalu memerintah.

...****...

Sulit memang menyatukan dua orang yang berbeda, tapi dari perbedaan itu kita harus menjadikannya tameng dalam berumah tangga karna kita tahu kelebihan dan kekurangan pasangan kita.

Jadilah pakaian untuk pasanganmu, yang menutupi kekurangan nya, dan jangalah buka aib pasanganmu, sesungguhnya kamu telah terlanjang karna suami istri itu adalah satu kesatuan yang saling melengkapi.

...***...

Mala yang melihat kelakuan suaminya memiliki ide yang fantasis.

"Kak... "

"Emmmm.... "

Satria hanya bedehem membalas panggilan sang istri, saat ini dia dalam mode merajuk.

"Kak... " Lagi panggil Mala.

"Kak.... Kak.. Kamu bisa diam gak sih"

Bentak Satria sambil berpaling menghadap sang istri, yang malah membuat ia makin furtasi.

"Aaaaaaaa...... mami tolong Satria"

Teriakkan Satria terdengar oleh sang oma dan opa yang kebetulan lewat didepan kamar mereka.

...***...

"Sat,,, buka pintunya"

Teriak sang oma panik, tapi tidak dengam sang suami yang santai saja, dipikiran opa Malik apa yang harus dia khawatirkan di dalam sana kan pasangan suami istri yang sah.

"Itu oma"

Mala dengan cepat menutup mulut sang suami, dia merasa malu kalau sang suami memberitahukan kelakuannya.

"Jangan teriak kak... Nanti orang makin curiga"

Bisik Mala di samping telinga sang suami yang mendapat angukan kepala tanda Satria mengerti.

"Satria buka pintunya"

Ucap oma Yolanda sambil menggedor-ngedor pintu yang membuat opa Malik gak habis fikir akan kelakuan sang istri.

"Iya oma"

Teriak Satria setelah sang istri melepaskan tangannya dari mulut sang suami.

"Cepat pakai baju kamu Nur"

Perintah Satria kepada sang istri yang langsung dikerjakan oleh sang istri.

...***...

Satria melangkah perlahan menuju pintu sambil beristigfar.

"Satria buka"

"Iya oma"

Ucap Satria dengan santainya seolah tidak melakukan sesuatu.

"Kamu tadi teriak kenapa? Apa yang sebenarnya kalian lakukan?"

Pertanyaan yang beruntun dari sang oma membuat Satria canggung.

"Pertanyaan macam apa itu? " Pikir opa Malik bingung.

"Kami hanya menjalankan apa yang seharusnya pasangan suami istri lakukan oma"

Jelas Satria yang salah diartikan dua orang didepannya.

"Bagus sayang" Ucap opa Malik bangga.

"Apanya yang bagus? Kamu jangan macam-macam ya Sat,,, " Ujar sang oma tidak terima.

"Kamu tu aneh ma,,, Mereka itu suami istri ya wajar lah melakukan malam pertama" Jawab opa Malik dengan santainya.

"Bukan begitu opa"

Teriak Mala, dia benar-benar malu saat ini, istilah kebal akan perasaan tidak mampu menutupi perasaan malunya.

"Jangan macam-macam ya kamu! "

Ucap oma Yolanda sambil menerobos masuk kedalam kamar sang cucu, dan mendekat kearah Mala sambil menatap tajam.

"Kamu pikir, kamu itu siapa? "Tanya oma Yolanda dengan sinisnya.

"Saya istri sah kak Satria " ucap mala sengit.

"Itu hanya SETATUS" ucap oma Yolanda sambil menekankan kata setatus.

"Ma... Apa yang kamu ucapkan" Ucap opa Malik tidak suka.

Oma Yolanda lupa kalau masih ada sang suami.

"Biarkan saja opa, mungkin memang saya tidak akan pernah bisa di terima di sini, apalah saya yang hanya orang miskin."

"Jangan seperti ini Nur, oma keterlaluan"

Ucap Satria sambil menatap tajam sang oma.

"Sudah berapa kali papa peringatkan mama untuk tidak berkata kasar sama Nur"

Ucap sang suami sambil menyeret oma Yolanda keluar dari kamar sang cucu.

...***...

Tinggalah pasangan suami istri itu berduan lagi.

"Jangan dimasukkin kehati ya omongan oma tadi ya Nur" Ucap Satria menatap sendu sang istri.

"Aku sudah terbiasa ko kak"

Mendengar ucapan sang istri bagaikan mendapatkan angin segar untuk Satria.

