"Salah Paham Berujung Tragis"

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?"bentak abi Aziz yang entah angin apa yang membawa sang abi ke kamar Mala.

...Dengan gerbakan pintu dan teriakan sang Abi, membuat kakak-beradik itu terkejut luar biasa. Perasan seperti maling yang ketahuan mencuri, hal itu yang dirasakan Azzam. Berbeda dengan Mala yang perasaannya biasa-biasa saja, toh yang datang hanya abi Aziz. Ayahnya abang Azzam, seperti itulah pikir Mala....

...Mala hanya terkejut karna suara keras dari pintu dan teriakan abi Aziz saja, setelah tau siapa pelakunya. Mala menjadi santai....

"Kita gak ngelakuin apa-apa ko, Bi,"jelas Azzam, sambil menunduk. Dia sangat takut kepada sang abi yang mengira bukan-bukan, karna nampak sekali kilatan kemarahan dari sorot mata abinya.

"Tidak melakukan apa-apa ya?"

...Jawaban penuh penekanan yang dilontarkan abi Aziz membuat nyali Azzam memciut....

...Abi Aziz mendekat kearah dua anak insan tersebut dan mencekram kuat kerah baju koko yang Azzam kenakan, membuat Mala mencekal tangan abinya....

"Apa yang Abi lakukan? "tanya Mala dengan sorot mata tidak terima akan kelakuan sang abi tersebut.

...Kuatnya cengraman tangan Mala, membuat Aziz melepaskan cengraman tangannya dari Azzam. Karna Aziz tahu Mala akan membalas balik perbutan yang dilakukan kepadanya, kalau saja dia nekat menyakiti putra kandungnya tersebut....

"Apa yang kalian lakukan?"

...Pertanyaan itu diulangi lagi oleh Aziz, sambil menatap putranya seolah ditujukan langsung kepada Azzam tanpa melihat adanya Mala disana....

...Azzam hanya mampu menunduk, tidak berani menatap sang Abi. Seolah-olah, lidahnya kelu untuk mengucapkan kata....

"Kami hanya berbicara dari hati kehati, Bi"jelas Mala.

...Aziz terenyum sinis menanggapi ucapan Mala....

"Berbicara, dari hati kehati?" ejek Aziz.

"Iya, Bi! tidak lebih,"jawab Mala dengan dingin. Seolah-olah, dia tau abi Aziz memiliki pikiran yang kotor. Terhadap dirinya dan sang abang.

"Berdua-duaan seorang laki-laki dan perempuan maka ketiganya adalah setan,"ujar Aziz sambil menatap tajam putranya.

...Azzam hanya menggeleng, menanggapi apa yang diucapkan sang abi....

"Iya, Kami berdua-duaan dan Abi datang menjadi orang ketiganya,"balas Mala.

...Mendegar ucapan tersebut, mampu membuat Aziz menatap gadis itu dengan tajam. Seakan-akan ingin menguliti Mala hidup-hidup....

"Jadi maksudmu, aku setan?" sanggah Aziz.

"Itu kata Abi, bukan kataku,"balas Mala sengit.

...Aziz tediam, untuk beberapa sesaat. Dia baru tersadar, akan kata jebakan yang Mala buat. Aziz tahu betul, bagaimana berangai gadis tersebut. ...

...Mala seperti cermin yang memantulkan bayangan orang yang berhadapan dengannya. Jika orang itu baik, maka Mala pun menjadi baik. Namun begitu juga sebaliknya, kalau orang itu berlaku jahat, maka Mala juga akan melakukan hal yang sama....

...Aziz berfikir sejenak bagaimana mengadapi gadis didepanya ini....

...Salah berbicara, maka akan masuk kejurang kehancuran. Hal itu yang ada dipikiran Aziz, dia tidak mau terjebak akan kata-kata yang dikeluarkan oleh mulut Mala. Sebab hanya akan melihatkan seberapa rendahnya derajatnya dirinya didepan gadis itu....

