"Apa?" Teriak Mala.
Namun hanya dibalas kedipan mata dari Satria.
"Aku hanya bercanda Nur, sudah malam yuk tidur" Ajak Satria yang memang sudah mengantuk.
.
.
.
Sudah hampir satu bulan Mala tinggal dirumah oma Yolanda bersama sang suami, setelah keberangkatan opa Malik mereka menghabiskan waktu bersama, yang lebih tepatnya menghadapi oma dan mami yang berlaku layaknya ibu tiri Cinderella.
...***...
"Oma...Emangnya apa sih salah Nur? " Tanya Satria sambil menatap sendu sang oma.
"Karna dia tidak mau bercerai dengan kamu! "
"Tidak semudah itu oma"
"Apa susahnya sih? Kalau dia tidak mau bercerai, maka kamu cerikan" Ucap sang oma sengit.
"Apa anda tahu? Jika sepasang suami istri berceraian maka bergetar Arsy nya Allah" Tanya Mala sambil menatap dinggin wanita didepannya.
"SAYA TIDAK PERDULI"
"Jika dengan sang pencipta anda tidak perduli, bagaimana dengan sesama Manusia! "
"Itu bukan urusan mu babu"
"Good morning"
Mendegar suara sapaan orang asing, semua mata tertuju kepada sang empunya.
"Hello beby"
Ucap gadis cantik itu sambil mendekat kearah Satria, Mala yang melihat tingkah laku perempuan itu langsung menghadang.
"Who are you? " Tanya perempuan itu merasa terganggu akan Mala.
"Dia istri aku Li, kamu jaga jarak mulai saat ini dengan aku" Ucap Satria menjelaskan.
"What? Kamu sudah merrid gak udang aku? " Tanyanya terkejut akan pernyataan Satria.
"Dia gak pantas jadi istri cucu oma sayang, karna yang pantas bersanding sama Satria cuma kamu" Ujar oma Yolanda memanaskan suasana.
"It's oke grema, tapi kenapa tidak ada yang bilang? " Tanyanya binggung.
"Karna kami tidak MERESTUINYA" Tambah sang oma.
"Oma berhentilah, apa harus satria kasih tau opa supaya oma berhenti memojokkan Nur? " Tanya Satria mulai putus asa.
Mala hanya menggengam tangan sang suami seolah memberi tahu kalau dia tidak apa-apa.
"Sat, kamu gak hamlin anak orang kan? " Tanyanya penuh selidik.
"Ya gak lah Li, disaat aku terpuruk hanya Nur yang ada di sisiku kalian semua gak ada"
"Hey,,,, Jangan asal ngomong aja, gue memang gak tau apa masalah lo... Baru juga nyampe udah di tuduh-tuduh" Ucap perempuan itu tidak terima.
"Sudah jangan di tanggapi sayang, kita masuk yuk, mami kamu pasti senang kalau calon memantu idamannya datang" Ujar Yolanda sambil menuntun perempuan itu masuk lebih dalam.
meninggalkan pasangan suami istri yang masih saling menautkan tangan.
"Nur, jangan dianggapi ya ucapan oma" Ucap Satria setelah dua perempuan tadi berlalau.
"Ayo kita masuk kekamar, aku mintak penjelasan tentang calon menantu idaman mami" Sindir Mala membuat Satria merasa tidak nyaman.
...***...
Didalam kamar Mala menatap tajam wajah sang suami.
Entak kenapa dia merasa terganggu akan adanya perempuan tadi di tambah ucapan sang oma yang menyatakan kalau perempuan itu calon menantu idaman mami.
"Siapa perempuan tadi? " Tanya Mala tidak sabaran.
"Oh itu"
"Iya, siapa dia? "Bentak Mala dia benci kalau suaminya berbelit-belit.
"Seperti kata oma, dia calon memantu mami"
Geram, kali ini Mala benar-benar marah entah kenapa dia merasa sakit, sangat sakit mendengar pernyataan sang suami.
Entah apa yang merasukinya, Mala menuju tembok dan menijunya dengan membabi buta hingga tangannya berdarah.
Satria yang melihat tingkah sang istri dengan sigap memeluknya dari belakang dan menyeretnya mundur.
Satria tidak paham kenapa Mala begitu marah.
"Jangan seperti ini Nur" Ucap Satria sambil berlinang air mata, dia tidak sanggup melihat darah segar yang mengalir begitu saja dari tangan sang istri.
"Dada aku sakit kak, jika oma yang ngomong kayak tadi, aku bisa gak marah tapi kalau kakak yang ngucapin terasa sesak dadaku" Lirih Mala sambil menangis.
Mendengar pernyataan sang istri Satria tersenyum bahagia, dia mengapus air matanya, dengan cepat dan memgembalikan tubuh sang istri supaya bisa menghadap kearahnya.
Saat ini mata mereka saling beradu, Satria bisa merasakan hembusan nafas sang istri, begitu juga sebaliknya.
"Kamu cemburu Nur" Ucap Satria begitu bahagia.
"Kalau begitu jangan buat aku cemburu kak, rasanya sangat sakit"Lirih Mala.