"Kalau begitu kita sambung yang tadi" Ucap Satria sambil tersenyum genit kepada sang istri.

"Apa....??? "

.

.

.

...***Bersambung......

*setelah baca wajib like and comen ya 😇****

Terpopuler

Comments

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Apa yang terjadi tuh dengan Mala n Satria. Satria hrs puasa dulu karena baru di sunat. Kasian deh kamu Satria. Maju terus Othor Wilda....

2022-06-08

2

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Siplah...

2022-06-08

2

lihat semua
Episodes
1 "Cap Anak Durhaka"
2 "Mengadulah Kepada Sang Pemilik Kehidupan"
3 "Sedang Merenung Bukan Melamun"
4 "Mala Ingin Menikah"
5 "Salah Paham Berujung Tragis"
6 POV Nur Mala Sari
7 "Ko tiba-tiba jadi baik ya? "
8 "Sunat diam-diam menikah terang-terangan "
9 "Kumpul keluarga bikin sesek jiwa raga"
10 "Peninggalan sang kakek Ibrahim"
11 "Esakusi calon pengantin"
12 "Perceraian bukan pilihan tapi jalan keluar"
13 "Hari yang ditunggu telah tiba"
14 "konflik rumah tangga dimulai"
15 "Jadilah juru pakir"
16 "Ternyata salah paham"
17 "Menantu luar biasa pilihan sang putra"
18 "Malam pertama pengantin"
19 "Adanya Penggangu"
20 "Kembali pulang"
21 POV Satria Putra Permata
22 "Kedatangan calon PELAKOR"
23 Salah paham berakhir diranjang
24 Akhirnya Terjadi
25 Memulai Hari Baru
26 Mencari Modal Usaha Baru
27 Kedatang Bapak dan Suci
28 Mencoba Berusaha Demi Cinta
29 Kabar Duka Keluarga Permata
30 Tempat Terakhir Seorang Hamba
31 Pertemuan Mertua Dan Menantu
32 Menyambut Kepulangan Yang Terkasih
33 Ujian Baru
34 Pulang Kerumah Jadi Masalah
35 Alasan Mala
36 Bertemu Umi Azzahra
37 Di Kampus Bikin Mampus
38 Mengenang Yang Telah Pergi
39 Kedatangan Satria
40 Cemburu Pakai Saringan
41 Siapa yang Marah, Dia yang Rugi
42 Pulang Kerumah Bikin Nangis
43 Macam-Macam Zinah
44 Sakit Hati, Bisa Menjadi Dendam
45 Salah Paham, Bikin Meradang
46 Siapa yang Minta, Siapa yang Marah.
47 Ada Apa, Dengan Diriku?
48 Tamu Tidak Dikenali
49 Pov Ikbal Satiawan
50 Siapakah Lelaki Itu?
51 Cap Anak Haram
52 Kedatangan Papi Ikbal
53 Bertemu Dengan Yang Selalu Dirindu
54 Kabar Bahagia dan Gembira
55 Kabar Kehamilan Mala
56 Allahu Robbul Allamin
57 Kedatangan Marcel dan Elissa
58 Mala Sakit
59 Kabar Duka keluarga Peramata
60 Mengurai Masalah
61 Mengurai masalah lagi
62 Pulang Kerumah Impian
63 Meminta Suci jadi pendamping
64 Meminta Suci menjadi Madu
65 Meminang Suci dan Umi
66 Bertemu Marcel
