ancaman

Tak butuh lama, Reina tiba di gangan yang menuju ke rumahnya..

"Terimakasih ya mas, maaf sudah merepotkan" kata Reina sembari memberikan uangnke ojol.

"Sama sama mbak, tapi ini terlalu banyak mbak uangnya" kaya sang ojol.

"Tak apa mas, ambil aja" kata Reina buru buru meninggalkan si ojol.

Reina bergegas masuk ke dalam gang, dan mengayunkan langkahnya lebih ceat lagi.

Disisi lain, Marko terus mengamati Reina dengan senyum smirknya.

"Kamu masih dalam genggamanku Reina, kamu tambang emas ku, juga tambang kenikmatanku" batin Marko.

"Maju, dan tunggu di depan gang" ucap Marko ke temannya Roni.

"Bos, dalam busana tertutup saja Sekar terlihat menggoda bos, apa lagi jika eghmm eghmm" kata Roni sambil menatap Reina yang berjalan masuk ke dalam gang.

"Ehhh jaga omongan loe ya, meski begitu loe jangan pernah macem macem sama dia... Ngerti loe!!!" Kata Marko emosi mencengkeram baju Roni.

"Ahh maaf maaf... Kenapa si kalau sama doi loe terlihat posesif, doi kan sama aja sama kaya gebdis, bunga" ucap Roni heran.

Marko hanya diam, enggan menjawab pertanyaan Roni.

Satu jam telah berlalu, namun belum terlihat juga Reina muncul dari dalam gang.

Maeko sedari tadi sudah terus melihat ke arah jam tangannya juga ke arah dalam gang

"Sial kenapa lama sekali si!!" Kata Marko.

Marko segera keluar dari dalam mobilnya. Baru beberapa langkah sudah terlihat Reina berjalan ke arahnya.

Marko bergegas menghampiri Reina dan menyeret Reina untuk segera masuk kedalam mobilnya.

Di dalam mobil..

"Jalan!!!" Bentak Marko.

Roni pun melajujan mobilnya.

"Kenapa lama hah!!! Pelanggan sedari tadi sudah nunggu tau ga!!" Kata Marko.

Reina hanya diam menatap kearah luar jendela, dia enggan menanggapi Marko.

Merasa di abaikan, Marko menatap ke arah Iren, terlihat wajah Reina yang terlihat menentang dirinya.

"Hehh, semakin kesini loe semakin berani ya!!!" Kata Marko sambil mencengkeram rahang Reina.

"Mau loe apa haah!" Tanya Marko mendekatkan wajahnya ke wajah Reina.

"Lepasin gue!!" Bentak Reina dengan wajah datarnya.

"Loe benar benar mulai memberontak ya!!!" Kata Marko lagi yang tanpa aba aba mencium bi**r Reina.

Reina langsung mengigit bi**r Marko.

Plak..

"Argghh sialan" kata Marko yang mengusap darah mengalir di bibirnya.

Reina hanya mengusap pipinya yang terasa panas. Tanpa di sadari air matanya turun mengalir.

"Kenapa ga loe bunuh aja gue!!!" Kata Reina.

"Hahaha bunuh loe!! Ehhh loe itu tambang emas gue dan nyokap... Loe juga sebagai lampiasan gue kalau gue ga bisa dapetin dari pacar gue. Loe itu sumber segalanya buat keuntungan gue tau ga!!! Gue ga maulah keheilangan itu.. Trus loe pikir, dengan loe mati bakal berubah gitu siapa diri loe.. Inget ya, loe itu pe***ur jadi ga usah soka sokan mau berhenti dehh, sampai kapanpun juga bakal begitu, bahkan matipun juga begitu.." kata Marko.

"Seenggaknya gue lepas dari loe loe semua!!!" Bentak Reina.

"Heehhh inget ya, sekali aja loe macam macam. Inget nyawa nenek loe ada di tangan loe.. inget itu!!! Ahhh dan satu lagi, video mesum loe sama pelanggan pelanggan loe juga bakal gue sebar hahahahaha" kata Marko.

"Ba****an loe Marko" bentak Reina dan memukul Marko.

Dan Marko hanya tertawa.

#####

"Haii bro, gimana keadaan kamu??" Tanya Anton setelah melihat Adnan tengah memainkan ponselnya.

"Yaa begini, masih lemes aja.." jawab Adnan meletakkan ponselnya di meja samping tempat ia berbaring.

"Kemana emak dan bi Asih??" Tanya Anton.

"Emak pulang dari pagi, kalau bi Asih tadi oamitnya ke mushola" jawab Adnan.

"Kamu dah sholat?? Mau aku bantu?" Tawar Anton yang tau kebiasan bos sekaligus sahabatnya itu.

"Udah kok, tadi udah tayamum" jawab Adnan.

"Ehh Putri kemana?? Bentar" kata Anton yang teringat dengan Putri.

"Ehhh Put, kenapa ga langsung masuk aja?? Ayo masuk" kata Anton saat melihat Putri hanya duduk di luar kamar.

"Ahh iya pak" jawab Putri.

"Ini dah di luar jam kerja, jangan panggil pak.." kata Anton

Putri hanya tersenyum.