Satria mengangguk tanda mengerti.
"Siapa perempuan itu? "
"Dia Elissa Nur, teman kecilku" Jawab Satria sambil menuntun sang istri duduk di tepi kasur.
"Kenapa dia bisa menjadi calon menantu mami? "
"Ya, karna mami mengginginkannya, tapi aku sudah menikah dengan kamu dan aku tidak akan pernah menceraikan kamu Nur, ingatlah hal ini. Kamu adalah Nurku dalam hidupku yang berati, jika tidak ada kamu maka hidup aku akan gelap gulita."
Mendengar penjelasan panjang lebar sang suami membuat hati Mala menghangat, dia merasa senang tapi entah terkenapa.
"Tapi, jika mami menyuruh kakak menikahi perempuan tadi bagaimana" Tanya Mala cemas.
"Aku tidak akan melakukannya Nur, cukup cuma kamu istriku sampai Jannah" Ucap satria sambil mencium kening sang istri lembut.
Mala mendapatkan perlakuan yang sangat lembut dari sang suami merasa sangat bahagia.
Namun kebahagian mereka sirnah seketika, tanpa rambu lalu lintas pintu terbanting cukup keras dan mengagetkan mereka.
"Brukkkk...."
"Satria....." Teriak Elissa.
"Kamu bisa gak ngetuk pintu dulu sebelum masuk? " Tanya Satria sambil menatap tajam perempuan diambang pintu tersebut.
"Kamu sudah KETERLALUAN" Ucapnya penuh penekanan.
"Maksud kamu apa Li? "
"Kamu menikah tanpa mami"
"Iya,,,Memangnya kenapa? " Tanya Satria dengan santai.
"Pernikahan kalian gak sah"
"Kata siapa? "
Tanya Satria membuat kemarahan perempuan itu sampai keubun-ubun.
"Kalian.... "
Belum sempat Elissa melanjutkan ucapannya, mulutnya sudah di bungkam dengan cepat oleh Mala.
"Nur" Teriak Satria terkejut dengan tidakan sang istri.
"Momy.... Istri kamu jahat Sat" Ucap Elissa sambil menangis terduduk.
Pukulan Mala tidak pernah main-main, di tambah dia memang kesal dengan Elissa, binasalah bibir merah jambunya jadi kebrutalan tinju Mala.
"Harus berapa kali sih Nur aku peringatkan jangan pakai kekerasan" Maki Satria pada sang istri.
"Ada apa ini? " Tanya mami yang datang tiba-tiba.
"Ya ampun sayang, kamu kenapa? " Tanya mami Marissa panik melihat keadaan Elissa.
Elissa menunjuk Mala memberitahukan siapa pelakunya.
"Kau.... " Tujuk sang mami, yang mendekat kearah Mala tapi dihadang sang putra.
"Jangan mi... " Mohon Satria.
"Kamu jangan bela dia Sat, kali ini dia sudah keterlaluan" Maki sang mami.
"Satria gak belain Nur mi, tapi Satria jagain mami, supaya gak nyakiti Nur"
"Itu sama aja Sat, kamu membela dia" Ucap sang mami geram.
"Nur akan membalas perbuatan orang kepadanya mi, kalau mami mau menyakiti Nur maka Nur akan membalasnya" Jawab Satria sambil memegang kedua kaki sang mami.
Mami Marissa terdiam, sebenarnya dia takut akan Mala tapi enggan untuk memgakuinya.
"Apa salah Elissa sampai kamu memyakitinya ha? " Teriak mami Marissa putus asa.
"Dia penggangu" Jawab Mala sambil menatap dingin kearah mami.
"Sadar gak sih kamu bicara? Yang penganggu itu kamu bukan Lisa! " Maki mami Marissa.
"Kenapa anda berbicara seperti itu? "
"Karna Satria dan Elissa sudah bertunangan dan akan segera menikah tapi karna kamu datang sumuanya kacau" Teriak mami Marissa hiteris.
"Tes,,,,"
Air mata jatuh tidak dapat dibendung semua yang ada di sana meneteskan air mata begitu juga Mala, walau bisa kata dia gadis kuat tapi kalau dihadapkan urusan hati Mala menjadi lemah.
***itulah perasaan hati walau kokoh seperti tembok Cina tapi bisa luluh lantah bila di jatuhkan bom Hirosima***
***setiap Manusia di titipkan rasa oleh sang pencipta, ada marah, sedih, bahagia dan lainnya membuat Manusia terlena dan lupa akan hakikat rasa yang sesungguhnya kepada pemilik kehidupan itu sendiri***
.
.
.
...Bersambung......
*setelah baca wajib like end comen ya 😇*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Mala ternyata emosi tingkat tinggi ya?!
2022-06-08
1
Lina Zascia Amandia
Ihhh ngeri juga Mala. Tahan emosi Mal, nanti malah kamu yg jd sakit.
2022-06-08
1
Author_Febrianis
🙏🙏🙏 telah terjadi kesalan gak bisa up padahal sudah di tulis 😭😭😭
2022-05-16
1