67 Hasil tes DNA
68 Mengungkap rahasia
69 Kepulangan Marissa dan Ikbal
70 Mencari jalan keluar
71 Pertemuan tidak terduga
72 Mengungkap Takdir
73 Berusaha dan Berdoa
74 Berobat dan Mengobati
75 Diskusi Ala Pengejar Cinta Robb
76 Memulai aksi pemusnahan.
77 Berjalan Sesuai Rencana
78 Menjadi Orang Lain
79 Mengaku atau Diusir
80 Mencoba Mengungkap Rahasia.
81 Musuh Yang Sebenarnya
82 Alasan Sebenarnya.
83 Tes DNA
84 Dokter multi-fungsi
85 Healing Ala Satria
86 Salah Paham Saja
87 Sok Kenal Dan Akrab
88 Mengulang Malam Pertama
89 Merajut Asa Kembali
90 Kembali Kedunia Nyata
91 Berusaha Demi Orang Tercinta
92 Berusaha Menjadi Suami Siaga
93 Menjadi Manusia Yang Lebih Baik
94 Pernikahan Yang Penuh Drama
95 Sang Pengacau
96 Lewati Saja Dengan Senyuman
97 Malang Tidak Berbau
98 Salah Maksud
99 Ada Istilah Yang Luar Binasa
100 Terima Nasib
101 Berserah Diri Kepada Ilahi
102 Permintaan Mala
103 Bertemu Abi Aziz
104 Memiliki Masalah Hidup
105 Mencoba Berdamai
106 Rencana Operasi
107 Hari Menegangkan
108 Hasil Yang Ditunggu
109 Nasehat Untuk Diingat
110 Janji Adalah Hutang
111 Meminta Penjelasan
112 Ternyata Seperti Itu
113 Pernah Terucap
114 Asal Usul
115 Masa Indah Kehamilan
116 Pilih Kasih Ternyata Menyakitkan
117 POV SATRIA PUTUS ASA
118 Tamu Tidak Diundang
119 Sebuah Tragedi
120 Semuanya Ada Proses
121 Masa Sulit
122 Diuji Terus
123 Berusahalah
124 Bukan Berbohong
125 Tasyakur dan Tasmiyah
126 Menjadi Orang Tua
127 Kepulangan Suci (Sulastri)
128 Yang Berubah Bikin Resah.
129 Janji Yang Pernah Diucap.
130 Meninggalkan Tanda Tanya
131 Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
132 Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
133 Sunat Untuk Anak Perempuan
134 Dokter Anatasya
135 Cemburu Adalah Bumbu Cinta
136 Aqiqah Dan Khitan
137 Pinangan Tanpa Sengaja
138 Bahagia Datang Bersama Duka.
139 Hadiah Laknat.
140 Balon KB
141 Bahagia Itu Sederhana
142 Menyenangkan Hati suami
143 Tamu Adalah Raja.
144 Teledor Bikin Nangis
145 Wanita Adalah Makhluk Sensitif.
146 Permintaan Yang sulit.
147 Berita Duka.
148 Hidup Dan Mati Siapa Yang Tahu
149 Kehilangan
150 Menjenguk Umi.
151 Depresi Atau Kesurupan
152 Mencoba Menjalani
153 Bantuan Dari Saudara
154 Musabah Diri.
155 Cerita Baru.
156 Permintaan Mala
157 Pernikahan Suci Dan Satria
158 Malam Pertama
159 Kemarahan Umi
160 Konflik Rumah Tangga Baru
161 Kedatangan Sang Pemecah Masalah
Episodes