...Aziz menghirup udara seabanyak yang dia mampu. Mengganti udara yang tadi tercemar menjadi udara yang baru....

"Apa yang kalian bicarakan? "tanya Aziz sambil menatap wajah mereka bergantian, seolah-olah dia perlu kepastian.

"Mala ingin menikah, Bi!"jawaban Mala yang dia tahu seperti apa reaksi Abinya setelah mendengar ucapannya tersebut.

...Bagaikan bom nuklir, yang menghancurkan Hirosima. Ketika perang dunia, seperti itulah perasaan abi Aziz, beliau syok berat. ...

...Aziz terus mengelus dadanya, sambil beristigfar. Dirinya takut, nanti terkena serangan jantung mendadak....

"Kalian pasti berzina, iyakan?"tanya Aziz dengan emosi yang sudah di ubun-ubun.

...Mendengar tuduhan abi Aziz, Mala dan Azzam langsung menggeleng secara bersamaan....

...Mala sangat geram dengan sang Abi, yang berbicara seenak jidat saja. Tanpa berfikir, mungkin isi otaknya yang memang sudah heng. Karena sudah tua pikir Mala....

Brukkk ... .

...Suara benda jatuh menggagetkan mereka bertiga, sontak melihat kearah suara itu berasal. Teryata sang Nenek yang tumbang didepan pintu kamar....

"Nekkk, "teriak Mala dan Azzam kompak.

"Ibu,"teriak Aziz, yang melihat sang Mertua terbaring tak berdaya dilantai. Membuat Aziz segera melangkahmenghampiri perempuan tua itu.

...Dia menggangkat kepala Nenek Aisyah dan menepuk pelan pipi wanita tua itu....

"Ibu, bangun Bu!"lrih Aziz.

"Ini semua karna ulah kamu Mala, dasar anak pembawa sial,"maki Aziz sambil menatap Mala dengan penuh kebencian.

"Azzam, bantu abi membawa Nenekmu kerumah sakit. Sepertinya darah tingginya kambuh!"perintah abi Aziz yang mendapat anggukkan oleh Azzam.

"Nanti setelah Nenek kalian baik, Abi akan buat perhitungan dengan kalian!"ancam Aziz yang mengendong sang Ibu mertua, menuju pintu keluar dan disusul oleh putranya Azzam.

...Namun Azzam berbalik badan dan menatap Mala....

"Dek,"lirih Azzam sambil menatap sendu wajah sang Adik.

Sebelum dia pergi menyusul sang abi ia inggin menguatkan sang adik yang nanti akan menerima hukuman dari abinya.

Mala tersenyum dan mengganguk seolah paham akan apa yang disampaikan oleh abangnya itu.

"Azzam...."

Teriak abinya dari luar yang membuat Azzam segerah melangkahkan kaki mendekati sang abi.

Setelah mobil yang ditumpangi oleh abi Aziz pergi meninggalkan rumah membawa sang Nenek yang mungkin syok karna mendegar apa yang Mala ucapkan membuat hati Mala merasa miris.

Keyakinannya akan menikah semakin kuat karna ia tak inggin terus menyusahkan orang-orang disekitarnya.

Setelah mobil abi Aziz menghilang dari penglihatan Mala menutup pintu dan masuk kedalam rumah ia menuju kamarnya ia seakan telah memperkuat keyakinannya kalau menikah adalah solusi dalam hidupnya yang akan membuat dia membebaskan beban dirinya dari orang yang disayangi.

.

.

.

Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari tapi dari setelah kejadian tadi mata Mala seakan tidak mau terpejamkan ia memutuskan mengambil wudhu dan melaksanakan shalat tahajud supaya hati dan pikirkannya tenang.

Samar-samar terdengar suara azan subuh yang menandakan shalat yang akan didirikan terdengar dari balik kamar gadis manis itu.

Mala yang ternyata ketiduran diatas sajadah setelah shalat tahajud pun segera bangun untuk mengambil air wudhu ia inggin cepat melaksanakan shalat subuh.