"Hai Nan, ini ada buah. Gimana keadaan kamu sekarang?" Tanya Putri.

" Alhamdulillah Put, udah lebih baik, tinggal lemes aja ini. Terimakasih ya, harusnya ga usah repot repot." Kata Adnan.

"Sejak kapan kamu beli ini Put?" Tanya Anton.

"Hehehe tadi saya sempat beli di masjid yang tadi kita sempat berhenti pak, saya lihat ada yang menjual parcelan buah begini" kata Putri.

"Ohhh" jawab Anton.

Mereka bertiga pun mengobrol ringan meski sesekali diselipi membahas pekerjaan mereka.

Benerapa kali Putri menatap dalam Adnan, dan Anton menyadari itu meski dia berpura pura tidak melihatnya.

"Andai dulu aku menerima sinyal perasaanmu Nan, aku mungkin sekarang sudah bahagia bersamamu" batin Putri.

Tok tok..

"Assalamualikum, ehh Anton, kamu dah pulang nak" sapa emak masuk kedalam kamar disusul abah dan bi Asih.

"Maaf mas Adnan, bibi lama, tadi cari makanan dulu ehh malah ketemu sama emak dan abah" kata bi Asih.

"Gapapa bi, ada Anton dan Putri." Kata Adnan.

"Apa yang kamu rasakan sekarang Adnan" tanya abah.

"Tinggal lemes aja abah," jawab Adnan.

Tok... Tok..

"Permisi, mau antar makan malam dan obat. Mas Adnan di habiskan ya, jangan lupa di minum obatnya" kata suster yang tiba tiba datang.

"Baik suster, terimakasih" jawab Adnan tersenyum.

"Nanti sekitar jam 7, akan ada dokter yang visit ya.. saya permisi" kata suster.

"Ya suster" jawab Adnan.

"Sini emak bantuin" kata emak sigap mengambilkan nampan yang berisi bubur dan beberapa lauknya.

"Adnan bisa makan sendiri mak" jawab Adnan sambil memposisikan dirinya untuk duduk.

"Ya udah, ini" kata emak memberikan mangkok buburnya yang sudah emak tambah dengan sayur dan lauk.

"Ye terimakasih ya mak, aku makan ya" kata Adnan.

Setelah berdoa, Adnanpun memakan isi mangkok tersebut.

"Emmm, Nan, aku pamit ya," kata Putri.

"Ohh iya, makasih ya Put" jawab Adnan.

" Aku antar, kamu tadi datang sama aku. Jadi biar aku antar" ajak Anton.

"Ga usah, ga perlu.. Nanti aku bisa pesan taksi" tolak Putri.

"Tidak apa apa, aku sekalian pulang bersih bersih. Yuukk" paksa Anton.

"Mak, Anton pulang dulu ya, Abah, bibi" pamit Anton.

"Hati hati ya nak, kamu istirahat aja dulu. Baru nanti kesini lagi gantiin bi Asih kasihan" kata emak.

"Siap mak" jawab Anton.

"Saya permisi dulu" pamit Putri.

Anton dan Putripun berjalan beriringan menuju ke tempat parkir dimana mobil Anton terparkir.

"Ayoo" kata Anton sembari memasuki mobilnya.

"Aku naik taksi aja ya" kata Putri membungkuk.

"Udah ayok" paksa Anton.

Putri akhirnyapun masuk kedalam mobil Anton, melihat Putri sudah siap, Antonpun menjalankan mobolnya perlahan.

"Kamu suka sama Adnan??" Tanya Anton setelah membayar biaya parkir.

"Haahh,. Emm ti...tidak" jawab Putri terlihat bingung.

"Ga usah bohong, kelihatan kok" jawab Anton tersenyum.

"Emmm hanya menyesali aja, kenapa dulu aku tidak merespon perasaan Adnan kepada ku" jawab Putri

"Menyesal, setelah kamu tau Adnan kini bergelimangan harta gitu??" Jawab Anton tanpa menoleh kearah Putri.

"Maksud kamu??" Tanya Putri terkejut dengan kata kata Anton.

"Aku hanya menebak saja, aku kenal dengan Adnan bukan hanya hitungan satu atau dua tahun saja. Aku kenal dia, sejak awal dia menginjakkan kakinya di kota besar ini. Jadi aku tau semua masa lalu dia, masa sulit dia" jawab Anton.

"Jadi, jika kamu menaruh hati hanya karena hartanya. Aku peringatkan kamu, jangan coba coba memanfaatkan dia." Kata Anton.

"Kenapa kamu berfikir begitu kepada ku?? Apakah aku terlihat seperti itu??"tanya Putri kesal.

"Itu yang tau hanya kamu, aku hanya mengingatkan saja" jawab Anton enteng.

Selanjutnya hanya ada keheningan selama perjalan menuju ke apartemen Putri.

Setelah turun dari mobil, Putr mengamati mobil Anton pergi menjauh.

"Argghhh sial kamu Ton... Aku ga takut sama ancaman kamu. Bagaimanapun caranya aku akan mendapatkan kembali adnan." Kata Putri

Putripun langsung masuk kedalam gedung apartemennya dan menuju ke unitnya di lantai 3.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!