Updated 161 Episodes

1
"Cap Anak Durhaka"
2
"Mengadulah Kepada Sang Pemilik Kehidupan"
3
"Sedang Merenung Bukan Melamun"
4
"Mala Ingin Menikah"
5
"Salah Paham Berujung Tragis"
6
POV Nur Mala Sari
7
"Ko tiba-tiba jadi baik ya? "
8
"Sunat diam-diam menikah terang-terangan "
9
"Kumpul keluarga bikin sesek jiwa raga"
10
"Peninggalan sang kakek Ibrahim"
11
"Esakusi calon pengantin"
12
"Perceraian bukan pilihan tapi jalan keluar"
13
"Hari yang ditunggu telah tiba"
14
"konflik rumah tangga dimulai"
15
"Jadilah juru pakir"
16
"Ternyata salah paham"
17
"Menantu luar biasa pilihan sang putra"
18
"Malam pertama pengantin"
19
"Adanya Penggangu"
20
"Kembali pulang"
21
POV Satria Putra Permata
22
"Kedatangan calon PELAKOR"
23
Salah paham berakhir diranjang
24
Akhirnya Terjadi
25
Memulai Hari Baru
26
Mencari Modal Usaha Baru
27
Kedatang Bapak dan Suci
28
Mencoba Berusaha Demi Cinta
29
Kabar Duka Keluarga Permata
30
Tempat Terakhir Seorang Hamba
31
Pertemuan Mertua Dan Menantu
32
Menyambut Kepulangan Yang Terkasih
33
Ujian Baru
34
Pulang Kerumah Jadi Masalah
35
Alasan Mala
36
Bertemu Umi Azzahra
37
Di Kampus Bikin Mampus
38
Mengenang Yang Telah Pergi
39
Kedatangan Satria
40
Cemburu Pakai Saringan
41
Siapa yang Marah, Dia yang Rugi
42
Pulang Kerumah Bikin Nangis
43
Macam-Macam Zinah
44
Sakit Hati, Bisa Menjadi Dendam
45
Salah Paham, Bikin Meradang
46
Siapa yang Minta, Siapa yang Marah.
47
Ada Apa, Dengan Diriku?
48
Tamu Tidak Dikenali
49
Pov Ikbal Satiawan
50
Siapakah Lelaki Itu?
51
Cap Anak Haram
52
Kedatangan Papi Ikbal
53
Bertemu Dengan Yang Selalu Dirindu
54
Kabar Bahagia dan Gembira
55
Kabar Kehamilan Mala
56
Allahu Robbul Allamin
57
Kedatangan Marcel dan Elissa
58
Mala Sakit
59
Kabar Duka keluarga Peramata
60
Mengurai Masalah
61
Mengurai masalah lagi
62
Pulang Kerumah Impian
63
Meminta Suci jadi pendamping
64
Meminta Suci menjadi Madu
65
Meminang Suci dan Umi
66
Bertemu Marcel
67
Hasil tes DNA
68
Mengungkap rahasia
69
Kepulangan Marissa dan Ikbal
70
Mencari jalan keluar
71
Pertemuan tidak terduga
72
Mengungkap Takdir
73
Berusaha dan Berdoa
74
Berobat dan Mengobati
75
Diskusi Ala Pengejar Cinta Robb
76
Memulai aksi pemusnahan.
77
Berjalan Sesuai Rencana
78
Menjadi Orang Lain
79
Mengaku atau Diusir
80
Mencoba Mengungkap Rahasia.
81
Musuh Yang Sebenarnya
82
Alasan Sebenarnya.
83
Tes DNA
84
Dokter multi-fungsi
85
Healing Ala Satria
86
Salah Paham Saja
87
Sok Kenal Dan Akrab
88
Mengulang Malam Pertama
89
Merajut Asa Kembali
90
Kembali Kedunia Nyata
91
Berusaha Demi Orang Tercinta
92
Berusaha Menjadi Suami Siaga
93
Menjadi Manusia Yang Lebih Baik
94
Pernikahan Yang Penuh Drama
95
Sang Pengacau
96
Lewati Saja Dengan Senyuman
97
Malang Tidak Berbau
98
Salah Maksud
99
Ada Istilah Yang Luar Binasa
100
Terima Nasib
101
Berserah Diri Kepada Ilahi
102
Permintaan Mala
103
Bertemu Abi Aziz
104
Memiliki Masalah Hidup
105
Mencoba Berdamai
106
Rencana Operasi
107
Hari Menegangkan
108
Hasil Yang Ditunggu
109
Nasehat Untuk Diingat
110
Janji Adalah Hutang
111
Meminta Penjelasan
112
Ternyata Seperti Itu
113
Pernah Terucap
114
Asal Usul
115
Masa Indah Kehamilan
116
Pilih Kasih Ternyata Menyakitkan
117
POV SATRIA PUTUS ASA
118
Tamu Tidak Diundang
119
Sebuah Tragedi
120
Semuanya Ada Proses
121
Masa Sulit
122
Diuji Terus
123
Berusahalah
124
Bukan Berbohong
125
Tasyakur dan Tasmiyah
126
Menjadi Orang Tua
127
Kepulangan Suci (Sulastri)
128
Yang Berubah Bikin Resah.
129
Janji Yang Pernah Diucap.
130
Meninggalkan Tanda Tanya
131
Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
132
Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
133
Sunat Untuk Anak Perempuan
134
Dokter Anatasya
135
Cemburu Adalah Bumbu Cinta
136
Aqiqah Dan Khitan
137
Pinangan Tanpa Sengaja
138
Bahagia Datang Bersama Duka.
139
Hadiah Laknat.
140
Balon KB
141
Bahagia Itu Sederhana
142
Menyenangkan Hati suami
143
Tamu Adalah Raja.
144
Teledor Bikin Nangis
145
Wanita Adalah Makhluk Sensitif.
146
Permintaan Yang sulit.
147
Berita Duka.
148
Hidup Dan Mati Siapa Yang Tahu
149
Kehilangan
150
Menjenguk Umi.
151
Depresi Atau Kesurupan
152
Mencoba Menjalani
153
Bantuan Dari Saudara
154
Musabah Diri.
155
Cerita Baru.
156
Permintaan Mala
157
Pernikahan Suci Dan Satria
158
Malam Pertama
159
Kemarahan Umi
160
Konflik Rumah Tangga Baru
161
Kedatangan Sang Pemecah Masalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!