Setelah shalat subuh Mala langsung mandi dan mengemas barang-barangnya ia akan melaksanakan tujuan hidupnya yang sudah direncanakan sebelumnya ia telah yakin seyakinnya.

...***...

Waktu telah mengarahakan pukul 09.20 tapi tidak ada kabar sama sekali dari sang Nenek yang membuat Mala tidak tenang entah apa yang terjadi dengan perempuan yang disayanginya tersebut membuat Mala menjadi merasa bersalah dibuatnya.

"Maafkan Mala nek yang harus pergi tanpa pamit kepada Nenek" batin Mala.

Baru beberapa langkah Mala menjauh dari pintu kamarnya terdengar suara telpon rumah berdering nyaring.

"Kring... "

"Kring.."

Mala menggangkat telpon tersebut yang ternyata penelponnya adalah umi Azzahra.

"Halo..." sapa Mala

"Mala..." lirih umi Azzahra.

"Assalamualaikum umi." salam Mala.

Yang hanya ditanggapi dengan suara tanggis sang umi Azzahra.

"Ada apa umi?"

Tanya Mala penasaran kenapa uminya menelpon sambil menagis pikir Mala.

"Nenekmu meninggal Mala..."

Teriak abi Aziz dari seberang sana yang kesal melihat sang istri seakan tidak mau berbicara.

"Deg...."

Jantung Mala seakan mau berhenti mendengar tiga kata yang keluar dari mulut abinya tesebut.

"Tidak mungkin"

Mala menggelengkan kepala tidak percaya akan apa yang baru ia dengar.

...***...

Bagaikan petir menyambar bumi semuanya begitu cepat terjadi baru saja rasanya Mala mendengar kabar sang Nenek meninggal sekarang ia pun melihat sang Nenek dikebumikan masuk kedalam liang lahat.

Ketika umi Azzahra menelpon tadi ternyata sang Nenek telah dibandikan dan dishalatkan tinggal menunggu penggali kuburnya mengabari kalau telah selesi menggali kubur maka sang Nenek akan langsung dikebumikan.

...***...

Disinilah Mala diatas pusaran tanah makam sang Nenek yang tanpa pernah terbayangkan olehnya pergi begitu cepat.

Rasanya baru kemarin ia lulus sekolah dan untuk pertama kalinya bertemu dengan sang Nenek yang telah lama tidak ia jumpai.

Itulah kematian tidak pernah permisi ketika datang ia merenggut siapa yang sudah waktunya menemui pemilik kehidupan.

Jaga lisan dan prilakumu karna besok adalah Rahasia Ilahi.

Hal yang memberatkan Manusia adalah kesalahannya kepada Manusia.

Lidah memang tidak bertulang tapi tajamnya melebihi mata pisau.

Aku menunggumu Nur...

.

.

.

...bersambung......

jeng-jeng siapa kira-kira yang menunggu????

😏😏😏

*setelah baca wajib like and comen ya 😇*

Terpopuler

Comments

Imarin

Imarin

mampir baca..

2022-07-21

1

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Neneknya Mala sakit jantung kali ya?

2022-04-14

2

lihat semua
Episodes
1 "Cap Anak Durhaka"
2 "Mengadulah Kepada Sang Pemilik Kehidupan"
3 "Sedang Merenung Bukan Melamun"
4 "Mala Ingin Menikah"
5 "Salah Paham Berujung Tragis"
6 POV Nur Mala Sari
7 "Ko tiba-tiba jadi baik ya? "
8 "Sunat diam-diam menikah terang-terangan "
9 "Kumpul keluarga bikin sesek jiwa raga"
10 "Peninggalan sang kakek Ibrahim"
11 "Esakusi calon pengantin"
12 "Perceraian bukan pilihan tapi jalan keluar"
13 "Hari yang ditunggu telah tiba"
14 "konflik rumah tangga dimulai"
15 "Jadilah juru pakir"
16 "Ternyata salah paham"
17 "Menantu luar biasa pilihan sang putra"
18 "Malam pertama pengantin"
19 "Adanya Penggangu"
20 "Kembali pulang"
21 POV Satria Putra Permata
22 "Kedatangan calon PELAKOR"
23 Salah paham berakhir diranjang
24 Akhirnya Terjadi
25 Memulai Hari Baru
26 Mencari Modal Usaha Baru
27 Kedatang Bapak dan Suci
28 Mencoba Berusaha Demi Cinta
29 Kabar Duka Keluarga Permata
30 Tempat Terakhir Seorang Hamba
31 Pertemuan Mertua Dan Menantu
32 Menyambut Kepulangan Yang Terkasih
33 Ujian Baru
34 Pulang Kerumah Jadi Masalah
35 Alasan Mala
36 Bertemu Umi Azzahra
37 Di Kampus Bikin Mampus
38 Mengenang Yang Telah Pergi
39 Kedatangan Satria
40 Cemburu Pakai Saringan
41 Siapa yang Marah, Dia yang Rugi
42 Pulang Kerumah Bikin Nangis
43 Macam-Macam Zinah
44 Sakit Hati, Bisa Menjadi Dendam
45 Salah Paham, Bikin Meradang
46 Siapa yang Minta, Siapa yang Marah.
47 Ada Apa, Dengan Diriku?
48 Tamu Tidak Dikenali
49 Pov Ikbal Satiawan
50 Siapakah Lelaki Itu?
51 Cap Anak Haram
52 Kedatangan Papi Ikbal
53 Bertemu Dengan Yang Selalu Dirindu
54 Kabar Bahagia dan Gembira
55 Kabar Kehamilan Mala
56 Allahu Robbul Allamin
57 Kedatangan Marcel dan Elissa
58 Mala Sakit
59 Kabar Duka keluarga Peramata
60 Mengurai Masalah
61 Mengurai masalah lagi
62 Pulang Kerumah Impian
63 Meminta Suci jadi pendamping
64 Meminta Suci menjadi Madu
65 Meminang Suci dan Umi
66 Bertemu Marcel
67 Hasil tes DNA
68 Mengungkap rahasia
69 Kepulangan Marissa dan Ikbal
70 Mencari jalan keluar
71 Pertemuan tidak terduga
72 Mengungkap Takdir
73 Berusaha dan Berdoa
74 Berobat dan Mengobati
75 Diskusi Ala Pengejar Cinta Robb
76 Memulai aksi pemusnahan.
77 Berjalan Sesuai Rencana
78 Menjadi Orang Lain
79 Mengaku atau Diusir
80 Mencoba Mengungkap Rahasia.
81 Musuh Yang Sebenarnya
82 Alasan Sebenarnya.
83 Tes DNA
84 Dokter multi-fungsi
85 Healing Ala Satria
86 Salah Paham Saja
87 Sok Kenal Dan Akrab
88 Mengulang Malam Pertama
89 Merajut Asa Kembali
90 Kembali Kedunia Nyata
91 Berusaha Demi Orang Tercinta
92 Berusaha Menjadi Suami Siaga
93 Menjadi Manusia Yang Lebih Baik
94 Pernikahan Yang Penuh Drama
95 Sang Pengacau
96 Lewati Saja Dengan Senyuman
97 Malang Tidak Berbau
98 Salah Maksud
99 Ada Istilah Yang Luar Binasa
100 Terima Nasib
101 Berserah Diri Kepada Ilahi
102 Permintaan Mala
103 Bertemu Abi Aziz
104 Memiliki Masalah Hidup
105 Mencoba Berdamai
106 Rencana Operasi
107 Hari Menegangkan
108 Hasil Yang Ditunggu
109 Nasehat Untuk Diingat
110 Janji Adalah Hutang
111 Meminta Penjelasan
112 Ternyata Seperti Itu
113 Pernah Terucap
114 Asal Usul
115 Masa Indah Kehamilan
116 Pilih Kasih Ternyata Menyakitkan
117 POV SATRIA PUTUS ASA
118 Tamu Tidak Diundang
119 Sebuah Tragedi
120 Semuanya Ada Proses
121 Masa Sulit
122 Diuji Terus
123 Berusahalah
124 Bukan Berbohong
125 Tasyakur dan Tasmiyah
126 Menjadi Orang Tua
127 Kepulangan Suci (Sulastri)
128 Yang Berubah Bikin Resah.
129 Janji Yang Pernah Diucap.
130 Meninggalkan Tanda Tanya
131 Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
132 Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
133 Sunat Untuk Anak Perempuan
134 Dokter Anatasya
135 Cemburu Adalah Bumbu Cinta
136 Aqiqah Dan Khitan
137 Pinangan Tanpa Sengaja
138 Bahagia Datang Bersama Duka.
139 Hadiah Laknat.
140 Balon KB
141 Bahagia Itu Sederhana
142 Menyenangkan Hati suami
143 Tamu Adalah Raja.
144 Teledor Bikin Nangis
145 Wanita Adalah Makhluk Sensitif.
146 Permintaan Yang sulit.
147 Berita Duka.
148 Hidup Dan Mati Siapa Yang Tahu
149 Kehilangan
150 Menjenguk Umi.
151 Depresi Atau Kesurupan
152 Mencoba Menjalani
153 Bantuan Dari Saudara
154 Musabah Diri.
155 Cerita Baru.
156 Permintaan Mala
157 Pernikahan Suci Dan Satria
158 Malam Pertama
159 Kemarahan Umi
160 Konflik Rumah Tangga Baru
161 Kedatangan Sang Pemecah Masalah
Episodes

Updated 161 Episodes

1
"Cap Anak Durhaka"
2
"Mengadulah Kepada Sang Pemilik Kehidupan"
3
"Sedang Merenung Bukan Melamun"
4
"Mala Ingin Menikah"
5
"Salah Paham Berujung Tragis"
6
POV Nur Mala Sari
7
"Ko tiba-tiba jadi baik ya? "
8
"Sunat diam-diam menikah terang-terangan "
9
"Kumpul keluarga bikin sesek jiwa raga"
10
"Peninggalan sang kakek Ibrahim"
11
"Esakusi calon pengantin"
12
"Perceraian bukan pilihan tapi jalan keluar"
13
"Hari yang ditunggu telah tiba"
14
"konflik rumah tangga dimulai"
15
"Jadilah juru pakir"
16
"Ternyata salah paham"
17
"Menantu luar biasa pilihan sang putra"
18
"Malam pertama pengantin"
19
"Adanya Penggangu"
20
"Kembali pulang"
21
POV Satria Putra Permata
22
"Kedatangan calon PELAKOR"
23
Salah paham berakhir diranjang
24
Akhirnya Terjadi
25
Memulai Hari Baru
26
Mencari Modal Usaha Baru
27
Kedatang Bapak dan Suci
28
Mencoba Berusaha Demi Cinta
29
Kabar Duka Keluarga Permata
30
Tempat Terakhir Seorang Hamba
31
Pertemuan Mertua Dan Menantu
32
Menyambut Kepulangan Yang Terkasih
33
Ujian Baru
34
Pulang Kerumah Jadi Masalah
35
Alasan Mala
36
Bertemu Umi Azzahra
37
Di Kampus Bikin Mampus
38
Mengenang Yang Telah Pergi
39
Kedatangan Satria
40
Cemburu Pakai Saringan
41
Siapa yang Marah, Dia yang Rugi
42
Pulang Kerumah Bikin Nangis
43
Macam-Macam Zinah
44
Sakit Hati, Bisa Menjadi Dendam
45
Salah Paham, Bikin Meradang
46
Siapa yang Minta, Siapa yang Marah.
47
Ada Apa, Dengan Diriku?
48
Tamu Tidak Dikenali
49
Pov Ikbal Satiawan
50
Siapakah Lelaki Itu?
51
Cap Anak Haram
52
Kedatangan Papi Ikbal
53
Bertemu Dengan Yang Selalu Dirindu
54
Kabar Bahagia dan Gembira
55
Kabar Kehamilan Mala
56
Allahu Robbul Allamin
57
Kedatangan Marcel dan Elissa
58
Mala Sakit
59
Kabar Duka keluarga Peramata
60
Mengurai Masalah
61
Mengurai masalah lagi
62
Pulang Kerumah Impian
63
Meminta Suci jadi pendamping
64
Meminta Suci menjadi Madu
65
Meminang Suci dan Umi
66
Bertemu Marcel
67
Hasil tes DNA
68
Mengungkap rahasia
69
Kepulangan Marissa dan Ikbal
70
Mencari jalan keluar
71
Pertemuan tidak terduga
72
Mengungkap Takdir
73
Berusaha dan Berdoa
74
Berobat dan Mengobati
75
Diskusi Ala Pengejar Cinta Robb
76
Memulai aksi pemusnahan.
77
Berjalan Sesuai Rencana
78
Menjadi Orang Lain
79
Mengaku atau Diusir
80
Mencoba Mengungkap Rahasia.
81
Musuh Yang Sebenarnya
82
Alasan Sebenarnya.
83
Tes DNA
84
Dokter multi-fungsi
85
Healing Ala Satria
86
Salah Paham Saja
87
Sok Kenal Dan Akrab
88
Mengulang Malam Pertama
89
Merajut Asa Kembali
90
Kembali Kedunia Nyata
91
Berusaha Demi Orang Tercinta
92
Berusaha Menjadi Suami Siaga
93
Menjadi Manusia Yang Lebih Baik
94
Pernikahan Yang Penuh Drama
95
Sang Pengacau
96
Lewati Saja Dengan Senyuman
97
Malang Tidak Berbau
98
Salah Maksud
99
Ada Istilah Yang Luar Binasa
100
Terima Nasib
101
Berserah Diri Kepada Ilahi
102
Permintaan Mala
103
Bertemu Abi Aziz
104
Memiliki Masalah Hidup
105
Mencoba Berdamai
106
Rencana Operasi
107
Hari Menegangkan
108
Hasil Yang Ditunggu
109
Nasehat Untuk Diingat
110
Janji Adalah Hutang
111
Meminta Penjelasan
112
Ternyata Seperti Itu
113
Pernah Terucap
114
Asal Usul
115
Masa Indah Kehamilan
116
Pilih Kasih Ternyata Menyakitkan
117
POV SATRIA PUTUS ASA
118
Tamu Tidak Diundang
119
Sebuah Tragedi
120
Semuanya Ada Proses
121
Masa Sulit
122
Diuji Terus
123
Berusahalah
124
Bukan Berbohong
125
Tasyakur dan Tasmiyah
126
Menjadi Orang Tua
127
Kepulangan Suci (Sulastri)
128
Yang Berubah Bikin Resah.
129
Janji Yang Pernah Diucap.
130
Meninggalkan Tanda Tanya
131
Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
132
Berpikir Dulu Sebelum Bertindak
133
Sunat Untuk Anak Perempuan
134
Dokter Anatasya
135
Cemburu Adalah Bumbu Cinta
136
Aqiqah Dan Khitan
137
Pinangan Tanpa Sengaja
138
Bahagia Datang Bersama Duka.
139
Hadiah Laknat.
140
Balon KB
141
Bahagia Itu Sederhana
142
Menyenangkan Hati suami
143
Tamu Adalah Raja.
144
Teledor Bikin Nangis
145
Wanita Adalah Makhluk Sensitif.
146
Permintaan Yang sulit.
147
Berita Duka.
148
Hidup Dan Mati Siapa Yang Tahu
149
Kehilangan
150
Menjenguk Umi.
151
Depresi Atau Kesurupan
152
Mencoba Menjalani
153
Bantuan Dari Saudara
154
Musabah Diri.
155
Cerita Baru.
156
Permintaan Mala
157
Pernikahan Suci Dan Satria
158
Malam Pertama
159
Kemarahan Umi
160
Konflik Rumah Tangga Baru
161
Kedatangan Sang Pemecah Masalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!